Kak SHK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI



DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS CIPELANG Jalan K.H.A.Sanusi No. 21 Sukabumi 43123 Telp. (0266) 225041 email : [email protected]



KERANGKA ACUAN KEGIATAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) I.



PENDAHULUAN Anak yang sehat dan cerdas merupakan modal dasar dan aset yang sangat bagi pembangunan bangsa. Namun tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan cerdas seperti yang di harapkan karena berbagai faktor. Salah satu diantaranya terjadi pada anak yang lahir dengan kelainan Hopitiriod Kongenital (HK). HK merupakan kelainan pembentukan hormon tiroid



yang



menyebabkan



hormon



tiroid



tidak



atau



kurang



diproduksi,sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi menjadi terhambat. Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok menghasilkan hormon tiroid yaitu



tiroksin



(T4/T3),



pembentukannya.



yang



Hormon



memerlukan



berfungsi



untuk



iodium mengatur



dalam



proses



metabolisme,



produksi panas tubuh ,kerja jantung ,syaraf,pertumbuhan tulang serta pertumbuhan dan perkembangan otak. Dengan demikian hormon ini sangat penting perananyan pada bayi dan anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan Setiap tahun di perkirakan terdapat lebih dari 1600 bayi yang lahir dengan HK di Indonesia. Apabila tidak di lakukan skrining dan penanganan masalah HK dengan baik,akan menimbulkan dampak masalah sosial pada anak yang menjadi beban ekonomi bagi keluarga maupun negara.Peran tenaga kesehatan dan kesiapan laboratorium di fasilitaspelayan kesehatan sangat penting untuk melakukan deteksi dini HK pada bayi baru lahir dan pengobatan dini yang di perlukan agar dapat mencegah dampak kelaianan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan suatu kebijakan program secara nasional untuk menangani masalah HK. Sehingga memberikan



peluang bagi setiap bayi baru lahir memperoleh deteksi dini kelaian hipotiroid kongenital yang di kenal dengan program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, Program Skrining Hipotiroid kongenital (SHK) mengacu pada Visi dan Tata Nilai Puskesmas Kecamatan Kembangan adalah menjadi Garda terdepan dalam pelayanan Kesehatan yang bermutu dan Tata nilai Puskesmas adalah SMILE II. LATAR BELAKANG Pada umumnya saat bayi baru dilahirkan,bayi tampak normal. Gejala Hk belum tampak jelas atau tidak khas,seperti kuning pada bayi. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi,maka akan tampak jelas tanda-tanda khas yang menonjol,lidah besar,hidung pesek,tubuh cebol,kesuliatn berbicara dan keterbelakangan mental atau idiot. Hanya 5% saja dari bayi dengan HK yang menunjukan gejala khas seperti ini. Di seluruh dunia prevalensi HK di perkirakan mendekati1:3000 dengan kejadian sangat tinggi di daerah kekurangan yodium,yaitu 1:300-900.jika di proyeksikan dengan angka kelahiran bayi di Indonesia dalam setahun yaitu 5 juta bayi, maka di perkirakan terdapat lebih dari 1600 bayi dengan HK akan lahir setiap tahun. Tanpa upaya skrining dan terapi dini,maka secara komulatif keadaan ini akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar yang akhirnya akan menurunkan kwalitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari. Di seluruh dunia prevalensi HK di perkirakan mendekati1:3000 dengan kejadian sangat tinggi di daerah kekurangan yodium,yaitu 1:300-900.jika di proyeksikan dengan angka kelahiran bayi di Indonesia dalam setahun yaitu 5 juta bayi, maka di perkirakan terdapat lebih dari 1600 bayi dengan HK akan lahir setiap tahun. Tanpa upaya skrining dan terapi dini,maka secara komulatif keadaan ini akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar yang akhirnya akan menurunkan kwalitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari. Di negara Asia, angka kejadian di Singapura 1:3000-3500, Malaysia 1:3026,Filipina 1:3460, Hongkong 1:2404. Angka kejadian ini lebih rendah di Korea 1:4300 dan Vietnam 1:5502. Proyek pendahuluan di India menunjukan kejadian yang lebih tinggi yaitu 1:1700 dan di Banglades 1:2000. Di 11 provinsi di Indonesia , sejak tahun 2000-2013 telah di skrining



199.708



bayi



dengan



hasil



positif



sebanyak



73



kasus ( 1:2736).



