Jurnal Salep Mata Dapid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF GENTAMISIN Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Indralaya Email : [email protected]



ABSTRAK Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata yang mengandung dasar salep yang cocok. Pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan obat sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, dan hasil akhir dimasukkan secara aseptis dalam tube steril. Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok. Sediaan salep mata yang baik berupa lolos pengujian yang dilakukan. Sediaan salep mata steril selain lulus uji sterilitas, harus lulus uji pH, uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, uji daya proteksi, uji daya cuci, uji stabilitas, uji extrudability, dan uji heating cooling. Dasar salep pilihan untuk suatu salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan bahan obat berdifusi ke seluruh mata yang telah dibasahi oleh cairan mata. Dasar salep yang digunakan sebagai dasar salep harus bertitik lebur atau titik melumer mendekati suhu tubuh. Formulasi salep mata yang dibuat menggunakan gentamisin sebagai bahan aktif dan zat tambahan (eksipien) yang cocok. Analisis sediaan perlu dilakukan setela dilakukan pengujian untuk memastikan kualitas sediaan. Kata lunci : Salep, salep mata, analisis sediaan, gentamisin, steril



1|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



PENDAHULUAN



Salep adalah gel dengan perubahan



pembuatan salep antiseptik harus memiliki



bentuk plastis yang ditentukan untuk



kemampuan untuk meresap ke dalam kulit



penerapan pada kulit sehat, sakit atau



dan melepask (Ansel, 1989).



terluka atau pada selaput lendir (hidung, mata). Salep pada pokoknya berlaku untuk terapi



lokal. Ditambahkan



pula oleh



Menurut jenis distribusi bahan obat dalam medium penyangganya, maka salep



Jenkins et al, salep biasanya mengandung



dibedakan



obat-obatan yang dipakai di luar tubuh dan



suspensi, dan salep emulsi. Salep larutan



memiliki konsistensi yang kuat yang jika



dan salep suspensi berbeda, tergantung



dioleskan pada kulit akan melunak dan



pada sifat kelarutan dari bahan obat terlarut



membentuk lapisan di atas kulit. Proporsi



atau tersuspensi dalam dasar salep.



bahan dalam sediaan salep dapat berubah-



Salep



ubah untuk mempertahankan konsistensi,



penambahan



sedangkan



dinyatakan sebagai salep emulsi (Voigt,



proporsi



bahan



aktif



di



dalamnya tidak berubah (Voigt, 1994). Pemakaian



salep



mengandung emulgator



larutan,



air



salep



dengan



secara



umum



1994).



untuk



Salep emulsi terdiri atas dua jenis



daerah topikal yang diperuntukkan sebagai



yaitu jenis minyak dalam air (o/w) dan



protektan, antiseptik, emolien, antipruritik,



jenis air dalam minyak (w/o). Dasar salep



keratolitik, dan astringents. Pemilihan



o/w memiliki keuntungan yaitu dapat



dasar salep yang tepat sangat penting



dicuci



untuk efektivitas fungsi yang diinginkan.



meninggalkan kesan lengket yang tidak



Untuk



sebagai



disukai, lebih dapat diterima sebagai dasar



protektan, maka dasar salep harus bersifat



sediaan kosmetika, dan umumnya cocok



melindungi kulit dari kelembaban, udara,



untuk sediaan salep obat. Dasar salep w/o



sinar



memiliki



salep



salep adalah



atas



yang



matahari,



dan



berfungsi



faktor



eksternal



lainnya. Salep antiseptik digunakan untuk membunuh



atau



dengan



air



keuntungan



sehingga



yaitu



tidak



stabilitas



emulsinya yang tinggi (Voigt, 1994).



menghambat



pertumbuhan bakteri. Seringkali infeksi



Salep dibuat dengan dua metode



oleh bakteri terjadi jauh di dalam lapisan



umum, yaitu pencampuran dan peleburan.



kulit, sehingga dasar salep untuk



Dalam metode pencampuran, komponen



2|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



dari salep dicampur bersama-sama sampai



salep disterilkan dengan cara yang cocok



sediaan



(Depkes RI, 1979).



yang



homogen



tercapai.



