Kecelakaan Tambang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MANAJEMEN TAMBANG Prinsip Manajemen Keselamatan Kerja Studi Kasus Kecelakaan Tambang Gosowong dan Tambang San Jose Diajukan untuk memenuhi tugas Manajemen Tambang



Disusun oleh: Sulistia Devi



NIM: 11160980000043



PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017



BAB I ABSTRAK Tambang merupakan setiap tempat pekerjaan yang bertujuan atau berhubungan dengan penyelidikan umum, pekerjaan, eksplorasi, konstruksi, operasi produksi, pengolahan atau pemurnian dan pengangkutan bahan galian yang termasuk juga sarana penunjang dibawah tanah baik disuatu wilayah atau secara terpisah. Kecelakaan tambang adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan atau tidak dikehendaki, yang benar-benar terjadi dan membuat cidera pekerja tambang atau orang yang diizinkan di tambang oleh Kepala Teknik Tambang sebagai akibat dari kegiatan pertambangan pada jam kerja dan wilayah pertambangan. Untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut, perlu adanya prinsip keselamatan kerja yang pada makalah ini akan dibahas mengenai studi kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Chili dan Halmahera



BAB II PEMBAHASAN A. Kecelakaan Tambang Emas Halmahera Mineral, Gosowong, Maluku Utara  Kronologi Runtuhnya Tambang Emas Gosowong Terowongan galian tambang emas bawah tanah (underground) Kencana milik PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) Gosowong di Halmahera Utara, Maluku Utara, runtuh pada Senin 8 Februari 2016. Sebanyak 50 orang terjebak dalam runtuhan tersebut. Namun, 49 pekerja berhasil dievakuasi. Satu orang lainnya, Mursalin Sahman (36), terjebak dalam reruntuhan. Mursalin Sahman yang merupakan operator alat berat berjenis solo drill sudah enam hari terjebak di dalam terowongan sedalam 300 meter di bawah tanah. Menurut Underground Kencana Manager, Kiki Kosmara, runtuhnya terowongan ini merupakan yang kedua kalinya sejak 2010. Kesimpulan sementara, diperkirakan runtuhnya terowongan disebabkan adanya pergerakan batuan yang menutup akses keluar terowongan sehingga Mursalin terjebak. Akibat peristiwa ini, PT Nusa Halmahera Mineral, perusahaan milik Australia, menghentikan seluruh kegiatan produksinya di terowongan Kencana, Taguraci, serta pabrik pemprosesan.  Penanggulangan Keruntuhan di Tambang Gosowong 



Senin, 8 Februari 2016: Terowongan galian tambang emas bawah tanah (underground) Kencana milik PT Nusa Halmahera Mineral (NHM) Gosowong di Halmahera Utara, Maluku Utara, runtuh.







Senin, 8 Februari 2016: 49 pekerja berhasil dievakuasi. Satu orang lainnya, Mursalin Sahman (36), terjebak dalam reruntuhan.







Rabu, 10 Februari 2016: PT Nusa Halmahera Minerals berhasil melakukan kontak lisan dengan Pak Mursalim, operator pengeboran, yang terjebak di tambang bawah tanah Kencana.







Kamis, 11 Februari 2016: PT NHM mempersiapkan pengiriman tambahan air dan makanan termasuk jaringan komunikasi.







Kamis, 11 Februari 2016: Tim Inspektur Tambang Indonesia telah berada di lokasi untuk menginvestigasi insiden.







Jumat, 12 Februari 2016: PT NHM mendatangkan para ahli dan bantuan dari beberapa tambang lain termasuk beberapa spesialis tambang yang pernah memimpin proses penyelamatan di tambang bawah tanah.







Sabtu, 13 Februari 2016: Tim penyelamat berusaha mengeluarkan Mursalin. Salah satunya dengan cara melakukan sejumlah pengeboran dari sisi terowongan lainnya. Hasilnya, dua lubang sepanjang 54 sentimeter (cm) dengan diameter 11 cm dapat digunakan untuk berkomunikasi dan menyuplai makanan. Hal ini juga untuk memastikan bahwa yang bersangkutan masih hidup.







