Kasus MESO Pak Subhan Muti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS FARMASI RUMAH SAKIT Dosen Pengampu: Ahmad Subhan, S. Si., M. Si., Apt.



Disusun Oleh :



Nama



: Mutiara Putri



NPM



: 2019000049



Kelas



: B/14



FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS PANCASILA 2019



Tugas Kasus tentang Monitoring Efek Samping Obat (MESO)



A. Contoh Kasus Seorang wanita 59 tahun dikonsulkan ke bagian anestesi Rumah Sakit pada 20 Juni 2016 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Pasien sebelumnya memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi dengan riwayat pengobatan glimepiride, metformin dan kaptopril. Nyeri dirasakan sejak satu hari yang lalu dan dirasakan semakin berat, nyeri terasa terus menerus. Awalnya pasien sudah sering mengeluh nyeri seperti ini yang hilang timbul sejak satu tahun yang lalu, kemudian memberat sehingga pasien datang ke rumah sakit. Berdasar atas pemeriksaan didapatkan nyeri tekan pada perut bagian bawah. Hasil ultrasonography (USG) memberikan gambaran kista ovarium ukuran 8cmx10 cm. Pemeriksaan fisis dan laboratorium darah dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat alergi seperti antibiotik, analgetik, non steroidal anti inflamatory drugs (NSAID) dan steroid. Ketika alergi terjadi maka pasien mengalami gejala kemerahan pada kulit, mual, kepala pusing, dan hidung tersumbat. Diagnosis pasien ini adalah kista ovarium curiga terpuntir dan riwayat alergi obat. Dilakukan tindakan kistektomi dengan anestesi spinal menggunakan obat anestetik lokal bupivakain 10 mg tanpa obat tambahan. Operasi berjalan selama satu jam.dengan kondisi hemodinamik stabil tanpa ada keluhan nyeri atau gejala alergi obat. Pasien tidak diberikan antibiotik maupun analgetik prabedah maupun pascabedah, mendapatkan suplementasi berupa oksigen 2 L/menit dan rumatan infus ringer laktat. Tiga puluh menit pascabedah pasien mulai mengeluh nyeri di daerah operasi dan muncul reaksi alergi dengan keluhan pusing,mual, muka terasa bengkak dan tebal, serta kulit kemerahan di seluruh tubuh. Pasien diduga mengalami reaksi alergi bupivakain. Tata laksana ADR pada kasus ini tidak mungkin menggunakan obat-obatan karena pasien memiliki riwayat alergi obat anti-inflamasi dan analgesik. Teknik akupunktur dipilih untuk mengatasi keluhan alergi dan nyeri karena memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik 1. Diagnosis Utama kista ovarium curiga terpuntir 2. Riwayat Penggunaan Obat No.



Nama Obat



Dosis



Indikasi



Aturan pakai



1



Metformin



500mg



antidiabetes



2xsehari



2



glimepirid



2mg



antidiabetes



2xsehari



3



kaptopril



25 mg



antihipertensi



2x sehari



4



Bupivakain



10mg



Anastetik lokal



Digunakan sebelum pembedahan



B. Manifestasi Efek Samping Obat No.



Nama Obat



Efek Samping



1



metformin



anoreksia,



mual,



Literatur muntah,



diare



IONI



(umumnya sementara), nyeri perut, rasa logam, asidosis laktat (jarang, bila terjadi hentikan terapi), penurunan penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus, urtikaria dan hepatitis 2



glimepirid



mual, muntah, diare dan konstipasi.



IONI



Hipoglikemik, hiponatremia 3



kaptopril



hipotensi; pusing, sakit kepala, letih,



IONI



astenia, mual (terkadang muntah), diare, (terkadang konstipasi), kram otot, batuk kering yang persisten 4



bupivakain



Mual dan muntah, menggigil, sakit kepala., nyeri punggung. ES.Berat : reaksi alergi, seperti gatal, muncul ruam, pembengkakan di bagian wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan, serta sesak napas, cemas dan gelisah.



IONI



C. Algorima Naranjo



Skala Penilaian No.



1.



Pertanyaan



Apakah ada laporan reaksi samping obat yang serupa? (Are the previous conclusive reports on this reaction?)



Ya



Tidak



1



0



Diketahui 0



Apakah reaksi samping obat terjadi setelah pemberian 2.



obat yang dicurigai? (Did the ADR appear after the suspected drug was



Skor



Tidak



0



2 2



-1



0



administered?) Apakah reaksi samping obat membaik setelah obat 3.



dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? (Did the ADR improve when the drug was discontinued



0 1



0



0



2



-1



0



or a specific antagonist was administered?) 4.



Apakah Reaksi samping Obat terjadi berulang setelah



0



obat diberikan kembali? (Did the ADR recure when the drug was readministered?) Apakah ada alternative penyebab yang dapat



2



menjelaskan yang kemungkinan terjadinya reaksi 5.



samping obat?



-1



2



0



(Are there alternative causes that could on their own have cause the reaction?) Apakah reaksi samping obat muncul kembali ketika 6.



placebo diberikan?



0 -1



1



0



(Did the ADR reapper when a placebo was given?) Apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah



0



atau cairan tubuh lainnya dengan konsentrasi yang 7.



toksik?



1



0



0



(Was the drug detected in the blood (or the fluids) in concentrations know to be toxic?) Apakah reaksi samping obat bertambah parah ketika



0



dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan ketika 8.



obat diturunkan dosisnya? (Was the ADR more severe when the dose was



1



0



0



increased or less severe when the dose was decreased?) Apakah pasien pernah mengalami reaksi samping obat 9.



yang sama atau dengan obat yang mirip sebelumnya? (Did the patient have a similar ADR to the same or



0 1



0



0



similar drugs in any previous exposure?) Apakah reaksi samping obat dapat dikonfirmasi dengan 10.



bukti yang obyektif? (Was the ADR confirmed by



1 1



0



0



objective evidence?) Total Skor



5



Keterangan Skor Naranjo : Skala



Kategori



9+



Sangat mungkin / Highly probable



5–8



Mungkin / Probable



1–4



Cukup mungkin / Possible



0-



Ragu – ragu / Doubfful



Berdasarkan hasil analisis menggunakan Naranjo Probability Scale,didapatkan skala 5 termasuk dalam skor 5-8yang artinya mungkin / probable



D. Pembahasan kasus dengan Trigger tools Adverse drug event Pasien merasakan nyeri di daerah operasi dan muncul reaksi alergi dengan keluhan pusing,mual, muka terasa bengkak dan tebal, serta kulit kemerahan di seluruh tubuh.



Faktor resiko Pasien lanjut usia, pasien yang memiliki banyak riwayat alergi obat seperti analgetik, non steroidal anti inflamatory drugs (NSAID) dan steroid



Trigger: gejala klinis Nyeri di daerah operasi, reaksi alergi dengan keluhan pusing,mual, muka terasa bengkak dan tebal, serta kulit kemerahan di seluruh tubuh



Trigger intervensi Karena pasien mempunyai riwayat alergi terhadap steroid, NSAID, dan analgetik diputuskan pemberian elektroakupunktur untuk mengatasi nyeri pascaoperasi. Akupunktur memiliki keuntungan ganda pada kasus ADR karena akupunktur memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik.