11 0 275 KB
KAJIAN NILAI LABA BERDASARKAN TEKNIK ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA BLOK BULELENGTORETE (Studi di PT. Teknik Alum Service Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah) Abdul Latif
The results show that the break even point in August 2018 is 9162,444 MT. or Rp. 3,839,813,720.00. and for September 2018 is 9162,927 MT. or Rp.3,848,347,903.00. As well as the margin of safety in August 2018 is Rp.9,019,935,280.00.(70,14%). And for September 2018 Rp.15,164,368,797.00. (79,76%). Now, it can be said that the mining activities of the Buleleng-torete ore production in August-September 2018 are at a profitable value. Keywords: break even point, margin of safety, cost, profit
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Pejuang Republik Indonesia, Makassar [email protected] I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abstract The purpose of a company is to obtain profits that can be used for the continuity of the company. The amount of profit is often a measure of a management's success. The study of earnings value requires a tool in the form of profit-volume-profit analysis with break even analysis techniques. By conducting a break-even analysis, the management will obtain information on whether the mining activities in the Buleleng –torete block are profitable or not in August-September 2018 at PT. Teknik Alum Service. This study aims to determine the break even point based on the components of cost and sales volume so that the value of profits can be found in the August-September 2018 nickel ore mining activities. The type of research used is descriptive research. The population in this study is divided into two, the structure of costs and income. While the sample is divided into two parts, fixed costs consisting of equipment rental costs, employee salaries, logistics costs, and maintenance costs, and variable costs consisting of fuel costs, royalties, and profit sharing.
Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat
dipergunakan
untuk
kelangsungan
perusahaan. Mendapatkan keuntungan/laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu manajemen. Manajemen menghasilkan menunjang
dituntut
keputusan-keputusan terhadap
pencapaian
untuk yang tujuan
perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan.
Manajemen
memerlukan
suatu
perencanan untuk perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut.
Salah satu perencanaan yang dibuat manajemen
adalah
perencanaan
laba.
Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya-volume-laba. Salah satu Teknik analisis biaya-volume-laba adalah Analisa break
3. Berapa besaran volume bijih nikel yang harus diproduksi untuk mencapai Break Even Point (titik impas). 4. Berapa nilai MOS (Margin Of Safety) hasil penjualan bijih nikel.
even. Break even berarti suatu keadaan
C. Tujuan Penelitian
dimana perusahaan tidak mengalami laba dan
Adapun penelitian ini bertujuan untuk
juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya
mengetahui:
yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu
1. Biaya
dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya
(tetap
dan
variabel)
sama
dengan
totalbiaya penjualan, sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Dengan melakukan analisis brek even, manajemen akan memperoleh informasi apakah menguntungkan atau tidak untuk dilakukan kegiatan penambangan pada PT. Teknik Alum Service.
tetap dan biaya
variabel
pada
penambangan di PT. Teknik Alum Service. 2. Total penjualan hasil produksi pada PT. Teknik Alum Service. 3. Besaran volume bijih nikel yang harus diproduksi untuk mencapai Beak Even Point (titik impas). 4. Nilai MOS (Margin Of Safety) hasil penjualan bijih nikel. D. Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang tadi,
Mengacu dari rumusan masalah di
maka peneliti tertarik melakukan penelitian
atas, sehingga penelitian tugas akhir hanya
Tugas Akhir dengan mengambil judul “Kajian
dibatasi pada:
Nilai Laba berdasarkan Teknik Analisis Break
1. Data biaya yang digunakan (biaya tetap dan
Even Point Pada Blok Buleleng-Torete Periode
biaya variabel) hanya berada pada lingkup
Agustus-September 2018 di PT. Teknik Alum
penambangan
Service”.
periode agustus-september 2018 di PT.
B. Rumusan Masalah
Teknik Alum Service.
di
blok
Buleleng-Torete
Berdasarkan latar belakang yang telah
2. Data gaji karyawan hanya berfokus pada
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
tenaga kerja yang bersinggungan dengan
masalah penelitian:
kegiatan
1. Berapa biaya tetap dan biaya variabel pada
periode agustus-september 2018.
penambangan di PT. Teknik Alum Service. 2. Berapa total penjualan hasil produksi pada PT. Teknik Alum Service.
produksi
blok
buleleng-torete
3. Sumber informasi biaya yang digunakan berasal dari biaya perbandingan periode bulan sebelumnya (historical cost).
4. Harga bijih nikel diambil dari satu waktu
Biaya (cost) adalah kas atau setara kas
dan tidak memperhatikan perubahan yang
yang dikorbankan (dibayarkan) untuk barang
terjadi.
atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat
5. Bijih nikel yang dihargai berada pada kisaran nilai kadar yang sama yaitu 1.75%.
(pendapatan) pada saat ini atau mendatang bagi perusahaan. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber daya non kas dapat ditukarkan
E. Manfaat Penelitian Penelitian
dengan barang atau jasa yang dikehendaki.
ini
diharapkan
dapat
Sebagai contoh: ketika perusahaan membeli alat-
memberikan manfaat sebagai berikut.
alat produksi secara tunai atau kredit, jumlah
1. Manfaat terhadap penulis
pembayaran
a. Sebagai
aplikasi
dan
pengembangan
untuk
keperluan
tersebut
merupakan biaya perolehan keperluan kantor.
terhadap teori-teori yang telah dipelajari
Menurut
Hansen
dan
mowen
di bangku perkuliahan untuk dapat
(2000:38), “biaya adalah kas atau ekuivalen kas
diterapkan pada permasalahan dalam
yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
dunia nyata yang berkaitan dengan
diharapkan
masalah manajemen ekonomi produksi
sekarang dan masa yang akan dating untuk
penambangan bijih nikel.
organisasi.”
