Karya Tulis Sisi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ari
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARYA TULIS CCHDFHZDG “ DAYA TARIK WISATA SEJARAH DAN WUJUD KEBUDAYAN KERATON YOGYAKARTA ”



DI SUSUN OLEH : NOVI FITRIANI MUHAMMAD MUGIAT PANJI PANGESTU RELITA MAYLANDI SATRIA ROMZADI P SISI WULANDARI



PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS



SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG Tahun Pelajaran 2017-2018



HALAMAN PENGESAHAN Karya tulis yang berjudul “WUJUD BUDAYA DAN SEJARAH KERATON YOGYAKARTA” telah disetujui dan disahkan pada: Hari



: …………………………………………………….



Tanggal



: …………………………………………………….



Disetujui Oleh:



Kepala Sekolah



Guru Pembimbing



RATNA ULI ,



ARI WIBOWO, JJ



NIP



NIP I68689



HALAMAN PERSEMBAHAN



Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas laporan karya tulis studytour SMA Negeri 2 Kotaagung tahun pelajaran 2017-2018. Dalam halaman ini penulis persembahkan kepada :



1. ALLAH SWT yang telah memberikan perlindungan dan kesehatan. 2. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung dan memberikan dorongan. 3. Bapak dan ibu guru pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. 4. Teman teman yang telah memberikan masukan dalam pembuatan karya tulis ini.



MOTTO







Berhentilah Mengkhawatirkan Masa Depan Syukurilah hari ini, dan Hiduplah Dengan Sebaik baiknya. ( Mario Teguh )







Bermimpilan seakan kau akan hidup selamanya.Hiduplah seakan kau akan mati hari ini. ( James Dean )



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah



Swt



yang telah memberikan rahmat dan hidayah-



Nya, sehingga kami dapat menyusun karya tulis ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan, saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang objek yang dikun jungi, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentan g masalah ini. Saya berharap semoga karya tulis ini dapat membawa manfaat,dan memberikan kesan positif untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas dan pola piker kita



setidaknya



membuka cakrawala berpikir kita tentang salah satu bangunan bersejarah candi prambanan yang terletak di kota Yogyakarta. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini untuk itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan karya tulis ini.



Kotaagung, Januari 2018



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL



i



HALAMAN PENGESAHAN



ii



HALAMAN PERSEMBAHAN



iii



HALAMAN MOTTO



iv



KATA PENGANTAR



v



DAFTAR ISI



vi



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Waktu Pelaksanaan 2.2. Lokasi Kunjungan 2.3. Teknik Pengumpulan Data BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Sejarah Keraton Yogyakarta 3.2. Kebudayaan Keraton Yogyakarta 3.3. Daya Tarik Wisata Keraton Yogyakarta 3.4. Fungsi Keraton Yogyakarta 3.5. Keraton Dan Pandangan Hidup Masyarakat Yogyakarta BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebudayaan daerah yang kita miliki sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia hampir punah dan di tinggalkan oleh generasi muda kita hampir semua lapisan masyarakat lupa akan keberadaan kebudayaan daerah. Hal itu di sebabkan oleh pengaruh budaya asing yang mudah di pelajari masuk kenegara kita dan sangat jauh dari budaya ketimuran seperti budaya yang ada di Indonesia. Daerah istimewa yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan nama jogja,merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram,dan sampai saat ini masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya Keraton Yogyakarta letaknya berada dalam sumbu imaginer antara tugu, pantai parangtritis dan gunung merapi membuatnya menjadi suatu symbol kejayaan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat serta merupakan detak jantung kebudayaan yang ada di jawa. Keraton Yogyakarta juga memiliki sejarah yang cukup panjang yang perlu kita ketahui dan pelajari. Hal ini dikarenakan tidak sedikit dari kita yang tidak atau kurang memahami dan mengetahui apa sajakah bentuk kebudayaan yang ada di keraton yogyakarta bahkan sebagian orang beranggapan bahwa keraton tidak lebih dari sekedar tempat tinggal Sri Sultan Hamengku Buwono. Berdasarkan hal tersebut, maka karya tulis ini disusun dengan harapan melalui karya tulis ini kita dapat mengetahui lebih dalam sejarah dan kebudayaan yang ada di Keraton Yogyakarta. Memahami dan mempelajari serta menerapkan sisi baiknya dalam kehidupan bermasyarakat.



