Keanekaragaman Organisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Tujuan 1.



Menginventarisasi karakter-karakter yang dapat diamati pada individuindividu anggota suatu populasi makhluk hidup;



2.



Melakukan pengamatan atau pengukuran atas parameter-parameter tersebut yang terinventarisasi;



3.



Membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu lainnya dalam subpopulasi (subspesies) yang sama;



4.



Membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu lainnya (antarsubspesies) (subspesies yang sama); dan



5.



Membandingkan ciri/karakter suatu individu dengan individu lainnya antarspesies.



1.2 Latar Belakang Berbagai macam makhluk hidup dapat kita temui di dunia ini dan dari tiap-tiap makhluk hidup tersebut tidaklah sama. Setiap makhluk hidup diciptakan dengan ciri dan karakter masing-masing yang menjadikannya berbeda. Perbedaan yang dimiliki bisa dilihat dari berbagai sisi seperti bentuk, ukuran, warna, jumlah, dan lain sebagainya. Hal ini menjadi dasar keanekaragaman pada makhluk hidup. Keanekaragaman yang terjadi di antara anggota spesies satu dengan spesies lainnya, atau di antara golongan-golongan di atas spesies satu terhadap yang lain, adalah keanekaragaman yang bersifat taksonomis, sehingga ciri bedanya dapat dipergunakan sebagai alat penunjuk spesies atau golongan di atas spesies. Keanekaragaman juga merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Pada manusia memperlihatkan variasi pada ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip-fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak



1



mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beragam cara.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Campbell, organisme dengan berbagai karakteristik homolog ada karena memiliki nenek moyang yang sama. Oleh karena itu, kita dapat mempelajari banyak hal tentang suatu spesies apabila kita mengetahui sejarah evolusinya. Misalnya, suatu organisme mungkin memiliki banyak kesamaan gen, jalur metabolik, dan protein struktural dengan kerabat-kerabat dekatnya (Campbell, 2010 Jilid 2) Nama umum bagi organisme mengandung pengertian sehari-hari, namun nama itu juga bisa menyebabkan kerancuan. Masing-masing nama mengacu pada lebih dari satu spesies. Unit taksonomik tertentu pada tingkat jenjang apa pun disebut takson (jamak, taksa) (Campbell, 2010 Jilid 2). Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi (Campbell, 2010 Jilid 2). 1.



Keanekaragaman gen Gen atau nutfah adalah subtansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama pula karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. (Sri Pujiyanto, 2008)



2.



Keanekaragaman jenis Spesies atau jenis memiliki pengertian individu yang memiliki persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghaslkan keturunan yang fertile (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antarjenis. (Sri Pujiyanto, 2008)



3.



Keanekaragaman ekosistem



3



Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain dan juga antara makhluk hidup dan lingkungannya. Suatu lingkungan misalnya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis mekhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan (Sri Pujiyanto, 2008). Menurut Gembong Tjitrosoepomo, ada beberapa organ penting dari tumbuhan, yakni: 1. Daun Daun merupakan alat (organ) tumbuhan yang melekat pada batang. Daun yang lengkap terdiri dari tiga bagian yakni pelepah atau upih, tangkai dan helai daun. Namun, tidak semua daun memiliki ketiga daun itu jika atau dua bagian tidak ditemukan maka daun disebut tak lengkap. Daun dan helai daun yang hijau pipih dan lebar amat jelas mendudukng fungsi utama daun yakni fotosintesis. 2. Warna daun Meskipun warna daun biasanya hijau sesuai dengan fungsi daun sebagai alat fotosintesis, namun seringkali kita temukan daun berwarna merah atau menunjukan nuansa hijau yang sedikit berbeda. Warna merah terdapat misalnya pada suatu varietas Acalypha wilkesiana dan diakibatkan warna antosian menutupi warna hijau daun. 3. Permukaan daun Permukaan daun dapat memberikan sifat khas karena ada yang mengkilap atau buram dan ada yang berambut atau tak berambut. Warna sisi atas daun seringkali berbeda dengan sisi bawah karena jumlah butir hijau daun lebih terkonsentrasi di sisi atas daun. Prinsip dasar dalam keanekaragaman intra dan inter spesies adalah: 1. Keanekaragaman yang terjadi diantara anggota spesies satu dengan spesies lainnya atau diantara golongan-golongan di atas spesies satu terhadap yang lain, adalah keanekaragaman yang bersifat taksonomis, sehingga cirri



