Karhutla [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Karhutla [PDF]

TEKNIK DASAR PENCEGAHAN KARHUTLA

DISAMPAIKAN PADA :

PELATIHAN DASAR PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BAGI MASYAR

13 0 6 MB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK DASAR PENCEGAHAN KARHUTLA



DISAMPAIKAN PADA :



PELATIHAN DASAR PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BAGI MASYARAKAT PEDULI API



Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan : Usaha/kegiatan/tindakan pengorganisasian, pengelolaan SDM dan sarprassertaoperasionalpencegahan,pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi dan penyelamatan, dan dukungan manajemen Dalkarhutla (Pasal 2 PermenLHK RI No.P. 32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016) Karhutla : Peristiwa terbakarnya hutan/lahan secara alami/perbuatan manusia, shg akibatkan kerusakan lingkungan, rugi ekologi, ekonomi & sosbudpol



 Konsep Kebakaran API : Peristiwa/reaksi kimia nyala dan gas lainnya



Bahan Bakar



asap, panas,



 Fase Kebakaran 1. Fase Penguapan kadar air bhn bakar 2. Fase penguapan gas 3. Fase pengabuan  3 Prinsip perpindahan panas 1. Konduksi (perpindahan panas melalui molekul dlm bahan bakaran) 2. Radiasi (perpindahan panas melalui udara dr suatu bhn bakar ke bhn bakar terdekat) 3. Konveksi (perpindahan panas oleh pergerakan udara panas & asap yg timbul dan memanaskan bhn bakar diatasnya).



Indikator Kasar Perilaku Kebakaran



PERILAKU API Perilaku api menggambarkan bgmn bhn bakar akan menyala, penyalaan akan berkembang, api akan menjalar dan fenomena lainnya.



Mengapa Api Menyebar • Sumber: – lapisan bahan bakar kontinyu dengan densitas padatan cukup (ukuran bahan bakar). – Bahan bakar cukup kering untuk berlangsungnya pembakaran (kadar air). – Media pembakaran. • Proses: – Api harus merambatkan cukup panas untuk mengeringkan bahan bakar yang belum terbakar dan menaikkan suhunya ke suhu penyalaan pada saat muka api sampai. 8



Perilaku Kebakaran : • Perilaku Bahan Bakar (Fire Behavior): Interaksi dari berbagai variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran



9



Segitiga Perilaku Kebakaran



Bahan Bakar



10



Bahan Bakar • Faktor yang mempengaruhi laju dan penjalaran kebakaran hutan dan lahan – Rumput – Semak Belukar



Serpihan kayu Limbah tebangan 11



Rumput • Dominan pada areal terbuka dengan sinaran matahari penuh



12



Semak Belukar • Dominan pada areal perladangan dan memiliki potensi penyalaan yang tinggi



13



Serasah Tebangan • Paling dominan di areal bekas tebangan dan kawasan konservasi



14



Limbah Tebangan



15



Karakteristik Bahan Bakar • • • •



Kadar Air Ukuran dan Bentuk Beban bahan bakar Susunan horisontal dan vertikal yang bersinambungan



16



Segitiga Perilaku Kebakaran



Cuaca



17



Cuaca • Kelembaban Relatif • Arah dan Kecepatan Angin • Suhu • Curah Hujan



18



Angin dan Gelombang Dingin • Angin: Angin disebabkan oleh adanya sistem tekanan tinggi dan rendah • Gelombang dingin (Cold front): Gelombang dingin adalah garis batas antara suatu massa udara dingin yang digantikan oleh massa udara lebih panas



19



Angin • Angin yang berubah • Angin kering dan kencang • Pendinginan laut dan lahan • Angin lereng • Angin lembah



20



Segitiga Perilaku Kebakaran



Topografi



21



Topografi • Faktor-faktor topografi yang mempengaruhi pemicuan dan penjalaran api adalah: – Kemiringan lereng – Rintangan penjalaran kebakaran – Aspek – Ketinggian dari muka laut – Bentuk lanskap



22



Aspek



Timur Basah



Barat Kering



23



Lereng



• Api lebih cepat menjalar menaiki lereng dari pada menuruni lereng • Lereng lebih curam, api merambat lebih cepat 24



