Kebijakan SHK - Pertemuan Evaluasi SHK 4 Feb 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEBIJAKAN SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) dr. Erna Mulati, M.Sc, CMFM



Direktur Kesehatan Keluarga Jakarta, 4 November 2021 Disampaikan pada Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)



Kebijakan dan Strategi : Pencegahan dan Penanggulangan Kelainan Bawaan 8 KELAINAN BAWAAN PRIORITAS Neural-tube defect (NTD)



thalasemia



Celah bibir dan lelangit (orofacial cleft)



Sifilis kongenital



Sindroma rubella kongenital



Hipotiroid kongenital



Club foot atau talipes ekuinovarus kongenital



Critical Congenital Herat Disease (CCHD)



DASAR HUKUM SHK Amandemen UUD 1945 pasal 28B ayat 2



setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang…



UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 131 ayat 1



131 ayat 1 : Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.



UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak



-Pasal 8 : setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial…, -Pasal 44 : ayat (1) pemerintah dan pemda wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan; ayat (3) upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan -Pasal 46 : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yg lahir terhindar dari penyakit yg mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.



Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak pasal 16 Pasal 7 ayat (1) : Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilaksanakan melalui : a.pelayanan kesehatan neonatal esensial; b.skrining bayi baru lahir; dan c.pemberian komunikasi, informasi, edukasi kpd ibu dan keluarganya Pasal 16 : Skrining Bayi Baru Lahir dilakukan thd setiap BBL oleh nakes



Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital



Pasal 3 Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi : d. koordinasi dan advokasi dukungan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan Skrining Hipotiroid Kongenital skala provinsi dan lintas kabupaten/kota. Pasal 4 Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi: f. penyediaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan Skrining Hipotiroid Kongenital skala kabupaten/kota, dimulai dari penyediaan kertas saring



Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/ 392/2019 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Regional Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital



TAHAPAN IMPLEMENTASI PROGRAM SHK



SpA endokrin, SpA, dokter umum, SpPK, bidan, perawat, analis



nakes mampu SHK, kelahiran tinggi, daerah risiko tinggi



Menghitung estimasi sasaran BBL



Orientasi



Identifikasi Sumber Pendanaan SHK



Sosialisasi dan Advokasi



Pendataan SDM



Pembuatan Draft PKS



Pendataan Fasyankes



Pembentukan Pokjada



Pelaksanaan



→ Dekon/BOK Kab



Monitoring dan Evaluasi



→ Dekon/BOK Kab



Tindak lanjut hasil evaluasi



• Pengadaan kertas saring, lancet dll oleh RS lab rujukan • Pengiriman kertas saring ke dinkes → Dekon/Jampersal/APBD/ BLUD/mandiri dll



• Surat pengantar ke fasyankes pelaksana → BOK Kab • Distribusi kertas saring, lancet • Pengambilan sampel → BOK PKM jika home visit • Pengambilan sampel ke pkm atau pengantaran sampel ke kantor pos → BOK PKM/BOK Kab • Pengiriman sampel → Dekon/ Jampersal • Pelacakan kasus → BOK PKM • Tes konfirmasi → Dekon/ Jampersal/APBD/BLUD dll • Terapi dokter →JKN • Folow up pengobatan • Catpor • Management logistik



PERIODE PELAKSANAAN SHK



REVISI PERMENKES SHK



Revisi Permenkes : usia ideal pengambilan sampel 48-72 jam. Pada kondisi tertentu, jika pada waktu ideal tidak bisa dilakukan pengambilan sampel, dapay dilakukan dari 24 jam sampaiK dengan umur 14 hari.



USIA 0 HARI



Revisi Permenkes : Pengiriman spesimen darah dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari 7 (tujuh) hari sejak spesimen diambil



USIA 16 HARI



USIA 11 HARI USIA 3-4 HARI



USIA 8 HARI



GOLDEN PERIOD TERAPI



USIA 23 HARI



USIA 15 HARI



USIA 30 HARI



48-72 JAM SETELAH LAHIR



BAYI LAHIR



Pengambilan Sampel Darah Tumit Bayi



3 – 4 JAM



Pengeringan Sampel Darah Di Atas Kertas Saring



MAKSIMAL 4 HARI



MAKSIMAL 3 HARI



MAKSIMAL 3-4 HARI



Penyimpanan Sampel Untuk Pengiriman Kolektif



Pengiriman Sampel Dari Fasyankes Ke Lab Rujukan



Pemeriksaan Sampel Di Lab Rujukan 2x Seminggu



24 JAM Hasil SHK Positif Diinformasikan Ke Pengirim Sampel



MAKSIMAL 7 HARI Pelacakan Ke Rumah Bayi, Konsul Sp.A Dan Tes Konfirmasi



7 HARI TERDIAGNOSIS HIPOTIROID KONGENITAL MENDAPAT TERAPI



PENANGGUNG JAWAB FASYANKES



LABORATORIUM RUJUKAN SHK



PUSKESMAS WILAYAH DOMISILI BAYI 5



Sp.A di RS



REGIONALISASI LABORATORIUM SHK TAHUN 2021 RSCM



RSHS



1. Aceh



10.



