Karakteristik Karya Sastra Angkatan 2000 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Periodisasi Sastra Latar Belakang Lahirnya Angkatan 2000 Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke B. J. Habibie lalu K. H. Abdulrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, muncul pula wacana tentang “Sastrawan Angkatan Reformasi”. Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul namun tidak berhasil dikukuhkan karna tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya “Angkatan 2000”. Sebuah buku tebal tentang angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmad Yosi Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada 1990-an seperti Ayu Utami, dan Dhorotea Rosa Herliany. Karakteristik Karya Sastra Angkatan 2000 1. Tema sosial-politik, romantik, mewarnai karya sastra 2. Menggunakan kata-kata maupun frase yang bermakna konotatif 3. Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan 4. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan (tidak ada aturan yang mendasar) dan kecenderungan ke puisi kongkret yang disebut antromofisme 5. Penggunaan estetika baru 6. Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami 7. Banyak muncul kaum perempuan 8. Banyak muncul karya populer yang gampang dicerna dan dipahami pembaca 9. Pilihan kata diambil dari bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyatjelataan” 10.Sudah memasukkan filsafat dalam karya sastranya 11.Karya satra pada angkatan ini mulai berani memunculkan karya sastra yang cenderung berbau vulgar (bertemakan gender, seks, feminisme) yang banyak mengadopsi begitu saja moral pergaulan bebas ala bangsa barat. 12.Munculnya cyber sastra di internet Sastrawan dan Karya Sastra Angkatan 2000 1. Ahmad Fuadi Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972. Fuadi merantau ke Jawa mematuhi permintaan Ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Lulus kuliah Hubungan Internasional UNPAD, dia menjadi wartawan majalah Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportase di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2 di School of Media anad Public Affairs, George Washington University, USA. Sambil kuliah, ia menjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice of America (VOA).



Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening Award untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Sampai sekarang, Fuadi telah mendapatkan 9 beasiswa untuk belajar di luar negeri. Dia telah mendapat kesempatan tinggal dan belajar di Kanada, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Novel perdananya –Negeri 5 Menara- telah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain Nominasi Khatulistiwa Award 2010, Penulis & Buku Fiksi Terfavorit versi Anugerah Pembaca Indonesia, Buku Fiksi & Penulis Fiksi Terbaik 2011 dari Perpustakaan Nasional. Negeri 5 Menara juga telah diadaptasi ke layar lebar dengan judul yang sama, dan menjadi salah satu film terlaris tahun 2012. 2. Andrea Hirata Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung pada tanggal 24 Oktober 1982. Ia dikenal sebagai seorang penulis novel yang karyanya diangkat ke layar lebar teater musikal. Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Pada tahun 1997, Andrea Hirata resmi menjadi pegawai PT Telkom. Niatnya untuk menuliskan pengabdian sang inspiratornya kembali membuncah manakala dia menjadi relawan untuk korban tsunami di Aceh. Ketika dia melihat rumah, sekolah, dan berbagai bangunan yang ambruk, memorinya akan masa kecilnya dan tentu saja, Bu Mus memantapkan hatinya untuk menuliskan perjuangan guru tercintanya itu ke dalam sebuah karya sastra. Kemudian, Andrea Hirata berhasil membuat novel Laskar Pelangi hanya dalam waktu tiga minggu. Namanya makin melejit seiring kesuksesan novel pertamanya, LASKAR PELANGI. Novel tersebut kemudian menjadi novel best seller. Selain LASKAR PELANGI, ia juga menulis SANG PEMIMPI dan EDENSOR, serta MARYAMAH KARPOV. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogi. Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film. Novelnya yang pertama, telah diangkat ke layar lebar, dengan judul sama, LASKAR PELANGI pada tahun 2008. Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produser, film ini menjadi film yang paling fenomenal di 2008. Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production kembali merilis sekuelnya, SANG PEMIMPI. 3. Ayu Utami Ayu Utami yang nama lengkapnya Justina Ayu Utami dikenal sebagai novelis pendobrak kemapanan, khususnya masalah seks dan agama. Ia dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968. Pendidikan terakhirnya adalah S-1 Sastra Rusia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1994). Ia juga pernah sekolah Advanced Journalism, Thomson Foundation, Cardiff, UK (1995) dan Asian Leadership Fellow Program, Tokyo, Japan (1999). Ayu pernah bekerja sebagai sekretaris di perusahaan yang memasok senjata dan bekerja di Hotel Arya Duta sebagai guest public relation. Akhirnya, ia masuk dalam dunia jurnalistik dan bekerja sebagai wartawan



Matra, Forum Keadilan, dan D & R. Ketika menjadi wartawan, ia banyak mendapat kesempatan menulis. Selama 1991, ia aktif menulis kolom mingguan “Sketsa” di harian Berita Buana. Ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan ikut membangun Komunitas Utan Kayu, sebuah pusat kegiatan seni, pemikiran, dan kebebasan informasi, sebagai kurator. Ia anggota redaktur Jurnal Kalam dan peneliti di Institut Studi Arus Informasi. Setelah tidak beraktivitas sebagai jurnalis, Ayu kemudian menulis novel. Novel pertama yang ditulisnya adalah Saman (1998). Dari karyanya itu, Ayu menjadi perhatian banyak pembaca dan kritikus sastra karena novelnya dianggap sebagai novel pembaru dalam dunia sastra Indonesia. Melalui novel itu pula, ia memenangi Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Novel tersebut mengalami cetak ulang lima kali dalam setahun. Para kritikus menyambutnya dengan baik karena novel Saman memberikan warna baru dalam sastra Indonesia. Karyanya yang berupa esai kerap dipublikasikan di Jurnal Kalam. Karyanya yang lain, Larung, yang merupakan dwilogi novelnya, Saman dan Larung, juga mendapat banyak perhatian dari pembaca. 4. Dewi Lestari Dewi Lestari Simangunsong akrab dengan nama Dewi Lestari, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Dee, demikian biasa dipanggil, adalah seorang penulis dan penyanyi pop yang merupakan seorang lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan. Awalnya, Dee dikenal sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Sebelum bergabung dengan RSD, dia juga pernah menjadi backing vocal untuk Iwa K, Java Jive dan Chrisye. Dee tak hanya dikenal sebagai penyanyi. Namanya juga termasuk dalam jajaran penulis papan atas Indonesia. Karya pertamanya adalah novel trilogi SUPERNOVA yang kemudian melejitkan namanya menjadi lebih dikenal sebagai penulis ketimbang penyanyi. Seri KSATRIA, PUTRI, DAN BINTANG JATUH diterbitkan tahun 2001, menyusul kemudian seri AKAR, tahun 2002, yang sempat menuai kontroversi karena gambar sampul pada cetakan pertama yang dianggap melecehkan umat Hindu. Sedangkan seri ketiga, PETIR dirilis pada tahun 2005, di mana di dalamnya Dee menambahkan 4 tokoh baru. Tak berhenti di SUPERNOVA: PETIR, tahun 2006 Dee kembali menggebrak lewat buku kumpulan cerita, FILOSOFI KOPI, disusul kemudian dengan kumpulan 11 cerita dalam RECTOVERSO yang juga dikemas dengan bentuk lagu. Setelahnya, pada 2009 Dee menerbitkan PERAHU KERTAS, dan disusul dengan MADRE pada tahun 2011. April 2012, Dee kembali merilis seri SUPERNOVA terbaru berjudul PARTIKEL. 4 bulan kemudian, pada pertengahan Agustus 2012 film PERAHU KERTAS yang diadaptasi dari novelnya mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia. Selain PERAHU KERTAS, karya Dee lainnya yang akan diangkat ke layar lebar adalah RECTOVERSO dan MADRE. 5. Habiburrahman El Shirazy Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Beliau adalah seorang sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo. Founder dan Pengasuh Utama Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA, yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah. Namanya



semakin terkenal semenjak Novel Ayat-Ayat Cinta sukses dipasaran dan diangkat ke layar lebar pada tahun 2004. Selain Ayat-Ayat Cinta Habiburahman juga menulis beberapa novel yang selalu dinanti khalayak karena dinilai membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi. Di antara karya-karyanya yang telah beredar di pasar adalah Pudarnya Pesona Cleopatra (novelet, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (kumpulan kisah teladan yang telah disinetronkan di Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (kumpulan kisah teladan, 2005), Ketika Cinta Bertasbih (novel fenomenal yang belum genap sebulan beredar telah terjual 30.000 eksemplar, 2007). Karyanya yang siap dirampungkan: Langit Makkah Berwarna Merah. Bidadari Bermata-Bening dan Bulan Madu di Yerusalem. Selain menjadi penulis novel, Habiburahaman sendiri dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Pada tahun 2010 lalu Habiburahman menjadi sutradara untuk film yang diangkat dari novelnya sendiri, Dalam Mihrab Cinta. Tak jarang ia diundang untuk berbicara di forum-forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitastaya sebagai dai, novelis, maupun penyair. Seperti di Cairo, Kuala Lumpur, Hongkong, dan lain-lain. 6. Herlinatiens 7. Raudal Tanjung Banua 8. Seno Gumira Ajidarma 9. Korrie Layun Rampan 10.Taufik Ikram Djamil 11.Emha Ainun Najib 12.Djaenar Mahesa Ayu 13.N. Riantiarno 14.Yanusa Nugraha 15.Afrizal Malna 16.Ahmadun Y. Herfanda 17.D. Zawawi Imron 18.K.H. Ahmad Mustofa Bisri 19.Eka Kurniawan 20.Gustaf Sakai 21.Dorothea Rosa Herliany