1.2



Rumusan Masalah 



Bagaimana Sejarah Keraton Yogyakarta?







Mengapa Keraton Yogyakarta Disebut Sebagai Objek Wisata Sejarah?







Bagaimana Wujud kebudayaan Keraton Yogyakarta?







Apa Fungsi Keraton Dalam Kehidupan Masyarakat?



1.3



1.4



Tujuan Observasi 



Mendiskripsikan sejarah Keraton Yogyakarta.







Mendiskripsikan Daya Tarik Keraton Yogyakarta.







Mendiskripsikan Wujud Kebudayaan Keraton Yogyakarta.







Mengetahui Peran Keraton Dalam Kehidupan Masyarakat.



Manfaat Observasi  Untuk mengetahui Sejarah Keraton Yogyakarta.  Untuk mengetahui Daya Tarik Keraton Yogyakarta.  Untuk mengetahui Wujud Kebudayaan Keraton Yogyakarta.  Untuk menambah Pemahaman Tentang Fungsi Keraton Dalam Kehidupan Masyarakat.



BAB II METODE PENELITIAN



2.1. WAKTU PENELTIAN



Kunjungan ini di laksanakan pada :  Hari/tanggal



:



Selasa,19 Desember 2017



2.2. LOKASI KUNJUNGAN



1. Keraton Yogyakarta



2.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA



2. Metode Observasi / Pengamatan Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan 3. Metode Kajian Pustaka Kami memanfaatkan buku panduan dan situs situs tentang Keraton Yogyakarta sebagai bahan pelengkap 4. Metode Dokumentasi Kami mengambil gambar atau foto objek wisata yang kami kunjungi.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1. SEJARAH KERATON YOGYAKARTA Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan atas dasar perjanjian Giyanti yang ditandatangani oleh Sunan Pakubuwono III dan Pangeran Mangkubumi dipihak lain serta Nicolas Harting pada tangga l 29 Rabiulakhir 1680 Jawa 13 Februari 1755. Perjanjian tersebut mengakhiri perang saudara antara Pangeran Mangkubumi dengan Sunan Pakubuwono III. Menurut Perjanjian Giyanti, wilayah Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua : Pangeran Mangkubumi menjadi raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I Senopati Ing Alaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ing Ngayogyakarta. Sementara sebagian wilayah lain tetap dikuasai oleh Sri Susuhunan Pakubuwono III dengan Ibukota Kerajaan Surakarta Keraton Yogyakarta atau yang sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia dan merupakan pertengahan antara Laut Kidul dengan Gunung Merapi Keraton Yogyakarta mempunyai luas wilayah 87.050 km2 dan meliputi daerah Mataram asli seperti Kedu, Bagelan, Banjarnegara, sebagian Pajang, Pacitan, Madiun, Grobogan, dan Mojokerto. Semula tempat yang dipilih untuk mendirikan Keraton adalah desa Telogo, dimana baginda pernah mendirikan pesanggrahan yang diberi nama Ngambar Ketawang, tetapi kemudian baginda memutuskan untuk mendirikan Keraton di Hutan Garjitawati, dekat Desa Beringin dan Desa Pacetokan. Dengan alasan daerah ini dianggap kurang memadai untuk membangun sebuah Keraton dengan bentengnya, maka aliran sungai Code dibelokkan sedikit ke timur dan aliran sungai Winanga sedikit dibelokkan ke barat. Menurut cerita mitos, hutan Beringin tersebut dijaga dua ekor ular naga, yaitu bernama kiai Jaga dan kiai Jegot. Maka setelah Keraton Yogyakarta berdiri, kiai Jaga kemudian bertempat tinggal pada bangunan tugu, sedang kiai Jegot bersemayam pada bangsal Proboyekso Keraton Yogyakarta.



Hutan Beringin yang dipilih oleh Sultan merupakan tempat bersejarah karena di daerah itu pada tahun 1747 dan tahun 1749 Kanjeng Pangeran Haryo Mangkubumi dihadapan rakyat mengumumkan penobatan dirinya sebagai Susuhunan ing Mataram. Baginda menetapkan tempat itu untuk didirikan Keraton dan menjadi Ibukota yang kem udian diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat.