2. Manfaat Terhadap Perusahaan a. Memberikan pembuatan
gambaran perencanaan
membawa
keuntungan
masa
Sedangkan menurut hongren,foster, mengenai pada
sacrificed or forgone to achieve a specific
penambangan Nikel di PT. Teknik Alum
objective”. Menurut pengertian ini, biaya yaitu
Service.
sebagai sumberdaya yang dikorbankan atau
b. Memberikan
rekomendasi
laba
dan datar (2005:28), “cost as a resource
mengenai
dikeluarkan untuk mencapai tujuan tertentu.
kelayakan kegiatan penambangan pada
Definisi
di
atas
memberikan
blok Buleleng-Torete di PT. Teknik
pemahaman yang jelas bahwa cost merupakan
Alum Service.
sejumlah
3. Manfaat terhadap akademik Dapat menjadi acuan atau pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang tertarik dalam masalah ini dan ingin menambah serta memperdalam penelitian ini.
nilai
memperoleh pengorbanan
yang
barang tersebut
dikorbankan dsan
jasa,
diharapkan
untuk dimana dapat
membawa keuntungan di masa sekarang dan masa yang akan datang. 2. Klasifikasi biaya Klasifikasi biaya diperlukan untuk
II. KAJIAN TEORI
menentukan
metode
yang
tepat
untuk
1. pengertian biaya (cost)
menghimpun dan mengalokasikan data biaya
yang
dapat
membantu
manajemen
dalam
pencapaian tujuan perusahaan. a. Pengklasifikasian
Biaya dengan
biaya
berdasarkan
unsur produksi
akan
berubah
perubahan
volume
produksi.
Klasifikasi biaya ini dibedakan atas biaya tetap, dan biaya variabel. Penggolongan
Penggolongan ini menyediakan
biaya ini akan dibahas secara khusus pada
informasi bagi manajemen untuk mengukur
bahasan mengenai perilaku biaya.
suatu pendapatan dari biaya-biaya yang
d. Pengklasfikasian
telah dikeluarkan.
biaya
berdasarkan
kemampuan penelusuran
Unsur biaya terdiri atas:
Biaya dapat dianggap sebagai
1) Biaya alat produksi
biaya
Biaya alat produksi bijih nikel merupakan
sejalan
unsur
penting
yang
langsung
atau
tidak
langsung
tergantung pada kemampuan manajemen untuk
menelusuri
biaya
tersebut
pada
digunakan dalam kegiatan produksi.
pekerjaan, atau dapartemen tertentu.Biaya
Contohnya: excavator, dump truck, dll.
dapat
2) Biaya tenaga kerja (labor cost)
kategori, yaitu:
Meliputi biaya tenaga kerja langsung, yaitu merupakan biaya yang secara
langsung
berkaitan
diklasifikasikan
ke
dalam
dua
1) Biaya langsung (direct cost) adalah
biaya
yang
dapat
dalam
ditelusuri secara langsung ke objek
kegiatan produksi dan merupakan biaya
biaya atau pusat biaya tertentu. Contoh:
tenaga kerja utama dalam kegiatan
biaya sewa alat, biaya bahan bakar,
produksi. Seperti: pengawas, security,
biaya tenga kerja langsung, dan biaya-
operator, dan mekanik.
biaya yang harus dikeluarkan untuk
b. Biaya berdasarkan aktivitas
kegiatan penambangan.
Yaitu biaya utama (prime cost),
2) Biaya tidak langsung (indirect cost)
merupakan biaya yang terdiri atas biaya
adalah biaya yang tidak dapat
sewa alat, biaya peralatan produksi dan
ditelusuri secara langsung ke objek atau
tenaga kerja langsung, yang berhubungan
pusat biaya tertentu.
langsung dengan kegiatan produksi. Dalam
e. Pengklasifikasian
hal ini biaya utama merupakan biaya yang
bidang fungsional
dikeluarkan untuk kegiatan penambangan,
Fungsi
dan biaya tenaga kerja langsung. c. Pengkalsifikasian volume produksi
biaya
biaya
berdasarkan
pokok
perusahaan
manufaktur ada empat, sesuai dengan berdasarkan
aktivitas yang dikerjakan, sehingga dalam hal ni biaya dikelompokkan atas:
1) Biaya
produksi
(manufacturing
cost), yaitu biaya yang berhubungan dengan
kegiatn
produksi
diklasifikasikan atas biaya tidak tetap (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost). a. Biaya tidak tetap (variabel cost)
penambangan.
Pengertian biaya variabel menurut
2) Biaya pemasaran (marketing cost),
Garrison (2006:257): “biaya yang jumlahnya
yaitu biaya yan terjadi karena
berubah
secara
penjualan hasil produksi atau jasa
perubahan
dan biaya distribusi.
pengertian
tinkat
proporsional
terhadap
aktivitas”.
