6 0 6 MB
JUSTIFIKASI TEKNIS
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL............................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... vi BAB 1 .......................................................................................................................................................
ANALISA HIDROLOGI..................................................................................................11 1.1.
UMUM 1-1 1.1.1. ANALISA CURAH HUJAN RANCANGAN.....................................1-1
1.2.
CURAH HUJAN RERATA DAERAH..........................................................1-1 1.2.1. UJI HOMOGENITAS DATA...................................................1-2 1.2.2. UJI ABNORMALITAS DATA................................................1-4
BAB 2
1.3.
CURAH HUJAN RANCANGAN........................................................1-5
1.4.
UJI DISTRIBUSI FREKUENSI...........................................................1-7
ANALISA HIDROLIKA...............................................................................2-1 2.1
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN DRAINASI........................2-1
2.2
PERHITUNGAN STRUKTUR...........................................................2-6
2.3
Perhitungan operasi pompa..................................................................2-6
i
JUSTIFIKASI TEKNIS DAFTAR TABEL Tabel 1-1 Curah Hujan Maksimum Stasiun Hujan Lamongan...........................................1-2 Tabel 1-2 Nilai Q/n0.5 dan R/n0.5..........................................................................................1-3 Tabel 1-3 Hasil Uji Konsistensi RAPS...............................................................................1-4 Tabel 1-4 Hasil Uji Outlier untuk Data Hujan....................................................................1-4 Tabel 1-5 Rekap Curah Hujan Rancangan..........................................................................1-7 Tabel 1-6 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov.........................................................................1-8 Tabel 1-7 Hasil Uji Chi-Square.........................................................................................1-10 Tabel 2-1 Besar kecepatan aliran yang diijinkan berdasarkan jenis material.....................2-3 Tabel 2-2 Nilai Koefisien Kekasaran Manning...................................................................2-4 Tabel 2-3 Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting...........................................................2-5 Tabel 2-4 Perhitungan Operasi Pompa...............................................................................2-6
ii
JUSTIFIKASI TEKNIS
BAB 1 ANALISA HIDROLOGI 1.1. Umum Dari perencanaan terdahulu mengenai rencana kapasitas saluran berdasarkan analisa hidrologi tidak jelas disampaikan, maka dari itu pada sub bab ini akan disampaikan analisa hidrologi rencana untuk perencanaan selanjutnya. Analisa hidrologi bertujuan untuk memperoleh debit banjir rencana pada titik di ruas saluran yang ditinjau yang nantinya digunakan untuk perhitungan kapasitas saluran yang dibutuhkan. Analisa dilakukan pada kondisi saat ini yaitu pada kondisi lahan eksisting dan pada kondisi penggunaan lahan rencana berdasarkan peta RTRW Kota Lamongan. Dari hasil analisa tersebut nantinya dapat diketahui apakah saluran drainase mampu untuk mengalirkan debit banjir rencana saat ini maupun pada saat nanti dan berapa dimensi rencana saluran yang dibutuhkan untuk keperluan mendatang berdasarkan tataguna lahan rencananya. Analisa hidrologi ini diolah dari data curah hujan harian maksimum yang berpengaruh di wilayah drainase Kelurahan Sukomulyo dan Desa Made.
Analisa Curah Hujan Rancangan Untuk mendapatkan gambaran mengenai penyebaran hujan di seluruh daerah, di beberapa tempat tersebar pada DAS dipasang alat penakar hujan. Pada daerah aliran yang kecil kemungkinan hujan terjadi merata di seluruh daerah, tetapi tidak pada daerah aliran yang besar. Hujan yang terjadi pada daerah aliran yang besar tidak sama, sedangkan pospos penakar hujan hanya mencatat hujan di suatu titik tertentu. Sehingga akan sulit untuk menentukan beberapa hujan yang turun di seluruh areal. Hal ini akan menyulitkan dalam menentukan hubungan antara debit banjir dan curah hujan yang mengakibatkan banjir tersebut. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau curah hujan daerah yang dinyatakan dalam satuan millimeter (Sosrodarsono, 2003 : 27).
1
JUSTIFIKASI TEKNIS
1.2. Curah Hujan Rerata Daerah Umumnya untuk menghitung curah hujan daerah dapat digunakan standar luas daerah sebagai berikut (Sosrodarsono, 1987 : 51) : a)
Daerah dengan luas 250 ha yang mempunyai variasi topografi yang kecil, dapat diwakili oleh sebuah alat ukur curah hujan.
b) Untuk daerah antara 250 ha – 50.000 ha dengan 2 atau 3 titik pengamatan, dapat digunakan cara rata-rata. c)
Untuk daerah antara 120.000 ha – 500.000 ha yang mempunyai titik-titik pengamatan yang tersebar cukup merata dan di mana curah hujannya tidak terlalu dipengaruhi oleh kondisi topografi, dapat digunakan cara aljabar rata-rata. Jika titik-titik pengamatan itu tidak tersebar merata maka dapat digunakan cara Thiessen.
d) Untuk daerah yang lebih besar dari 500.000 ha, dapat digunakan cara isohyet. Tabel ANALISA HIDROLOGI -1 Curah Hujan Maksimum Stasiun Hujan Lamongan
Sumber: Perhitungan
UJI HOMOGENITAS DATA Sebelum data digunakan terlebih dahulu data curah hujan harus diperiksa keandalannya melalui pemeriksaan secara manual dan secara statistik. Pemeriksaan data secara manual guna melihat kemungkinan kesalahan seperti kesalahan ketik atau bergesernya koma, harga maksimum yang tidak realistis ataupun kesalahan pembacaan dan pemasukan data. Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut: a)
Data hujan harian maksimum tahunan yang terjadi pada bulan tertentu dibandingkan terhadap data hujan bulanan pada bulan yang bersangkutan.
b)
Data hujan harian maksimum tahunan diperiksa terhadap bulan-bulan basah. 2
JUSTIFIKASI TEKNIS c)
Pemeriksaan data terhadap hujan harian maksimum absolut yang terjadi. Pada pemeriksaan ini akan dilihat apakah hujan harian maksimum tahunannya lebih kecil atau sama dengan hujan absolutnya. Jika hujan maksimum absolut tidak berubah walaupun hujan harian maksimum tahunannya lebih tinggi, hal ini perlu dikoreksi. Pemeriksaan secara statistik meliputi pemeriksaan konsistensi dan pemeriksaan
outlier (data diluar ambang batas). Pemeriksaan konsistensi digunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). Jika terdapat data curah hujan tahunan dengan jangka waktu pengamatan yang panjang, maka RAPS dapat digunakan untuk memeriksa kekonsistensian data yang ada. Pemeriksaan secara outlier yakni pemeriksaan data yang menyimpang cukup jauh dari trend kelompoknya. Keberadaan outlier biasanya sangat mengganggu pemilihan jenis distribusi suatu sampel data, sehingga data outlier ini perlu dibuang. Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus melewati pengujian untuk kekonsistenan data tersebut. Metode yang digunakan adalah metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982). Pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya, lebih jelas lagi bisa dilihat pada rumus, nilai statistik Q dan R
Q
= maks S k untuk 0 k n
R
= maks S k - min
S k
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Q/n dan R/n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat dan R/n syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten. Tabel ANALISA HIDROLOGI -2 Nilai Q/n0.5 dan R/n0.5
3
JUSTIFIKASI TEKNIS
Tabel ANALISA HIDROLOGI -3 Hasil Uji Konsistensi RAPS
Sumber : Perhitungan
UJI ABNORMALITAS DATA Data yang telah konsisten kemudian perlu diuji lagi dengan uji abnormalitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari rangkaian data yang ada layak digunakan atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji inlier-outlier, dimana data yang menyimpang dari dua batas ambang, yaitu ambang bawah (X i) dan ambang atas (Xh) akan dihilangkan. Tabel ANALISA HIDROLOGI -4 Hasil Uji Outlier untuk Data Hujan
4
JUSTIFIKASI TEKNIS
Sumber : Perhitungan
1.3.
CURAH HUJAN RANCANGAN Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan dengan suatu
kemungkinan disamai atau dilampaui, atau hujan yang terjadi akan disamai atau dilampaui pada periode ulang tertentu. Metode analisis hujan rancangan tersebut pemilihannya sangat tergantung dari kesesuaian parameter statistik dari data yang bersangkutan, atau dipilih berdasarkan pertimbangan teknis-teknis lainnya. Curah hujan rancangan dihitung berdasarkan analisis Probabilitas Frekuensi dengan mengacu pada SK SNI M-18-1989 tentang Metode Perhitungan Debit Banjir. Metode perhitungan curah hujan rancangan yang digunakan adalah: A. Log Pearson III Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson III adalah dengan mengkonversikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis. Nilai rerata
logXr
logx n
Standar deviasi
Sd
logX logXr n 1
Koefisien kepencengan (Cs)
5
JUSTIFIKASI TEKNIS n logX logXr 3 n n 1 n 2 logX 3
Cs
Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun adalah sebagai berikut: Log XT = log Xr + K.Sd K
= faktor frekuensi untuk distribusi Log Pearson III yang besarnya tergantung harga Cs dan Kala ulang T.