Selasa, 16 Februari 2016: Mursalin, pekerja yang terperangkap di dalam tambang emas bawah tanah (undergroud) di Gosowong, Halmahera Utara, Maluku Utara, berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat meski terperangkap selama sembilan hari. selama sembilan hari tim penyelamat mengupayakan segala cara untuk mengeluarkan Mursalin, salah satunya dengan teknik rise bore hole.



B. Kecelakaan Tambang San Jose, Chili  Kronologi Runtuhnya Lubang Bukaan Tambang San Jose Keruntuhan dilaporkan terjadi tanggal 5 Agustus 2010 pukul 14.00 CLT seperti yang dilaporkan pihak pemilik, pertambangan Empresa Minera San Esteban, Departemen Buruh dan Kesejahteraan Masyarakat, Wakil Menteri Pertambangan Chili dan direktur SERNAGEOMIN (Badan Pertambangan dan Geologi Nasional). Oficina Nacional de Emergencias del Ministerio del Interior (ONEMI – Pusat Darurat Nasional Kementerian Dalam Negeri) melaporkan pada hari itu bahwa 33 penambang terjebak di dalam tambang, termasuk Franklin Lobos Ramírez, seorang pensiunan sepak bola Chili. Salah seorang penambang berkebangsaan Bolivia sementara sisanya dari Chili. Menteri Pertambangan Chili Laurence Golborne sedang berada di Ekuador ketika bencana terjadi dan tiba di tempat kejadian pada 7 Agustus.



Gambar Peta Situasi Tambang Bawah tanah San Jose dan Lokasi Terjadinya Runtuhan Ketika keruntuhan terjadi ada dua kelompok penambang. Awan debu terbentuk ketika tambang runtuh sehingga membutakan beberapa penambang selama enam jam dan mengakibatkan iritasi mata dan mata merah. Kelompok penambang pertama berada di dekat atau di pintu masuk tambang dan berhasil keluar dengan selamat. Kelompok utama yang terdiri dari 33 penambang berada jauh di dalam tambang yang meliputi pekerja lokal dan karyawan subkontrak dari sebuah perusahaan berbeda yang secara normal seharusnya tidak bersama mereka. Kelompok penambang yang terjebak mencoba keluar melalui sistem lorong ventilasi, tetapi tangga yang disyaratkan oleh aturan keselamatan tambang hilang dan lorong ini tidak berguna selama gerakan geologi tertentu. Perusahaan ini sebelumnya telah diberikan perintah oleh pihak pengawas untuk memasang tangga sebagai persyaratan memulai kembali operasi, setelah kecelakaan sebelumnya yang memaksa pihak berwenang menutup tambang penuh kecelakaan ini. Pengawas penambang yang terjebak, Luis Urzúa, mengenali situasi yang terjadi dan kesulitan dalam upaya penyelamatan apapun, jika mungkin dilakukan, ia mengumpulkan para pekerja ke dalam sebuah ruangan aman bernama "pengungsian" dan mengatur para pekerja dan sumber daya yang menipis agar bisa selamat dalam jangka panjang. Penambang berpengalaman dikirim ke luar untuk mempelajari situasi, pria dengan kemampuan penting diberi peran penting, dan aturan-aturan lain diberlakukan untuk menjamin keselamatan penambang selama terjebak dalam waktu yang lama.



 Penanggulangan Keruntuhan Lubang Bukaan di Tambang San Jose 1. 5 Agustus 2010, mendekati waktu makan siang, lokasi pertambangan emas dan tembaga San Jose di Chili runtuh dan 33 pekerja tambang terperangkap di ruang bawah tanah. Belum bisa dipastikan kondisinya, karena tak ada alat komunikasi yang terhubung ke dalam ruang bawah tanah. 2. 6 Agustus 2010, 130 tim penyelamat diturunkan dan mulai menggali lewat lubang ventilasi terowongan. Menteri pertambangan Laurence Golborne membatalkan kunjuangannya ke Ekuador dan langsung menuju lokasi tambang, memimpin aksi penyelamatan.



3. 4. 5.



6.



7.



8.



