Kebutuhan Perlengkapan Lab. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM BIDANG STUDI KEBUTUHAN PERLENGKAPAN RUANG LABORATORIUM



Disusun Oleh : 1. Nashita Lucky Mashura



19050394021



2. Nurul Hana



19050394025



3. Afifah Nur’aini



19050394033



S1 PENDIDIKAN TATA BOGA 2019 A PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2021



i



Kata Pengantar Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet. Tulisan yang sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak yang bersedia membantu penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis dan teman-teman yang telah membaca makalah ini.



Surabaya, 10 April 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar ..........................................................................................................ii Daftar Isi.....................................................................................................................iii Bab I Pendahuluan ....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1 1.3 Manfaat .........................................................................................................2 Bab II Kajian Teori ...................................................................................................3 2.1 Kebutuhan Perlengkapan Ruang Lab ............................................................3 2.2 Langkah Menghitung Ruang Lab .................................................................. 2.3 Merencanakan Kebutuhan Perlengkapan Ruang Lab ................................... Bab III Penutup ......................................................................................................... 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 3.2 Saran .............................................................................................................. Daftar Pustaka ...........................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium merupakan tempat yang penting yang digunakan untuk mendukung keberlangsungan pembelajaran di sekolah. Laboratorium adalah salah satu sarana dan prasarana yang disediakan oleh SMK. Laboratorium di SMK khususnya Program Studi Tata Boga, berfungsi sebagai ruang prakti pembuatan makanan, penyiapan tata hidang, penyajian makanan maupun produksi makanan dalam jumlah besar dan masal. Berkaitan dengan fungsinya, maka ragam laboratorium atau ruang praktik Tata Boga dapat meliputi : ruang praktik dapur latih, ruang praktik dapur produksi, ruang praktik persiapan, ruang praktik mini bar, ruang praktik tata hidang, ruang praktik penyimpanan (gudang) dan ruang instruktur (Permen No. 40 Tahun 2008:144). Kebutuhan akan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai seperti peralatan praktek yang lengkap dan sesuai standar kompetensi dunia industri sangat dibutuhkan oleh peserta didik sebagai lulusan SMK Kompetensi Keahlian Tata Boga. Adanya peralatan yang lengkap dan memadai sesuai DUDI apabila sekolah merupakan sarana tiruan atau replikasi dunia industri sehingga tamatan SMK akan mudah menguasai dan mengoperasikan peralatan tersebut ketika terjun ke dunia industri yang sesungguhnya. Maka dari itu, sekolah harus menyediakan peralatan dan sumber daya yang memadai dengan ditunjang oleh bahan-bahan yang digunakan untuk praktek sesuai dengan pencapaian kompetensi peserta didik. Makalah ini akan membahas tentang kebutuhan peralatan untuk sebuah ruang laboratorium khususnya pada bidang Boga agar harapan dan tuntutan untuk mencetak lulusan yang kompeten di bidangnya dapat tercapai. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan? 2. Bagaimana langkah menghitung ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan? 3. Bagaimana merencanakan kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan? 1.3 Manfaat 1



1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan langkah untuk menghitung ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan. 3. Mahasiswa mampu merencanakan kebutuhan perlengkapan ruang laboratorium untuk Sekolah Menengah Kejuruan.