B. Metode Gumbel Nilai rerata
1n X logXr n Standar deviasi
Sd
X Xr n 1
Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun adalah sebagai berikut: XT
= Xr + K.Sd
k
= faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dan type distribusi frekuensi yang besarnya: k
Yt Yn Sn
dimana : Yt
=
Reduced variate sebagai fungsi periode ulang T
Tr 1 = ln ln Tr
Yn
= Reduced mean sebagai fungsi dari banyaknya n data
Sn
=
Reduced standar deviasi sebagai fungsi dari banyaknya n data
C. Distribusi Normal Salah satu bentuk distribusi continous adalah distribusi normal. Distribusi normal juga disebut sebagai distribusi Gaussian. Adalah distribusi terpenting dan paling luas penggunaannya. 6
JUSTIFIKASI TEKNIS x μ σ
1/2 1 P(x) *e σ 2π
2
dimana : P(x)= fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal) π
= 3.14156
e
= 2.71828
X
= variabel acak kontinyu
μ
= rata-rata nilai X
σ
= standar deviasi dari nilai X
Satuan baku (Z) Z
X μ σ
dimana : Z X μ σ
= = = =
satuan baku (standart unit) variat X rata-rata nilai variat X standar deviasi dari nilai X
D. Distribusi Log – Normal 2 Parameter Distribusi log-normal merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu mengubah nilai variat X menjadi nilai logaritmik variat X. Secara matematis distribusi log-normal ditulis sebagai berikut: P(X)
1
logx * S *
2 1 logX X * exp 2 S 2π
dimana : P (X) = peluang log normal X
X
= nilai variat pengamatan = nilai rata-rata dari logaritmik variat X, umumnya dihitung nilai rata-rata geometriknya
X
= {(X1) (X2) (X3)…(Xn)}1/n
S
= standar deviasi dari logaritmik nilai variat X
7
JUSTIFIKASI TEKNIS Tabel ANALISA HIDROLOGI -5 Rekap Curah Hujan Rancangan
Sumber : Perhitungan
1.4.
UJI DISTRIBUSI FREKUENSI
A. Metode Smirnov-Kolmogorov Pemerikasaan uji kesesuaian ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini diketahui beberapa hal, seperti : Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan atau yang diperoleh secara teoritis. Kebenaran hipotesa, diterima atau ditolak. Hipotesa suatu rancangan awal adalah merupakan perumusan sementara mengenai sesuatu hal yang dibuat dan untuk menjelaskan hal itu diperlukan adanya penyelidikan. Adapun uji tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Data curah hujan maksimum harian rerata tiap tahun disusun dari besar ke kecil, Probabilitas dihitung dengan persamaan Weibull sebagai berikut : P
m *100% n 1
dimana: P
= probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang telah disusun n
= banyaknya data
Plot data hujan Xi dan probabilitas Plot persamaan analisis frekuensi yang sesuai. Tabel ANALISA HIDROLOGI -6 Hasil Uji Smirnov-Kolmogorov
8
JUSTIFIKASI TEKNIS
Sumber : Perhitungan
Dari perhitungan uji distribusi di atas didapatkan harga D maks terkecil yaitu dengan menggunakan distribusi Log Pearson III dengan nilai 0.091. Sehingga untuk perhitungan selanjutnya digunakan hasil dari distribusi Log Pearson III. B. Metode Chi-Square Dari distribusi (sebaran) Chi-Square, dengan penjabaran seperlunya dapat diturunkan : X
Ef
Of Ef
dimana : X = harga Chi-Square Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan, sesuai dengan Of
pembagian kelasnya = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung sebagai berikut : 9
JUSTIFIKASI TEKNIS DK K P 1
dimana : DK = derajat kebebasan K = banyaknya kelas P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter, yang untuk sebaran Chi-Square adalah sama dengan dua (2).