Gambar Situasi Upaya Penyelamatan Penambang yang Terjabak di dalam Tambang 7 Agustus 2010, Lokasi terowongan berada 2.297 kaki di bawah tanah atau sekitar setengah mil. Para penyelamat menghentikan penggalian di rute pertama. 8 Agustus 2010, Para tim penyelamat mulai membor lubang selebar 5 inci, mencoba menebak lokasi hilangnya para pekerja tambang. 19 Agustus 2010, tim penyelamat mencapai lokasi tambang yang diyakini tempat para pekerja berada. Sayangnya belum mencapai ruang bawah tanah dan belum ada tanda-tanda para pekerja tambang. 22 Agustus 2010, terdengar langkah kaki di penggalian sedalam 2.260 kaki. Ketika bor ditarik keluar, ada sebuah catatan menempel yang bertuliskan "Kami, 33 orang di dalam sini, baik-baik saja". Para pekerja tambang hanya punya ruang 1 km sepanjang terowongan berbagi tempat makan dan tidur. 23 Agustus 2010, makanan, air dan obat-obatan di turunkan bersama dengan tablet dehidrasi dan gel glukosa penambah energi. Butuh waktu satu jam untuk menurunkan makanan ke tempat para pekerja terperangkap. 27 Agustus 2010, Video dari para pekerja tambang tentang bagaimana menghabiskan hari-hari di sana disiarkan pada para keluarga dan kerabat.



9. 31 Agustus 2010, Para pekerja mulai membor lubang uji coba pertama dengan bor seberat 31 ton. 10. 2 September 2010, Pengeboran ditunda beberapa jam karena adanya kesalahan geologi dan para teknisi tetap optimis menyelamatkan para pekerja. 11. 10 September 2010, Bor minyak besar tiba di lokasi pengeboran. Tim penyelamat mengupayakan 3 rencana. Rencana A: Mengebor langsung di atas lokasi terjebaknya para pekerja tambang sedalam 2.300 kaki (701 meter). Rencana B: Menggali lubang 80 derajat ke dalam area tambang yang digunakan untuk workshop mesin. Jaraknya 2.034 kaki (620 meter) dari sana. Rencana C : Pengeboran batu dan tanah lewat rute 1.969 kaki (600 meter). 12. 14 September 2010, rencana B diulang kembali setelah sempat dihentikan. 13. 17 September 2010, Rencana B, pengeboran berdiameter 12 inci mencapai lokasi terjebaknya 33 pekerja tambang. 14. Rencana A dihentikan. Rencana C segera dilakukan. 15. 25 September 2010, tiga kapsul pertama bernama Phoenix tiba di lokasi tambang. Kapsul seberat 420 kg dilukis dengan warna bendera Chili. Kapsul berdiameter 12 inci ini dilengkapi ruang udara, alat komunikasi dan monitor.



Gambar Kapsul Phoenix 16. 30 September 2010, para pekerja tambang berolahraga dipimpin oleh seorang trainer lewat sistem konferensi video. Diet dan olahraga penting agar bisa dimuat masuk ke dalam kapsul. 17. 7 Oktober 2010, Hanya dalam waktu 12 jam, lewat rencana B, 53 meter ke dalam bisa dibor. Hanya 89 meter lagi, jarak kapsul dan para pekerja yang terjebak. 18. 13 Oktober 2010, Pekerja tambang pertama bernama Florencio Avalos berhasil diselamatkan pukul 00.11 dini hari waktu setempat. 22,5 jam kemudian penambang terakhir berusia 54 tahun, Luis Urzua berhasil dievakuasi



33 penambang berhasil diselamatkan, hampir semuanya dalam kondisi yang baik dan dapat pulih sepenuhnya. Dua penambang menderita silikosis (salah satunya juga menderita pneumonia), dan lainnya menderita infeksi gigi dan masalah pada kornea. Dua dari penambang yang diselamatkan langsung dioperasi dengan anestesi umum karena abses akar gigi yang parah. Namun demikian, Perusahaan Pertambangan San Esteban dianggap bangkrut setelah penambang itu diselamatkan. Karena secara materi proses penyelamatan pekerja yang terperangkap menghabiskan biaya ± USD 20 Juta. Selain itu San José adalah satusatunya tambang yang dimiliki San Esteban. Presiden Chili Sebastián Piñera pada tanggal 12 Oktober menutup tambang tersebut hingga undang-undang keselamatan yang menjamin hidup dan martabat penambang ditetapkan.