2. Riau



11.



3. Jambi



12.



4. Sumsel



13.



5. Bengkulu



14.



6. Lampung



15.



7. Kep. Babel



16.



8. Kep. Riau



17.



9. DKI Jakarta



18.



Banten Bali Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulsel Papbar



1. Sumut



2. Sumbar 3. Jabar 4. Jateng



5. NTB 6. NTT 7. Kaltara



8. Sulteng 9. Sultra 10. Gorontalo 11. Sulbar



Dasar Penentuan Regional: adanya SpA Endokrin, jumlah sasaran



12. Maluku 13. Malut 14. Papua



RSUP dr. Sardjito



1. DI Yogyakarta



RSUD dr. Soetomo



1. Jawa Timur



RENCANA PENGEMBANGAN LABORATORIUM RUJUKAN SHK



Laboratorium Rujukan (Jakarta, Bandung) : Pembina dan Pemeriksa Laboratorium RS Rujukan Regional (Yogyakarta, Jatim) Rencana pengembangan Laboartorium Rujukan Regional (Sumbar, Sulsel, Papua)



TARIF SHK Pada Pertemuan Evaluasi SHK November 2019 di Kemenkes antara Direktorat Kesehatan Keluarga dengan 4 Lab Rujukan SHK (RSCM, RSHS, RSUP dr. Sardjito dan RSUD dr. Soetomo), menyepakati bahwa Tarif SHK 2020 sebesar Rp 65.000,-



Tidak ada peningkatan tarif pada Tahun 2021 dan 2022, namun pembiayaan didorong pada pemaksimalan realisasi anggaran dan peningkatan cakupan.



Hasil Pemeriksaan SHK 120000



111658



111280



Jumlah Sampel



100000 87613



Hasil Skrining (+)



Rejected



80000



60000



2019



111.280



15



13.679



2020



87.613



36



7.026



53404



40000



20000



Terjadi penurunan jumlah sampel dari 2019 ke 2020, tetapi terjadi peningkatan angka positif



0 2017



2018



2019



2020



Series 1



Sumber Data : 4 Lab Rujukan



PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 DENGAN DANA DEKONSENTRASI 6000



5000



4950



Jumlah alokasi semula : 38.329 Jumlah alokasi menjadi : 15.804 Efisiensi alokasi : 22,525 (58,76%) Jumlah spesimen terkirim : 11.419 (72,25%)



Efisiensi SHK : Sumut, Sumbar, Kepri, Bengkulu, Babel, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Bali



4000



4950



4007



3000 2500 2000



2000



1869



2000



1714



1700



1215 1215 1000 1000



741 500500 105



750750750



401 135150 27



0 0



804 697



650



500500 269



143



0 0



200200 0 0



0 0



0 0



840 440386



0 0



ACEH



SUMATERA UTARA



SUMATERA BARAT



RIAU



KEPRI



JAMBI



BENGKULU



BANGKA BELITUNG



SUMATERA SELATAN



LAMPUNG



DKI JAKARTA



BANTEN



JAWA BARAT



JAWA TENGAH



DI YOGYAKARTA



JAWA TIMUR



BALI



0



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



13



14



15



16



17



ALOKASI SHK SEMULA



NOTE : PROV DKI JAKARTA MENGGUNAKAN BLUD



ALOKASI SHK MENJADI



JUMLAH SPESIMEN TERKIRIM



PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 DENGAN DANA DEKONSENTRASI



Efisiensi SHK : NTT, Kaltim, Kalteng, Kaltara, Sulsel, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Maluku, Pabar, Papua