Sedangkan
menurut
Polimeni
biaya
3) Biaya administrasi (administrative
(1991:18): “variable cost are those in which
cost), yaitu biaya yang terjadi dalam
total cost changes in direct proportion to
menjalankan
perusahaan
changes in volume, or output, within the
secara keseluruhan, misalnya gaji
relevant range, while the unit cost remain
manajer
constant”.
operasi dan
staff,
biaya
perlengkapan kantor, dll
Dari dua pengertian di atas dapat
4) Biaya keuangan (financial cost), yaitu
biaya
dengan
yang
berhubungan
perolehan
disimpulkan
bahwa
merupakan
biaya
biaya yang
variabel
berubah-ubah
untuk
sebanding dengan volume kegiatan atau
menjalankan perusahaan, yang biasa
output, contohnya: biaya bahan bakar. Jika
ya diuraikan dalam cash flow
tingkat aktivitasnya ditingkatkan, total biaya
perusahaan.
variabel juga akan menngkat. Jadi semakin
3. Perilaku biaya Terkait
besar volume kegiatan, maka semakin besar dengan
aspek
ini,
maka
pula total biaya variabel.
pengertian perilaku biaya merujuk pada definisi
Di sisi lain menurut Garrison
yang diuraikan sebagai berikut, “perilaku biaya
(2006:260), “ridak semua biaya variabel
dapat diartikan sebagai perubahan biaya yang
memiliki polayang sama. Beberapa biaya
terjadi
variabel berperilaku sebagai biaya variabel
akibat
perubahan
dari
aktivitas
bisnis”(Bustami & Nurlela (2006:47)). Perilaku
biaya
mengacu
sejati pada
(true
proporsional
variable)
atau
(proportionately
variabel variable).
bagaimana biaya berubah atau tidak berubah
Sedangkan yang lainnya memiliki pola
sebagai akibat dari perubahan volume kegiatan
bertahap (step variable)”. Proportionately
atau
variable cost berubah sebanding dengan
aktivitas
perusahaan.
Jadi
biaya
diklasifikasikan berdasarkan pada bagaimana perubahan biaya tersebut. Umumnya biaya ini
perubahan volume kegiatan. Setiap penurunan
dalam
peningkatan
atau
tiap
akan
kegiatan
mempengaruhi total biaya variabel dalam
yang
jumlah yang sama. Contoh biaya ini biaya
membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh
bahan bakar, biaya ini berperilaku sebagai
biaya tetap kebijakan termasuk hubungan
biaya variabel sejati karena jumlah yang
masyarakat,
digunakan
manajemen,
selama
satu
periode
akan
dibuat
oleh
manajemen
program dan
untuk
pengembangan
magang
untuk
para
memiliki proporsi langsung dengan tingkat
mahasiswa. (sumber: Bustami dan Nurlela,
aktivitas produksi. Lebih jauh lagi, bahan
2006).
langsung yang dibeli tetapi tidak digunakan
4. Analisis cost-volume-profit (CVP)
dapat disimpan di gudang dan digunakan lagi pada periode berikutnya.
Beberapa pengertian mengenai costvolume-profit adalah sebagai berikut. Menurut Garrison/Noreen (2006:322)
b. Biaya tetap (fixed cost)
yaitu “Analisis cost-volume-profit adalah salah
Pengertian biaya tetap menurut
satu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi
mulyadi (2000:507) yaitu “biaya tetap
manajer dalam memberikan perintah. Alat ini
adalah biaya yang jumlah totalnya tetap
membantu manajer untuk memahami hubungan
dalam kisar perubahan volume tertentu.
timbal balik antara biaya, volume, dan laba”.
Pengertian di atas menunjukkan
Menurut
Blocher/Chen/Cokins/Lin
bahwa total biaya tetap tidak berubah karena
(2009:387) yaitu “Analisis cost-volume-profit
adanya perubahan volume aktivitas dalam
merupakan
rentang kegiatan tertentu (relevant range).
bagaimana keputusan operasi dan keputusan
Relevant range adalah suatu kisaran tingkat
pemasaran
mempengaruhi
aktivitas dalam mana relative perilak biaya
berdasarkan
pemahaman
variabel dan biaya tetap dianggap valid.
antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual, dan
Biaya tetap selanjutnya dapat
metode
untuk
menganalisis laba
tentang
bersih, hubungan
tingkat output”.
dikelompokkan sebagai commited fixed cost
Menurut
Hansen
&
Mowen
dan discretionary fixed cost. Commited
(2000:423) yaitu “Analisis cost-volume-profit
fixed
investasi
merupakan alat yang berguna untuk perencanaan
fasilitas, peralatan, dan struktur organisasi
dan pengambilan keputusan. Karena analisis
pokok dalam suatu perusahaan. Contoh
CVP menekankan pada keterkaitan antara biaya,
biaya ini meliputi penyusutan gedung dan
jumlah yang dijual, dan harga. Analisis ini
peralatan, pajak bangunan, asuransi, dan gaji
menggabungkan semua informasi keuangan
manajemen
perusahaan”.
cost
bekaitan
dan
dengan
karyawan
operasional.
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang disebabkan oleh keputusan tahunan
Analisis CVP dapat menjadi alat yang berharga
untuk
mengidentifikasi
luas
dan
besarnya masalah ekonomi yang dihadapi
dengan
nol”.
Perusahaan
perusahaan dan membantu menunjukkan secara
pendapatan yang sama besarnya dengan
tepat jawaban yang diperlukan.
biaya produksi yang dikeluarkan. Sedangkan
mendapatkan
menurut
Henry
Simamora (1999:163) “titik impas (Break Even Point) 5. Analisis titik impas (Break Even Point)
penjualan
dimana jumlah pendapatan dan jumlah
a. Pengertian Break Even Point Analisis
adalah volume
bebannya sama, tidak terdapat laba atau rugi
biaya-volume-laba
bersih”. Hal tersebut dapat terjadi apabila
seringkali diartikan sebagai analisis titik
perusahaan dalam operasinya menggunakan
impas. Hal ini sangat disayangkan, karena
biaya tetap dan volume penjualan hanya
analisis titik impas hanyalah satu elemen
cukup untuk menutupi semua biaya tetap
dalam analisis biaya-volume-laba, walaupun
dan biaya variabel.
merupakan elemen yang penting.
Analisis break even meripakan
Karena itu dalam analisis ini,
salah satu bentuk analisis biaya, volume, dan
peneliti mengambil acuan pengertian bahwa
laba yang analisisnya menggunakan biaya
analisis titik impas (Break Even Point)
variabel dan biaya tetap. Analisis break even
adalah “suatu cara atau teknik yangb
digunakan
digunakan oleh seorang manajer perusahaan
penjualan
untuk mengetahui pada volume (jumlah)
menutupi biaya yang telah dikeluarkan
penjualan dan volume produksi berapakah
perusahaan.
suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita
kerugian
dan
tidak
pula
memperoleh laba”. (Bustami, 2006:208). Menurut Abdul Halim (1996:406) adalah “titik break even dapat didefinisikan sebagai titik pada saat pendapatan penjualan
untuk dan
menentukan
tingkat
Disamping
itu
tingkat
produksi
juga
untuk
memliki
pandangan bahwa “titik impas yaitu titik ketika pendapatan sama dengan biaya total dan
laba
sama
dengan
nol”
(Blocher/Chen/Cokins/Lin, 2009:392). Bustami
(2006:208-209)
cukup untuk menutupi semua biaya produksi
mengemukakan bahwa: “analisis biaya,
dan penjualan tetapi tidak ada laba yang
volume, dan laba maupun titik impas akan
diperoleh”.
memberikan hasil yang memedai apabila
Menurut Hansen dan Mowen (2006:274) “titik impas (Break Even Point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama
asumsi berikut terpenuhi: 1) Perilaku pengeluaran
penerimaan
dan
dilukiskan
dengan
akurat dan bersifa linier sepanjang
Break Even Point (BEP) dapat
jangkauan (rentang) yang relevan.
dihitung menggunakan metode persamaan,
2) Biaya dapat dipisah menjadi biaya
metode marjin kontribusi, dan metode
tetap dan biaya variabel.
grafik.
3) Efisisensi dan produktivitas tidak akan berubah
Ketiga
metode
tersebut
akan
diuraikan di bawah ini. 1) Pendekatan persamaan
4) Harga jual tidak akan mengalami perubahan.
Pendekatan
persamaan
memanfaatkan data-data dari laporan
5) Biaya-biaya tidak berubah.
laba rugi yang disusun dengan format
6) Bauran penjualan tetap konstan.
kontribusi.
7) Tidak
persamaannya adalah sebagai berikut.
ada
perbedaan
yang
Adapun
formulasi
atau
signifikan (nyata) antara persediaan awal dan persediaan akhir”.
Laba = penjualan – (Biaya
Dari beberapa uraian di atas, dapat
Variabel + Biaya Tetap)
diambil kesimpulan bahwa analisis break
Atau
even adalah suatu cara atau alat ataupun
Penjualan = Biaya Variabel +
teknik yang digunakan untuk mengetahui
Biaya Tetap + Laba
volume kegiatan produksi, dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak
(Garrison, 2006:334) 2) Pendekatan Marjin Kontribusi
memperoleh laba dan juga tidak menderita rugi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan marjin kontribusi dengan
Dengan
mengetahui
titik
alasan
bahwa
pendekatan
marjin
impasnya (Break Even Point), manajer suatu
kontribusi memiliki kelebihan yaitu
perusahaan dapat mengindiksikan tingkat
dapat
penjualan yang disyaratkan agar terhindar
bagaimana
dari
dengan perubahan tingklat penjualan.
kerugian,
dan
diharapkan
dapat
menunjukkan biaya
secara
berubah
jelas
bersama
mengambiol langkah-langkah yang tepat
Marjin
kontribusi
adalah
selisih
untuk masa yang akan dating. Dengan
penjualan
setelah
dikurangi
biaya
mengetahui titik impas ini, manajer juga
variabel. Jumlah marjin kontribusi dapat
dapat mengetahui sasaran volume penjualan
digunakan untuk menutup biaya tetap
minimal yang harus diraih oleh perusahaan
dan membentuk laba. Break Even Point
yang dipimpinnya.
yang dicari dengan metode marjin
b. Perhitungan Break Even Point
kontribusi dapat dicapai ketika jumlah marjin kontribusi sama besarnya dengan
biaya tetap.(Abdul Halim dan Bambang
proses lanjutan) sudah dapat
S, 2005:52-53).
diambil keputusan.
Dalam menggunakan analisis
(c) Tidak memerlukan perhitungan
CVP umumnya dan BEP khususnya,
yang rumit dan lebih efisien
pengertian dan perhatian yang lebih
terutama dalam BEP. Dalam
besar terhadap contribution margin
analisis
(CM) sangat diperlukan sekali, karena
kontribusi yaitu:
BEP
dua
jenis
dengan cepat pula kita dapat membuat suatu keputusan dan sebagai titik awal dari keputusan-keputusan berikutnya, atau
dalam
pembahasan
manajemen
akuntansi.