Pre-heating distance



Pre-heating distance



25



Datar



Lereng



Angin yang bertiup menaiki lereng akan meningkatkan kecepatan penjalaran api, sedangkan angin yang bertiup menuruni lereng akan mengurangi kecepatan penjalaran api 26



Bentuk Lanskap • Ngarai bentuk U, ngarai menyempit dan bentuk topografi yang tidak rata dapat mempengaruhi arah dan penjalaran angin



Ngarai bentuk U dan efek cerobong 27



Lembah



• Kebakaran pada suatu lembah yang curam dengan mudah dapat menjalar pada bahan bakar yang berlawanan arah terhadap radiasi 28



Sekat



• Merupakan rintangan terhadap laju penjalaran api • Bentuk sekat ada yang alami dan buatan 29



Prinsip Pencegahan Kebakaran 1. Memutuskan segi tiga api 2. Memutuskan limas kebakaran



30



Bagian-Bagian Api 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Ekor api/punggung api Sisi api : sayap kiri api dan sayap kanan api Jari-jari api Teluk api Kepala api Pulau api Api loncat



31



Faktor yang Mempengaruhi Api 1. Bahan Bakar Kadar air, ukuran, kesinambungan/susunan, volume (potensial & tersedia), jenis



2. Cuaca Suhu udara, kelembaban relatif, angin, curah hujan



3. Topografi Kemiringan, aspek/arah lerang, bentang alam



32



Tipe Kebakaran Hutan : • KEBAKARAN BAWAH : kebakaran pada bagian bawah permukaan tanah. SITUASI KEBAKARAN GAMBUT (Ancaman Berada di Bawah)



ASAP



GROUND SLASH AND BURN API MENJALAR KE LAPISAN GAMBUT



LAPISAN GAMBUT SERING DITEMUKAN KAYU BELUM LAPUK SEMPURNA



MENINGGALKAN BARA YANG TAK TERDETEKSI TAHUNAN



API MERAYAP JAUH DI BAWAH PERMUKAAN



33



MUNCUL KEMBALI SEBAGAI API PERMUKAAN RATUSAN METER



KEBAKARAN PERMUKAAN: kebakaran pada serasah, ilalang dan material pada lantai hutan.



34



KEBAKARAN TAJUK : terjadi pada bagian tajuk pohon.



35



SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN DAN RAMBU KEBAKARAN



DISAMPAIKAN PADA :



PELATIHAN DASAR PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BAGI MASYARAKAT PEDULI API



A. PERINGATAN DINI



Peringatan dini (early warning) sangat penting, bbrp diantaranya : 1. Monitoring titik panas (Hot Spot) Titik panas (Hot Spot) indikator kebakaran hutan yg mendeteksi suatu lokasi yg memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dg suhu disekitarnya (Permenhut 12 tahun 2009).



“digunakan utk mendeteksi kejadian kebakaran hutan/lahan secara cepat, sehingga diharapkan dapat memadamkan kebakaran secepat mungkin agar tdk meluas”



Monitoring titik panas (Hot Spot) Sistem Deteksi Dini Kebakaran Hutan via Satelit NOAA  sudah terjadi kebakaran







Radio Komunikasi







Fax







Email







Surat Kabar







Televisi



Contoh : Layout peta sebaran hotspot di Indonesia (SIPONGI KEMENHUT RI)



2. Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK) SPBK : Sistem yang digunakan untuk menduga (memprediksi) resiko bahaya kebakaran dan penyebarannya (PERINGATAN DINI) dengan mengintegrasikan antara faktor cuaca dan bahan bakar Output : 1. Kemudahan terpicunya kebakaran 2. Kecepatan penyebaran api 3. Kesukaran pengendalian kebakaran 4. Dampak kebakaran



Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran



SPBK Daops



Uji Daun Tunggal



Uji Remas Seresah



Peringkat Bahaya Kebakaran



Ekstrim = Awas I Tinggi = Bahaya I Sedang = Waspada Rendah = Hati-hati



RESIKO KEBAKARAN BERKURANG



SPBK Desa



KONSEP DASAR SPBK Faktor CUACA



Temperatur Kelembaban



Kec. Angin



PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN



Hujan



Rendah



Faktor BAHAN BAKARAN



Sedang Tinggi Ekstri m



Prediksi Perilaku Kebakaran / FBP



Indeks Cuaca Kebakaran (ICK) /FWI



STRUKTUR SPBK



Input harian



RH



kec. angin



Kode Kadar Air (KKA)



KKAS



curah hujan



KKAH



IJA



KK



IPA



Indeks Perilaku Kebakaran



ICK



suhu



DIUKUR DAN DIOLAH MELALUI SEPERANGKAT ALAT YANG DINAMAKAN AUTOMATIC WEATHER STATION (AWS)



Kode Kadar Air Serasah (KKAS)



Menunjukan tingkat kadar air serasah dan bahan bakar halus di atas permukaan tanah. Sebagai indikator untuk kemudahan dimulainya api dan kebakaran pada serasah dan bahan bakar halus.



KODE KADAR AIR HUMUS (KKAH) KKAH berkaitan dengan kadar air dari humus dan kayu-kayu kecil di bawah (5-10 cm) permukaan. Sebagai indikator kandungan kadar air dari bahan bakar kayuan berukuran sedang.



Kode Kekeringan (KK)



Menunjukan tingkat kadar air rata-rata lapisan humus yang lebih dalam al. gambut.



Sebagai indikator pengaruh musim kekeringan panjang yang dapat menimbulkan pembakaran yang lama dan asap kebakaran.



Indeks Cuaca Kebakaran (ICK)



Menunjukkan intensitas api/kebakaran Digunakan sebagai indeks bahaya kebakaran secara umum



Indikator tingkat kesulitan pengendalian kebakaran



INDIKATOR SPBK • Indikator kemudahan dimulainya api : KKAS • Indikator tingkat kesulitan pengendalian : ICK



• Indikator kekeringan serta potensi asap : KK



BAGAIMANA CARA MENGHITUNG SPBK? MENGHITUNG INDEKS CUACA KEBAKARAN (ICK)



Menggunakan tabular (manual) Menggunakan program Excel (komputer) Menggunakan program sFMS (komputer)



3. uji daun dan uji remas seresah 1. Uji daun tunggal : instrumen paling sederhana utk mengetahui tingkat kerawanan lokal. Prinsipnya mengetahui kemampuan penyalaan api pada serasah daun tunggal yg ada di lantai hutan. Indikatornya digunakan utk mengetahui peringkat bahaya kebakaran. 2. Uji remas seresah : prinsipnya utk mengetahui secara manual kadar air seresah melalui penamaan hasil remasan seresah.



IMPLEMENTASI SPBK/FDRS • Peringatan awal/dini (early warning) • Penyusunan rencana kegiatan pengendalian kebakaran • Acuan kesiagaan/mobilisasi sumber daya (manusia, peralatan dan dana) • Penetapan daerah rawan kebakaran • Pembuatan peta rawan kebakaran



Contoh Keputusan Manajemen RENDAH Jika SPBK menunjukkan nilai rendah maka kemungkinan terjadinya kebakaran kecil. Jika terjadi kebakaran dapat diisolasi dan cenderung terjadi dalam jangka waktu pendek Manajemen : Pemadaman langsung dapat dilakukan dengan menggunakan hand tools dan air



SEDANG Jika SPBK MENUNJUKKAN nilai rendah maka



kemungkinan terjadinya kebakaran lebih sering, terutama di padang rumput dan slash, periode kebakaran cenderung lebih lama dan akan membesar sesuai dengan kondisi lapangan Manajemen : Pemadaman langsung dapat dilakukan dengan menggunakan hand tools dan air TINGGI Terjadinya kebakaran lebih sering. Padang rumput dan slash akan lebih mudah terbakar menyebabkan terjadinya banyak kebakaran, periode kebakaran lebih lama dan cenderung menyebar dengan cepat.



Manajemen : Pemadaman harus menggunakan pompa air dan atau sekat bakar yang dibuat secara mekanis.



EKSTRIM Jika terjadi kebakaran pada kondisi ini kebakaran akan hebat dan sulit dikontrol. Hutan terbuka, padang rumput dan slash akan sangat mudah terbakar dan penyebaran api akan berjalan sangat cepat. Manajemen : hanya pemadaman tidak langsung yang bisa dilaksanakan.



RAMBU –RAMBU KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN



RAMBU –RAMBU KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN