Kajian Ergonomi Meja Dan Kursi Kantin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENELITIAN ELECTIVE STUDY KAJIAN ERGONOMI MEJA DAN KURSI KANTIN PADA PENGGUNANYA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TAHUN 2014



Oleh: MADE AYU GINA PURWANINGTYAS



BAB I



PENDAHULUAN



Latar belakang



Latar belakang



Sarana dan Prasarana



Salah satu contoh : KANTIN



Sebuah ruangan tertutup atau terbuka. Terdiri atas meja dan kursi



Kantin sebagai tempat yang multifungsi



LINGKUNGAN KANTIN



Meja dan Kursi



Tidak Ergonomis



Ergonomis



Pengaruh pada tubuh



Pengaruh pada produktivita s



Pengaruh pada tubuh



Aspek-aspek penerapan ergonomi dalam perancangan kursi dan meja



Pengaruh pada produktivita s







Kursi salah satu komponen penting di tempat kerja. Kursi yang baik akan mampu memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu menghindari ketidaknyamanan (Sigit W, 2005)







Apabila terdapat perancangan yang tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi manusia dalam jangka waktu yang pendek atau panjang (Gempur S, 2004)



Rumusan masalah



1.) Apakah terdapat kesesuian antara ukuran tinggi kursi dan meja kantin dengan ukuran anthropometri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2014?



Tujuan Penelitian kantin di 2014.



1.) Untuk mengetahui aspek ergonomis dari meja dan kursi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar tahun



BAB 2



TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi



adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya



menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan, dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman,



nyaman,



dan



efisien



sehingga



tercapainya



produktivitas yang setinggi-tingginya (Manuaba, 1992a; Dul and Weerdmeester, 1993; Pheasant, 1991; dan Bridger, 1995).



Beberapa aspek dalam penerapan ergonomi yang perlu diperhatikan



Faktor manusia



Faktor Anthropometri Pengertian 



Kegunaan



Anthropometri



yaitu



pengukuran



yang







digunakan



untuk



merancang



atau



sistematis terhadap tubuh



menciptakan suatu sarana



manusia, terutama seluk



kerja yang sesuai dengan



beluk



ukuran



baik



dimensional



tubuh



ukuran dan bentuk tubuh



penggunanya



manusia.



menjamin adanya sistem kerja yang baik.



guna



Faktor sikap tubuh dalam bekerja







Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan: -efisiensi -efektivitas dan, -produktivitas kerja



2.2 Kantin sebagai Salah Satu Prasarana Pendidikan Arti Prasarana 



Arti kata "Prasarana" menurut KBBI adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.. 



Manfaat keberadaan kantin 



Keberadaan kantin sangat penting guna menunjang kegiatan kemahasiswaan diluar jam perkuliahan sebagai tempat untuk: - Makan dan beristirahat - Diskusi - Rapat - Belajar dan membuat tugas







Sistem muskuloskeletal merupakan sistem otot yang melekat pada tulang yang terdiri atas otot-otot serat lintang yang sifat gerakannya dapat diatur, yang secara umum berfungsi sebagai berikut : - Menyelenggarakan pergerakan yang meliputi : bagianbagian tubuh atau saat berjalan - Mempertahankan sikap tertentu. - Menghasilkan panas, untuk mempertahankan suhu tubuh (Nuada, 2005)



 



2.3 Sistem Muskuloskeletal, Mekanisme Kerja Otot serta Keluhan-keluhannya



2.3 Sistem Muskuloskeletal, Mekanisme Kerja Otot serta Keluhan-keluhannya Dalam rangka mengevaluasi tuntutan kerja fisik dari tubuh manusia, para ergonom membedakan dua jenis kerja otot, yaitu : 



Kerja Dinamis



Kerja



Statis



2.3 SISTEM MUSKULOSKELETAL, MEKANISME KERJA OTOT SERTA KELUHAN-KELUHANNYA Keluhan



pada muskuloskeletal juga dapat diakibatkan karena beberapa faktor, sebagai berikut :



 



 



1)



Waktu duduk



2)



Posisi duduk



3)



Kebiasaan merokok



4)



Apakah sehabis melakukan olahraga



5)



Apakah sehabis melakukan aktivitas berat



2.3.1 Akibat Yang Ditimbulkan dari Desain Kursi Yang Tidak Ergonomis







Alas kursi yang terlalu pendek akan menimbulkan tekanan pada pertengahan paha



2.3.1 Akibat Yang Ditimbulkan dari Desain Kursi Yang Tidak Ergonomis 



Alas



tempat



terlalu



duduk



panjang



adanya



tekanan



yang



berakibat pada



pertemuan betis dan paha atau lipatan lutut sehingga hal



ini



akan



memberikan



ketidaknyamanan pemakainya



pada



2.3.1 Akibat Yang Ditimbulkan dari Desain Kursi Yang Tidak Ergonomis 



Alas tempat duduk terlalu rendah akan menimbulkan kelelahan



pada



tungkai sehingga cenderung mendorong belakang timbulnya pinggang



badan yang



ke



berakibat



tekanan



pada



2.3.1 Akibat Yang Ditimbulkan dari Desain Kursi Yang Tidak Ergonomis 



Alas tempat duduk yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi pemakainnya karena



hal



ini



mengakibatkan tekanan pada telapak kaki



2.4 Pengukuran Anthropometri 



Untuk menjadi dasar pertimbangkan dalam menentukan kesesuaian antara tinggi meja dan kursi terhadap keluhan muskuloskeletal, terlebih dahulu dapat melakukan pengukuran berdasarkan teori antropometri ( Nurmianto. 2008)







Dimensi – dimensi tubuh ( anthropometri ) yang akan digunakan untuk merancang meja dan kursi kerja : 



Tinggi Popliteal (TPo)







Pantat Popliteal (PPo)







Lebar Pinggul (LP)







Tinggi Sandaran Punggung (TSP)







Lebar Sandaran Duduk (LSD)







Tinggi Sandaran Duduk (TSD)



Tinggi Popliteal 











Definisi: Jarak vertikal dari alas lantai sampai bagian bawah paha



Pantat Popliteal 



Penggunaan: Menentukan tinggi permukaan alas duduk Pertimbangan: Kekenyalan alas duduk







Definisi: Jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam ( popliteal ) paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku – siku. Kegunaan: untuk menentukan panjang alas duduk



Lebar Pinggul 



Definisi: Jarak horizontal dari bagian luar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan







Penggunaan: Menentukan Panjang alas duduk



Tinggi Sandaran Punggung 



Definisi: Jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai puncak tulang belikat







Penggunaan: Untuk menentukan tinggi sandaran punggung dari alas duduk.



Lebar Sandaran Duduk 



Definisi: Jarak vertikal dari



Tinggi Siku Duduk 



tulang belikat sebelah kiri ke tulang belikat sebelah kanan. 



permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku lengan atas membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.



Penggunaan: Berguna untuk lebar sandaran duduk. Untuk estetika dan kenyamanan, lebar sandaran duduk penulis sesuaikan dengan lebar pinggul.



Definisi: jarak vertikal dari







Penggunaan: Data ini berguna untuk menentukan tinggi meja kerja dari alas.



Lebar Bahu ke Punggung 



Definisi:



Lebar bahu ke punggung



diukur dari pusat pesendian di bahu sampai punggung 



Penggunaan: Untuk menghitung jangkauan normal terhadap punggung, sehingga dapat diketahui jarak efektif meja kerja terhadap tubuh



2.5 Anthropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja 



Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang lebih ergonomis dilakukan dengan pendekatan antropometri, disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia, sehingga di peroleh dimensi meja dan kursi yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan mahasiswa pada posisi duduk.



2.5.1 Kursi Ergonomis 



Tempat duduk (kursi) harus dibuat sedimikian rupa sehingga memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas bagian-bagian tersebut (Siswanto, 1995).



2.6 Kajian Antropometri dan Aspek Ergonomi pada Meja dan Kursi Kantin Aspek yang perlu diperhatikan:  ukuran  bentuk  sudut kemiringannya.



BAB III



KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN



3.1.Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Dimana ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu atau teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan di bab tinjauan pustaka atau merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.



Alat: -Meja -Kursi Sesuai atau Tidak Sesuai Kondisi Subyek: -Ukuran Antropometri



Dari bagan terdapat dua faktor variable yang akan dikaji yaitu berupa ukuran dan bentuk dari meja dan kursi serta pengukuran antropometri dari subjek penelitian. Dimana akan diteliti apakah ukuran dan bentuk dari meja dan kursi kantin sudah sesuai dengan kondisi subjek agar diperoleh meja dan kursi yang ergonomis.



BAB IV



METODE PENELITIAN



4.1. Rancangan Penelitian



4.1.1 Desain Penelitian 



Rancangan atau design penelitian ini adalah Deskriptif Cross-sectional. Jenis penelitian ini menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini merupakan noneksperimen karena tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian dan hanya melakukan pengambilan data dalam satu waktu. Dengan metode ini, hasil penelitian memungkinkan untuk digunakan sebagai data awal analisis dan pengembangan teori yang memiliki validitas universal.



4.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian 



Penelitian dilaksanakan di Kantin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan untuk waktu pengambilan data serta penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah



4.2. Subjek dan Sampel



4.2.1 Variabilitas Populasi 1) Populasi Target -Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2) Populasi Terjangkau -Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang menggunakan kantin 3)Sampel Penelitian -Sampel dalam penelitian ini dipilih dari populasi terjangkau



4.2.2 Besaran Sampel   Perumusan hitungan proporsi adalah sebagai berikut :   N = Z2.p.q d2 = (1,96)2 . 0,5 . (1-0,5) (0,05)2 = 38 n = besar sampel minimal P = estimasi proporsi d = presisi absolut yang diinginkan Z = koefisien pada derajat kepercayaan 1-α/2, disebut juga koefisien reabilitas.  



4.2.3 Teknik Penentuan Sampel



Dari populasi diambil sampel yang dianggap dapat mewakili populasi yang ada, untuk memperoleh sampel yang representative, dilakukan pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling dimana pengambilan sampel subyek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.



4.2.4. Teknik Pengambilan Data Data penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada responden.



4.3.Variabel



4.3.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel



1. Meja 2. Kursi 3. Tinggi Badan 4. Ukuran Antropometri



4.3.2 Definisi Operasional Variabel 1.



Meja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meja kayu yang terdapat di kantin FK UNUD, yang biasa digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat untuk makan



2.



Kursi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kursi kayu yang terdapat di kantin FK UNUD,



yang biasa



digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat untuk makan 3.



Tinggi badan responden yang menjadi salah satu tolak ukur dari penelitian yang diperoleh dengan diukur menggunakan alat pengukur tinggi badan



4.3.2 Definisi Operasional Variabel 4.



Ukuran Antropometri yang akan diukur adalah



tinggi popliteal, pantat popliteal, lebar pinggul, tinggi sandaran punggung, lebar sandaran duduk, tinggi siku duduk dan lebar bahu ke punggung 5.



Kesesuaian ukuran meja dan kursi kantin adalah



kajian kuantitatif terhadap ukuran meja dan kursi dibandingkan ukuran meja dan kursi antropometri dan dikelompokkan menjadi sesuai dan tidak sesuai



4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian Antropometer  Alat ukur tinggi badan  Alat tulis  Buku panduan penulisan usulan penelitian  Laptop 



4.5 Protokol Penelitian Tahapan pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Peneliti meminta kesediaan responden yang sedang duduk di kursi kantin untuk ikut serta dalam penelitian dengan memberikan lembar informed consent 2. Responden diminta kesediannya untuk diukur tinggi badan dan ukuran-ukuran antropometrinya pada posisi duduk di kursi  



4.6 Analisis Data 



Ukuran dan kesesuaian aspek ergonomi disajkan secara kuantitatif dan kualitatif



4.7 Kelemahan Penelitian 1. Tidak bisa menganalisis hubungan yang sesungguhnya terjadi dengan keluhan yang ada  2. Bisa terjadi bias pada recall dengan antar variable penelitian 



BAB V



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



5.1 Karakteristik Subjek Penelitian



5.2 Data Antropometri serta Ukuran Meja dan Kursi Kantin



Tabel 5.4. Evaluasi Hasil Analisis Penelitian



  5.4 Pembahasan Kesesuaian Ukuran Meja dan Kursi Kantin terhadap Antropometri 



Siku duduk  Acuan



dalam menentukan tinggi meja belajar yang



digunakan untuk menulis pada posisi duduk.  Toleransi



ukuran 5-8 cm diatas ukuran persentil 95



menurut para ahli.  Hasil



pengukuran: 28,7 cm pada subjek (persentil 95)



dan 34 cm pada pengukuran di kantin >>> SESUAI



Tinggi 



popliteal



Dasar menentukan tinggi alas duduk dari lantai juga sebagai penentu jarak dari alas permukaan kursi dengan alas bawah permukaan meja.







Toleransi ukuran 2-3 cm lebih pendek dari tinggi popliteal .







Hasil pengukuran: 49 cm pada subjek (persentil 95), 46 cm pada kursi kantin >>> SESUAI







Panjang pantat-popliteal  Dasar



menentukan panjang alas duduk.



 Toleransi



ukuran >> TIDAK SESUAI Dengan catatan : bentuk tepi depan alas duduk terdapat lengkung (waterfall edge) agar bagian bawah paha terhindar dari tekanan, karena permukaan yang datar tidak nyaman untuk dipakai duduk lebih dari 60 menit.



` 



Tinggi Punggung  Acuan



menentukan tinggi sandaran duduk



 Pedoman  Hasil



standar: 48-52 cm di atas seat surface



penelitian: 62 cm pada pengguna (persentil 95),



51 cm pada sandaran kursi kantin. >>> SESUAI, dengan catatan: 



Bentuk dan sudut kemiringan didesain sedikit ke belakang (105-110 )







Terdapat lumbar pad (10-20 cm) sesuai kurvatura vertebra



BAB VI



KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Sudah



terdapat kesesuaian antara tinggi siku



pada kursi kantin dan tinggi siku posisi duduk pada subjek penelitian. Tinggi



permukaan alas kursi dari lantai dan



tinggi popliteal subjek penelitian sudah terdapat kesesuaian.







Pada pengukuran panjang permukaan dan bentuk alas duduk, tidak terdapat kesesuaian dengan ukuran subjek penelitian dan bentuk secara aspek ergonomis







Tinggi sandaran punggung pada kursi kantin sudah sesuai dengan tinggi punggung pada subjek penelitian, namun bentuk sandaran punggung tidak sesuai secara ergonomis



saran 



Diharapkan



dapat



dilakukan



perbaikan



pada



objek



penelitian meja dan kursi kantin sehingga dapat tercipta alat yang ergonomis dan dapat digunakan dengan nyaman oleh penggunanya. 



Bagi rekan yang berkecimpung di bidang ilmu kedokteran atau kesehatan ergonomi, diharapkan tertarik untuk melanjutkan penelitian ini untuk mengetahui lagi lebih lanjut perihal masalah muskuloskeletal yang dapat timbul akibat pengunaan bidang yang tidak ergonomis karena memang belum dikaji pada penelitian ini.







Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan percobaan pembuatan bidang alat kerja yang sesuai dengan aspek ergonomis sehingga dapat menjadi salah satu contoh acuan dalam pembuatan meja dan kursi kantin.



Foto-foto penelitian



SEKIAN DAN TERIMA KASIH 