Keputusan-
diselesaikan
memperhatikan
dengan
contribution
margin,
kontribusi
dalam unit,
soal-soal
keputusan atau masalah-masalah yang dapat
Marjin
= Harga jual per unit – biaya variable per unit
Marjin
kontribusi
dalam persen,
antara lain sebagai berikut: Menutup
atau
= Harga jual (persen) –
meneruskan
segmen atau bagian tertentu. Dengan
Biaya
melihat
atau,
CM
saja
dapat
diambil
variable
(persen)
keputusan pertama, CM yang positif akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan,
jika
fix
1-
costnya
tanggungan bersama
Biaya Variabel Penjualan Bersih
Dengan CM ratio dan CM
(a) Jika alternatif dari penutupan
unit dapat ditentukan BEP.
suatu segmen atau bagian itu dilakukan
dan
alternative keputusannya
dilakukan
lain, pun
BEP dalam rupiah
maka hanya
biaya tetap CM dalam persen
membandingkan CM saja.
(b) Dalam analisis joint cost dan joint
product,
keputusannya
BEP dalam unit (kuantitas)
hanya membandingkan harga jual baru dikurangi harga jual lama dengan CM (yaitu biaya
biaya tetap CM dalam rupiah per unit
Jika ingin merencanakan laba
variabel) pada tingkat aktivitas
tertentu, maka rumusnya:
yang dipilih (c) Garis penjualan digambarkan
mulai dari titik nol. Kemudian
(laba tanpa pajak)
membuat Penjualan
titik
yang
menunjukkan total penjualan
=
pada
Biaya Tetap+ Laba CM
tingkat
aktivitas
yang
dipilih. Sedangkan
metode
perhitungan titik impas secara grafis, seperti gambar di bawah ini.
3) Metode Grafik Hubungan biaya-volume-laba dapat digambarkan secara grafik dengan menyiapkan grafik biaya-volume-laba. Grafik biaya-volume-laba menekankan hubungan
biaya-volume-laba
pada
berbagai tingkat aktivitas. Pada laba
grafik
(CVP),
biaya-volume-
volume
penjualan
Sumber: Haryanto (2010:102) Model Dasar Analisis Pulang Pokok
digambarkan dalam sumbu horizontal dan nilai uang dalam sumbu vertikal. Langkah-langkah untuk membuat grafik biaya-volume-laba
adalah
sebagai
berikut. (a) Membuat garis yang sejajar dengan sumbu volume untuk menunjukkan
besarnya
total
biaya tetap (b) Garis biaya tetap digambarkan mulai pada titik biaya tetap pada sumbu vertika diagonal ke atas dengan
memilih
beberapa
volyume penjualan dan plot dengan total biaya (tetap dan
Gambar di atas menunjukkan model dasar dari analisis pulang pokok, dimana garis pendapatan berpotongan dengan garis biaya pada titik pulang pokok
(BEP).
menunjukkan sedangkan menunjukkan Model
ini
Sebelah daerah
sebelah daerah memiliki
kiri
BEP
kerugian, kanan
BEP
keuntungan. asumsi
dasar
bahawa biaya per unit ataupun harga jual per unit dianggap tetap/konstan, tidak tergantung dari jumlah unit yang terjual.
c. Margin of Safety Margin selisih
antara
dianggarkan
of
safety
volume dengan
merupakan
penjualan penjualan
yang impas.
Angka MOS ini memberikan informasi berapa
maksimum
penjualan
yang
direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan tidak menderita rugi. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang mengkaji antara variabel independent dan dependent secara kuantitatif, dimana data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis untuk mengambil kesimpulan berdasarkan data-data numerik/angka, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Break Even Point pada kegiatan penambangan produksi bijih nikel di PT. Teknik Alum Service. B. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan tepatnya pada periode bulan Agustus sampai dengan September 2018. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT. Teknik Alum Service (PT. TAS) yang berada pada Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka seperti biaya-biaya yang dikeluarkan, harga jual, dan hasil penjualan. b. Data kualitatif, yaitu data yang bukan berupa angka, sifatnya menunjang data kuantitatif sebagai keterangan seperti sejarah tentang perusahaan, struktur organisasi perusahaan, kegiatankegiatan dalam perusahan, serta berbagai variabel lain yang
bersinggungan dengan judul yang diambil. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan terkait dengan masalah yang diteliti. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah penelitian sebagai referensi peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Interview Setelah survey lapangan, maka peneliti melakukan interview, yakni dengan manajer dan atau kepala Teknik tambang yang dapat memberikan informasi tentang rencana penambangan. Adapun data-data yang diperoleh pada interview ini adalah: Pencapaian produksi Peralatan untuk penambangan Jam kerja 2. Studi Pustaka Peneliti mengumpulkan informasi atau datadata dari dokumen baik dari perusahaan dan sumber-sumber lain, adapun data-data yang diperoleh berupa: Data lokasi, perizinan (luas,batas) Kebutuhan tenaga kerja langsung Spesifikasi alat Harga sewa alat Pemakaian bahan bakar Buku-buku perencanaan sebagai landasan teori. Semua data dan informasi dari studi pustaka tersebut menjadi sangat penting sebagai acuan hasil penelitian ini. E. Metode Pengolahan Pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan data dengan menggunakan sistem komputasi atau bantuan software computer. Adapun rincian alur datanya adalah sebagai berikut. 1. Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel 2. Perhitungan total pendapatan (total revenue) yang didapat dari hasil penjualan.