Rasio ini lebih tinggi jika di bandingkan dengan rasio global yaitu 1:3000 kelahiran. Bila diasumsikan rasio angka kejadian HK adalah 1:3000 dengan proyeksi angka kelahiran adalah 5 juta bayi pertahun,maka di perkirakan lebih dari 1600 bayi dengan HK akan lahir setiap tahun. Tanpa upaya deteksi dan terapi dini maka secara kumulatif keadaan ini akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari dan akan menjadi



masalah



kesehatan



masyarakat



yang



besar



pada



masa



mendatang. III. TUJUAN PROGRAM SHK a. Tujuan Umum Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sesuai standar. b. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan SHK 2. Meningkatnya ketersedian fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang melaksanakan SHK 3. Terdeteksinya kelainan bawaan hiotiroid pada bayi baru lahir 4. Terlaksananya pengobatan



dini



kelainan



HK



untuk



mencegah



kecacatan 5. Tersedianya



data



dan



informasi



tentang



angka



kejadian



(insiden/prevalensi) dan sebaran hipotiroid kongenital di Indonesia 6. Meningkatnya peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN: a. Persiapan b. Pengambilan spesimen c. Tata laksana spesimen d. Skrining bayi dengan kondisi Khusus



RINCIAN KEGIATAN 1.



2.



3.



4.



Persiapan a.



Persiapan bayi dan keluarga



b.



Persetujuan atau penolakan



c.



Persiapan alat



d.



Persiapan diri



Pengambilan spesimen a.



Waktu pengambilan darah



b.



Data/Identitas bayi



c.



Metode dan tempat pengambilan darah



Tata laksana specimen a.



Metode pengeringan spesimen



b.



Pengiriman atau transportasi spesimen



c.



Hal lain yang perlu di perhatikan



Skrining bayi dengan kondisi Khusus



V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Metode pengambilan darah dari tumit bayi (heel prick) Tehnik pengambilan darah melalui tumit bayi (heel prick) adalah yang sangat di anjurkan dan paling banyak dilakukan di seluruh dunia. Darah yang keluar diteteskan ke atas kertas saring khusus sampai bulatan kertas terisi darah kemudian setelah kering di kirim ke laboratorium. VI. SASARAN Semua bayi yang lahir di wilayah kerja Puskesmas Cipelang dan berumur antara 24 – 72 jam.



VII. JADWAL PELAKSANAAN BULAN : N Ke o gi



1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1



1



1



0 1 2



3



4



at



TANGGL 1



1



1



1



1



2



2



2



2



2



2



2



2



2



2



3



3



5



6



7



8



9



0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



0



1



an



1 Pe ng am bil an sa m pl e da ra h



VIII. RINCIAN BIAYA Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendanaan dari dana bok Transport petugas 2 orang x 65.000 = 130.000



IX.



EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah sampel di kirim ,pihak Puskesmas akan mendapatkan kabar bila di temukan kelainan.



X.



PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan ini merupakan lapor hasil kegiatan . Pada dasarnya laporan berisi tanggal pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Laporan kegiatan ini di lakukan setiap bulan sekali selesai melakukan kegiatan dan ditujukan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan



Mengetahui,



Sukabumi, Januari 2022



Kepala UPT Puskesmas Sukakarya



Pemegang Program Kesga



dr.Tri Betawihanta NIP. 198111152010011004



Herni Sunaryanti,S.ST NIP.197405091993012001