Kak Pmba [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK BALITA { PMBA ) DI PUSKESMAS GABUS II TANGGAL 19 JULI 2019 KABUPATEN GROBOGAN



1. Latar Belakang



Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas SDM maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menruunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Dari aspek penyebab, gizi buruk terkait dengan kemampuan daya beli keluarga, ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, pendidikan dan pola asuh keluarga, serta sulitnya akses pelayanan kesehatan. Aspek gizi merupakan salah satu factor penentu bagi terciptanya kualitas sumberdaya manusia yang handal. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada golongan rawan, seperti bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui; serta rendahnya produktivitas kerja merupakan akibat yang merugikan dari terjadinya kekurangan gizi. Pemantauan kemajuan program perbaikan gizi dalam rangka program intervensi, memerlukan sediaan data dan informasi yang akurat, dimana masih dijumpai kendala dalam aspek analisis keterkaitan hubungan antar indicator cakupan program dengan masalah gizi actual yang dihadapi. Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak anak. Menurut WHO lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadan kurang gizi dan dua pertiga karena terkait dengan praktik pemberian makanan yang kurang tepat pada bayi dan anak seperti tidak dilakukannya inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan sehingga membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh. Sehingga perlu ada upaya agar dalam pemberian makanan bayi dan anak benar. Tokoh masyarakat khususnya perlu mendapat pembekalan tentang penyampaian informasi tentang gizi dan penilaian status gizi khususnya pada anak baduta. 2. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Pemahaman masyarakat tentang sadar gizi dalam hal ini pemberian makanan bayi dan anak dipandang perlu untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan status gizi dan kesehatan anak terutama pada usia baduta. 3. Uraian Kegiatan Kegiatan Pertemuan PMBA (pemberian makanan bayi dan anak) dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tokoh masyarakat dalam hal ini kader kesehatan khususnya dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat dan memberikan informasi serta dorongan kepada masyarakat secara massal dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sadar gizi khususnya dalam hal pemberian makanan bayi dan anak khususnya baduta. Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk menerapkan sadar gizi pada kehidupan di keluargadan di masyarakat secara luas. Sehingga status kesehatan dan gizi anak baduta lebih baik.



4. Batasan Kegiatan Pertemuan Pemberian Makanan Bayi dan anak(PMBA) dilakukan melalui pemberian materi di Puskesmas Gabus II 5. Maksud dan Tujuan a. Tujuan Umum Meningkatnya kemampuan kader dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang. b. Tujuan Kegiatan 1. Tersosialisasinya kepada 25 orang kader dalam pemberian makanan 2. Di pahaminya prinsip-prinsip pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan Pedoman gizi seimbang olehkader di masyarakat. 3 Tersedianya kader yang mampu memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang . 6. Indikator Keluaran dan Keluaran a. Indikator Keluaran Tersedianya peserta pertemuan yang nantinya mampu dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam menerapkan pemberian makanan bayi dan anak. (Motivator kader PMBA) b. Keluaran Terlaksananya kegiatan pertemuan pemberian makanan bayi dan balita serta penerapan pedoman gizi seimbang bagi kader sehingga mereka mampu memberikan informasi cara pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang di masyarakat . 7. Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, Pre test dan Post test 8. Peserta Jumlah peserta sebanyak 25 orang , yang terdiri dari : kader 9. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan PertemuanPMBA akan dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 16 Juli 2019 di Puskesmas Gabus II 10. NARA SUMBER Sebagai narasumber pada pertemuan kesehatan.



PMBA berasal dari Puskesmas dan Dinas



11. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan a. Pelaksana Kegiatan Pelaksana kegiatan yaitu kasi gizi Kabupaten dan puskesmas Gabus II b. Penanggung Jawab Kegiatan Penanggung jawab kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.



12. Biaya Biaya pelatihan ini dibebankan pada BOK Sekunder Tahun Anggaran 2019. Demikian kerangka acuan pertemuan pemberian makanan bayi dan anak( PMBA ) yang dapat kami sampaikan sehingga dapat di gunakan sebagai acuan kegiatan.