Pencampuran dicampur dalam sebuah lumpang



dengan



sebuah



untuk



Dasar salep pilihan untuk suatu



menggerus bahan bersama-sama. Dalam



salep mata harus tidak mengiritasi mata



metode peleburan, semua atau beberapa



dan harus memungkinkan bahan obat



komponen dari salep dicampurkan dengan



berdifusi ke seluruh mata yang telah



melebur bersama dan didinginkan dengan



dibasahi oleh cairan mata. Dasar salep



pengadukan



sampai



yang digunakan sebagai dasar salep harus



mengental. Komponen-komponen yang



bertitik lebur atau titik melumer mendekati



tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada



suhu tubuh ( Ansel, 1985).



yang



alu



konstan



campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk. Bahan-bahan yang



mudah



menguap



ditambahkan



Keuntungan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata



terakhir bila temperatur dari campuran



adalah



telah cukup rendah tidak menyebabkan



antara obat mata dengan mata. Beberapa



penguraian



atau



penguapan



penambahan



waktu



hubungan



dari



penelitian menunjukkan bahwa waktu



komponen. Dalam skala kecil, peleburan



kontak antara obat mata dengan mata pada



dapat dilakukan pada cawan porselen atau



salep mata, dua sampai empat kali lebih



gelas piala (Ansel, 1989).



besar dibandingkan larutan untuk mata.



Salep mata adalah salep steril



Salah



satu



kekurangan



bagi



bagi



untuk pengobatan mata yang mengandung



penggunaan bagi penggunaan salep mata



dasar



Pembuatan



adalah kaburnya pandangan yang terjadi



sediaan salep mata dilakukan dengan



begitu dasar salep mata meleleh dan



menambahkan bahan obat sebagai larutan



menyebar melalui lensa mata (Ansel,



steril



1985).



salep



atau



yang



cocok.



sebagai



serbuk



steril



termikronisasi pada dasar salep steril, dan hasil akhir dimasukkan secara aseptis dalam tube steril. Bahan obat dan dasar



3|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Praktikum



tube, didalam oven suhu 180 cc selama 30 menit. ini



dilaksanakan



Laboratorium Tekonologi



Farmasi



di Steril



1.



Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Sriwijaya,



Indralaya,



Sumatera



Praktikum



dilakukan



pada



Selatan.



tanggal



2.



5



September 2017.



3.



Alat bahan



4.



Pada praktikum pembuatan salep mata digunakan bahan gentamisin, adeps lanae, propilen glikol, dan vaselin flavum. Untuk alat yang digunakan berupa lumpang, pinset, alu, spatula, kaca arloji, tube salep, perkamen, sudip, oven, autoklaf



5. 6.



7. 8.



Formula sediaan 9. R/ Gentamisin 0,3% Propilen glikol 10% Adeps lanae 10 % Vaselin flavum Q.S Prosedur penelitian  Sterilisasi alat 1. Siapkan lumpang, alu, cawan, kaca arloji. 2. Lakukan sterilisasi ke dalam autoklaf selama 15 menit suhu 121 C lalu dimasukkan pinset, spatula, 4|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



 Pembuatan salep mata Siapkan alat dan bahan yang sudah disterilisasi. Timbang dan ukur bahan sesuai perhitungan. Vaselin flavum digerus di atas lumping. Masukkan ke dalam cawan penguap. Tutupi cawan penguap dengan aluminium foil. Lakukan sterilisasi basis dengan oven pada suhu 160 C selama 1 jam. Saring basis dengan kain baptis. Gerus gentamisin, propilen glikol dan adeps lanae. Tambahkan sedikit demi-sedikit pada basis salep.