2



BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kebutuhan Perlengkapan Ruang Lab A. Pengertian Kebutuhan Peralatan Kebutuhan adalah kekurangan adanya sesuatu dan menuntut segera pemenuhannya untuk segera mendapatkan keseimbangan (Suardiman, 1984:25). Sedangkan segala macam benda yang digunakan untuk kebutuhan praktik pada suatu ruangan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan peralatan adalah segala macam benda yang dibutuhkan untuk kepentingan praktik pada suatu tempat tertentu[ CITATION Pur11 \l 1033 ]. Saran dan prasarana yang lengkap dan memadai serta memenuhi standar kompetensi DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) dapat membantu peserta didik meningkatkan keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya masing-masing serta dapat menjadi replikasi dunia industri sehingga akan mendorong peserta didik atau lulusan SMK lebih mudah menguasai dan mengoperasikan peralatan tersebut ketika masuk ke dalam dunia industri yang sesungguhnya. Peralatan yang lengkap dan memadai dapat menghemat waktu produksi, tenaga dan biaya. Terlebih dengan kondisi peralatan yang bagus, pengaturan yang tepat, serta perawatan yang baik maka efektifitas di dapur dapat tercapai. Masingmasing komponen saling berhubungan dan saling berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium tata boga yang sangat mendukung dalam penguasaan ketrampilan atau kompetensi dalam menyelesaikan pengalaman belajar [ CITATION Pur11 \l 1033 ].



B. Ruang Praktik Dapur Latih Standar ruang dapur latih, Dalam (Lampiran Permendiknas Nomor 40, Tahun 2008: p 145) di nyatakan bahwa “rasio area kerja di ruang dapur latih adalah 4 m²/peserta didik, diskripsi kapasitas untuk 8 peserta didik. Luas minimum adalah 32 m². Lebar minimum adalah 4 m.”. Rombongan belajar di SMK jumlah siswa dalam satu kelas rata-rata 32 orang. Oleh karena itu paling tidak luas ruang praktik dapur latih/dapur praktik adalah 64 m², dengan asumsi satu tahap kegiatan praktik adalah separo jumlah siswa/kelas atau berjumlah 16 siswa[ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Standar peralatan dapur latih, (Sudira, 2004: pp 39-55) “peralatan dapur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu peralatan kecil (utencil) dan peralatan besar (equipment).”. 3



Peralatan kecil (utencil) meliputi: (a) pot dan pan; (b) peralatan untuk menyimpan/ mencampur; (c) peralatan kecil; (d) peralatan memotong; (e) peralatan dari kayu; (e) peralatan dari karet; (f) peralatan dari plastik atau melamin. Peralatan besar (equipment) meliputi: (1) Peralatan listrik dan gas; (2) peralatan mekanik; (3) peralatan non listrik [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Pot dan pan berfungsi untuk memasak terdiri dari stock pot, sauce pot, sauce pan,



saute



pan,



brising/rousting



pan,



frying



pan;



peralatan



untuk



menyimpan/mencampur: whisking bowl, mixing bowl, colander, container dan tray; peralatan kecil: ladle, skimer, spider, frying spatula, conical strainer, strainer, baloon whisk, ice cream scoop; peralatan memotong: peeler, small vegetable knife, vegetable knife, chopping knife, filleting knife, boning knife, bread knife, slicing knife, cleaver, sharpener, spatula, carving fork grater; peralatan dari kayu: chopping block, cutting board, wooden spatula, rolling pin; peralatan dari karet: rubber spatula; peralatan dari plastik atau melamin: cutting board, plastik bowl, plastik tray [ CITATION Mul15 \l 1033 ].



Peralatan besar (equipment) meliputi Peralatan listrik dan gas: egg boiler, toaster, deep fryer, tilting frying pan, bain marie, bakery oven, grill, stove dan oven, dough mixer, meat grinder, refrigerator, freezer; peralatan mekanik: hard meat grinder, nodle dough machine, timbangan; peralatan non listrik: table, shink, chopping block. Berdasar fungsi, peralatan dapur latih diklasifikasikan menjadi 3 (tiga). Pertama, peralatan persiapan (processing equipment). Peralatan ini digunakan dalam proses pengolahan makanan yang bersentuhan langsung dengan panas. Ada 3 jenis peralatan pelaksanaan memasak: (1) Alat pemanas. Alat ini digunakan untuk mematangkan bahan makanan karena diakibatkan oleh panas/api yang ditimbulkan pada alat tersebut. Misalnya: kompor, oven (pemanggang); (2) Alat bantu memasak diatas kompor (pemanas). Alat ini digunakan sebagai tempat bahan makanan yang proses pengolahannya dilakukan diatas api (kompor); (3) Alat bantu memasak didalam kompor (pemanas) atau oven. Alat ini digunakan sebagai tempat bahan makanan yang proses pengolahannya dilakukan didalam alat pemanas [ CITATION Mul15 \l 1033 ].