3.2. KEBUDAYAAN KERATON YOGYAKARTA Kebudayaan memiliki 3 wujud, yakni ide, perilaku, dan artefak. Ketiga wujud kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, dimana ide menghasilkan perilaku atau tindakan dan karya manusia (artefak). Kemudian ide-ide, tindakan dan karya menghasilkan benda-benda kebudayaan. Selain memiliki 3 wujud, kebudayaan juga mempunyai 7 unsur universal, yaitu bahasa, kesenian, religi, sistem teknologi, sistem sosial, sistem pengetahuan, dan sistem mata pencaharian hidup. Salah satu benda-benda kebudayaan adalah bangunan tradisional, dalam hal ini kita ambil kraton Yogyakarta, dimana bangunan tradisional kraton Yogyakarta dipandang sebagai suatu identitas dari kebudayaan daerah maupun kebudayaan nasional, karena pada bangunan kraton Yogyakarta terdapat ornamen-ornamen atau hiasan yang ada dan menghiasi bangunan tersebut. Mengacu pada penjabaran 7 unsur budaya universal, maka ornament tersebut dapat dikatakan sebagai perwujudan budaya. Yaitu unsur kesenian, sistem teknologi, dan religi. Wujud kebudayaan yang terdapat dalam kraton Yogyakarta jumlahnya hamper tidak bisa dihitung oleh jari, oleh karena itu wujud budaya yang dipaparkan disini hanya sebatas pemahaman dan pengetahuan penulis. Berikut adalah wujud kebudayaan yang terdapat pada kraton Yogyakarta: 1. Upacara Sekaten Sekaten merupakan sebuah upacaravkerajaan yang dilaksanakan selama tujuh hari. Tujuan utama upacara ini adalah dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten berasal dari istilah credo yang dalam agama islam berarti syahadatain. Upacara ini ditandangai dengan keluarnyadua perangkat gamelan sekati,selama tujuh hari, mulai dari hari ke-6 sampai hai ke-11 bulan mulud,kedua perangkat tersebut ditabuh secara bergantian.



2. Upacara Siraman pusaka dan labuhan



Dalam bulan pertama kalender jawa yaitu bulan suro, Keraton Yogyakarta memiliki upacara trdisi khas yaitu Upacara siraman pusaka dan labuhan , maksudnya adalah untuk membersihkan maupun merawat pusaka kerjaan yang dimiliki. Upacara ini dilaksanakan di emapt tempat dan lokasinya juga tertutup dan hanya diikuti oleh keluarga kerajaan. Sedangkan Labuhan adalah upacara sedekah yang dilakukan didua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan lereng Gunung Merapi. Dikedua tempat itu kemudian benda benda milik sultan seperti nyamping ( kain batik ), rasukan ( pakaian) dihanyutkan, kemudian diperebutkan oleh masyarakat. 3. Upacara Gerebeg Setiap tiga kali dalam kalender jawa upacara ini diadakan, tepatnya tanggal 12 bulan mulud ( bulan ke-3),tanggal satu bulan sawal ( bulan ke-10) dan tanggal sepuluh bulan besar ( bulan ke-12). Pada hari hari tersebut sultan berkenan mengeluarkan sedekah kepada rakyat sebagai perwujudan rasa syukur kepada tuhan atas kemakmuran kerajaan. Menurut guide, bangunan kraton Yogyakarta kurang lebih memiliki tujuh balai atau disebut bangsal. Masing-masing bangsal dibatasi pintu masuk atau disebut regol. Keenam regol adalah Regol Brojonolo, Sri Manganti, Danapratopo, Kemagangan, Gadungmlati, dan Kemandungan. Kraton diapit dua alun-alun yaitu Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Keraton Yogyakarta sarat dengan nilai estetis atau keindahan budaya Jawanya yang khas. Di samping sebagai pusat budaya Jawa, Keraton Yogyakarta juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Banyak sekali turis asing yang datang ke Keraton Yogyakarta mengingat bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia dan tempat kediaman gubernurnya ada di Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa dan sekaligus sebagai Cultural Tourist Object,



dihadapkan pada tantangan yang semakin berat dan kompleks. Untuk itu,



perbaikan dan pembenahan mutlak dilakukan supaya eksistensi sebagai pusat aktivitas, pengabdian, dan pengembangan budaya Jawa tetap terjaga. Salah satu pembenahan yang dilakukan Keraton adalah penataan internal menyangkut sumberdaya manusia. Pembenahan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama yaitu pada saat Peringatan Naik Tahta ke-12 dan sampai sekarang masih tetap dilakukan. Semua itu dilakukan agar Keraton dapat memikat hati siapapun



yang melihatnya dengan berbagai keindahan yang dimilikinya. Keraton Yogyakarta dengan segala kekhasan budaya Jawanya, disamping bermakna tempat bersemayamnya roh-roh, juga memiliki arti simbolik di setiap bangunannya. Sebagai contohnya adalah tugu yang mempunyai arti simbolik bersatunya hamba dengan Tuhannya yang memberi keyakinan mutlak bahwa sesuatu tidak akan terjadi tanpa izin dari Tuhan Yang Mahaesa.



