KDP LP Oksigenasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI



Disusun oleh : Yosepha Tanono 113063J120108



Dosen Pengampu Sally Pobas, S.Kep., Ners



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN DAN PROFESI NERS BANJARMASIN 2020



LEMBAR PENGESAHAN



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN



Kebutuhan Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktifitas berbagai organ atau sel. Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tersebut diatur oleh sistem atau organ tubuh, diantaranya saluran pernapasan bagian atas, bawah dan paru. Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan epiglotis, yang berfungsi menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Saluran pernapasan bagian bawah berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus. Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian ( paru kanan dan kiri) dan bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut dengan bagian puncak disebut apex. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori, dan memiliki fungsi sebagai pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.



BAB II KONSEP TEORITIS 1.1. Konsep Kebutuhan Oksigenasi 1.1.1. Definisi Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Guyton & Hall, 2007). pemenuhan Oksegen adalah bagian dari pemenuhan fisiologis menurut hirarki Maslow. kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otakapabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan, persyarafan, dan kardiovaskuler (Somantri, 2008). kapasitas (daya muat) udara dalam paru – paru adalah 4.500 – 5.000ml( 4,5 – 51). udara yang diproses dalam paru – paru hanya sekitar 10% (kurang lebih 500ml), yaitu yang dihirup (inspirasi) dan yang dihembuskn(ekspirasi) pda pernapasan biasa (Brunner & Suddarth, 2010). 1.1.2. Fisiologi Sistem Struktr sitem pernapasan terbagi menjadi 2 yaitu : 1) Saluran Pernafasan atas, Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Terdiri dari : hidung, faring, laring, epiglottis  b. 2) Saluran Pernafasan bawah,  Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukuosa cilliary, memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus, paru. Pernafasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal, dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam 3 langkah, yaitu: a) Ventilasi Pulmoner. Udara bergantian masuk keluar paru-paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus.   b) Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen masuk alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah proses  pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area  berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi rendah. Proses ini  berlangsung di alveolus dan membrane kapiler, Transpor oksigen dan karbondioksida. Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru-paru.



c)



Transpor O2 Normalnya, sebagian oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk Oksihemoglobin (HbO2), sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh Ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas dara yang dibawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah Hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengan Hb. Transpor CO2, Karbondioksida hasil metabolisme terus menerus diangkut menuju paruparu melalui 3 cara: sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat (HCO3-), sebanyak 23% karbondioksida  berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2), Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dalam bentuk asam karbonat. Pernafasan internal atau pernafasan jaringan mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitrokondria, yang menggunakan O2 dan menhasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini darah yang  banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel  jaringan. Seperti dari kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.



1.1.3. Faktor – faktor yng mempengaruhi Oksigenasi 1. Hypoxia Merupakan kondisi ketidak cukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Penyebab terjadinya hipoksia : a) gangguan pernafasan. b) gangguan peredaran darah c) gangguan sistem metabolisme d) gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose). 2. Hyperventilasi Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab  jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi sehingga menyebabkan peningkatan rata - rata dan kedalaman pernafasan. Tanda dan gejala : a) b) c) d)



 pusing nyeri kepala henti jantung koma



  3. Ketidakseimbangan elektrolit Hypoventilasi Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.



Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari  beberapa obat. Tanda dan gejala: a. napas pendek b.  nyeri dada c. sakit kepala ringan d. pusing dan penglihatan kabur 4. Cheyne Stokes Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis. Fisiologis : a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki   b. pada anak-anak yang sedang tidur c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi Pathologis : 1) gagal jantung   2)  pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%) 5.



Kussmaul’s ( hyperventilasi) Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.



6. Apneu Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat 7. Biot’s  Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.



II. Rencana asuhan Keperawatan klien dengan gangguan oksigenasi 2.1 Pengkajian Keperawatan Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan penanggung jawab 2.1.1 Riwayat keperawatan 1. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti : 1) Fungsi kardio pulmoner saat normal 2) Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau gangguan 3) Pengukuran penggunaan O2 secara optimal Kaji : a. Masalah-masalah respirasi  b. Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi c. Adanya batuk dan penanganan d. Kebiasaan merokok e. Nyeri f. Masalah kardiovaskuler g. Faktor resiko yang memperlambat h. Rasionalisasi penggunaan medikasi i. Stressor yang dialami  j. Status/kondisi kesehatan Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi a) Rasionalisasi hipertensi : sakit jantung atau cerebro vaskuler asadent b) Merokok c) Obesitas d) Diet tinggi lemak e) Meningkatnya kolesterol Anamnese riwayat kesehatan Masalah bernafas: a) b) c) d) e) f)



Nyeri dada   Dypsnoe Hipoventilasi Batuk Hiperventilasi Cyanosis



Riwayat psikososial a). Kebiasaan merokok   b). Riwayat tumbuh kembang c). Tanggapan terhadap penyakit



d). Alkohol   Faktor resiko : a). Obesitas 1. Gangguan syaraf (CVA). 2.1.2. Riwayat Penyakit Sekarang Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan. 2.1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi  pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan 2.1.4. Riwayat Penyakit Dahulu Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur. 2.1.5. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara : 1. Inspeksi Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala sampai kaki) meliputi : a). Mata b). Kulit   c). Jari dan kuku d). Warna membrane mukosa e). Keadaan umum f). Tingkat kesadaran g). Keadekuatan sistem sirkulasi h). Pola nafas i). Gerakan dinding dada j). Bentuk thorax k). Tipe pernafasan (brot, kussmaul)   l). Gerakan otai pernafasan 2. Palpasi Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Misal : suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa edema, krepitasi dan sensasi.



  a) Palpasi ringan Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar dengan kulit tekan hati-hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan bantalan jari dengan gerakan memutar.   b) Palpasi dalam Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit dengan tangan menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5 cm. 3. Perkusi Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan posisi struktur di  bawahnya. a. Perkusi langsung (segera) Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih pada satu lengan.   b. Perkusi tidak langsung (perantara) Jari tengah pada satu tangan (fleksimer) hipertensi dalam tulang distal jari ditempelkan berlawanan dengan permukaan tubuh 1. Hasil perkusi   Timpani Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara dengan bunyi dram. 2. Hiper resonansi Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah, lamanya sangat singkat setara dengan bunyi dentuman. 3.  Resonansi Intensitas sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara dengan gaung. 4.  Pekak Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang. 5.  Bunyi datar Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat. 4. Auskultasi Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-macam organ dan jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan untuk auskultasi adalah stetoskop. 1. Bunyi nafas normal 1) Bronchial Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas 2) Bronkovasikuler Bunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas redam Vasikuler Bunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras dan lebih tinggi dari ekspirasi     2. Bunyi nafas menyimpang 1) Fine crackles Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan gesekan rambut dekat telinga 2) Coarse crackles Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas gelembung, mirip gelembung soda karbonat 3) Ronchi Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip gesekan 2  balon 4) Mengi Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus



  2.2 Analisa Data No



Data



Etiologi 1.Sekresi  kental/berlebihan akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza



Masalah 1. ketidak efektifan bersihan jalan napas



  2.Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif   3.Sumbatan  jalan nafas karena benda asing 1. Ansietas   2. Posisi tubuh   3. Deformitas dinding dada   4. Keletihan   5. Hiperventilasi   6. Sindrom hipoventilasi   7. Gangguan muskuloskeletal   8. Kerusakan neurologis   9. Imaturitas neurologis   10. Disfungsi neuromuskuler   11. Obesitas   12. Nyeri



Ketidak efektifan pola nafas



  13. Keletihan otot pernafasan 1. Perubahan membran Gangguan alveolar - kapiler Gas 2. Ventilasi perfusi



Pertukaran



2.3 . Diagnosa Keperawatan   2.3.1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas 2.3.2. Ketidak efektifan pola nafas 2.3.3. Gangguan pertukaran gas



2.4. no 1



2



Nursing Care Planning (NCP)



Diagnosa Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan (00031)



Tujuan & kriteria hasil intervensi Setelah dilakukan asuhan NIC : Pengisapan Jalan keperawatan selama 3x 24 jam Nafas : diharapkan pasien menunjukkan 1. Tentukan pembersihan jalan nafas yang kebutuhan efektif dengan kriteria hasil : pengisapan oral a) Mempunyai jalan nafas atau trakeal yang paten 2. Pantau status O2 b) Mengeluarkan sekresi 3. Catat tip dan secara efektif jumlah sekresi c) Mempunyai irama dan 4. Instruksikan frekuensi pernafasan kepada pasien dalam rentang normal. tentang batuk dan   tehnik napas dalam untuk memudahkan mengeluarkan sekresi Ketidak efektifan Setelah dilakukan tindakan 3 x NIC : pola napas 24 jam diharapkan pasien Pemantauan Pernapasan : berhubungan menunjukkan pola pernapasan 1. Pantau kecepatan, dengan sindrome yang efektif dengan kriteria irama, kedalaman hipoventilasi hasil a. Ekspansi dada simetris dan usaha (00032) b. tidak ada penggunaan otot respirasi bantu 2. Perhatikan c. bunyi napas tambahan tidak pergerakan dada ada amati d. napas pendek tidak ada kesimetrisan,



e. mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal



3



Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler



penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular dan interostal. 3. Pantau adanya pucat dan sianosis 4. Pantau tingkat kegelisahan, ansietas, dan tersengal – sengal. Setelah dilakukan tindakan NIC : Pengelolaan asam asuhan keperawatan selama basa 3x24 jam diharapkan masalah 1. Kaji bunyi paru, gangguan pertukaran gas teratasi frekuensi napas dengan kriteria hasil : dan kedalaman 1. Ventilasi tidak 2. Pantau satuarasi bermasalah O2 2. Status neurologik dalam 3. Pantau hasil rentang yang diharapkan AGD 3. Tidak ada dipneu 4. Ajarkan kepada 4. Tidak gelisah dan pasien tehnik sianosis bernapas dan 5. Tidak ada keletihan relaksasi 6. hasilGDA dalam batas 5. Konsultasikan normal dengan dokter 7. End tidal CO2 dalam tentang rentang normal kebutuhan akan pemeriksaan GDA 6. Siapkan pasien untuk ventilasi mekanis, bila perlu



5. Evaluasi 1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang tertahan a) Mempunyai jalan nafas yang paten b) Mengeluarkan sekresi secara efektif c) Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal 2. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan sindrome hipoventilasi a) Ekspansi dada simetris b) Tidak ada penggunaan oto bantu c) Bunyi npas tambahan tidak ada



d) Napas pendek tidak ada e) Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal 3. Gangguan pertukaran gasberhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler a) Ventilasi tidak bermasalah b) Status neurologik dalam rentang yang diharapkan c) Tidak ada dispneu d) Tidak gelisah dan sianosis e) Tidak ada keletihan f) Hasil GDA dalam batas normal g) End tidal CO2 dalam rentang normal



DAFTAR PUSTAKA Tarwanto, Wartonah (2016), kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan Edisi 3, Salemba Medika. Yeni Kustanti, Christinah (pemeriksaan fisik thoraks. Yogyakarta: AKPER Bethesda Somantri, Iman (2008) KMB: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan gangguan Sistem pernapasan, Jakarta : Salemba Medika Brunner & Suddarth (2010), buku ajar keperawatan medikal bedah vol. 1 Jakarta : EGC Guyton & Hall(2007), buku ajar fisiologi kedokteran, Jakarta : EGC Herlma, T. Heather, dkk(2015), NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan klasifikasi 2015 - 2017.