Kap Podcast Script [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Komunikasi Antar Pribadi “Podcast”



*Opening* A : HI gimana kabarnya? Aku harap kalian baik baik saja ya// 2 tahun ini berat . Banyak orang yang sakit/ bukan hanya fisik tapi juga mental/ Semoga kita disehatkan selalu oleh semesta dan untuk yang sedang berjuang/ Semangat sembuhnya/ agar lekas/ semuanya kembali Normal//



B : Hebat/ pandemi ini bukan hanya memakan fisik kita secara perlahan, namun jiwa kita juga// Dan lebih sarkasnya merujuk ke Mental Illness. Sebelum lebih dalam yuk kita kenalan dulu B : Kenalin aku ... aku engga sendiri, ada 2 teman yang menemani podcast kali ini A : Hai, aku .... C : Aku .... C : Mengenai Menta Illness, kalian mungkin sebelumnya ada yang pernah denger tentang mental illness/ Mental Illness adalah gangguan penyakit kejiwaan yang memperngaruhi pikiran, perasaan dan prilaku seseorang. Gangguan kepribadian ini membuat penderita sulit membedakan prilaku mana yang dianggap normal dengan yang tidak. B : Faktornya apasih?/ paling umum biasanya adanya rasa kecewa, banyak berekpetasi tapi realitanya pahit/ ada juga dari keluarga, berharap mereka paham terhadap kondisi kita tapi



malah memperparah, berharap temen selalu disisi kita tapi merekapun punya masalahnya sendiri. Bingung kan?/ mau lari kemana/ mau ngadu kesiapa/ C : Lalu bagaimana untuk saat ini? Keadaan yang semakin parah karena adanya pandemi ini, memperkacau jiwa dan raga seseorang/ banyak dari mereka yang menjadi penderita “dadakan” karena tekanan oleh keadaan saat ini// selanjutnya apa? Muncullah berbagai gangguan kepribadian yang mereka rasakan, seperti depresi mayor, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan strespascatrauma, dan lainnya/ A : Saat ini banyak orang yang berlomba menjaga kesehatan fisiknya agar tetap sehat dan agar tidak terkena wabah ini./ lalu bagaimana dengan mental?/ Apakah kita cukup sadar menjaga kesehatan mental agar tetap waras?// kesehatan mental merupankan sesuatu yang tidak terlihat, tidak seperti kesehatan fisik yang pastinya setiap orang mengusahakannya.// Dimasa pandemi ini tidak mudah menjaga kesehatan mental itu/ selain akses bertemu dengan orang terdekat yang semakin sulit/ perubahan cara hidup yang drastis/ merosotnya hal yang dapat memenuhi jasmani dan rohani kita. B : Aku juga mau sedikit cerita, kita tidak tahu pasti sampai kapan pandemic ini akan berakhir/ sejauh ini, pandemic benar – benar membuat kita terkurung disini/ di rumah/ yang mungkin bagi Sebagian orang rumah adalah tempat ternyaman, namun Sebagian orang juga merasa rumah hanyalah tempat untuk singgah sesaat. Selama pandemic banyak hal yang bisa terjadi, termasuk dalam hal pelajaran. Ada yang saat belajar dia harus diawasi oleh orang tuanya. Jujur saja, pandemic ini membuat banyak anak merasa tertekan, takut jika nilai yang diperoleh tidak memenuhi ekspetasi orang – orang, Hingga sang anak selalu mencari jawaban di google. Hal itu justru membuat orang tua marah, merasa anaknya tidak terlalu pandai untuk bisa menyelesaikan soal secara mandiri. Lalu, yang terjadi selanjutnya adalah sang anak menerima banyak kata – kata bahkan kekerasan yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang tua. Anak itu hanya bisa diam, pergi menangis di kamar sendirian, tidak punya tempat untuk bercerita karena takut orang tuanya akan semakin marah. Ia ingin pergi keluar, namun keadaan tidak mendukungnya untuk pergi. Semakin lama, ia berubah menjadi pendiam. Bahkan untuk bercerita kepada orang lain pun sudah tak sanggup, sehingga ia hanya bisa



melampiaskannya pada sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, sampai ia terus berpikir kebahagianku adalah suatu kesalahan. Dan Ini masih sedikit efek yang ditimbulkan dari adanya pandemic, belum termasuk dengan orang – orang yang stress karena masalah ekonomi dan sebagainya. Kita disini hanya bisa berharap, semoga dunia bisa kembali sehat. (isinya curhatan) A : Miris yah/ aku jadi keinget, ada seseorang yang aku kenal/ dia terkenal dengan cerianya, candaannya, gairah hidup yang membara, dan dia seseorang yang sangat baik/ tapi itu hanya dipublik/ betapa kagetnya aku saat tahu bahwa dia merupakan seseorang yang memiliki riwayat mental illness yang di tahap parah/ skizofrenia/bipolar/gangguan kecemasan/ merupakan makanan sehari2 untuknya dulu./ tidak/tidak mudah baginya keluar dari lubang hitam itu/ada perih yang harus ia lewati/ada jatuh yang sering ia alami/ada kecewa yang ia rasakan.// sampai di titik ini ia berhasil keluar dan menjalani hidupnya dengan baik/ tapi tidak menutup kemungkinan dia sembuh seutuhnya/ Hebat/kagum/ mungkin itu tidak cukup untuk mendeskripsikan seseorang yang bisa keluar dari titik neraka itu. C : Semoga dimasa pandemi ini, semesta selalu berbaik kepada kita/ memberika kesehatan yang melimpah dan tentu saja kebahagiaan yang semestinya/ untuk yang masih sedang berjuang/ semoga semesta selalu memberikan ketabahan dan kesehatan beribukali lipat/ Sabar/tabah/perjuangan kalian akan Tuhan gannti dengan esuatu yang bahkan kalian tidak bisa membelinya. B : Titipan pesan untuk semua orang diluar sana/jangarpernah menyepelekan kesehatan mental/kalian tidak tahu how freaking bad they growing in ur soul. A : Dan untuk yang berbahagia selalu/ tolong dijaga lisannya/ terlebih terhadap orang2 yang memiliki trauna/ atau bahkan sedang berada di fase kesehatan mental yang buruk// Bahagia selalu untuk kita, semoga semesta cepat pulih. B : dan lagi, untuk yang masih berjuang. Tidak apa – apa jika kamu merasa lelah, itu wajar. Yang perlu kamu tahu adalah kamu tidak sendiri, banyak orang yang peduli, entah itu



ditunjukkan atau tidak. Kamu harus percaya, dengan hadirnya kamu disini adalah sebuah hadiah yang paling berharga.