3.3. DAYA TARIK WISATA KERATON YOGYAKARTA Keraton Yogyakarta harus menjadi tempat yang wajib dikunjungi mengapa? Karna keraton merupakan tempat wisata Yogyakarta yang memiliki nilai sejarah termasuk sejarah perjuangan Indonesia. Sangking pentingnya peran keraton untuk bangsa Indonesia, provinsi ini diberi predikat daerah istimewa itu ditandai dengan masih dipertahankanya sri sultan, pemimpin keraton Jogja yang berfungsi sebagai oemimpin daerah atau gubernur. Daya tarik kepariwisataan di kota Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari pengaruh saat Keraton Yogyakarta mulai dibuka sebagai salah satu kunjungan objek pariwisata. Hingga beberapa waktu yang lalu , daya tarik wisata keraton Yogyakarta antara lain berupa :



1. Atraksi dimana pengunjung atau wisatawan dapat memasuki bangunan keraton Yogyakarta dan menikmati keindahan arsitektur lokal, seni budaya yang ditampilkan dan museum mengenai salah satu raja keraton Yogyakarta yang memiliki jasa besar terhadap lahir dan berdirinya Negara Republik Indonesia. 2. Bentuk bangunan unik khas jawa karna semua posisi bangunan yang ada di Keraton diatur berdasarkan konsep kosmologi jawa. 3. Alun alun yang terletak dibagian utara dan selatan 4. Daya tarik wisata lain yang terkait langsung dengan keberadaan keraton Yogyakarta yang ada saat itu adalah objek tempat pemandian keluarga raja di Tamansari dan Museum Kereta Kuda milik Keraton Yogyakarta. 5. Seiring dengan perkembangan jaman, daya tarik keraton Yogyakarta meluas hingga mencakup daerah didalam benteng pertahanan Keraton Yogyakarta atau yang lebih sering disebut sebagai Jeron Beteng. Kawasan Jeron Beteng terdiri dari



perkampungan rakyat dan tentara keraton yang memiliki peran khusus bagi penyelenggara kehidupan Keraton Yogyakarta. 6.



Kawasan Jeron Beteng akhirnya juga lambat laun berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang dapat dilihat sebagai bentuk ekstensifikasi daya tarik kepariwisataan Yogyakarta sebagai onjek wisata heritage yang mampu membangkitkan kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri kekota Yogyakarta setiap tahunya.



3.4.FUNGSI KERATON YOGYAKARTA Fungsi Kraton dapat dikategorikan menjadi dua yaitu fungsi kraton pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan pada masa kemerdekaan Republik Indonesia. A.



B.



Pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia 1.



Sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya



2.



Sebagai pusat pemerintahan



3.



Sebagai pusat kebudayaan dan pengembangannya



Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia 1.



Sebagai obyek wisata dan pengembangan ilmu pengetahuan



2.



Sebagi Museum Perjuangan Bangsa antar manusia dalam dunia.



3.5. KERATON DAN PANDANGAN HIDUP MASYARAKAT YOGYAKARTA Unsur-unsur kemanusiaan yang terdapat dalam Kraton Yogyakarta dalam hubungannya dengan pandangan hidup antara lain, bila kita memasuki area kraton Yogyakarta, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk menjaga tingkah laku, berbuat bertutur dan bertindak sopan, hal tersebut merupakan salah satu tindakan kebajikan yang merupakan salah satu wujud dari pandangan hidup. Masyarakat lingkungan kraton menjunjung tinggi dan menghormati keluarga kraton, hal ini dikarenakan mereka memiliki ikatan kuat dalam hal batin mereka dan pandangan hidup mereka berupa ideologi bahwa Sultan adalah wali Tuhan yang diturunkan kebumi, jadi sudah selayaknya mereka menghormati. Dalam kraton memiliki norma-norma yang masih dijaga dan dilaksanakan, norma-norma tersebut merupakan hasil dari pandangan hidup mereka mengenai hubungan antara manusia dalam dunia.