Prosedur Analisis sediaan salep mata 1. UJi pH Uji dilakukan dengan menggunakan kertas pH dengan Indikator untuk rentang 1-14 atau dengan pH meter. 2. Organoleptis



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



3.



4.



5.



6.



Uji dilakukan dengan mengamati sediaan secara kualitatif meliputi warna, bau, tekstur dan lain-lain. Homogenitas Uji dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada kaca objek/ kaca transparan, pada ujung kaca ditarik dengan benang,amati ada butiran atau tidak pada sediaan. Uji Daya Lekat Uji dilakukan dengan cara mengoleskan salep pada kaca objek yang telah ditentukan luasnya dan diletakkan kaca objek lainnya pada bagian atasnya. Lalu diberi beban 20 gram selama 5 menit. Hitung waktu ketika objek gelas lepas. Uji Daya Sebar Uji dilakukan dengan cara meletakkan sediaan salep diatas kaca bulat diameter 15 cm ditimpa dengan kaca lainnya selama 1 menit. Ukur diameter salep. Uji Daya Proteksi Uji dilakukan dengan membasahi kertas saring dengan indicator pp dan keringkan, lalu dileskan sediaan salep. Kertas saring lainnya dibasahi dengan paraffin cair pada bagian ujungnya. Keras saring yang telah dioleskan salep dittempelkan dibawah kertas saring yang diberi batas dengan paraffin cair. Lalu dibasahi dengan NaOH 0,1 N. amati kertas saring yang telah dibasahi dengan indicator pp



HASIL DAN PEMBAHASAN



5|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



2017



setiap 15,30,45,60 detik, 3 dan 5 menit. 7. Uji Daya Cuci Uji dilakukan dengan mengoleskan sediaap salep pada telapak tangan, cuci dengan sejumlah volume air. Amati yang terjadi dan catat volume air yang terpakai pada buret. 8. Uji Stabilitas Uji dilakukan dengan penyimpanan selama delapan hari pada suhu kamar, sediaan salep diamati secara organoleptis. 9. Uji extrudability Uji ini dilakukan dengan cara sediaan dimasukan kedalam pengemas primer lalu diberi beban 500 , 750 gram , 1 dan 2 kg dengan menggunakan alat Ekstrusion Ring. Diukur banyak sediaan yang keluar pada waktu tertentu. Gunakan persamaan regresi, dimana x adalah waktu dan y adalah jumlah sediaan yang keluar ( mengukur volume). 10. Uji Heating Cooling Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh perbedaan pada setiap stabilitas sediaan salep. Dengan cara sediaan disimpan pada suhu 4°c dan 40°c secara bergantian selama 24 jam untuk 3 kali siklus penyimpanan diukur pH dan dan amati secara organoleptis serta amati kestabilan dari sediaan



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



1. Analisis Salep Mata a. Uji Organoleptis



warna F1 F2



Bau



Tekstur



Merah



Asam



Terang



Lemah



Merah



Asam



Pucat



Lemah



F3



Agak encer, Lembut Agak encer, Lembut



Tidak Merah Bata



F4 Merah Bata Dilakukan sediaan



pengujian salep



Berbau



Halus, Lembut



Tidak



Halus, Lembut, Agak



Berbau



Encer



organoleptis



mata



keempat



pada



tidak berbau, tekstur halus,lembut, dan agak



formula.



encer. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap



Didapatkan warna merah terang , bau asam



formula memiliki masing-masing warna, bau



lemah, tekstur agak encer, lembut untuk



dan tekstur yang berbeda-beda. Tentunya hal



formula 1, warna merah pucat, bau asam



ini dapat disebabkan karena pemilihan



lemah, tekstru agak encer, lembut untuk



eksipien dan komposisi nya yang berbeda



formula 2, warna merah bata, tidak berbau,



yang dapat mempengaruhi kualitas salep mata



tekstur halus dan lembut untuk formula 3



yang



diperoleh.



sedangkan untuk formula 4 warna merah bata, b. Uji Homogenitas Formula Homogenitas



Syarat



Sedikit partikel Sedikit partikel



F1



Tidak



F2



ada



partikel



F3



Tidak



F4



ada



Tidak



ada



butiran



partikel



Parameter



pengujian



uji



homogenitas



dipengaruhi oleh ukuran partikel dan bentuk



termasuk hal yang penting dalam analisa



partikel dengan syarat tidak ada butiran dalam



mutu



sediaan. Butiran



sediaan. Homogenitas



tentunya



6|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



yang besar dan bulat



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



menunjukkan sediaan salep tidak homogen .



homogenitas pada formula 1 dan formula 2



Hasil analisis yang diperoleh pada formula 1



tidak memenuhi syarat. Homogenitas pada



dan 2 didapatkan sedikit partikel sedangkan



salep mata formula 3 dan 4 lebih baik



pada formula 3 dan 4 didapatkan tidak ada



dibandingkan salep mata pada formula 1 dan



butiran. Hal ini menunjukkan bahwa



2.



c. Uji Heating Cooling Formula



Hasil salep



F1



Stabil



F2



Stabil



F3



Stabil



F4



Stabil



Syarat



Stabil



Pengujian heating cooling dilakukan dengan



harus stabil. Dari keempat formula, semua



meletakkan sedian dalam kulkas selama 24



formula stabil. Maka dapat disimpulkan



jam kemudian diletakkan pada suhu kamar



bahwa salep mata dari keempat formula



selama 24 jam. Syaratnya semua sediaan



memenuhi persyaratan heating cooling.



d. Uji Daya Proteksi Formula



Proteksi



Syarat



F1



Campur



Tidak terjadi



F2



Campur



percampuran



F3



Tidak campur



F4



Hampir campur



Untuk pengujian daya proteksi dilakukan



memiliki



dengan menguji salep dengan parafin liquid,



Sedangkan formula 1,2 dan 4 tidak memenuhi



NaOH dan indikator PP pada kertas saring.



syarat dan daya proteksinya tidak baik.



Hasilnya pada formula 1 dan 2 terjadi percampuran warna sedangkan pada formula 3 warna tidak bercampur dan pada formula 4 warna



hampir



tercampur.



Hal



ini



menunjukkan formula 3 memenuhi syarat dan e. Uji Sterilitas Formula Sterilitas



Syarat



7|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



daya



proteksi



yang



bagus.



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



Tidak



2017



ada



bakteri F1



Tidak



F2



bakteri



F3



Tidak



F4



bakteri



ada Steril ( tidak ada bakteri) ada



Tidak



ada



bakteri Pengujian



sterilitas



dilakukan



dengan



Dari keempat formula, semua formula tidak



meletakkan sedian dalam medium agar yang



terdapat bakteri atau steril. Maka dapat



di inkubasi selama 24 jam. Syaratnya semua



disimpulkan bahwa salep mata dari keempat



sediaan harus tidak terdapat bakteri atau steril.



formula memenuhi persyaratan uji sterilitas.



f. Uji Daya Cuci Formula Volume F1



23,4 mL



F2



22,8 mL



F3



35,5 mL



F4



25 mL



Syarat Kurang dari 50 mL



Pengujian daya cuci dilakukan menggunakan



keempat formula, semua formula memenuhi



buret sebagai wadah air untuk pembilas



syarat



sediaan



volume



dibawah 50 mL. Maka dapat disimpulkan



maksimal yang digunakan untuk membilas



bahwa salep mata dari keempat formula



sediaan harus kurang dari 50 mL. Dari



memenuhi persyaratan uji daya cuci.



salep



mata.