C. Analisis Prinsip Manajemen Keselamatan Tambang pada Kecelakaan Tambang yang Terjadi Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) merupakan panduan penerapan K3 di semua kegiatan pertambangan di Indonesia. SMKP ini sendiri ditetapkan dengan peraturan menteri energi dan sumber daya mineral dengan nomor peraturan 34 tahun 2014. Sebagaimana lazimnya sebuah panduan, SMKP ini memiliki 7 elemen yang menjadi fokus utama K3 di kegiatan pertambangan Indonesia. Elemen tersebut antara lain : Kebijakan, Perencanaan, Organisasi dan Personel, Implementasi, Evaluasi dan Tindak Lanjut, Dokumentasi, serta Tinjuan Manajemen. Sementara itu, terdapat pula prinsip manajemen keselamatan kerja yang diantaranya adalah: 1. Diperlukan adanya peraturan yang jelas dalam penanganan keselamatan kerja termasuk tindakan penting dalam keadaan darurat. 2. Organisasi keselamatan kerja adalah keharusan dalam operasi pertambangan. Untuk itu, manajer keselamatan kerja harus membuat laporan rutin kepada senior manajer. 3. Setiap supervisior harus bertanggung jawab atas keselamatan pegawai di seksinya serta harus memahami peraturan keselamatan kerja. Oleh karena itu, training untuk memahami keselamatan kerja diperlukan. 4. Rapat yang membahas masalah keselamatan kerja harus dilakukan secara berkala guna menciptakan lingkungan kerja yang aman serta pegawai tetap bekerja dengan prima. Oleh karena itu, diperlukan tes kesehatan secara berkala yang diikuti catatan perkembangan kesehatan seorang pegawai.  Analisis Tambang Gosowong Dalam upaya penyelamatan, kontak berhasil dilakukan melalui sebuah lubang bor berdiameter kecil sepanjang 54 meter di mana Pak Mursalim berada. PT NHM pun



berupaya untuk melakukan kontak lisan dengan korban yang terjebak di tambang tersebut. PT NHM juga mempersiapkan pengiriman tambahan air dan makanan termasuk jaringan komunikasi. PT NHM juga mendatangkan para ahli dan bantuan dari beberapa tambang lain termasuk beberapa spesialis tambang yang pernah memimpin proses penyelamatan di tambang bawah tanah. Selain itu, PT NHM juga mendukung secara penuh keluarga korban yang terjebak yang mengindikasikan kepedulian perusahaan terhadap pegawainya. PT NHM akan menginvestigasi insiden secara penuh dan menyeluruh dengan mendatangkan Tim Inspektur Tambang Indonesia. Hal ini sesuai pada prinsip manajemen keselamatan kerja poin pertama karena PT NHM telah melakukan tindakan penting dalam keadaan darurat yang sedang terjadi. Selama sembilan hari tim penyelamat mengupayakan segala cara untuk mengeluarkan Mursalin, salah satunya dengan teknik rise bore hole. Teknik ini dilakukan dengan membuat lubang menuju tempat Mursalin terperangkap. Melalui lubang itu, tim penyelamat memasukkan sangkar berbentuk kapsul, yang gunanya untuk mengangkut Mursalin ke permukaan dengan cara ditarik menggunakan crane. Upaya itu berhasil mengeluarkan Mursalin dari dasar terowongan sedalam 300 meter dari permukaan tanah. Jika dilihat dari proses evakuasi yang terjadi pada tambang Gosowong ini, dapat dikatakan bahwa PT NHM telah melakukan evakuasi yang cepat dengan mengutamakan keselamatan para pekerja yang dilakukan dengan berbagai prinsip keselamatan kerja karena korban yang terperangkap dapat dievakuasi dengan selamat. Dengan upaya yang dilakukan pada proses evakuasi tersebut, dapat dikatakan bahwa PT NHM memiliki manajemen K3 yang baik karena mampu mengatasi insiden tersebut tanpa ada korban meninggal dunia.  Analisis Tambang San Jose Karena adanya tuntutan dari keluarga para pekerja yang terjebak pada tambang tersebut dan adanya tekanan publik yang tinggi akhirnya pemerintah Chili diwakili oleh Kementrian Pertambangan melakukan upaya evakuasi terhadap para penambang. Dibutuhkan peralatan yang besar dan canggih untuk dapat menemukan lokasi para penambang, banyak ahli yang didatangakan dari luar Chili agar dapat membantu proses penyelamatan ini. Jika dilihat dari awal terjadinya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak terlalu mementingkan pekerja karena proses evakuasi tidak langsung dilakukan. Kondisi struktur geologi batuan di tambang San Jose tidak memungkinkan untuk kegiatan penambangan normal tanpa dilakukan rekayasa geoteknik terhadap lubang bukaan untuk memperkuat stabilitasnya. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa kondisi pegunungan tempat tambang San Jose beroperasi memang tidak stabil. Hal ini dibuktikan dengan telah terjadinya beberapa keruntuhan sebelum keruntuhan tahun 2010 tersebut. Karena kegiatan operasional penambangan memperburuk kondisi stabilitas batuan yang memang sudah lemah dan rentan akan pergerakan geologi. Hal ini yang diabaikan oleh pihak Compania Minera San Esteban karena terfokus pada keuntungan yang akan dihasilkan dari kegiatan eksploitasi cadangan di gunung San Jose. Pihak