Tabel ANALISA HIDROLOGI -7 Hasil Uji Chi-Square
Dari distribusi Log Pearson III di atas telah di uji uji Chi-Square diambil harga Dmaks terkecil dalam hal ini adalah distribusi Log Pearson III yang mempunyai harga Dmaks terkecil sebesar 5.991. Sehingga diambil kesimpulan bahwa untuk perhitungan selanjutnya menggunakan distribusi Log Pearson III.
10
JUSTIFIKASI TEKNIS
BAB 2 ANALISA HIDROLIKA
2.1. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN DRAINASI Dalam perencanaan terdahulu mengenai dimensi saluran drainase di kawasan Perumahan Made untuk semua saluran dipakai rencana saluran dan crosing jalan dengan dimensi 80x80x120 cm berupa U-Dicth + Cover K-350, sepanjang 4934.09 m.
Dari perencanaan tersebut, aliran air di bagian hilir yaitu saluran di sisi Jalan Mastrip yang akan mengarah ke Kali Gorok tidak dilakukan evaluasi. Dalam menentukan kriteria dimensi awal saluran drainase serta jenis material apa yang digunakan pada suatu daerah, besarnya debit aliran yang masuk maupun elevasi lahan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Sebab dengan mengetahui besarnya debit yang mengalir kita dapat memperkirakan besarnya dimensi saluran minimum yang dibutuhkan air agar tidak melimpas. Dan dengan mengetahui kemiringan dari nilai elevasi yang ada, kita dapat memperkirakan besarnya kecepatan air yang melimpas sehingga kita dapat memilih jenis material yang tepat bagi saluran tersebut. Besar kapasitas saluran drainasi dihitung berdasarkan kondisi steady flow 1
JUSTIFIKASI TEKNIS menggunakan rumus Manning (Ven.Te Chow, 1985) Q=V.A V = 1/n . R2/3 . S1/2 A
= (b +m.h) . h
R
=
P
= b + 2.h
A P (1 m 2
Dengan : Q = debit puncak banjir hujan + genangan (m3/dt) V = kecepatan aliran (m/dt) A = luas penampang basah (m2) n
= koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m) S = Kemiringan dasar saluran Rumus ini merupakan bentuk yang sederhana namun memberikan hasil yang tepat, sehingga penggunaan rumus ini sangat luas dalam aliran seragam untuk perhitungan dimensi saluran. Koefisien kekasaran ‘n’ Manning dapat diperoleh dari tabel dengan memperhatikan faktor bahan pembentuk saluran. Perencanaan dimensi saluran yang direncanakan jika dianggap bahwa aliran di saluran adalah aliran seragam (Uniform flow) maka dapat juga digunakan rumus Strickler. V = K.R 2/3 .I1 / 2 R A/P A (b mH) H P b 2mH (1 m 2 )
Q V.A
dimana : Q
=
debit puncak banjir hujan + genangan (m3/dt)
V
=
kecepatan aliran, m/dt 2
JUSTIFIKASI TEKNIS A
=
luas penampang basah (m2)
R
=
jari-jari hidrolis, m
P
=
keliling basah saluran, m
b
=
lebar dasar, m
H
=
tinggi air, m
I
=
kemiringan energi/kemiringan dasar saluran (1 V : m H)
K
=
Koefisien kekasaran strickler
w
=
tinggi jagaan
Hal penting yang harus diperhatikan adalah kecepatan aliran yang diijinkan. Kecepatan harus diantara batas tertentu dimana dengan kecepatan tersebut tidak akan terjadi pengendapan dan pertumbuhan tanaman air, serta tidak juga terjadi penggerusan (Tabel 2-1).
Tabel Analisa HIDROLIKA-8 Besar kecepatan aliran yang diijinkan berdasarkan jenis material
Sumber : Tata Cara Perencanaan Drainase (SNI 03.3424.1994)
Khusus untuk kecepatan pengaliran maksimum yang diizinkan dapat diambil lebih 3
JUSTIFIKASI TEKNIS besar dibandingkan dengan kecepatan pengaliran maksimum pada saluran tanpa lapisan. Persyaratan ini dapat menghasilkan dimensi saluran yang lebih kecil. Besarnya kecepatan pengaliran maksimum untuk masing-masing jenis lapisan dapat dipakai batasan sebagai berikut : * Saluran dengan lapisan tanah
= 0.90 m/dt
* Saluran dengan lapisan pasangan batu
= 2.00 m/dt
* Saluran dengan lapisan beton
= 3.00 m/dt
Adapun tebal lapisan yang digunakan pada masing-masing jenis lapisan dapat dibuat sebagai berikut: * Lapisan tanah untuk dasar saluran min
= 0.60 m
* Lapisan tanah untuk tebing saluran min.(hor) = 0.90 m * Lapisan pasangan batu minimum
= 0.30 m
* Lapisan beton minimum
= 0.07 m
Sedangkan harga koefisien kekasaran Manning, didapat berdasarkan lapisan bahan permukaan saluran yang diinginkan (Tabel 2-2).