Syaratnya



g. Uji Daya Lekat Daya lekat I



II



III



F1



00.00.03



00.00.02



00.00.02



F2



00.00.02



00.00.01



00.00.01



F3



00.00.56



00.00.51



00.00.50



8|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



karena



volume



yang



digunakan



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



F4



00.00.57



00.00.58



2017



00.00.52



Pengujian daya lekat dilakukan menggunakan



memenuhi



kaca obyek dan anak timbangan sebagai



dibutuhkan sediaan untuk lepas dari kaca



pemberi



obyek.



obyek kurang dari 1 menit . Maka dapat



Syaratnya waktu untuk sediaan harus lepas



disimpulkan bahwa salep mata dari keempat



dari kaca obyek harus kurang dari 1 menit.



formula memenuhi persyaratan uji daya lekat.



beban



terhadap



kaca



syarat



karena



waktu



yang



Dari keempat formula, semua formula h. Uji Extrudability Extrudability 1,6 kg



1,7 kg



F1



1,2 cm



1,3 cm



F2



0,5 cm



1 cm



1,2 cm



F3



1 cm



1,2 cm



2 cm



F4



0,9 cm



1 cm



1,3 cm



Pengujian



extrudability



1,6 + 1,7 kg 1,9 cm



dilakukan



obyek kurang dari 1 menit . Maka dapat



menggunakan batu bata dengan beban 1,6 kg



disimpulkan bahwa salep mata dari keempat



dam 1,7 kg. Dari keempat formula, semua



formula memenuhi persyaratan uji daya



formula memenuhi syarat karena waktu yang



extrudability.



dibutuhkan sediaan untuk lepas dari kaca h. Uji Daya Sebar Formula



Uji Daya Sebar Sebelum



10 gram



20 gram



50 gram



100 gram



FA 1



1 cm



1,1 cm



1,2 cm



1,3 cm



1,3 cm



FA 2



1 cm



1,5 cm



1,5 cm



1,7 cm



1,7 cm



FB 1



1 cm



1,2 cm



1,4 cm



1,4 cm



1,4 cm



FB 2



1 cm



1,2 cm



1,3 cm



2,2 cm



2,5 cm



9|Jurnal teknologi Farmasi sediaan steril



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



Pada pengujian daya sebar dilakukan dengan



perbedaan



meletakkan sedian salep pada plastik mika



memiliki rentang nilai yang besar. Semakin



yang ditimpa dengan kaca lain dan anak



besar perubahan diameter atau daya sebar nya



timbangan diatas nya. Dari formula 1,2 dan 3



maka semakin baik salep mata di absorbsi



tidak



didalam tubuh dan efeknya pun lebih cepat



menunjukkan



daya



sebar



yang



signifikan. Sedangkan pada formula 4



diameter



dari



2017



diameter



awal



terasa.



2. Hasil Analisis Data a. Uji Normalitas



Tests of Normality



b



Kolmogorov-Smirnov Formula Uji_ekstrudability



Statistic



df



a



Shapiro-Wilk



Sig. Statistic df



Sig.



Formula 1



.337



3.



.855



3 .253



Formula 2



.276



3.



.942



3 .537



Formula 3



.314



3.



.893



3 .363



Formula 4



.292



3.



.923



3 .463



Luas_permukaan Formula 1



.385



3.



.750



3 .000



Formula 2



.385



3.



.750



3 .000



Formula 3



.292



3.



.923



3 .463



Formula 4



.219



3.



.987



3 .760



Dilakukan analisis data dengan SPSS pada



didapatkan



extrudability dan uji daya lekat. Pada



dibawah 0,05. Maka dapat disimpulkan



analisis



nilai



normalitas



keduanya



extrudability dan uji daya lekat didapatkan



bahwa data terdistribusi merata kecuali pada



nilai normalitas diatas 0,05 sedangkan pada



uji daya lekat.



analisis uji daya lekat formula 1



dan 2



10 | J u r n a l t e k n o l o g i F a r m a s i s e d i a a n s t e r i l



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



2017



b. Nilai Korelasi Correlations Formula Uji_ekstrudabilityUji_daya_lekat Formula



Pearson



1



Sig. (2-tailed)



.



.001



.000



N



12



1



12



-199



1



Sig. (2-tailed)



.524



.001



.929



N



12



1



12



.888



1



Sig. (2-tailed)



.000



.013



N



12



20



Correlation



Uji_ekstrudability



Pearson Correlation



Uji_daya_lekat



888



1



Pearson Correlation



Setelah dilakukan uji nilai normalitas, dilakukan analisa korelasi antara extrudability dan daya lekat terhadap perbandingan formula. Dari nilai signifikannya dapat disimpulkan bahwa extrudability dan uji daya



lekat



terhadap



.029



1



12



perbandingan



formula



memiliki korelasi. Hal ini menandakan bahwa extrudability dan uji daya lekat dipengaruhi oleh perbandingan formula dari sediaan salep mata yang telah ditetapkan.



c. Uji T-Test



One-Sample Test t-test for equality of means Df Uji_ekstrudabiity



Sig. (2-tailed



Mean difference



1



4



.000



1.00375



2



4



.000



1.009



.000



1.009



3



4



11 | J u r n a l t e k n o l o g i F a r m a s i s e d i a a n s t e r i l



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



Uji_daya_lekat



2017



4



4



.000



1.006



1



4



.000



50.0100



2



4



.001



10



3



4



.005



50.0100



4



4



.000



10



1



4



.000



50.0100



Nilai sig yang didapatkan dibawah 0,05



perbedaan antara uji ekstrudability dan uji



sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat



daya lekat.



BAB IV KESIMPULAN Hasil



analisis



kualitas



menandakan



bahwa



menggunakan konsentrasi zat aktif yang



ekstrudability



dan



berbeda dan eksipien yang berbeda. Pada



dipengaruhi oleh perbandingan formula



hasil pada formula 1, 2, 3, dan 4



dari sediaan bedak tabur yang telah



memenuhi persyaratan pada uji seluruh uji



ditetapkan.



baik uji ekstrudability, uji heating-cooling,



bahwa



uji daya lekat, uji daya sebar, uji



menghasilkan kualitas sediaan yang baik



homogenitas,



dan



uji



daya



salep



dengan



proteksi,



uji



Maka



formula



layak



untuk



keseragaman uji



daya



dapat dari



uji lekat



disimpulkan



kedua



digunakan



sediaan sebagai



organoleptis, uji pH, uji daya cuci, dan uji



formulasi sediaan bedak tabur. Pada uji T-



sterilitas. Dari data SPSS menunjukkan



Test nilai sig yang didapatkan dibawah



bahwa kedua data terdistribusi normal



0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa



terkecuali pada uji luas permukaan pada



terdapat



formula 1 dan 2.



ekstrudability dan uji daya lekat.



Selain itu dari hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa uji ekstrudability dan uji daya lekat terhadap perbandingan formula. memiliki korelasi. Hal ini 12 | J u r n a l t e k n o l o g i F a r m a s i s e d i a a n s t e r i l



perbedaan



antara



uji



Jurnal teknologi farmasi sediaan steril Universitas Sriwijaya



DAFTAR PUSTAKA Ansel,



H.C.



1985,



Introduction



to



th



Pharmaceutical Dosage Forms, 4 Edition, Lea & Febiger, Athena, Georgia. Ansel. H.C. 1989, Pengantar BentukBentuk



Sediaan Farmasi, Terjemahan:



Farida Ibrahim Edisi 4, UI Press, Jakarta. Depkes RI. 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Ditjen POM, Jakarta. Voigt, R. 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,



Gadjah



mada



University



Press, Yogyakarta.



13 | J u r n a l t e k n o l o g i F a r m a s i s e d i a a n s t e r i l



2017