perusahaan juga tidak melakukan kegiatan monitoring dengan baik terhadap perilaku geologi batuan tambang bawah tanah tersebut. Selain itu, kelalaian perusahaan juga terjadi pada buruknya perangkat keamanan dan keselamatan kerja serta properti darurat yang disediakan perusahaan. Hal ini terlihat dari tangga darurat yang tidak dibuat sebagaimana mestinya, sehingga tangga tersebut tidak bisa digunakan sebagai alternatif penyelamatan diri saat terjadi keruntuhan. Begitu juga dengan tidak tersedianya alat komunikasi yang bisa menghubungkan penambang yang berada di kedalaman dengan orang di permukaan, dapat dilihat pada kronologi karena yang terjebak didalam hanya memberi tahu keberadaan mereka hanya dengan selembar kertas. Fakta lain yang perlu diketahui adalah seorang supervisor pekerja sudah memberi tahu kepada bagian manajemen perusahaan beberapa hari sebelum kecelakan terjadi bahwa struktur terowongan mengalami pergerakan dan pergesaran dengan adanya bukti bahwa kaca-kaca yang sengaja ditempel pada sisi-sisi atas terowongan telah berjatuhan tapi laporan ini tidak ditanggapi dengan serius. Dengan kata lain, perusahaan ini hanya mementingkan keuntungan mereka saja tidak mementingkan aspek K3 dan para pekerja mereka. Cara penyelamatan yang dilakukan tambang San Jose dengan tambang Gosowong hampir sama karena dilakukan dengan pengeboran dan pengiriman kapsul untuk mengangkat korban yang terjebak ditambang tersebut, dan berhasil mengevakuasi mereka walaupun dengan waktu yang lama. Perusahaan Pertambangan San Esteban dianggap bangkrut setelah penambang itu diselamatkan. Karena secara materi proses penyelamatan pekerja yang terperangkap menghabiskan biaya ± USD 20 Juta. Selain itu San José adalah satu-satunya tambang yang dimiliki San Esteban. Presiden Chili Sebastián Piñera pada tanggal 12 Oktober menutup tambang tersebut hingga undang-undang keselamatan yang menjamin hidup dan martabat penambang ditetapkan.



 Pelaksanaan Prinsip Manajemen Keselamatan Kerja Untuk prinsip manajemen keselamatan kerja pada poin pertama yang menyebutkan bahwa diperlukan peraturan yang jelas dalam penangan Keselamatan dan Keamanan termasuk tindakan penting dalam keadaan darurat hanya dilakukan oleh PT NHM karena proses pencarian dan evakuasi langsung dilakukan yang dibuktikan dengan berhasil diselamatkannya 49 pekerja pada awal insiden ini diketahui, berbeda dengan tambang San Jose yang tidak langsung melakukan pencarian hanya karena mereka fikir usaha tersebut tidak mungkin dilakukan. Prinsip manajemen yang dapat dianalisa lagi adalah poin ketiga yang mengatakan bahwa setiap supervisior harus bertanggung jawab atas keselamatan pegawai di seksinya serta harus memahami peraturan keselamatan kerja. Oleh karena itu, training untuk memahami keselamatan kerja diperlukan. Pada tambang San Jose, supervisor tersebut ikut terjebak pada terowongan tersebut. Namun laporan atas kondisi terowongan tetap



