Kateketika Kel.11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Gloria Margaretha Saragih Melly Doria Purba



Tingkat/Jurusan



: IIIB/ Teologia



Mata Kuliah



: Kateketika



Dosen Pengampu



: Sherly Masnidar Pelawi, M.Th



Kelompok 11



Metode - Metode Katekese I.



Pendahuluan Teknologi komunikasi dan informasi berkembang semakin canggih di masa kini. Dulu orang hanya berkomunikasi melalui surat dan mencari informasi dalam media-media cetak. Kemudian berkembang dengan hadirnya telegram dan telepon. Kemunculan radio dan televisi juga memudahkan orang menerima informasi dan hiburan dalam jarak yang jauh. Di masa kini, teknologi komunikasi dan informasi semakin canggih dengan munculnya peralatan seperti komputer, handphone,gadget dan sistem internet. Hal seperti itu merupakan sebuah gambaran tantangan yang harus dihadapi dalam katekese. Orang kini tidak membutuhkan banyak diskusi atau obrolan-obrolan yang kurang memberikan keuntungan material bagi dirinya. Katekese yang banyak membicarakan hal-hal ilahi dirasa tidak dapat menjawab kebutuhan umat secara langsung, bahkan katekese hanya dianggap sebagai obrolan kosong yang tidak memberikan apa-apa bagi kelangsungan hidup mereka. Dari hal ini, kita memiliki sebuah gambaran bahwa katekese tetap menjadi salah satu langkah untuk pewartaan injil. Namun katekese tesebut membutuhkan sebuah metode- metode yang tepat agar mampu menanggapi kebutuhan umat. Dengan demikian, penyelenggaraan katekese dengan metode-metode yang tepat selalu memiliki harapan yang besar kearah katekese sehingga mampu memenuhi kebutuhan umat.



II.



Pembahasan II.1.



Pengertian Metode Metode adalah alat sederhana yang digunakan pengajar untuk



mengkomunikasikan ilmu yang didalamnya terdapat idealisme dan kebenaran. Metode adalah alat atau cara mengajar yang didalamnya terdapat pengalaman 1



dan bahan pelajaran sehingga keduanya menjadi mata rantai yang saling berhubungan. Metode adalah bagian yang penting dalam mengajar. Metode adalah motor untuk memberi pelajaran tentang Tuhan dan firman Tuhan. Sebuah metode merupakan aktivitas sederhana untuk mengkomunikasikan informasi dan artinya, menuntun pengetahuan yang dalam, atau mendorong untuk memberi respon.1 Metode tidak lain adalah alat-alat yang membuat kebenaran Kristen disampaikan sedemikian rupa sehingga menjadi efektif dalam perjumpaan seseorang dan usaha memahami masalah-masalah kehidupan.2 II.2.



Pengertian Katekese Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang



berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam perjanjian Baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, Roma 2:17-18, 1 Korintus 14:19, dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa arti kata Katakhein lebih ditekankan pada mengajra bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yakni mengajar atau membimbing seseorang, supada ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya.3 Katekese gerejawi berasal dari Israel. Dalam perjanjian Lama (Ul 6:20-25; Mzm 78:1-7 dan lain-lain) kita membaca, bahwa kepada orangtua ditugaskan untuk memberikan pengajaran tentang “perbuatan-perbuatan Allah yang besar”. Mereka harus meneruskan kepada anak-anak meraka apa yang telah mereka dengar dari orangtua mereka. Maksudnya dengan jalan pengajaran secara lisan- tradisi tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar diteruskan dari generasi ke generasi.4 II.3.



Fungsi Metode Ada beberapa fungsi metode, yaitu: a. Untuk meningkatkan minat peserta dan mendapat perhatian dari peserta. b. Untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.