Purwodadi, 19 Juli 2019 Pelaksana Kegiatan Petugas Gizi Puskesmas Gabus II



Niken Kurniasih, SKM NIP -



LAPORAN HASIL KEGIATAN SOSIALISASI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK BALITA ( PMBA ) DI PUSKESMAS GABUS II PADA TANGGAL 19 JULI 2019 KABUPATEN GROBOGAN



1. Latar Belakang



Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas SDM maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menruunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Dari aspek penyebab, gizi buruk terkait dengan kemampuan daya beli keluarga, ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, pendidikan dan pola asuh keluarga, serta sulitnya akses pelayanan kesehatan. Aspek gizi merupakan salah satu factor penentu bagi terciptanya kualitas sumberdaya manusia yang handal. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Tingginya angka kesakitan dan kematian pada golongan rawan, seperti bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui; serta rendahnya produktivitas kerja merupakan akibat yang merugikan dari terjadinya kekurangan gizi. Pemantauan kemajuan program perbaikan gizi dalam rangka program intervensi, memerlukan sediaan data dan informasi yang akurat, dimana masih dijumpai kendala dalam aspek analisis keterkaitan hubungan antar indicator cakupan program dengan masalah gizi actual yang dihadapi. Pemberian makanan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak anak. Menurut WHO lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadan kurang gizi dan dua pertiga karena terkait dengan praktik pemberian makanan yang kurang tepat pada bayi dan anak seperti tidak dilakukannya inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian MP-ASI yang terlalu cepa t atau terlambat diberikan sehingga membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh. Sehingga perlu ada upaya agar dalam pemberian makanan bayi dan anak benar. Tokoh masyarakat khususnya perlu mendapat pembekalan tentang penyampaian informasi tentang gizi dan penilaian status gizi khususnya pada anak baduta. 2.



Alasan Kegiatan Dilaksanakan Pemahaman masyarakat tentang sadar gizi dalam hal ini pemberian makanan bayi dan anak dipandang perlu untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan status gizi dan kesehatan anak terutama pada usia baduta.



3. Uraian Kegiatan Kegiatan Pertemuan PMBA (pemberian makanan bayi dan anak) dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tokoh masyarakat dalam hal ini kader kesehatan khususnya dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat dan memberikan informasi serta dorongan kepada masyarakat secara massal dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sadar gizi khususnya dalam hal pemberian makanan bayi dan anak khususnya baduta. Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk menerapkan sadar gizi pada kehidupan di keluargadan di masyarakat secara luas. Sehingga status kesehatan dan gizi anak baduta lebih baik.



4.



5.



Batasan Kegiatan Pertemuan Pemberian Makanan Bayi dan anak(PMBA) materi di ruang aula pertemuan.



dilakukan melalui pemberian



Maksud dan Tujuan a. Tujuan Umum Meningkatnya kemampuan kader dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang. b. Tujuan Kegiatan 1. Tersosialisasinya kepada 25 orang kader dalam pemberian makanan bayi dan anak 2. Di pahaminya prinsip-prinsi ppemberian makanan bayi dan anak serta penerapan Pedoman giz seimbang oleh kader di masyarakat. 3 Tersedianya kader yang mampu memberikan pendampingan kepada Masyarakat dalam pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang .



6.



Indikator Keluaran dan Keluaran a. Indikator Keluaran Tersedianyapesertapertemuan yang nantinyamampu dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam menerapkan pemberian makanan bayi dan anak. (konselor PMBA) b. Keluaran Terlaksananya kegiatan pertemuan pemberian makanan bayi dan balita serta penerapan pedoman gizi seimbang bagi kader sehingga mereka mampu memberikan informasi cara pemberian makanan bayi dan anak serta penerapan pedoman gizi seimbang di masyarakat .



7.



Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi,



8.



Peserta Jumlah peserta sebanyak 25orang, yang terdiri dari :kader



9.



TempatdanWaktuPelaksanaan Kegiatan Kegiatan PertemuanPMBA akan dilaksanakan selama 1 haripadatanggal 13 Juli 2019 di Aula puskesmas .



10. Narasumber Sebagai narasumber pada pertemuan PMBA berasal dari Dinas kesehatan dan Puskesmas. 11. Hasil Laporan Hasil kegiatan sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak ( PMBA ) yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Peserta dalam hal ini kader beserta tokoh masyarakat dan perangkat desa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat pemberian makanan bayi dan anak. 2. Kader dantokohmasyarakatmampumelaksanakankegiatan di penimbangan membe rikan informasi atau gambaran makanan bayi dan balita setelah anak umur 6 bulan



3. Kader dapat memberikan informasi pada ibu menyusui bagaimana cara menyusui yang baik. 4. Kader mampu dan melaksanakan penyuluhan tentang pedoman gizi seimbang pada waktu di posyandu . 5. Usulan dana desa untuk kegiatan pemberian makanan bayi dan anak pada saat ada Kegiatan posyandu 12. Biaya Biaya sosialisasi PMBA dibebankan padaBOK Sekunder tahun 2019. Demikian laporan kegiatan sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak ( PMBA ) yang dapat kami sampaikan sehingga dapat di gunakan sebagai pengambilan kebijakan pada kegiatan selanjutnya. Gabus , 16 Juli 2019 Pelapor: Petugas Gizi Puskesmas Gabus II



Niken Kurniasih NIP. -