Kadar Air Dan Berat Jenis Kayu Tertentu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



Judul praktikum Menghitung kadar air dan berat jenis beberapa jenis kayu



II.



Tujuan praktikum Agar mahasiswa dapat mengetahui metode perhitungan kadar air dan berat jenis beberapa kayu komersil, dan melihat perbandingan berat jenis dari berbagai kayu tersebut. III. Tempat dan waktu Tempat : Lab ilmu tanah fakultas pertanian Universitas Jambi Waktu ; Senin, 9 mei 2011 IV. Alat dan bahan Alat dan bahan - Sample kayu (Pulai, sengon, ekaliptus,akasia) Oven



-



Dicicator



-



Timbangan



V.



Gelas ukur pinset



Prinsip Teori



Kadar air AIR adalah unsur alami semua bagian suatu pohon yang hidup. Dalam bagian xilem, air (lengas) umumnya berjumlah lebih dari separuh berat total; artinya, berat air dalam kayu segar umumnya sama atau lebih besar daripada berat bahan kayu kering. Sejumlah air akan segera hilang apabila pohon mati atau suatu kayu glondongan diolah menjadi kayu gergajian, finir atau serpih kayu. Keadaan yang demikian bila berlangsung cukup lama, akan mempengaruhi dimensi dan sifat sifat kayu tsb. Kadar air kayu berturut-turut dimulai dari kondisi segar, basah, titik jenuh serat, kadar air tertentu, kering udara dan kering tanur. Kayu pada kondisi basah paling rawan terhadap serangan organisme perusak misalnya serangga dan jamur. Kondisi kadar air tertentu (di bawah titik jenuh serat) kayu rawan terhadap efek penyusutan yang tidak terkendali, sedangkan kayu kering udara (disebut juga kering angin, seimbang, siap pakai atau stabil) sangat penting untuk diterapkan di dalam penggunaan kayu sebagai bahan baku produk tertentu. Kadar air kayu siap pakai di Indonesia untuk penggunaan kayu (produk kayu) di dalam ruangan sebaiknya kurang dari 15% dan di luar ruangan bisa sampai 18%, sedangkan di dalam ruangan (AC, pemanas/heater) harus lebih rendah lagi. Apabila kayu atau produk kayu digunakan di daerah sub tropis (Jepang, Eropa, Amerika), kadar air di dalam ruangan berkisar 6 – 10% dan di luar ruangan di atas 18%. Di dalam ruangan ber AC atau pemanas/heater kadar air kayu/produk kayu harus di bawah 10%. Kayu mengalami kondisi kritis untuk stabilitas dimensinya adalah pada kisaran 25-30%, yang biasa disebut titik jenuh serat (TJS). Yaitu, titik dimana keadaan semua air cair di dalam rongga sel telah dikeluarkan tetapi dinding sel masih jenuh. Kenapa sih disebut titik jenuh? Kkarena pada keadaan ini kayu dapat terganggu oleh perubahan-perubahan dalam besarnya fluktuasi kandungan air. Banyaknya air yang terdapat di dalam kayu apabila digunakan di dalam kondisi lingkungan yang tidak berhubungan langsung dengan air akan selalu lebih rendah daripada TJS. Kadar air kayu ini sebetulnya bisa kita atur dan kita hitung, melalui teknik pengeringan yang tepat tentunya



Berat dan Berat Jenis Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula. VI. -



Cara kerja Sampel kayu (pulai, sengon, ekaliptus, akasia) Sampel ditimbang (gram) Sampel kayu di oven selama 1- 1,5 jam dalam suhu 105 derajat -110 derajat celcius Sampel yang sudah di oven dikeluarkan disimpan didalam dicicator kurang lebih 5-7 menit Sampel kayu ditimbang sampai beratnya stabil (berat kering tanyr/BKT) (dalam gram) Cara mencari Ka = Ba – Bkt X 100% = (%) Bkt



VII.



Pembahasan % kadar air 1. Pulai Berat awal : 3,7064 gram Berat akhir : 3,4956 gram



BJ = 3,7064 = 25



Ka = Ba – Bkt X 100% = 3,7064 – 3,1893 X 100% Bkt 3,1893 Ka = 6,03 % Berat awal : 3,4956 gram Berat akhir : 2,9231 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 3,4956 – 2,9231 X 100% Bkt 2,9231 Ka = 6,03 %



BJ = 3,4956 = 25



2.



Ekalitus Berat awal : 32,7596 gram Berat akhir : 30,3661 gram



BJ = 32,7696 = 25



Ka = Ba – Bkt X 100% = 32,7596 – 30,3661 X 100% Bkt 30,3661 Ka = 0,34 % Berat awal : 32,6463 gram Berat akhir : 30,2307 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 32,6463 – 30,2307 X 100% Bkt 30,2307 Ka = 0,34 %



3. Sengon - Berat awal : 14,7398 gram Berat akhir : 13,4612 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 14,7398 – 13,4612 X 100% Bkt 13,4612 Ka = 9,4 % BJ = 14,7398 = 0,5 25 - Berat awal : 15,7173 gram Berat akhir : 14,4322 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 15,7173 – 14,4322 X 100% Bkt 14,4322 Ka = 14,3% % BJ = 15,7173 = 0,6 24



BJ = 32,6463 = 25



4. Akasia - Berat awal : 6,8245 gram Berat akhir : 16,1687 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 6,8245 – 6,1687 X 100% Bkt 6,1687 Ka = 9,4 % BJ = 6,8245 = 0,5 4 - Berat awal : 8,5501 gram Berat akhir : 7,8445 gram Ka = Ba – Bkt X 100% = 8,5501 – 7,8445 X 100% Bkt 7,8445 Ka = 9,4 % BJ = 8,5501 = 0,5 4



VIII. Kesimpulan Setelah dilakukan penyemaian dari ketiga benih tersebut dapat disimpulkan tidak ada benih yang tumbuh. Ini dikarenakan kurangnya penyiraman saat di bak tabur yang menyebabkan media menjadi kering dan tidak lembab lagi. Faktor kedua adalah karena pada saat diambil di hutan kampus terdapat juga benih yang sudah tidak bagus lagi dikarenakan sudah lama dan diinangi jamur. Terakhir karena salahnya pemberian perlakukan pada benih yanbg menyebabkan tidak terjadinya dormasni pada benih tersebut.



Nama NIM Prodi



: Sri rahayu : D1D009019 : Kehutanan



FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI TAHUN AJARAN 2010/2011