3. Perhitungan Analisis Break Even Point (BEP) 4. Penaksiran kesimpulan dan saran dari kajian penelitian ini. F. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengklasifikasikan semua biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). 2. Analisis Break Even Poiint (BEP), untuk mendapat suatu keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kajian nilai laba melalui analisis break even dalam penelitian ini menggunakan data yang menjadi dasar, data tersebut adalah data harga jual bijih nikel, realisasi volume produksi, serta struktur biaya (biaya tetap dan biaya variabel) pada bulan Agustus dan September 2018. Berikut uraiannya. 1. Harga Jual Bijih Nikel Harga jual bijih nikel kadar 1.75% periode agustus-september 2018 berada pada kisaran nilai Rp. 420.000,00 /MT. 2. Realisasi Volume Produksi Besaran volume produksi pada bulan agustus adalah 30.618,450 MT., sedangkan pada bulan September adalah 45.268,373 MT. untuk lebih rincinya terdapat pada tabel produksi ore pada bulan agustus dan September pada lampiran. 3. Klasifikasi Biaya Analisis break even dimulai dengan mengklasifikasi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Berikut ini adalah tabel klasifikasi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel: a. Biaya Tetap Biaya tetap dalam kegiatan produksi bijih nikel blok buleleng-torete di PT. TAS terdiri dari: biaya sewa alat, gaji karyawan, biaya maintenance, dan biaya logistic. Besaran biaya tetap produksi bijih
nikel periode agustus-september adalah sebagai berikut.
Biaya Tetap J e n B i i s a y B a i ( a R y p a .) 1 B . i 6 a 5 y 0 a . 5 S 0 e 0 w . a 0 0 A 0 l , a 0 t 0 G 7 a 7 j 1 i . 7 K 5 a 0 r . y 0 0
2018
a w a n B i a y a M a i n t e n a n c e B i a y a L o g i s t i k T o t a l b i a y a t e t
0 , 0 0
1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 7 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 2 . 5 9 7 . 2 5 0 . 0 0 0 , 0
a p 0 b. Biaya Variabel Biaya variabel dalam kegiatan produksi bijih nikel blok buleleng-torete di PT. TAS terdiri dari: Biaya Pemakaian Bahan Bakar, royalti, dan bagi hasil. Besaran biaya variabel produksi bijih nikel periode agustus-september 2018 adalah sebagai berikut. Biaya Variabel Bulan Agustus 2018 No
Jenis Biaya Biaya (Rp.) Biaya Pemakaian 1 Bahan Bakar 794.360.000,00 Royalti 1.19% 2 (5000,00 / MT) 153.092.250,00 Bagi Hasil 25% 3 (105.000,00 / MT) 3.214.937.250,00 Total biaya variabel 4.162.389.500,00 Biaya Variabel Bulan September 2018 No 1 2 3
Jenis biaya Biaya Pemakaian Bahan Bakar Royalti 1.19% (5000,00 / MT) Bagi Hasil 25% (105.000,00 / MT) Total biaya variabel
Biaya (Rp.) 1.201.770.000,00 226.341.865,00 4.753.179.160,00 6.181.291.025,00
B. Pembahasan Berdasarkan data-data realisasi anggaran biaya pada bulan Agustus dan September 2018 serta pencapaian produksi bulan Agustus dan September 2018, maka dapat memberikan gambaran mengenai kinerja produksi penambangan pada blok bulelengtorete secara ekonomis yang akan diuraikan di bawah ini. . Data Realisasi Anggaran Biaya . Biaya Tetap 1) Biaya Sewa Alat
Besarnya anggaran biaya sewa alat dalam pelaksanaan produksi bijih nikel blok buleleng-torete periode Agustus ataupun September 2018 adalah Rp.1.650.500.000,00. Seperti yang terlihat pada tabel 4.3. adapun rincian biaya terdiri dari: a) Biaya Sewa Excavator Dalam proses produksi mengerahkan 11 unit excavator dengan nilai sewa Rp. 250.000,00 / jam per unit. Serta jam kerja alat (HM) setiap hari yakni 9 jam, maka untuk nilai sewa excavator selama satu bulan adalah Rp. 742.500.000,00. b) Biaya Sewa Dump Truck Dalam proses produksi mengerahkan 16 unit dump truck dengan nilai sewa Rp. 50.000.000,00 / bulan per unit. maka untuk nilai sewa dump truck selama satu bulan adalah Rp. 800.000.000,00. c) Biaya Sewa Dozer Dalam proses produksi mengerahkan 1 unit dozer dengan nilai sewa Rp. 400.000,00 / jam per unit. Serta jam kerja alat (HM) setiap hari yakni 9 jam, maka untuk nilai sewa dozer selama satu bulan adalah Rp. 108.000.000,00. 2) Gaji Karyawan Untuk gaji karyawan merupakan akumulai dari nilai yang dikeluarkan oleh PT. Teknik Alum Service sebagai perusahaan induk serta PT. TJS sebagai pihak kontraktor alat terhadap karyawan yang bersinggungan dengan proses produksi penambangan bijih nikel dengan nilai total Rp.771.750.000,00. 3) Biaya Maintenance Biaya maintenance meliputi biaya perawatan serta ketersediaan spare parts alat dengan anggaran satu bulan yakni Rp. 100.000.000,00. 4) Biaya Logistik Biaya logistik meliputi biaya perlengkapan karyawan serta biaya
kantin dengan anggaran satu bulan yakni Rp. 75.000.000,00.
b. Biaya Variabel 1) Biaya Pemakaian Bahan Bakar Besarnya anggaran biaya pemakaian bahan bakar dalam pelaksanaan produksi bijih nikel blok buleleng-torete pada bulan Agustus 2018 adalah Rp.794.360.000,00., sedangkan pada bulan September 2018 adalah Rp. 1.201.770.000,00. Seperti yang terlihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. adapun rincian biaya penggunaan bahan bakar dapat dilihat pada lampiran. 2) Royalti Untuk eksistensi kinerja produksi penambangan maka pihak perusahaan memberikan nilai tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang dalam bentuk royalti dengan nilai 1.19% atau Rp. 5.000,00 / MT. dari produksi bijih nikel. 3) Bagi Hasil Pihak PT. Teknik Alum Service sebagai perusahaan induk yang menjalin kontrak kerjasama bersama PT. TJS sebagai perusahaan kontraktor alat telah membuat kesepakatan dimana pihak kontraktor mendapat nilai dari setiap produksi bijih nikel yakni 25 % atau Rp.105.000,00 / MT. 2. Data Realisasi Pencapaian Volume Produksi Pada bulan Agustus 2018, produksi bijih nikel blok buleleng-torete berdasarkan nilai kadar yang dapat melayani permintaan pasar yakni berjumlah 30.618,450 MT. dengan harga jual per MT. senilai Rp.420.000,00. Sehingga total realisasi pencapaian produksi per Agustus 2018 adalah Rp.12.859.749.000,00. Sedangkan pada bulan September 2018, produksi bijih nikel blok buleleng-torete berdasarkan nilai kadar yang dapat melayani permintaan pasar yakni berjumlah 45.268,373 MT. dengan harga jual per MT. senilai Rp.420.000,00. Sehingga total realisasi pencapaian produksi per September 2018 adalah Rp.19.012.716.700,00. 3. Analisis Break Even Point
Analisis break even point merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk mengetahui, pada volume (jumlah) penjualan dan volme produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Dalam menyusun break even point ada dua hal yang perlu diperhitungkan, yaitu pendapatan (income) dan biaya (cost) dimana biaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Adapun uraian dari pendapatan dan biaya adalah sebagai berikut. a. Pendapatan (Income) Seperti yang sudah dibahas pada sub bab di atas yakni data realisasi pencapaian volume produksi, bahwa pada bulan Agustus pencapaian produksi adalah 30.618,450 MT. dan pada bulan September 2018 pencapaian produksi adalah 45.268,373 MT. sedangkan untuk penjualan bijih nikel per MT. yakni Rp.420.000,00. Artinya total income untuk produksi bijih nikel blok buleleng-torete pada bulan agustus 2018 adalah Rp.12.859.749.000,00. dan pada bulan September 2018 adalah Rp.19.012.716.700,00. b. Biaya (Cost) Dari hasil rekapitulasi biaya di atas dapat dilakukan pengklasifikasian biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
NO. 1
Rekapitulasi Biaya Bulan Agustus 2018 URAIAN BIAYA (RP.) Biaya Tetap 1.650.500.000,0 Biaya Sewa Alat 0 Gaji Karyawan 771.750.000,00 Biaya Maintenance 100.000.000,00 Biaya Logistik 75.000.000,00 2.597.250.000,0 Sub Jumlah 0
2
Biaya Variabel Biaya Pemakaian Bahan Bakar Royalti 1.19% Bagi Hasil 25% Sub Jumlah
Jumlah Biaya Produksi
794.360.000,00 153.092.250,00 3.214.937.250,0 0 4.162.389.500,0 0 6.759.639.500,0 0
Rekapitulasi Biaya Bulan September 2018 NO . URAIAN BIAYA (RP.) 1
Biaya Tetap
1.650.500.000,0 0
Biaya Sewa Alat
771.750.000,00
Gaji Karyawan Biaya Maintenance
Biaya Logistik
Sub Jumlah
75.000.000,00 2.597.250.000,0 0
2
Biaya Variabel Biaya Pemakaian 1.201.770.000,0 Bahan Bakar 0
Royalti 1.19%
100.000.000,00
226.341.865,00 4.753.179.160,0 Bagi Hasil 25% 0 6.181.291.025,0 Sub Jumlah 0 Jumlah Biaya 8.778.541.025,0 Produksi 0 1) Perhitungan Break Even Point Dalam perhitungan break even point terdapat beberapa teknik pendekatan yang digunakan, adapun teknik pendekatan tersebut adalah sebagai berikut. a) Pendekatan persamaan (Marjin Kontribusi) Pendekatan persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Penggunaan persentasi dalam persamaan
tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik impas berdasarkan nilai penjualan. Persamaannya adalah sebagai berikut. BEP = Penjualan – (Biaya Variabel + Biaya Tetap) = 0 Dari rumus perhitungan di atas, dijelaskan bahwa untuk mencapai titik impas (Break Even Point), maka jumlah penjualan harus sama dengan jumlah biayabiaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi. Dari data realisasi anggaran biaya produksi bijih nikel diketahui bahwa kegiatan produksi pada bulan Agustus mengeluarkan biaya sebesar Rp.6.759.639.500,00. Sedangkan kegiatan produksi pada bulan September mengeluarkan biaya sebesar Rp.8.778.541.025,00. Jadi untuk mengetahui berapa MT. bijih nikel yang harus diproduksi untuk bisa menutupi seluruh biaya produksi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut. Marjin Kontribusi dalam MT., Bulan agustus CM = Harga jual per MT. – biaya variable per MT. CM = 420.000 – 135.944 CM = Rp. 284.056,00 / MT. Bulan Agustus CM = Harga jual per MT. – biaya variable per MT. CM = 420.000 – 136.548 CM =Rp. 283.452,00 / MT. Marjin Kontribusi dalam %, Bulan Agustus
Biaya Variabel )x 100 % Penjualan 4.162.389 .500,00 CM =(1− ) x 100 % 12.859 .749 .000 CM =(1−
CM = (1 - 0.3236) x 100% CM = 67,64% Bulan September
Biaya Variabel )x 100 % Penjualan 6.181.291 .025 CM =(1− ) x 100 % 19.012 .716 .700 CM =(1−
CM = (1 - 0.3251) x 100% CM = 67,49%
Dengan CM Unit dan CM ratio maka dapat kita tentukan nilai BEP di bawah ini. BEP dalam MT. Bulan Agustus
biaya tetap CM dalam rupiah per MT . 2.597 .250.000 BEP = 284.056 BEP =
BEP = 9143,444 MT.