2000 1800 1800 1600



1500



1400 1200 1111 1111 1111



1200



1111 1000 1000



1000



1000



1000



1000



1000



1000



900



800



700



600



540508



480



495



500500



650



639 500500



473



350332



400



750



700



300 233



200 0 0 0



0 0



0 0 0



0 0



0 0



0 0



NUSA TENGGARA BARAT



NUSA TENGGARA TIMUR



KALIMANTAN TIMUR



KALIMANTAN SELATAN



KALIMANTAN TENGAH



KALIMANTAN BARAT



KALIMANTAN UTARA



SULAWESI UTARA



SULAWESI SELATAN



SULAWESI TENGAH



SULAWESI TENGGARA



GORONTALO



SULAWESI BARAT



MALUKU



MALUKU UTARA



PAPUA BARAT



PAPUA



0



18



19



20



21



22



23



24



25



26



27



28



29



30



31



32



33



34



ALOKASI SHK SEMULA



ALOKASI SHK MENJADI



JUMLAH SPESIMEN TERKIRIM



Sumber : Laporan Provinsi 2020



PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 DENGAN DANA JAMPERSAL, APBD, MANDIRI DLL 40000



Alokasi Sampel : 145.963 Jumlah Pemeriksaan : 86.957 (59,6%)



36855



35000



29865



30000



24635



25000 20000



23006 17117



15000



12241



11877



10000



5918 5120 4700 3845 3382 3320 5000 2000 18092270 2147 1359 1132 942 641 500 598 190 58



4856



6.523 3.760 458



1750 1658



2292



2.700 2.250 576 500 287 28 286 675 0 0



3.328 2.500 1025 943 303 33 0 0 120



0



Jumlah Sampel SHK



Jumlah Spesimen Terkirim



NOTE : PROV DKI JAKARTA MENGGUNAKAN BLUD Tidak ada data : NTB, NTT, SULBAR, PABAR



Sumber : Laporan Provinsi 2020



00



00



450 92



PRESENTASE SAMPEL REJECT PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 DENGAN DANA DEKON, JAMPERSAL, APBD DLL 25000



23006



Jumlah Spesimen terkirim : 81.259 Jumlah Sampel Reject: 4.124 (5,1%)



20000



15000



12441



11877 10000



5665 5000



4123 1401 1391 1359 2950 224 161 15 850 39



3320 1809 107



1



2147 741 22



79 0 0 4580



183 705



2678 1664 82 0 0 40



00



795 1139 618 1170 500 303 943 473 266 1025 639 32 49 0 0 920 14 63 165 0 10 0 0 225 53 191 0 0 500



0



Jumlah spesimen terkirim



Tidak ada data : NTB, NTT, SULBAR, PABAR



Jumlah Reject



Sumber : Laporan Provinsi 2020



HASIL PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 DENGAN DANA DEKON, JAMPERSAL, APBD DLL



Jumlah TSH tinggi : 40 Jumlah Tes Konfirmasi : 32 Jumlah positif HK : 14 Jumlah diobati : 14



Chart Title 8



7 7 7



6 6 6



5



5 5



5 5



5



4



4 4



4



4



3 3



2 2 2



2



2 2



2



1 1 1 1



1 1



1 1 1 1



1 1



1 1



1 1 1 1



1



0 0 0



0 0



0 0 0



0 0



0 ACEH



SUMATERA BARAT



RIAU



JAMBI



BANGKA BELITUNG TSH tinggi



LAMPUNG tes konfirmasi



JAWA BARAT positif HK



JAWA TENGAH



DI YOGYAKARTA



JAWA TIMUR



BALI



DKI



jumlah diobati



Sumber : Laporan Provinsi 2020



ALOKASI SHK 2021 60000



Jumlah Dekon : 38.004 Jumlah Jampersal : 165.517 Jumlah : 203.521



48891



50000



40000 35006



30000



20000



10000



7381 8086



0901



2500 0



3750 1100



9904



9830 6109 2308 80150 130 0



600



3649 2476 1700



8293 4800 1000 0



1500



5330 4120 3125



5528 1350



0



2575 1500 1000 1085 450



3494 0480 700



350



0



2630 2500 1500 1000 1000 700 150 1000 0



5000 8100



0



Tidak ada data : DKI, NTB, NTT, SULUT SULBAR, PABAR NOTE : PROV DKI JAKARTA MENGGUNAKAN BLUD



Dekon



Jampersal, apbd dll



Sumber : Laporan Provinsi 2020



0



0500



FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MAMPU SHK



Jumlah RS : 493 Jumlah Puskesmas : 3328 ( 83% dari total PKM Ranap 4009) Jumlah lain-lain : 419



600 516



500 400



338



300



290



270



255 205



181



200



203 131



106 100 33 9



0



30



38



27



41



4 8



161



116



113



80



64 12



6 1 7



Tidak ada data : DKI, NTB, NTT, SULUT SULBAR, PABAR



48 87



1



36 27 22 10 0 23 0 2



RS



57



53 17 2530



Puskesmas



72



63



94



76



16 6 12 2 10 0 2126 5170



13



87 513 1414



Lain-lain



Sumber : Laporan Provinsi 2020



34 14



213



KESIMPULAN PEMERIKSAAN SHK TAHUN 2020 1. Sumber dana APBN (dekonsentrasi), APBD, BLUD, DAK Non Fisik (Jampersal), dll 2. Sebanyak 98.376 BBL (sumber laporan Provinsi) telah dilakukan SHK atau sebesar 2,1% dari semua bayi baru lahir di Indonesia 3. 40 bayi mempunyai hasil TSH tinggi 4. 32 bayi dilakukan tes konfirmasi 5. 14 positif HK dan semuanya diobati



KENDALA Efisiensi anggaran



Kesulitan pengiriman sampel karena pandemic COVID



Pengiriman sampel konfirmasi yg cukup lama



Pengisian kertas saring yg kurang lengkap



Sampel reject



Kesulitan pengambilan sampel konfirmasi (penolakan ortu, jumlah sampel yg tidak memadai)



Keterbatasan jumlah faskes yang mampu melakukan pengambilan sampel SHK



DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP LAYANAN KIA DI PUSKESMAS Jam Buka Pelayanan: 72% Puskesmas tetap memberikan pelayanan seperti sebelum wabah COVID-19



Kunjungan Pasien Puskesmas: 83% Puskesmas mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien Kunjungan Ke Ibu Hamil 31%



Kegiatan Posyandu: 43,5% tidak melaksanakan Posyandu 18,7% Puskesmas yang tetap melaksanakan Posyandu



Cakupan Imunisasi: 57% Puskesmas Cakupan Pelayanan Imunisasi menurun 1,9% Puskesmas tidak melaksanakan pelayanan Imunisasi



Ya



69%



Tidak



Kunjungan Ibu Hamil: Hanya 69% Puskesmas melaksanakan kunjungan ibu hamil



Kunjungan Balita Stunting/ Gizi Buruk: 69% Puskesmas tetap melakukan kunjungan Balita Stunting dan Gizi Buruk



Sumber: Hasil sementara Kajian Cepat Peran Puskesmas Dalam Penanganan Wabah COVID-19 di Indonesia, Juni



2020



BAGI BAYI BARU LAHIR “Penanganan bayi baru lahir ditentukan dari status kasus ibunya”



Bayi dari ibu yang BUKAN Suspek/ Probable/ Terkonfirmasi COVID-19 tetap mendapat Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir



Bayi dari ibu suspek, probable atau terkonfirmasi COVID-19 : Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat, Dikeringkan seperti biasa, Segera dimandikan setelah stabil



Bayi dari ibu HbsAg reaktif dan terkonfirmasi COVID-19 dan bayi klinis sakit : pemberian vaksin Hepatitis B ditunda sampai klinis bayi baik HbIg tetap diberikan



Bayi dari ibu HIV mendapat ARV profilaksis, pada usia 6-8 minggu dilakukan EID bersamaan imunisasi DPTHepB-Hib. Bayi dari ibu sifilis diberi injeksi Benzatin Penisilin



Pelayanan SHK tetap dilakukan (penjelasan di slide selanjutnya)



PELAYANAN SHK DI MASA PANDEMI COVID-19 Pelayanan SHK tetap dilakukan. Idealnya waktu pengambilan sampel dilakukan 4872 jam setelah lahir dan masih dapat diambil sampai usia bayi 14 hari.



Bila didapatkan hasil skrining dan tes konfirmasinya positif HK, maka diberikan terapi sulih hormone sebelum bayi berusia 1 bulan. Untuk pengambilan spesimen dari bayi lahir dari ibu suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-19, tenaga kesehatan menggunakan APD untuk pencegahan penularan droplet.



Tata cara penyimpanan dan pengiriman specimen sesuai dengan Pedoman SHK (Kemenkes RI, 2018). Apabila terkendalam dalam pengiriman specimen dikarenakan situasi pandemic COVDI-19, spesimen dapat disimpan selama maksimal 1 bulan pada suhu kamar.



PEDOMAN DAN MEDIA KIE



Pedoman



Leaflet



Poster DVD



Flyer



TERIMA KASIH terkait COVID-19



*)Tatalaksana



kehamilan dan persalinan dengan COVID-19 sesuai rekomendasi PP POGI https://bit.ly/RekomendasiPOGIdanIDAI



INFORMASI TERKINI https://www.covid19.go.id/



bahaya ibu dan bayi dapat dilihat di Buku KIA http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/buku%20kia%202019.pdf



HOTLINE COVID-19 : PSC 119 ext 9



Pelayanan ibu dan bayi tetap memperhatikan prinsip pencegahan penularan COVID-19



**)Tanda



Carilah informasi yang benar tentang COVID-19



23