4



Kedua, peralatan pengolahan. Penyajian (serving equipment), alat ini digunakan untuk masakan (hidangan) yang telah melalui proses pemasakan (pengolahan) terlebih dahulu [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Ketiga, peralatan penyajian (serving equipment), alat ini digunakan untuk masakan (hidangan) yang telah melalui proses pemasakan (pengolahan) terlebih dahulu. Peralatan penyajian diantaranya : (1) China ware, alat ini digunakan sebagai (alat) tempat hidangan yang siap untuk dimakan; (2) Glass ware, alat ini digunakan sebagai alat (tempat) minum atau air; (3) Silver ware, alat ini digunakan sebagai alat makan [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. C. Ruang Praktik Tata Hidang/ Melayani Makan dan Minum (Food and Beverage Service). Ruang Praktik Tata Hidang adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang dilengkapi perabot, peralatan makan dan peralatan penyajian makanan dan minuman. Ruang tersebut merupakan miniatur dari sebuah restoran yang ada di dunia usaha/dunia industri [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Standar Ruang Praktik Tata Hidang. Dalam (Lampiran Permendiknas Nomor 40, Tahun 2008: p 145) di nyatakan bahwa rasio area kerja di ruang praktik tata hidang adalah 16 m²/peserta didik, Kapasitas untuk 8 peserta didik. Luas minimum adalah 128 m². Lebar minimum adalah 8 m. Rasio area kerja di ruang mini bar adalah 3 m²/peserta didik, Diskripsi Kapasitas untuk 4 peserta didik. Luas minimum adalah 12 m². Lebar minimum adalah 3 m [ CITATION Mul15 \l 1033 ]. Standar perabot tata hidang, dalam (Lampiran Permendiknas Nomor 40, Tahun 2008: p 147) di nyatakan bahwa “jenis perabot meliputi meja kerja, kursi/ stool, lemari simpan alat dan bahan dengan rasio 1 set/ruang dan minimum untuk 8 peserta didik pada pekerjaan penataan hidangan dan untuk penyajian makanan” [ CITATION Mul15 \l 1033 ].



Standar Peralatan Tata Hidang, peralatan Restoran dalam kegiatan pembelajaran praktik melayani makan dan minum lebih tepat dengan menggunakan istilah yang biasa dipakai di dunia usaha/dunia industri terutama di hotel yaitu dengan menggunakan istilah/bahasa Inggris. Hal tersebut perlu juga di terapkan dalam pembelajaran praktik disekolah untuk tujuan pencapaian kompetensi siswa [ CITATION Mul15 \l 1033 ].



5



D. Kebutuhan Ruang Praktik Program Keahlian Restoran Berdasarkan Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 a. Ruang



praktik



Program



Keahlian



Restoran



berfungsi



sebagai



tempat



berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pembuatan berbagai macam makanan, penyiapan tata hidang, penataan, penyajian pesanan, produksi makanan dalam jumlah besar dan masal. b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Restoran adalah 268 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: ruang praktik dapur latih 32 m², ruang praktik dapur produksi 32 m², ruang praktik persiapan 16 m², ruang praktik mini bar 12 m², ruang praktik tata hidang 128 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m². c. Ruang praktik Program Keahlian Restoran dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.41.1.



d. Ruang praktik Program Keahlian Restoran dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.41.2 sampai dengan Tabel 3.41.7.



