Kaca Apung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

kKaca apung 90% daripada kaca nipis diperbuat dengan menggunakan proses kaca terapung yang dicipta oleh Sir Alastair Pilkington dari Pilkington Glass, di mana kaca cair dituang ke atas timah cair. Kaca tersebut terapung dipermukaan timah, tersebar ke semua arah. Kaca tersebut perlahan-lahan mengeras ketika ia mengembang di atas timah cair, sebelum ditarik keluar daripada rendaman timah dalam bentuk ribon dan kemudiannya disepuh dengan menggunakan api, menghasilkan permukaan rata yang hampir sempurna. Diapung Kaca cair yang masih panas dituang ke atas cairan timah, ketebalan kaca tergantung banyaknya kaca cair yang dituang. (bayangkan seperti lapisan minyak dan air yang tidak saling bercampur itu). Selain itu ada juga cara modern yang digunakan untuk pembuatan kaca seperti kaca lapis. Yaitu merekatkan dua buah kaca dengan semacam perekat (biasanya PVB = Polyvinyl Butyral) di tengahnya. Hasilnya adalah kaca yang kuat namun tidak akan pecah berantakan ketika terkena hantaman. Kaca jenis ini biasanya digunakan pada kaca mobil.



Oh iya, beda loh antara kaca dengan cermin. Kalau kaca itu tembus pandang, sedangkan cermin adalah kaca yang dilapisi dengan campuran perak di satu sisinya, sehingga dapat memantulkan cahaya. Alasan menggunakan kaca pada bangunan a. kehadiran kaca pada eksterior akan memperindah penampilan sebuah gedung. Bangunan yang sederhana tiba-tiba seolah berkilau bila diselubungi kaca.Apalagi kalau gedung itu dipermanis dengan permainan warna pada kaca. Ibarat kosmetik, penggunaan kaca pada selubung luar bangunan mampu mempercantik 'wajah' yang biasa-biasa saja. Mudah dimengerti kenapa banyak pemilik gedung menginginkan penggunaan kaca pada wajah bangunannya. b. Kaca relatif murah, pemeliharaannya mudah dan attraktif. Semakin mengkilap kacanya semakin atraktif bangunannya.Dibandingkan bahan eksterior lainnya, kaca memiliki risiko yang lebih kecil untuk menjadi buruk. Granit misalnya, sudah mahal, belum tentu bagus kalau dipasang. c. Bahan cladding lainnya, seperti aluminium dan email, kalau tidak rapi memasangnya akan terlihat seperti penyok-penyok atau bergelombang. Kaca juga membuat kota tidak terkesan 'mati' karena warna-warnanya memeriahkan suasana. d. Di kala malam, pantulan cahaya pada kaca menghadirkan keindahan tersendiri yang tidak dijumpai pada gedung nonkaca Walaupun bangunan berkaca dapat merusak lingkungan dan menyebabkan panas, tetapi efek yang ditimbulkan bangunan berkaca tidak dapat disamakan oleh efek rumah kaca. Jelasnya, pemahaman ini salah. Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi dimana cahaya matahari yang diserap tidak dapat diteruskan samppai ke atmosfer, tetapi dipantulkan kembali ke bumi karena troposfer kita terhalangi oleh berbagai partikel-partkel atau molekul-molekul gas, salah satunya adalah karbondioksida. Akibatnya, suhu dipermukaan bumi menjadi panas, kondisi ini mirip ketika berada di rumah kaca. Keuntungan lain menggunakan kaca adalah sebagai berikut a.



Sangat baik ketahanan abrasi



b.



Tahan terhadap bahan kimia, pelarut, minyak, gemuk



c.



Tidak ada masalah degradasi UV



d.



Stabil pada rentang suhu yang lebar



e.



Mudah dibersihkan



f.



Lama hidup produk. Penggunaan kaca dalam pekerjaan konstruksi untuk menambah keindahan bangunan. Penggunaannya memenuhi pandangan arsitektur untuk dekorasi eksternal. Denganmenggunakan gelas kaca di pedalaman, menghemat ruang di dalam gedung. Kaca cladding di gedung memenuhi kebutuhan fungsional pencahayaan, retensi panas dan hemat energi. Penggunaannya muncul rasa keterbukaan dan harmonis. Sebagai kaca dikeraskan tersedia, seseorang dapat memiliki desain interior yang baik dengan penggunaan kaca di tangga transparan, rak berwarna, langit-langit dll. Kaca merupakan bahan yang sangat baik untuk isolasi termal, pemeriksaan air dan konservasi energi. Kaca merupakan konduktor panas yang buruk; menghemat energi di AC bangunan.Untuk membuat partisi kaca di lantai atas, tidak ada desain ekstra diperlukan untuk slab seperti kaca ini ringan.



Namun ada beberapa kekurangan dari kaca A. Lebih berat dari plastik B. kaca adalah bahan yang sangat mahal, mungkin meningkatkan biaya dianggarkan dari pekerjaan konstruksi. C. Penggunaan kaca juga meningkatkan biaya keamanan. D. Penggunaannya di daerah perbukitan dan padang pasir dapat menyebabkan biaya perawatan lebih. E. Kaca juga tidak aman untuk daerah gempa terbukti.



Cara mengatasi efek dari bangunan berkaca Saat ini beberapa teknologi arsitektur dapat digunakan untuk mengurangi peningatan suhu dan juga ramah terhadap lingkungan. a.



Rumah bamboo Bambu adalah material yang ramah lingkungan karena tidak membutuhkan banyak energi dalam pelaksanaannya. Tidak seperti pohon kayu yang sekali tebang langsung habis, bambu dapat dipanen setiap 3 tahun sekali dan terus menerus tumbuh selama akarnya tidak rusak. Hal tersebut menegaskan bahwa bambu merupakan bahan bangunan yang cepat diperbaharui, dan lebih murah. Cycle penanaman adalah 3 tahun dengan tidak terlalu sulit untuk ditanam dimana bambu bisa memperbaharui diri melalui tunas. Bambu mudah ditanam di lahan basah maupun kering. Bambu juga bisa ditebang setiap tahun tanpa merusakkan hutan, dalam umur 3 tahun kualitas bambu sudah baik dan memenui persyaratan sebagai bahan bangunan. Dengan menanam bambu memiliki



lebih bahnyak harapan. “Bambu mempunyai sifat mekanik yang sangat baik”, merupakan kualitas bambu yang paling mencengangkan. Jenis bambu yang baik bila digunakan sebagai material rumah adalah bambu tali/apus, bambu temen, bambu petung dan bambu gombong. Sebelum dipakai, bambu harus diproses terlebih dahulu secara kimia supaya awet. Biaya pembangunan rumah bambu tergolong murah serta mudah dalam perawataanya, namun perlu dilakukan upaya-upaya khusus agar desain rumah bambu yang akan dibangun nantinya dapat selesai dengan kualitas yang bagus serta tahan lama, berikut ini beberapa tips dalam mendesain rumah bambu barangkali berguna:



1. Sebelum membuat desain sebaiknya cek terlebih dahulu diameter bambu yang tersedia, agar pada saat pembangunan berlangsung tidak terjadi kesulitan dalam pencarian bahan saat pembangunan.



2. Bambu yang akan dibangun harus dilakukan upaya-upaya pengawetan terlebih dahulu seperti dengan cara perendaman maupun pengolesan bahan kimia yang berfungsi mengawetkan bambu serta mencegah hewan yang dapat merusak konstruksi bambu.



3. Sesuaikan desain rumah bambu dengan kondisi alam atau lingkungan sekitarnya agar bangunan yang akan dibangun nantinya mampu menyatu dengan alam sekitar sehingga menambah keunikan tersendiri. >>Rumah bambu dapat dipadukan dengan menggunakan berbagai macam material alami seperti batu alam, atap rumbia, atap genteng. Tambahkan taman disekitar rumah bambu seperti kolam ikan yang dipadukan dengan pohon-pohon hijau serta air yang mengucur sehingga tercipta suasana adem.



4. Gunakan warna cat yang tidak merusak warna asli bambu, seperti plamir atau cat transparan sehingga mampu menonjolkan teksture aslinya.



5. Perawatan biasanya merupakan pekerjaan yang membosankan dari pada membuat namun dalam hal desain rumah bambu ini sebaiknya perawatan dilakukan secara rutin dalam jangka waktu tertentu baik dari segi kebersihan, kerusakan,pengecatan maupun pencegahan dari hewan yang dapat merusak rumah bambu.