4



bedanya dapat dipergunakan sebagai alat penunjuk spesies atau golongan di atas spesies; 2. Spesies dapat dikatakan sebagai suatu populasi yang memiliki kemampuan “interbreeding” diantara sesame anggota populasi dan dipisahkan dengan populasi spesies lain oleh isolasi reproduksi; 3. Di dalam suatu populasi spesies dapat terjadi perubahan-perubahan sifat diantara anggota-anggotanya dalam kelompok-kelompok kecil di bawah spesies; 4. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam populasi spesies selama belum menimbulkan suatu isolasi reproduksi yang bersifat alamiah, belum dapat dikatakan sebagai perubahan yang bersifat taksonomis; 5. Perbedaan-perbedaan yang ditimbulkan karena perubahan yang belum bersifat taksonomis, dapat dikatakan sebagai keanekaragaman yang bersifat non-taksonomis; dan 6. Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri dari benda hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Pada manusia terlihat variasi pada beberapa ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri yang Nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara (indonesianindonesia.com/f/95271bab-ii-keanekaragaman-hayati/).



5



BAB III MATERI DAN METODE



3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Biologi milik Jurdik Biologi di wilayah kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (depan kompleks laboratorium FMIPA) pada hari Rabu, 18 September 2013 dimulai pukul 09.30 hingga pukul 10.30 WIB.



3.2 Jenis Kegiatan Kegiatan ini termasuk jenis pengamatan. Sebab dalam memperoleh data penelitian, kami melakukan pengamatan secara lebih terperinci dengan mengamati berbagai macam perbedaan intraspesies dan interspesies pada tanaman. Kami memutuskan untuk menggunakan kegiatan pengamatan karena cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori. Untuk mengamati perbedaan intraspesies dan interspesies pada tanaman.



3.3 Sasaran Kegiatan Populasi adalah sekelompok objek penelitian atau sekelompok subjek dimana kesimpulan akan digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah Kebun Biologi kompleks FMIPA. Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Sampel dari pengamatan ini adalah beberapa hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar Kebun Biologi kompleks FMIPA.



3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Dalam pengamatan ini digunakan teknik yang mendukung tujuan pengamatan dengan mempertimbangkan faktor waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, pengamatan, identifikasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi



6



dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relevan maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.



3.5 Alat dan Bahan 1.



Tanaman



2.



Penggaris



3.6 Prosedur Kinerja Menentukan satu subspesies tumbuhan yang dapat ditemukan dalam jumlah besar (ada lebih dari 10 individu)



Menginventarisasi parameter yang dapat diamati/diukur



Mengamati parameter dari setiap individu



Membandingkan hasil pengamatan antarindividu satu populasi



Manggabungkan data dengan teman sekelas untuk memperoleh data kelas



Membandingkan hasil pengamatan dengan data kelas



Merumuskan kesimpulan



7



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data Tabel 1.Hasil pengamatan mengenai keanekaragaman objek dan persoalannya.



Interspesies Parameter/sasaran



Individu ke



pengamatan



1



2



a. Panjang daun



10,5 cm



7 cm



b. Bercak pada daun



Banyak



Sedikit



c. Tulang daun



Bercabang



Tidak bercabang



d. Tepi daun



Terbelah



Tidak terbelah



e. Warna daun



Kuning



Hijau



Ungu kehitaman



Merah tua Hijau tua



Intraspesies Parameter



A



B



a. Ukuran



Besar



Kecil



b. Tulang daun



Bangun lanset



Bangun dabus



c. Banyak daun



20 pasang dalam 1 ruang



25 pasang dalam 1 ruang



d. Tepi daun



Berombak



Bergerigi



4.3 Pembahasan Dalam hasil pengamatan, telah kami temukan beragam perbedaan dan persamaan baik intraspesies dan interspesies. Dalam pengamatan yang kami lakukan, terdapat beberapa perbedaan di antara intraspesies. Diantaranya : 1. Panjang daun antara daun 1 dan daun 2 yang belum kami temukan namanya, memiliki panjang yang berbeda, yaitu daun 1 memiliki panjang 10,5 cm dan daun 2 memiliki panjang 7 cm.



8



2. Pada individu lain, menemukan perbedaan yang signifikan meskipun berada di satu pohon, daun 1 memiliki banyak bercak daun dan yang lainnya hanya memiliki sedikit daun. 3. Pada daun dalam individu yang sama, tulang daun pun bisa ada yang bercabang da nada yang tidak bercabang 4. Tepi daun dalam individu yang sama, ada juga daun yang memiliki tepi terbelah dan tidak terbelah akibat adanya mutasi. 5. Dalam warna daun di individu yang sama, daun ada yang kuning dan ada pula yang bisa berwarna hijau 6. Di tanaman Ridisco Color memiliki warna yang bisa berbeda pula seperti ungu kehitaman, merah tua, dan hijau tua Dalam hasil pengamatan, telah kami temukan beragam perbedaan dan persamaan baik intraspesies dan interspesies. Dalam pengamatan yang kami lakukan, terdapat beberapa perbedaan di antara intraspesies. Diantaranya : 1. Dalam dua spesies yang berbeda, ada ukuran yang besar dan yang kecil 2. Ada yang memiliki tulang daun dengan bangun lanset dan juga bangun dabus. 3. Dalam dua spesies yang berbeda, banyak daun pun juga berbeda-beda, seperti 20 pasang dalam 1 ruang dan 25 pasang dalam 1 ruang pada tanaman kelas Poceaceae 4. Tepi daun dalam dua spesies yang berbeda ada yang berombak dan di sisi lain ada pula yang bergerigi. Hal yang membuat perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya, bisa disebabkan oleh factor mutasi genetic akibat perbedaan lingkungan. Namun bisa saja, factor adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda-beda menyebabkan tanaman intraspesies (Gembong, 2005). Dalam hal ini, meskipun hanya menggunakan parameter yang sederhana seperti misalnya mengamati ciri-ciri pada daun, sudah bisa ditentukan keanekaragaman intraspesies dan interspesies yang mencolok sekali perbedaannya.



9



BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa : 1. Mengelompokkan masing-masing jenis macam tumbuhan berdasarkan jenis-jenisnya, menginventarisasi keanekaragaman tumbuhan yang ada di sekitar Kebun Biologi FMIPA UNY dengan mengamati jenis, bentuk, struktur dan warna tanaman-tanaman yang ada; 2. Dapat diamati ciri dan karakter suatu individu di antara suatu populasi, individu intra-spesies, dan populasi inter-spesies dalam suatu ekosistem dalam Kebun Biologi FMIPA UNY, sesuai dengan perbadaan-perbedaan yang ada sebagai factor pembanding. 3. Bahwa dalam satu spesies pun, dapat ditemukan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu lainnya akibat adanya kemungkinan terkena mutasi genetic atau factor bawaan generasi sebelumnya.



5.2 Saran Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil pengamatan yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan antara lain: 1. Praktikan lebih jeli dalam mencari dan memilih keanekaragaman organisme interspesies dan intraspesies pada tumbuhan; 2. Praktikan lebih teliti dalam menentukan keanekaragaman organisme berdasarkan parameter-parameter tertentu; 3. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses pengamatan (penelitian), serta lebih rajin dalam mencari kajian pustaka mengenai keanekaragaman organisme yang sedang diamati.



10



LAMPIRAN Foto-foto TANAMAN INTRASPESIES



11



12



TANAMAN INTERSPESIES



13



14



15



DAFTAR PUSTAKA Campbell & Reece. 2010. Biology Jilid 2. Jakarta : Erlangga Paidi. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNY Press. Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo : Platinum. Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press



Sumber Internet indonesianindonesia.com/f/95271-bab-ii-keanekaragaman-hayati/



16