6



7



8



E. Kebutuhan Ruang Praktik Program Keahlian Patiseri Berdasarkan Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008



9



a. Ruang



praktik



Program



Keahlian



Patiseri



berfungsi



sebagai



tempat



berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pembuatan berbagai macam kue kering dan basah, termasuk pengemasan dan pengujian mutu. b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Patiseri adalah 240 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: ruang praktik dapur kue basah 96 m², dapur kue kering 48 m², ruang praktik pengujian mutu dan pengemasan produk 48 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m². c. Ruang praktik Program Keahlian Patiseri dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.42.1.



d. Ruang praktik Program Keahlian Patiseri dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 3.42.2 sampai dengan Tabel 3.42.5.



10



11



12



F. Perabot dan Perlengkapan/Fasilitas Laboraotirum (Jarak antar perabot : keamanan dan keleluasaaan), jumlah, bahan, ukuran, teori) No



Nama Perabot



Jumlah Spesifikasi



. 13



Keterangan



1.



Meja kerja, dengan :



18



Bahan



Meja



ini



standard



ukurannya



a. Oven



1 buah



stainless



an



b. Perapian



4 buah



steel, ukuran disesuaikan dengan teori



c. Rak Alat Masak



180 cm x 60 ergonomic,



d. Laci



cm x 85 cm



Tools/equipment



4



terlalu



yaitu



rendah



menyebabkan



buah



sudah jika dapat



kelelahan



dan ukuran yang terlalu tinggi



menyebabkan



energy yang dibutuhkan lebih banyak dan waktu lebih



lama.



Dengan



jumlah fasilitas yang ada 2.



Meja Hidang



6



Bahan



pada setiap meja kerja Tiap meja cukup untuk



stainless



menyajikan



masakan



6



steel; 180 cm orang x 60 cm x 85 3.



Bak Cuci



18



cm Bahan



Bahannya



stainless



perawatan, dmikian juga



memudahkan



steel, ukuran dalam bentuk sudut bak 150 cm x 60 air tumpul memudahkan 4.



Chiller



1



cm x 85 cm Stainless,



5. 6.



Gas central Almari bahan



9 1



dua pintu dapur kontinental dingin 50 Kg Dari kayu Dengan pintu geser, ukuran



permbersihannya. Sangat penting



untuk



275 sehingga tdak memakan



cm x 60 cm tempat waktu membuka x 200 cm



dan



menutup



mengurangi



sehingga kecelakaan



kerja juga, ada kaca di depan 7.



Oven listrik



1



Stainless



14



memudahkan



melihat isi almarinya. Harus diberi tempat yang



steel



leluasa



membuka



menutupnya, mengurangi



dan



sehingga kecelakaan



kerja 8.



Almari bahan



9.



Almari hidang



1



Dari



kayu,



satu



pintu,



dengan kaca Dari kayu,



1



dua



pintu,



dengan kaca 10.



Lain-lain :



1



Untuk



mengukur



a. Jam dinding



1



kecelakaan kerja



b. Dispenser



1



Di dapur harus banyak



c. P3K



1



minum



d. Kotak HP



1



Bioplacenton,



e. Mirror



1



perban



f. Scale (10 kg)



1



Chef



g. Rak jemuran



1



memperhatikan kerapihan.



h. Rak piring



1



i. Alat kebersihan :



6



betadine, harus



[ CITATION WUN15 \l 1033 ]



2.2 Langkah Menghitung Ruang Lab 2.2.1. Menghitung Ruang Lab Untuk menjaga kelancaran pelaksanaan praktek di laboratorium dan menghindarkan adanya saling terganggu antara satu siswa dengan siswa yang lain, dalam menentukan ukuran ruang laboratorium, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:     



Jenis aktivitas yang akan dikerjakan dalam praktek. Jumlah siswa yang akan melakukan praktek. Jenis peralatan dan perabot yang akan digunakan Terpenuhi syarat minimum dan tidak melampaui batas maksimum luas ruangan agar pelaksanaan praktek dapat berjalan lancar serta efisien. Mempertimbangkan aspek kesehatan kerja atau sanitasi lingkungan.