Ringan dan Tahan Gempa Eko Prawoto—salah satu arsitek yang mengembangkan konstruksi bambu— menyatakan bahwa kita tak perlu ragu untuk memakai material bambu sebagai struktur bangunan. Proyek bermaterial bambu yang baru selesai dikerjakan Eko Prawoto adalah bangunan Community Learning Center, sebuah pusat studi di Cilacap, Jawa Tengah. Struktur bangunan ini seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung/betung, bambu legi, dan bambu tali/apus. Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda. Untuk kolom utama, misalnya, ia menggunakan jenis betung berdiameter 16 cm. Proyek bambu lain yang ia rancang adalah bangunan—juga berkonstruksi bambu—di Timor Leste. Pada konstruksi bambu rancangannya, Eko Prawoto menggunakan baut 12 mm dan ijuk untuk menyambung antarbambu. Sambungan dengan baut ini terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus (Eko memang membiarkannya terekspos). Untuk memasang bautnya, bambu dibor terlebih dahulu, kemudian baut dimasukkan ke bambu dan diberi mur. Ia lalu memberi tip, “Pasang murnya jangan terlalu keras supaya



bambu tidak pecah.” Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah.



b.



Gren roof



Atap hijau saat ini mulai popular sebagai bahan bahan arsitektur. Atap hijau atau green roof dapat mengurangi pemanasan global dan meningkatkan penghijauan kepada lingkungan sekitar layer atau lapisan konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan atau tanah dan media tanaman di atas sebuah bangunan. Asal mula Green Roof ini berasal dari Babylon (sekarang Iran) Yang dibuat pada abad ke 7 oleh King Nebuchadnezzar II. Taman ini disebut Taman Gantung Babylon atau The Hanging Garden Babylon yang dipersembahkan Sang Raja kepada istrinya yang bernama Amystis. Green roof tidak hanya dapat digunakan di rumah tetapi juga dapat digunakan di gedung – gedung bertingkat. Green roof dilakukan dengan membuata taman di atas sehingga tidak hanya membuat bangunan menjadi lebih indah tetapi mengurangi suhu yang ada di dalam rumah. Green roof juga dapat mengurangi kerusakan pada atap misalnya keretakan pada beton Green roofs merupakan atap bangunan yang sebagian atau seluruh permukaannya ditanami dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Green roofs juga dikenal dengan nama ecoroofs, oikosteges, vegetated roofs, dan living roofs. Penerapan green roofs sering dikaitkan pada bangunan-bangunan yang beratap datar, sehingga image yang terbentuk dari pemakaian green roofs lebih banyak dihubungkan kepada bangunan kontemporer yang notabene identik dengan atap datar. Ada dua jenis green roofs yang bisa digunakan pada sebuah atap, yaitu intensive green roofs, yang memiliki layer lebih tebal sehingga mampu mengakomodasi tanaman-tanaman yang lebih besar pula, namun membutuhkan perawatan yang intensif; extensive green roofs, atap hijau yang memiliki layer tipis sehingga hanya mampu ditanami tumbuhan kecil seperti rumput atau tanaman jenis perdu.



c.



Green architecture



Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010). Green architecture pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan yang lebih menyenangkan bagi manusia sebagai pemakainya dan memberi nilai tambah bagi generasi masa depan yang akan menggunakan dan ramah terhadap lingkungan. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. 1. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:



Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. a. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. b. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. c. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. d.



Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.



e.



Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.



f.



Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.



2.



menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.



3.



Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau yang berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Arsitektur hijau juga dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahanbahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan. Perancangan Arsitektur hijau meliputi tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. Konsep ini sekarang mulai dikembangkan oleh berbagai pihak menjadi Bangunan Hijau



Jan06



solar architect



ARSITEKTUR SURYA YANG RAMAH LINGKUNGAN ARSITEKTUR SURYA adalah tatanan arsitektur yang memanfaatkan teknologi surya baik secara langsung maupun tidak langsung ke dalam bangunan. Sisitim tenaga surya dibagi dua yaitu sistim surya aktif dan sistim surya pasif



Sistim surya aktif Sistim Surya Aktif (active solar system) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan energi surya dalam bangunan melalui konversi energi cahaya menjadi energi panas dengan bantuan peralatan peralatan mekanis untuk tujuan pemanasan air domestik, pemanasan dan pendinginan ruang atau melalui konversi energi cahaya menjadi energi listrik untuk tujuan penerangan/penggunaan alat alat elektronik lainnya.



Sistim surya pasif Sistim Surya Pasif (passive solar system) merupakan suatu teknik pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bangunan tanpa atau seminimal mungkin menggunakan peralatan mekanis, melalui perancangan elemen elemen arsitektur (lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) untuk tujuan kenyamanan manusia (mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan temperatur dan kelembaban, kontrol radiasi matahari, penggunaan insulasi termal).