Bulan September
biayatetap CM dal amrupiah per MT . 2.597 .250.000 BEP = 283.452 BEP =
BEP = 9162,927 MT. BEP dalam Rupiah Bulan Agustus
biaya tetap CM dalam persen 2.597 .250 .000 BEP= 67,64 % BEP=
BEP = Rp. 3.839.813.720,00
Bulan September
biaya tetap CM dalam persen 2.597 .250 .000 BEP= 67,49% BEP=
BEP = Rp. 3.848.347.903,00 b) Pendekatan Grafik Berdasarkan hasil perhitungan BEP dengan pendekatan kontribusi marjin di atas maka dapat dibuat grafik BEP untuk kegiatan produksi periode agustusseptember 2018 sebagai berikut.
Grafik Analisis BEP Agustus 2018
Grafik Analisis BEP September 2018 2) Margin of Safety (MOS) Margin of safety (batas keamanan) merupakan hubungan antara volume penjualan yang dibujetkan dengan volume penjualan pada titik impas. Apabila volume penjualan pada titik impas telah diketahui, dan kemudian dihubungkan dengan penjualan yang dibujetkan, akan dapat diketahui batas keamanan, yaitu berapa besar volume penjualan boleh turun asal perusahaan tidak menderita kerugian. Selisih antara volume penjualan yang dibujetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada titik impas merupakan margin of safety (batas keamanan) bagi perusahaan yang bersangkutan. Rumus margin of safety adalah: MOS = Pendapatan penjualan -Pendapatan Penjualan pada BEP MOS pada bulan Agustus MOS = 12.859.749.000 3.839.813.720 MOS = Rp. 9.019.935.280,00.
MOS pada bulan September MOS = 19.012.716.700 3.848.347.903 MOS = Rp. 15.164.368.797,00.
V. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Total biaya tetap kegiatan penambangan produksi bujih nikel blok buleleng-torete periode agustus-september 2018 adalah Rp. 2.597.250.000,00. Sedangkan total biaya variabel bulan agustus 2018 adalah Rp. 4.162.389.500,00. Serta biaya variabel bulan September 2018 adalah Rp. 6.181.291.025,00. 2. Total penjualan hasil produksi bijih nikel blok buleleng-torete pada bulan agustus 2018 adalah Rp.12.859.749.000,00. (30.618,450 MT) dan pada bulan September 2018 adalah Rp.19.012.716.700,00. (45.268,373 MT). 3. Break even point atau titik impas pada blok buleleng-torete bulan Agustus 2018 adalah 9143,444 MT. atau Rp. 3.839.813.720,00. Sedangkan bulan September 2018 adalah 9162,927 MT. atau Rp. 3.848.347.903,00 4. Nilai MOS pada blok buleleng-torete bulan Agustus 2018 adalah Rp.9.019.935.280,00. (70,14%). Sedangkan bulan September 2018 adalah Rp.15.164.368.797,00. (79,76%).
Daftar Pustaka Ahmad,
Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Blocher, Edward J., dkk. 2009. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Alih Bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba. Buku I Edisi 3. Salemba empat. Jakarta. Bustami, Bastian, Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori Dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., Brewer, Peter C. 2006. Akuntansi Manajerial. (Alih Bahasa: A. Totok Budi Santoso).Buku I. Salemba Empat. Jakarta. Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2000. Cost Management: Accounting and Control. Salemba empat. Jakarta. Haryanto. 2010. Evaluasi Ekonomi Proyek Mineral. Seturan. Yogyakarta.
Hongren, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George. 2005. Akuntansi Biaya Pendekatan Manajerial. (Alih Bahasa: Desi Adhariani). Edisi Keseblas Indeks. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Aditya Media. Yogyakarta. Polimeni, Ralph S., James A., Cashin. 1991. Cost Accounting. Mcgraw Hill. Newyork.