Tabel Analisa HIDROLIKA-9 Nilai Koefisien Kekasaran Manning
Sumber : Ven Te Chow, 1985
4
JUSTIFIKASI TEKNIS
5
JUSTIFIKASI TEKNIS Tabel Analisa HIDROLIKA-10 Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting Ruas Utara :
Ruas Selatan :
Jadi yang akan dilakukan rehabilitasi saluran di kawasan Perumahan Made antara lain pada :
6
JUSTIFIKASI TEKNIS
7
JUSTIFIKASI TEKNIS
2.2. PERENCANAAN RUMAH POMPA Perhitungan hidrolika untuk rencana tanggul kolam retensi yang direncanakan terdahulu tidak ada. Gambar terdahulu seperti pada tampilan berikut :
Sehingga disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia maka kolam tampungan dan struktur rumah pompa dan kolam retensi mengalami perubahan, seperti pada gambar dan analisa perhitungan berikut :
8
JUSTIFIKASI TEKNIS
9
JUSTIFIKASI TEKNIS
2.3. PERHITUNGAN OPERASI POMPA Tabel Analisa HIDROLIKA- 11 Perhitungan Operasi Pompa Waktu
Qrencana
(menit) 0.00 10.00 20.00 30.00 33.38 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00 150.00 160.00 170.00 180.00 190.00 200.00 210.00 220.00 230.00 240.00 241.00 242.00 243.00 244.00 245.00 246.00 247.00 248.00 249.00 250.00 251.00 252.00 253.00 254.00 255.00 256.00 257.00 258.00 259.00 260.00
(m3/dt) 0.00 0.90 1.80 2.70 3.00 2.21 1.90 1.68 1.52 1.39 1.29 1.20 1.12 1.06 1.01 0.96 0.91 0.88 0.84 0.81 0.78 0.75 0.73 0.71 0.69 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66 0.66 0.66 0.66 0.65 0.65 0.65 0.33 0.16 0.08 0.04 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00
Kapasitas Pompa (m3/dt) 0.00 0.00 0.00 0.30 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55
Outflow Pompa (m3) 0.00 0.00 0.00 18.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00 33.00
Outflow Komulatif (m3) 0.00 0.00 0.00 360.00 990.00 1101.63 1320.00 1650.00 1980.00 2310.00 2640.00 2970.00 3300.00 3630.00 3960.00 4290.00 4620.00 4950.00 5280.00 5610.00 5940.00 6270.00 6600.00 6930.00 7260.00 7590.00 7920.00 7953.00 7986.00 8019.00 8052.00 8085.00 8118.00 8151.00 8184.00 8217.00 8250.00 8283.00 8316.00 8349.00 8382.00 8415.00 8448.00 8481.00 8514.00 8547.00
Volume Inflow (m3) 0.00 53.91 107.83 161.74 179.98 132.43 114.12 101.06 91.19 83.42 77.12 71.89 67.47 63.66 60.36 57.45 54.86 52.55 50.47 48.58 46.86 45.29 43.84 42.50 41.26 40.11 39.99 39.88 39.77 39.67 39.56 39.45 39.34 39.24 39.13 39.03 19.51 9.76 4.88 2.44 1.22 0.61 0.00 0.00 0.00 0.00
Volume Inflow Komulatif (m3) 0.00 53.91 161.74 323.49 503.47 635.89 750.02 851.08 942.27 1025.69 1102.81 1174.70 1242.17 1305.83 1366.19 1423.63 1478.50 1531.05 1581.52 1630.11 1676.97 1722.26 1766.10 1808.60 1849.86 1889.97 1929.96 1969.85 2009.62 2049.29 2088.85 2128.30 2167.64 2206.88 2246.01 2285.04 2304.56 2314.31 2319.19 2321.63 2322.85 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46
Total Volume Strorage (m3) 0.00 53.91 161.74 305.49 452.47 551.89 633.02 701.08 759.27 809.69 853.81 892.70 927.17 957.83 985.19 1009.63 1031.50 1051.05 1068.52 1084.11 1097.97 1110.26 1121.10 1130.60 1138.86 1145.97 1152.96 1159.85 1166.62 1173.29 1179.85 1186.30 1192.64 1198.88 1205.01 1211.04 1197.56 1174.31 1146.19 1115.63 1083.85 1051.46 1018.46 985.46 952.46 919.46
10
Elevasi (m) 0.00 0.216 0.647 1.222 1.810 2.208 2.532 2.804 3.037 3.239 3.415 3.571 3.709 3.831 3.941 4.039 4.126 4.204 4.274 4.336 4.392 4.441 4.484 4.522 4.555 4.584 4.612 4.639 4.666 4.693 4.719 4.745 4.771 4.796 4.820 4.844 4.790 4.697 4.585 4.463 4.335 4.206 4.074 3.942 3.810 3.678
JUSTIFIKASI TEKNIS
Waktu
Qrencana
(menit) 261.00 262.00 263.00 264.00 265.00 266.00 267.00 268.00 269.00 270.00 271.00 272.00 273.00 274.00 275.00 276.00 277.00 278.00 279.00 280.00 281.00 282.00 283.00 284.00 285.00 286.00 287.00 288.00 289.00 290.00 291.00 292.00 293.00 294.00 295.00 296.00 297.00 298.00 299.00 300.00
(m3/dt) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kapasitas Pompa (m3/dt) 0.55 0.55 0.55 0.55 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15
Outflow Pompa (m3) 33.00 33.00 33.00 33.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 18.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00
Outflow Komulatif (m3) 8580.00 8613.00 8646.00 8679.00 4752.00 4770.00 4788.00 4806.00 4824.00 4842.00 4860.00 4878.00 4896.00 4914.00 4932.00 4950.00 4968.00 4986.00 5004.00 5022.00 5040.00 5058.00 5076.00 5094.00 5112.00 5130.00 5148.00 5166.00 5184.00 5202.00 5220.00 2619.00 2628.00 2637.00 2646.00 2655.00 2664.00 2673.00 2682.00 2691.00
Volume Inflow (m3) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Volume Inflow Komulatif (m3) 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46 2323.46
Total Volume Strorage (m3) 886.46 853.46 820.46 787.46 769.46 751.46 733.46 715.46 697.46 679.46 661.46 643.46 625.46 607.46 589.46 571.46 553.46 535.46 517.46 499.46 481.46 463.46 445.46 427.46 409.46 391.46 373.46 355.46 337.46 319.46 301.46 292.46 283.46 274.46 265.46 256.46 247.46 238.46 229.46 220.46
Elevasi
Dilihat dari tabel simulasi operasi pompa diatas dapat disimpulkan bahwa elevasi optimum untuk awal pemompaan pada saat hujan adalah ketika elevasi muka air kolam retensi berada di elevasi 16.70 m dan pompa akan otomatis mati ketika berada di elevasi 16.80 m guna menjaga kondisi kolam.
11
(m) 3.546 3.414 3.282 3.150 3.078 3.006 2.934 2.862 2.790 2.718 2.646 2.574 2.502 2.430 2.358 2.286 2.214 2.142 2.070 1.998 1.926 1.854 1.782 1.710 1.638 1.566 1.494 1.422 1.350 1.278 1.206 1.170 1.134 1.098 1.062 1.026 0.990 0.954 0.918 0.882
JUSTIFIKASI TEKNIS
2.4. PERHITUNGAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI
12
JUSTIFIKASI TEKNIS
13
JUSTIFIKASI TEKNIS
14
JUSTIFIKASI TEKNIS
15
JUSTIFIKASI TEKNIS
16
JUSTIFIKASI TEKNIS
17
JUSTIFIKASI TEKNIS
18
JUSTIFIKASI TEKNIS
19
JUSTIFIKASI TEKNIS
20
JUSTIFIKASI TEKNIS
21
JUSTIFIKASI TEKNIS
22
JUSTIFIKASI TEKNIS
23
JUSTIFIKASI TEKNIS
24
JUSTIFIKASI TEKNIS
25
JUSTIFIKASI TEKNIS
26