Selanjutnya besarnya kebutuhan luas ruangan total dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: Rtt = (Rs x Js) + Rp 15



Dimana: Rtt = Luas ruangan total yang dibutuhkan Rs = Luas ruangan yang dibutuhkan oleh setiap siswa Js



= Jumlah siswa dalam kelompok (kelas)



Rp = Ruang penunjang, termasuk di dalamnya ruang instruktur, ruang peralatan, ruang bahan, dan locker. Menurut Storm (1979:46), ketentuan ukuran ruangan laboratoriu pendidikan dalam bidang pekerjaan waiter / waitress yang akan diterapkan untuk keperluan laboratorium tata boga, ditentukan bahwa luas ruangan yang dibutuhkan untuk setiap siswa adalah 50-60 square feet, dan area tambahan untuk ruang penyimpanan (storage) sebesar 20 % dari ruangan total yang dibutuhkan, dengan ketentuan dalam satu kelas terdiri dari 18-22 siswa. Senada dengan apa yang dikemukakan Storm, Brown (1979:67), dan Spancer (1982:50), menyatakan bahwa kebutuhan luas ruangan untuk setiap siswa ditentukan menurut berat atau ringannya aktivitas atau pekerjaan di laboratorium. Untuk laboratorium dengan jenis pekerjaan ringan (light laboratorium) diperlukan luas ruang untuk setiap siswa antara 50-70 square feet dengan jumlah siswa 24 dalam satu ruang. Sedangkan ruangan penunjang dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pendapat Storm, Brown, dan Spencer tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa untuk laboratorium tata boga (pengolahan makanan) dibutuhkan ruangan antara 50-70*square feet untuk setiap siswa, dan area tambahan untuk ruang penyimpanan (storage) sebesar 20 % dari ruangan total yang dibutuhkan, dan dapat ditambah ruang penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan jumlah siswa praktikum dalam satu ruangan sebaiknya tidak melebihi 24 siswa. Jumlah siswa yang terlalu banyak di samping mengakibatkan kurang efektifnya proses belajar mengajar, juga beresiko tinggi terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan di laboratorium tata boga (pengolahan makanan) memerlukan banyak aktivitas yang dilakukan berulang-ulang (mondar-mandir), juga disebabkan karena sebagian besar aktivitasnya memerlukan perapian. Oleh karena itu, diperlukan ruangan yang cukup agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan ketentuan yang dikemukakan oleh Storm, Brown, dan Spencer di atas tentang kebutuhan ruang untuk setiap siswa adalah 50-60 square feet, dan apabila dikonversikan ke dalam meter adalah 4,64515 m2 -6,50300 m2 untuk setiap siswa, dengan catatan bahwa 0,0929 m2 adalah konversi dari perhitungan 1 square feet. Jadi dengan demikian untuk laboratorium tata boga (24 siswa praktikum), kebutuhan luas ruangan adalah 168 m2 dengan rincian sebagai berikut: Ruang praktik



24 siswa x 5 m



Ruang penunjang



20/100 x 120 m



= 24 m2



Selasar(20%)



20/100 x 120 m



= 24 m2



Luas keseluruhan



= 120 m2



= 168 m2 16



2.3 Merencanakan Kebutuhan Perlengkapan Ruang Lab 2.3.1 Perencanaan dan Pengadaan Sarana Praktik A. Perencanaan Sarana Praktik Perencanaan pengadaan sarana praktik dilakukan setiap awal tahun, adapun dasar dilakukannya perencanaan pengadaan sarana praktik bermula dari kondisi kegiatan praktik di program keahlan tata boga SMK yang sangat membutuhkan berbagai sarana dan alat pendukung. Perencanaan pengadaan sarana praktik haus melalui bebagai langkahlangkah yang sangat panjang, mulai dari rapat jurusan untuk menganalisis kebutuhan sarana praktik, pengajuan daftar kebutuhan pada pihak sekolah, kemudian sekolah akan menelaah daftar kebutuhan yang telah diajukan. Langkah-langkah di atas merupakan kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh Program Keahlian Tata Boga SMK sebelum dilaksanakan pengadaan sarana praktik. Kegiatan perencanaan ini melakukan analisis kebutuhan dengan melihat beberapa hal yaitu, keadaan sarana yang ada, kebutuhan jurusan dan masukan dari siswa. Kegiatan perencanaan juga menentukan skala prioritas agar dapat disesuaikan dengan dana yang tersedia. Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk menentukan sarana yang akan diadakan, jumlah sarana, dan kisaran harga sarana yang akan diadakan. Keseluruhan kegiatan perencanaan akan dijadikan pedoman dalam kegiatan pengadaan agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengadaan yang dilakukan oleh jurusan. Proses perencanaan pengadaan sarana praktik dapat dirinci, sebagai berikut: a) Pengecekan sarana praktik dan rapat untuk menganalisis kebutuhan Program Keahlian Tata Boga sebelum menentukan peralatan dan bahan apa yang akan diadakan terlebih dahulu melakukan rapat dan pengecekan terhadap sarana praktik yang ada. Pengecekan sarana praktik ini berkaitan dengan analisis kebutuhan dan identifikasi peralatan-peralatan yang ada. Hasil pengecekan ini akan diketahui sarana praktik apa yang masih bisa digunakan dan sarana praktik apa yang sudah rusak, sehingga dapat diketahui sarana praktik apa yang harus dibeli agar dapat memfasilitasi kegiatan praktik sesuai dengan jumlah siswa yang ada.



17



b) Pembuatan proposal dan pengajuan proposal kepada bagian sarana dan prasarana Ketua kompetensi keahlian membuat proposal untuk diajukan ke bagian sarana dan prasarana sekolah. Pembuatan proposal telah disesuaikan dengan hasil rapat yang dilaksanakan oleh ketua kompetensi keahlian dan guru-guru tata boga. c) Bagian sarana dan prasarana melakukan verifikasi Bagian sarana dan prasarana sekolah tidaknya menentukan skala prioritas dari sarana yang akan diadakan, akan tetapi juga melakukan verifikasi untuk lebih menyempurnakan proses perencanaan. Sarana praktik yang telah diverifikasi akan diajukan kepada kepada sekolah untuk mendapat persetujuan, apabila kepala sekolah menyetujui maka akan dilaksanakan pengadaan. B. Pengadaan Sarana Praktik Apabila perencanaan pengadaan sarana praktik sudah direncanakan dengan baik, maka proses pengelolaan selanjutnya adalah pengadaan. Pengadaan sarana praktik pada Program keahlian Tata Boga SMK dilakukan dengan cara membeli. Cara pengadaan sarana praktik Pogram Keahlian Tata Boga di SMK adalah dengan cara membeli dan beberapa alat ada pula yang didapat dari sumbangan (hibah) dari orang tua siswa, dan mendapatkan hadiah dari lomba. Upaya untuk pengadaan yang dibutuhkan segera, program keahlian dapat mengadakan dengan cara membeli langsung menggunakan dana program keahlian.



18



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN 3.2 SARAN



19



DAFTAR PUSTAKA



https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendiknas40-2008SarprasSMK.pdf. Diakses pada 11 April 2021 pukul 21.45 Mulyatiningsih, E. (2015). INVENTORY LABORATORIUM JASA BOGA DI SMK WILAYAH .Jurnal: https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/download/6066/5250. Diakses pada 11 April 2021 pukul 21.50 Purnaningsih, S. (2011). ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIKMENGOLAH MAKANAN KONTINENTAL PADA JURUSAN USAHA JASA BOGASMK SAHID SURAKARTA. Skripsi: https://eprints.uny.ac.id/41172/1/Sri%20Purnaningsih%20%2009511247005.pdf. Diakses pada 11 April 2021 pukul 21.00 WUNY. (2015). WUNY Tahun XVII, Nomor 1, Februari 2015. https://journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/view/4453. Diakses pada 11 April 2021 pukul 22.0



20