Paulus Lilik Kristianto, Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2006), 83. N.K. Atmadja Hadinoto, Dialog dan Edukasi (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011), 292. 3 F.C. Lewier, Materi Pokok Kateketika, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama, 1994) 12. 4 J. L. CH. Abineno, Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 1-2. 1 2



2



c. Untuk memudahkan peserta dalam menerima bahan yang diberikan oleh pengajar.5 II.4.



Tujuan Metode Metode dalam mengajar tidak sekedar mengantarkan pokok bahasan



dengan baik akan tetapi lebih mengupayakan terciptanya relasi dalam kelompok untuk menjadi dasar dan pengalaman berharga guna membangun keterampilan, prilaku mengembangkan kualitas relasi dengan sesamanya dan juga dengan Tuhan. Metode juga bertujuan untuk membantu pribadi-pribadi menumbuh kembangkan dirinya secara utuh.6 II.5.



Peran Metode Dalam Pembelajaran



a. Mendapatkan perhatian dari peserta b. Untuk melibatkan peserta dalam proses belajar mengajar c. Mengubah sikap dan menanamkan nilai-nilai d. Melatih berfikir kritis dan mengembangkan cara berpikir seseorang untuk mendapat apa yang diinginkan e. Untuk menyampaikan materi agar materi tersalur/dapat diterima peserta didik secara maksimal.7 II.6.



Metode Katekese dalam Alkitab8



1. Katekhein Kata atau istilah ini berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, memberi pengajaran. Arti mengajar lebih menonjol tetapi di dalam pengertian bukan intelektualitas melainkan dalam pengertian praktis mengajar atau membimbing orang untuk melakukan apa yang diajarkan kepadanya. 2. Didaskhein Kata atau istilah ini; mengajar dengan suatu tujuan tertentu yaitu mengajar supaya orang itu melakukan apa yang diajarkan kepadanya. (Mat 4:23, Mat 26:25) dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Didaskhein berarti terarah kepada seluruh manusia, bersifat praktis, karena yang paling penting ialah pemahaman dan penghayatan akan perbuatan Allah. 3. Ginoskhein Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: KENCANA, 2009), 115. 6 Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1998), 93. 7 Ibid, 72-74. 8 J.L.CH.Abineno, Sekitar Katekese Gerejawi, (Jakarta, BPK Gunung Mulisa, 1998), 2-21. 5



3



Arti dasar dari istilah ini ialah; mengenal, belajar mengenal. Dalam dunia pemikiran Yunani ginoskhein terutama bersifat intelektualitas dan dapat berarti;



mengetahui



sesuatu



berdasarkan



pengalaman



yang



nyata.



Kesimpulannya ialah bahwa kata ginoskhein berarti pengetahuan yang manusia peroleh tentang kehendak Allah karena pergaulan yang intim dengan Dia, dan yang menyatakan diri dalam suatu hidup yang taat kepad-Nya. 4. Manthanein Kata atau istilah ini punya kaitan erat dengan “belajar”. Dari arti umum istilah ini mengindikasikan suatu proses rohani, dimana orang mencapat sesuatu bagi dirinya untuk perkembangan kepribadiannya. Kesimpulannya adalah bahwa manthanein adalah kata yang mengindikasikan sesuatu realitas, dimana terdapat suatu persekutuan yang tetap antara murid-murid dan Yesus sebagai Tuhaan yang hidup, yaitu Tuhan yang memanggil mereka untuk mengikuti-Nya, dan melakukan apa yang Ia ajarkan. 5. Paideuein Kata atau istilah ini erat kaitannya dengan kata “mendidik”, yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah memberikan bimbingan kepada anakanak, supaya mereka dapat menempati tempat mereka. Kesimpulannya ialah dengan istilah ini, mendidik dan membimbing anggota jemaat untuk belajar berjalan di jalan pengudusan dan tetap berada di jalan itu. II.7.