Kiriteria arsitektur surya



1. Integrasi Sistim Surya Pada Bangunan Kolektor surya atau modul PV (fotovoltaik) sekaligus merupakan elemen bidang atap, bidang dinding, lantai, langit langit atau aksesoris bangunan (penangkal matahari, cantilever, canopy, kolam, aquarium, dsb). Misalnya Thrombe-Wall untuk pemanasan ruang, Dinding Energi untuk pendinginan ruang, Atap Berventilasi untuk mengurangi beban panas dalam ruang, dan sebagainya.



2. Orientasi Bangunan Orientasi kolektor surya/modul fotovoltaik (PV) sangat kritis bagi arah hadap optimum kolektor terhadap radiasi matahari. Karena lintasan matahari terhadap bumi berbeda dari satu lokasi ke lokasi lainnya, sedangkan umumnya kolektor surya berkedudukan tetap (kecuali “tracking collector”), maka orientasi kolektor yang terpasang pada bangunan (bidang atap atau dinding) harus tepat untuk mengusahakan radiasi matahari maksimum. a.



Bagi lokasi dibelahan bumi utara, orientasi kolektor adalah arah selatan



b.



Bagi lokasi dibelahan bumi selatan, orientasi kolektor adalah arah utara.



c.



Bagi lokasi dikhatulistiwa (Indonesia), orientasi kolektor adalah arah barat-timur.



3. Sudut Kemiringan Kolektor. Sudut kemiringan kolektor mempengaruhi kinerja kolektor. Sudut kemiringan pada kolektor tetap (pada bidang atap atau dinding) perlu ditentukan dengan tepat untuk me maksimalkan intensitas matahari yang jatuh pada



bidang kolektor serta mempertimbangkan aliran air hujan/salju yang mencair. Acuan sudut kemiringan kolektor bagi belahan bumi utara/selatan adalah Lintang Geografis Lokasi +100 -150 (AIA Research\Corporation, Solar Dwelling Concepts). Acuan sudut kemiringan kolektor bagi jalur khatulistiwa (Indonesia) adalah + 300 (Priatman, Pusat Riset Energi Surya).



4. Luas Bidang Kolektor Luas bidang kolektor (atap/dinding) ditentukan oleh kebutuhan pemanasan/pendinginan, sistim kolektor yang akan dipakai, kondisi intensitas matahari setempat, tingkat kebutuhan energi yang dibutuhkan bagi sistim surya (100% sistim surya atau sebagai back-up system saja), voltage –ampere/jam, dsb. Sebagai acuan pra rancang dapat digunakan rule of thumb + 50% dari luas ruang yang dilayani sistim kolektor surya (thermosyphoning) sampai + 150% dari luas ruang yang dilayani sistim modul PV (Wright, Natural Solar Architecture).



5. Komponen Sistim Surya Sistim surya non elektrikal (thermosyphoning) terdiri dari komponen komponen sistim yang harus di akomodasi dalam perancangan. Komponen komponen sistim itu meliputi Kolektor Surya, Reservoir/Gudang Penyimpan Panas, Distribusi, Transportasi, Energi Cadangan, Kontrok Elektronik. Arsitektur surya merupakan wadah dari sistim surya beserta dengan seluruh komponen pendukungnya. Sistim surya elektrikal, terdiri dari komponen komponen modul fotovoltaik (PV), kotak konektor (connector box), inverter untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak balik (AC).



6. Unsur Kekuatan, Kenyamanan dan Estetika Bangunan pada umumnya harus memenuhi kebutuhan kekuatan struktur untuk menjamin keamanan konstruksinya dan tingkat kenyamanantertentu untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Bangunan baru dapat di klasifikasikan sebagai arsitektur apabila dipenuhi kebutuhan nilai estetikanya dalam bentuk konfigurasi ruang yang kompak, nyaman, proporsionil maupun dalam bentuk fasade eksteriornya yang menampilkan komposisi bidang masif-transparan, tekstur lembut dan keras, warna pastel atau ekstrim, dan sebagainyadimana unsur seni artistik memainkan perannya. Kolektor surya (dengan warna gelap tertutup kaca/plastik transparan) dapat menghasilkan penampilan yang baik apabila dipikirkan sebagai kombinasi dan komposisi antara bidang dinding dan atap yang melibatkan sudut kemiringan dan luasan luasan yang dibutuhkan. Modul PV pun kini tersedia dalam belbagai pola dan tekstur yang atraktif baik masif maupun



transparan dalam pelbagai warna dan di laminasi (laminated film) pada bidang bidang jendela maupun skylight.



Indonesia memiliki karunia sinar matahari. Hampir di setiap pelosok Indonesia, matahari menyinari sepanjang pagi sampai sore. Energi matahari yang dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya / solar cell. Pembangkit listrik tenaga surya sangat ramah lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).Perkembangan teknologi dalam membuat panel surya / solar cell yang lebih baik dari tingkat efisiensi, pembuatan aki yang tahan lama, pembuatan alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current, adalah sangat menjanjikan. Pada saat ini penggunaan tenaga matahari (solar cell) masih dirasakan mahal karena tidak adanya subsidi. Listrik yang kita gunakan saat ini sebenarnya adalah listrik bersubsidi. Bayangkan pengusahaan/ penambangan minyak tanah, batubara (yang merusak lingkungan), pembuatan pembangkit tenaga listrik uap, distribusi tenaga listrik, yang semuanya dibangun dengan biaya besar.



Pemusatan energy surya Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem cermin parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas. Ivanpah Solar Plant yang terleak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya mencapai 377 MegaWatt. Meski pembangunan didukung oleh pendanaan Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai program 10000 MW energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena mengancam keberadaan satwa liar di sekitar gurun.[2]



Lebih banyak energi matahari yang kita gunakan maka semakin sedikit kita bergantung pada bahan bakar fosil. Ini berarti akan meningkatkan ketahanan dan keamanan energi, karena akan mengurangi kebutuhan impor minyak dari pihak asing. Dalam jangka panjang energi surya akan menghemat pengeluaran uang untuk energi. Biaya awalnya memang cukup signifikan, namun setelah beberapa waktu Anda akan memiliki akses ke energi yang benar-benar gratis, dan jika sistem rumah tenaga surya menghasilkan energi yang lebih dari yang Anda butuhkan, di beberapa negara perusahaan listrik dapat membelinya dari



Anda, yang berarti ada potensi keuntungan ekstra terlibat. Ada juga banyak negara yang menawarkan insentif keuangan untuk menggunakan energi surya. Kelebihan penggunaan listrik tenaga surya: Energi yang terbarukan / tidak pernah habis Bersih, ramah lingkungan Umur panel surya / solar cell panjang/ investasi jangka panjang Praktis, tidak memerlukan perawatan Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia Namun listrik tenaga surya sedikit memiliki kelemahan. Tenaga surya sangat bergantung pada waktu, tempat dan cuaca. Tenaga surya juga memerlukan tempat yang terbuka dan luas lalu energy yang dihasilkan dari panel surya tersebut masih sangat sedikit. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang memadai dibutuhkan lokasi instalasi yang luas, dan panel surya ini idealnya diarahkan ke matahari, tanpa hambatan seperti pohon dan gedung tinggi, untuk mencapai tingkat efisiensi yang diperlukan. Panel surya / solar cell sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga surya, mendapatkan tenaga listrik pada pagi sampai sore hari sepanjang ada sinar matahari. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari. Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan. Perencanaan terdiri dari: 



Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari (Watt).







Berapa besar arus yang dihasilkan panel surya / solar cell (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya / solar cell yang harus dipasang.







Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).



Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik bensin ataupun solar. Misalnya daerah terpencil: pertambangan, perkebunan, perikanan, desa terpencil, dll. Dari segi jangka panjang, nilai keekonomian juga tinggi, karena dengan perencanaan yang baik, pembangkit listrik tenaga surya dengan panel surya / solar cell memiliki daya tahan 20 – 25 tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya dengan daya tahan 3 – 5 tahun. Kesimpulan orang menggunakan panel surya (solar cell) karena: 



Ingin berkontribusi pada lingkungan







Tidak mau tergantung pada PLN







Daerah terpencil, tenaga listrik dari panel surya / solar cell lebih murah.



Sumber http://tanamsatupohon.blogspot.com/2011/09/arsitektur-surya-dengan-sistimsurya.html http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energi-surya.html http://www.panelsurya.com/index.php/id/home/tenaga-surya http://anditriplea.blogspot.com/2011/06/kriteria-arsitektur-surya.html



Jan05 Search