diajukan karena menjadi salah satu bukti tanggung jawabnya atas para pekerja di bawah divisinya. Sementara pada tambang Gesowong juga dilakukan prinsip ini karena supervisor melakukan upaya untuk memastikan jika korban masih selamat. Dengan kata lain, kedua tambang ini mematuhi prinsip manajemen keselamatan kerja pada poin ketiga. Pada prinsip manajemen keselamatan kerja poin terakhir yaitu “rapat yang membahas masalah keselamatan kerja harus dilakukan secara berkala guna menciptakan lingkungan kerja yang aman serta pegawai tetap bekerja dengan prima. Oleh karena itu, diperlukan tes kesehatan secara berkala yang diikuti catatan perkembangan kesehatan seorang pegawai” telah dipenuhi oleh PT NHM karena dengan adanya keputusan mereka yang cepat dan tepat menandakan bahwa telah dilakukan rapat untuk membahas insiden yang terjadi. Selain itu, PT NHM juga tetap melakukan tes kesehatan setelah korban berhasil dievakuasi walaupun korban tersebut menyatakan sehat. Mursalin juga dilakukan perawatan oleh tim medis dari



PT Nusa Halmahera Mineral dan tidak langsung diizinkan pulang ke rumah. Perusahaan masih menghentikan seluruh kegiatan produksi tambang emas itu sejak peristiwa terowongan runtuh. Sementara untuk tambang San Jose, prinsip tersebut juga dilakukan dengan proses yang sama. Pelaksanaan prinsip manajemen keselamatan kerja di tambang Gosowong lebih baik dibandingkan dengan tambang San Jose karena pemerintahnya sendiri telah membuat perundang-undangan yang melindungi para pekerja sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab untuk pekerja mereka. Berbeda dengan tambang San Jose dimana San José adalah satu-satunya tambang yang dimiliki San Esteban dan peraturan tentang keselamatan para pekerja tambang dibuat setelah insiden ini terjadi.



BAB III KESIMPULAN Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat menangani kecelakaan tambang yang terjadi. Karena kedua perusahaan ini dapat mengevakuasi korban dengan selamat, dapat dikatakan bahwa daerah tambang tersebut baik untuk tambang Gosowong maupun untuk tambang San Jose dapat memahami prinsip dari manajemen keselamatan kerja dalam tambang. Kedua tambang ini juga mampu menjalankan beberapa prinsip manajemen keselamatan kerja tersebut karena dapat mencegah terjadinya korban meninggal dunia pada insiden yang terjadi. PT NHM dapat dikatakan lebih baik dalam manajemen nya karena setelah insiden ini terjadi masih dapat melakukan operasi walaupun sempat terhenti. Berbeda dengan perusahaan pertambangan San Esteban yang kegiatannya terhenti karena dinyatakan bangkrut karena secara materi proses penyelamatan pekerja yang terperangkap menghabiskan biaya ± USD 20 Juta.