Macam-macam Metode.9 II.7.1. Metode-metode Pengajaran Untuk Anak a. Seni (Art) Anak-anak senang dengan kegiatan seni dan belajar untuk mengekspresikan diri mereka. Mereka menciptakan pemahaman Alkitab untuk diri mereka sendiri juga kepada orang lain dalam kelas atau kelompok belajar. Contoh seni yang dapat dilakukan untuk pengajaran bagi anak adalah sebagai berikut: gambar kartoon, pameran, menyusun, kertas peta, hiasan dinding, poster drama, alat peraga, membuat slide. b. Drama



Eleanor Daniel, Jhon W. Wade, & Charles Gresham, Introduction to Christian Education (Cincinnati, Ohio A division of STANDEX INTERNATIONAL, Corporation in USA, 1924), 122-134. 9



4



Menciptakan Drama dapat menguatkan pemahaman anak-anak, ketika mengekspresikan pikiran mereka akan identitas mereka dalam drama, dan sebuah variasi drama akan memungkinkan mereka beraktivitas. Contoh drama yang dapat digunakan



adalah:



drama



wawancara,



cerita



pantonim,



monolog, panggung boneka c. Bentuk Komunikasi (Lisan) Komunikasi memungkinkan akan selalu digunakan bentuk lisan guru dengan murid-murid juga murid dengan murid. Setiap pengajaran akan selalu bergantung pada komunikasi. Jenis-jenis komunikasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: pengilhaman/dikte, kuis kelompok berdengung (buzz group), dialog interaktif (tanya jawab), diskusi, listening team, pemutaran film. d. Bentuk Komunikasi Dalam Bentuk Tulisan Kegiatan menulis menarik perhatian banyak anak-anak. Mereka punya kegiatan yang efektif untuk melaporkan dan merekam



informasi,



menggambarkan,



menciptakan,



dan



mengekspresikan ide-ide dan pikiran mereka. Contohnya adalah: spanduk, permainan menyusun kata, menulis diary, puisi, menulis surat, puzzle. e. Games (Bermain) Anak-anak menjelajahi dunia mereka dengan bermain. Bermain kegiatan yang efektif untuk mendapatkan dan mengulang informasi dan untuk belajar ayat-ayat Alkitab. Contohnya: bermain ayat Alkitab, bermain bola kasti, bola basket, bola kaki, menghubungkan kata-kata, teka-teki, lomba menyusun kata. f. Musik Musik adalah bentuk seni lain yang dengannya Injil dapat dikomunikasikan dengan kuat kepada peserta didik ketika ia bernyanyi ataupun mendengarkannya.10Anak-anak senang mendengar musik. Musik digunakan untuk memuji pengalaman 10



Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 127.



5



tetapi kegiatan music digunakan untuk mengajar atau memberikan pemahaman untuk mengekspresikan diri mereka untuk merespon Alkitab dengan cara: memilih lagu atau nyanyian kemudian menyanyikannya, menulis nyanyian, mendengarkan musik. g. Penelitian Penelitian adalah merupakan suatu metode kerja yang baik bagi anak-anak khususnya jika dalam penelitian ini dilakukan dengan bervariasi misalnya dengan cara; meneliti objek, melaporkan wawancara. h. Lecture (Sistem Kuliah/Seminar) Sistem kuliah atau seminar adalah suatu bentuk komunikasi yang merupakan suatu metode yang baik digunakan untuk mendapatkan informasi dalam batas waktu tertentu. Itu adalah metode yang efesien untuk menyampaikan pengajaran, beberapa caranya adalah sebagai berikut: choral reading, wawancara, demonstrasi, kelompok mendengar (listening teams), pemutaran film, symposium. i. Diskusi Diskusi adalah sebuah percakapan sengaja diantara dua orang atau lebih. Dalam diskusi ini adanya suatu kegiatan yang menjelajahi masalah dan jawaban dan mencoba untuk memecahkan masalah. Dalam pelaksanaan diskusi harus ada rencana dan juga stimulasi. Contoh diskusi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: debat, diskusi, menyatakan pertanyaan setuju dan tidak setuju, tanya jawab. Selain metode di atas ada juga metode yang lain dalam pengajaran kepada anak seperti: a. Pengajaran Melalui Ekspresi Dalam pengajaran ini, anak turut serta melakukan bahan pelajaran tersebut, bukan hanya mendengar atau melihat namun kesan yang terdalam adalah melaksanakannya. Contoh macam ekspresi adalah menyanyi dengan music, berdoa, permainan



6



jari, menempel gambar, melukis dan penulis melakukan cerita, membuat teka-teki. b. Metode Dengan Alat Peraga Alat peraga yaitu alat bantu (pelengkap) yang dipergunakan guru dan murid dalam proses belajar mengajar, hal ini berguna untuk pengajaran yang lebih produktif, relevan dengan siswa secara perorangan. Jenis-jenis peraga seperti gambar-gambar cerita Alkitab, pemandangan alam, peta, simbol-simbol.11 c. Metode Pantomim Murid-murid bermain sandiwara, hanya tidak berbicara. Guru dan murid yang lain membawakan peranan mereka. Pantomime dapat dapat juga dipakai sebagi permainan dalam kelas yang kata-katanya dapat digambarkan dengan gerakgerik, kemudian maksud dari gerak pantomime itu harus diterka oleh murid-murid yang lain. Permainan ini dapat dilakukan menyerupai sebuah cerita pendek atau tentang seorang tokoh yang pernah dipelajari. d. Percakapan Metode ini merupakan pertukaran pembicaraan tentang hal-hal yang menarik kedua belah pihak dalam pembicaraan. Anak suka bercakap-cakap tentang pengalaman atau hal-hal yang sedang mereka pelajari. Percakapan menunjukkan adanya perhatian guru dengan murid-muridnya.12 II.7.2. Metode Pengajaran Orang Dewasa Muda (18-34) 1. Metode Diskusi Diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah supaya mendapatkan pengertian yang lebih jelas, lebih teliti dengan sesuatu yang meliputi kelas diskusi, bagaimanapun diskusi yang baik membutuhkan suatu perencanaan dan suatu perangsang. Di dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok 11 12



Rida Gultom, PAK Kepada anak-anak (Medan: Mitra,2011), 54-55. Doris Baltner, Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu (Bandung: IKAPI, 2006), 26-29.



7



kembali dalam pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan. Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan metode diskusi ini, yaitu: membuat struktur kelompok (pemimpin, sekretaris, dan anggota), membagi-bagi tugas dalam diskusi, merangsang seluruh peserta untuk berpatisipasi, mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting, menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta, menciptakan sesuatu yang menyenangkan.13 2. Studi Kasus Studi kasus adalah suatu analisa yang mendalam dari beberapa aspek pembangunan, antara lain analisa perencanaan bangunan, proyek pembangunan, keadaan pembangunan dalam suatu daerah yang khusus, sistem marketing atau pemasaran, cara penggunaan tanah dalam suatu daerah. Langkah-langkah: peserta telah meyediakan bahan yang ingin dipecahkan. Peserta menganalisa dan memberi sumber tanggapannya. Pengajar mengambil kesimpulan dengan jalan tengah. 3. Metode Sistem Regu Suatu pengajaran yang dilaksanakan bersama oleh beberapa orang, artinya suatu metode atau cara menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua atau lebih kepada kelompok belajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Langkah-langkah: tim harus menyusun pelajaran secara bersama-sama. Setiap anggota dalam regu harus memiliki pendapat atau pandangan. Membagi tugas setiap topik agar masalah bimbingan kepada peserta terarah baik. 4. Induktif Anggota kelompok aktif mencari arti dari bahan PA yang dibahas melalui pertanyaan seperti: siapa penulis perikop? Dimana terjadinya? Mengapa penulis berkata demikian? Kepada siapa ditujukan? Kesimpulan diambil dengan menjawab apa arti bacaan 13



Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 96-106.



8



bagiku? Peserta akan belajar mendalami bahan PA dengan tidak membosankan bila dipimpin oleh seorang pemimpin yang cakap. 5. Metode Sosiodrama Metode



ini



adalah



metode



mengajar



dengan



mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para siswa diikutsertakan dalam permaianan peranan di dalam mendemonstrasikan



masalah-masalah



yang



berifat



sosial



psikologis. Peserta juga melatih peserta untuk bergaul dan memberi pemahaman untuk mengatasi masalah. Pengajar menyuruh peserta untuk mempraktekkan apa yang dijelaskan. 6. Metode Demonstrasi Metode ini merupakan sesuatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Metode ini dapat dilakukan oleh guru atau orang lain yang sengaja diminta dalam sesuatu proses. Langkah-langkah: pengajar memperlihatkan proses



terjadinya



sesuatu.



Peserta



menanggapinya



dengan



keterampilan yang mereka miliki. Pengajar menjelaskan kembali apa yang ia jelaskan14. II.8.



Pemilihan Metode Mengajar Memikirkan aspek metode mengajar sangatlah penting dalam tugas



pendidikan dan pembelajaran karena Yesus, Sang Guru Agung, juga telah memberikan teladan keguruan sebagaimana dijelaskan oleh kitab Injil. Di antara Yesus dan murid-murid-Nya -kelompok dua belas, tujuh puluh, serta kelompok orang yang datang dan pergi- senantiasa terjadi interaksi dialogis. Tuhan Yesus tidak hanya menggunakan dan membangun komunikasi satu arah, tetapi juga dua arah. Lawrence O. Richards, dalam A Theology of Christian Education (1975:31), meringkaskan inter aksi edukatif antara Yesus dan murid-murid-Nya itu sebagai berikut.



14



Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 99.



9



Metode-metode



Mengajar



Yesus



menerangkan



bertanya



berbuat



menugaskan murid-murid mendengar, bertanya menjawab mengamati, menirukan melakukan, bertanya. Metode mengajar yang perlu kita pilih dan kembangkan haruslah kreatif sedemikian rupa. Pendekatan mengajar kreatif itu menekankan kegiatan peserta didik (pelajar yang aktif) sebagai pelaku kegiatan belajar (subjek), sedangkan guru hanya berpe ran sebagai pembimbing, pemberi arah dan bantuan seperlunya (Richards, 1978). Kegiatan belajar kreatif tentunya berlangsung dengan beragam metode agar dapat menumbuhkan kreativitas baru dalam pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga terus bergai rah mengikuti kegiatan belajar. Dengan begitu, peserta didik dapat tiba pada suatu simpulan, "Aha, ada sesuatu yang baru yang saya peroleh!"Melalui kegiatan mengajar, guru harus berupaya sehingga peserta didik memperoleh makna dari materi pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Jim Wilhoit (1985), bertujuan membimbing peserta didik untuk menemukan makna kehidupan (searching for the meaning of life). Jika peserta didik mendapatkan "makna praktis dan pribadi dari apa yang baru dipelajari, selanjutnya mereka akan termotivasi untuk belajar lebih aktif. Pada umumnya peserta didik selalu berharap untuk memperoleh hal-hal baru dan segar dari interaksi belajar yang dilakukan. Dalam hal itu, "segar" memiliki arti mampu "me nyentuh" aspek batiniah. Pada prinsipnya tidak ada metode mengajar yang dapat di kategorikan paling tepat bagi setiap kesempatan mengajar. Berbeda orang yang diajar, berbeda pula kebutuhan, situasi, dan me tode yang diterapkan guru. Oleh karena itu, kita harus selalu selektif.15 II.9.



Metode Mengajar Yesus Tuhan Yesus menggunakan metode yang berbeda-beda dalam usaha



menyampaikan berita dan pesan mengenai kasih Allah. berulang-ulang ia memakai metode bertanya :” Menurut kamu ini, siapakah Aku?” Bilamana orang yang bertanya padaNya, biasanya Ia menjawab dengan pertanyaan lain pula supaya dengan jalan ini Ia dapat mengajar mereka. Metode bercerita, alangkah pandainya Tuhan Yesus mempergunakan perumpamaan dan kiasankiasan untuk menjelaskan pengajaranNya mengenai kerajaan Allah dan banyak hal lain. Benda-benda biasanya dipakaiNya juga sebagai titik sambung 15



B.S.Sidjabat, Ed.D,Mengajar secara Profesional ,(Bandung:Yayasan Kalam Hidup,2009), 236-237.



10



pengajaranNya, seperti sekeping uang atau bunga di pinggir jalan. TeladanNya sendiri sering melukiskan juga bagaimana hendakNya murid-murid bertindak. Yesus masuk ke rumah Zakheus dan dududk makan dengan pemungut cukai. Ia menyilakan anak-anak datang kepadaNya, dengan leluasa. Tatkala Ia membasuh kaki muruid-muridnya bukanlah pelayanan itu menjadi cara yang sangat jelas dan besar hasilnya untuk mengejar murid-muridNya bukankah pelayanan itu menjadi cara yang sangat jelas dan besar hasilnya untuk mengajar murid-murid tentang hukum kerendahan hati. Tuhan Yesus bukan saja mengajar dengan kata-kata, tetapi dengan seluruh hidupNya, bahkan dengan sengsara dan kematianNya juga. 16 III.



Kesimpulan Metode adalah alat atau cara mengajar yang didalamnya terdapat pengalaman dan bahan pelajaran sehingga keduanya menjadi mata rantai yang saling berhubungan. Metode adalah bagian yang penting dalam mengajar. Metode dalam mengajar tidak sekedar mengantarkan pokok bahasan dengan baik akan tetapi lebih mengupayakan terciptanya relasi dalam kelompok. Memikirkan aspek metode mengajar sangatlah penting dalam tugas pendidikan dan pembelajaran karena Yesus, Sang Guru Agung, juga telah memberikan teladan keguruan sebagaimana dijelaskan oleh kitab Injil. Metode mengajar yang perlu kita pilih dan kembangkan haruslah kreatif sedemikian rupa. Kegiatan belajar kreatif tentunya berlangsung dengan beragam metode agar dapat menumbuhkan kreativitas baru dalam pemikiran, perasaan, dan sikap peserta didik sehingga terus bergai rah mengikuti kegiatan belajar. Metode-metode Mengajar Yesus menerangkan bertanya berbuat menugaskan murid-murid mendengar, bertanya menjawab mengamati, menirukan melakukan, bertanya. Metode mengajar yang perlu kita pilih dan kembangkan haruslah kreatif sedemikian rupa.



IV.



Daftar Pustaka Abineno, CH. J. L. Sekitar Katekese Gerejawi, Jakarta, BPK Gunung Mulisa, 1998. Baltner, Doris. Metode Mengajar Anak-Anak Sekolah Minggu, Bandung: IKAPI, 2006. Cully, V. Iris. Dinamika Pendidikan Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.



16



John M Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, (Bandung: Generasi Info Meda, 2007),53.



11



Daniel, Eleanor, dkk. Introduction to Christian Education, Cincinnati: Ohio A division of STANDEX Iternational, Corporation in USA, 1924. Gultom, Rida. PAK Kepada Anak-Anak, Medan: Mitra, 2011. Hadinoto, Atmadja, K. N. Dialog dan Edukasi, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2011. Ismail, Andar. Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. Kristianto, Lilik, Paulus. Prinsip & Praktik Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2006. Lewier, F.C. Materi Pokok Kateketika, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama, 1994. Nainggolan, M. John. Menjadi Guru Agama Kristen, Bandung: Generasi Info Meda, 2007. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: KENCANA, 2009. Sidjabat, B. S. D. Ed. Mengajar secara Profesional, Bandung:Yayasan Kalam Hidup, 2009. Suprijanto. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.



12