TERNATE, KOMPAS.com - Sudah empat hari, Mursalim Sahman, seorang operator pengeboran tambang emas PT Nusa Halmahera Minerals (PTNHM), Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara terjebak di tambang bawah tanah Kencana. Setelah melakukan berbagai upaya, pihak perusahaan berhasil melakukan kontak dengan Mursalim pada Rabu (10/2/2016) pukul 10.00 WIT. “Pak Mursalim terjebak pada 8 Februari 2016 pukul 20.30 WIT. Kemudian sekitar pukul 10:00 WIT pada Rabu 10 Februari 2016 PT Nusa Halmahera Minerals berhasil melakukan kontak lisan dengan Pak Mursalim, operator pengeboran, yang terjebak di tambang bawah tanah Kencana,” kata Communication Manager PT NHM Gosowong Tambang Emas, Herastuti Haryogyo kepada Kompas.com, Kamis (11/2/2016) sore. Kontak tersebut dilakukan melalui sebuah lubang bor berdiameter kecil sepanjang 54 meter di mana Pak Mursalim berada. Personel tambang Kencana kemudian berbicara langsung dengan Mursalim. Dalam pembicaraan itu, Mursalim mengaku sehat jasmani dan rohani serta memiliki cadangan makanan dan air. “Pak Mursalim mengaku bahwa beliau hanya mencemaskan kekhawatiran keluarganya saja atas kejadian ini,” kata Herastuti. PT NHM, lanjut Herawati, sedang mempersiapkan pengiriman tambahan air dan makanan termasuk jaringan komunikasi. Kemajuan ini menurut pihak perusahaan sungguh melegakan, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan Mursalim. PT NHM, tambah dia, mendatangkan para ahli dan bantuan dari beberapa tambang lain termasuk beberapa spesialis tambang yang pernah memimpin proses penyelamatan di tambang bawah tanah. “Pada tahap ini PT NHM belum bisa memberikan kepastian jangka waktu kapan tim penyelamat bisa mengeluarkan Pak Mursalim,” kata Herastuti. “Pak Mursalim berasal dari Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Keluarga beliau saat ini sudah berada di site Gosowong dan PT NHM senantiasa mendukung keluarganya dalam melalui kejadian ini,” tambah dia. Penyebab insiden ini akan diinvestigasi secara penuh dan menyeluruh. Tim Inspektur Tambang Indonesia telah berada di lokasi. Insiden ini mengakibatkan seluruh operasi penambangan dan pemrosesan masih dihentikan untuk sementara.



VIVA.co.id - Mursalin, pekerja yang terperangkap di dalam tambang emas bawah tanah (undergroud) di Gosowong, Halmahera Utara, Maluku Utara, berhasil dievakuasi pada Selasa, 16 Februari 2016. Dia dievakuasi dalam kondisi selamat meski terperangkap selama sembilan hari. Mursalin dilaporkan sehat walafiat dan masih sanggup berjalan dari lokasi reruntuhan tambang itu menuju klinik kesehatan di Gosowong. Dia tetap wajib menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tak mengalami gangguan fisik atau psikis. Menurut Kepala Teknik Tambang PT Nusa Halmahera Mineral, Amirudin Hasim, selama sembilan hari tim penyelamat mengupayakan segala cara untuk mengeluarkan Mursalin, salah satunya dengan teknik rise bore hole. Teknik itu dengan membuat lubang menuju tempat Mursalin terperangkap. Melalui lubang itu, tim penyelamat memasukkan sangkar berbentuk kapsul, yang gunanya untuk mengangkut Mursalin ke permukaan dengan cara ditarik menggunakan crane. Upaya itu berhasil mengeluarkan Mursalin dari dasar terowongan sedalam 300 meter dari permukaan tanah. Kondisi Mursalin tampak sehat. Dia bahkan sempat menolak dievakuasi dengan ambulan dan memilih menaiki mobil operasional tambang. Setiba di luar Terowongan Kencana, Mursalin langsung menuju ke Kencana Underground Tag Board untuk mengambil kartu tanda pengenalnya. Sontak saja keberadaan Mursalin yang berhasil keluar dengan selamat disambut haru dan girang para rekan kerjanya. Mursalin masih dalam perawatan tim medis dari PT Nusa Halmahera Mineral dan belum diizinkan pulang ke rumah. Perusahaan masih menghentikan seluruh kegiatan produksi tambang emas itu sejak peristiwa terowongan runtuh. Musibah itu terjadi pada Senin, 8 Januari 2016. Sebuah terowongan galian tambang emas bawah tanah (underground) di Gosowong itu tiba-tiba runtuh. Terowongan itu milik PT Nusa Halmahera Mineral (NHM), perusahaan patungan produsen emas terbesar di Australia, Newcrest Mining Ltd (Newcrest), dengan PT Aneka Tambang Tbk. Awalnya ada 50 orang pekerja tambang yang terjebak dalam terowongan sedalam 300 meter di bawah tanah itu. Namun sebanyak 49 tak sampai terperangkap dan segera keluar. Mursalin, pekerja yang terjebak itu, adalah operator alat berat berjenis solo drill. Dia bertahan selama sembilan hari di bawah tanah dengan makanan dan minuman logistik para pekerja sebelum musibah itu