Kedokteran Nuklir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PROSEDUR KEDOKTERAN NUKLIR



A. Pengertian Sistem genitourinari atau sistem urogenital adalah sistem organ dari organ reproduksi dan sistem kemih. Sistem ini dikelompokkan menjadi satu karena organ tersebut berdekatan satu sama lain, karena organ berdekatan satu sama lain, sistem terkadang dicitrakan bersama. Kedokteran nuklir Sistem genitourinari merupakan salah satu pemeriksaan kedokteran nuklir pada daerah organ reproduksi dan urinary sistem renal (ginjal), dengan menggunakan radiofarmaka yang dimasukkan melalui intravena. Dalam pencitraan kedokteran nuklir, radiofarmaka diberikan melalui intravena. Kemudian detector eksternal (gamma kamera) menangkap dan membentuk gambar dari radiasi yang dipancarkan oleh radiofarmaka. Proses ini tidak seperti sinar-X diagnostic dimana radiasi eksternal melewati tubuh untuk membentuk sebuah gambaran. Pencitraan kedokteran nuklir juga dapat disebut sebagai pencitraan radionuklida atau scintigraphi nuklir. Keunggulan dari kedokteran nuklir ini umumnya banyak membantu dalam diagnostic pencitraan yang lebih spesifik organ atau jaringan khususnya daerah renal (ginjal). Radiofarmaka digunakan dalam teraphy kedokteran nuklir



yang memancarkan



radiasi



pengion



jarak



pendek,



sehingga



meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan yang dapat merusak organ atau struktur yang ada didekatnya.



Anatomi dan fisiologi 1. Anatomi Tract Urinarius Yang dimaksud dengan sistem urinaria adalah suatu sistem tentang pembentukan urine mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra (Pearce, 1999).



a. Ginjal Ginjal merupakan sistem ekskresi yang membersihkan darah dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat tersebut merupakan hasil dari reaksi-reaksi kimia yaitu: ureum, asam urat, kreatinin, fenol, sulfat dan fosfat (Himawan, 1973). Ginjal biasa juga disebut dengan ren atau kidney, terletak di belakang rongga peritoneum dan berhubungan dengan dinding belakang dari rongga abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal dari ginjal kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal kanan setinggi lumbal I sedangkan letak dari ginjal kiri setinggi thorakal XI dan XII. Bentuknya seperti biji kacang tanah dan margo lateralnya berbentuk konveks dan margo medialnya berbentuk konkav. Panjangnya sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm), dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm). Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri). Fungsi ginjal antara lain (Syaifuddin, 1997). : a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun. b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan. c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh. d. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh. e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.



Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Ginjal Kaliks Renal pelvis Medulla Cortex Ureter Vena renalis Arteri renalis



Gambar 1



Anatomi Ginjal (Nn, 2008)



b. Ureter Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun



dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis (Syaifuddin, 1997), yaitu : a.



Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis sampai bagian ureter yang mengecil



b.



Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka



c.



Vesicouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam Vesica Urinaria (kandung kemih).



c. Kandung Kemih Kandung kemih merupakan muskulus membran yang berbentuk kantong yang merupakan tempat penampungan urine yang dihasilkan oleh ginjal, organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di dalam panggul besar, sekitar bagian postero superior dari symphisis pubis. Bagian kandung kemih terdiri dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada laki-laki, serta uterus bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus, dan korteks. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan peritoneum (lapisan sebelah luar), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Kandung kemih bervariasi dalam bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung dari volume urine yang ada di dalamnya. Secara umum volume dari Vesica Urinaria adalah 350-500 ml. Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan sementara (reservoa) urine, mempunyai selaput mukosa berbentuk lipatan disebut rugae (kerutan) dan dinding otot elastis sehingga



kandung kencing dapat membesar dan menampung jumlah urine yang banyak (Pearce, 1999).



Keterangan: 1. Ureter 2. Vesica urinaria 3. Trigone 4. Orifisium uretra eksternal 5. Uretra



Gambar 2.3.



Anatomi Kandung Kemih (Nn, 2005)



d. Uretra Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Letaknya agak ke atas orivisium internal dari uretra pada kandung kemih, dan terbentang sepanjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.



Uretra pria dibagi atas pars prostatika, pars membran, dan pars kavernosa (Pearce, 1999). Uretra berfungsi untuk transpor urine dari kandung kencing ke meatus eksterna, uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lubang air.



B. Indikasi dan Kontra Indikasi a) Indikasi Pemeriksaan Salah



satu



indikasi



dalam



pemeriksaan



Renogram



yaitu



CKD(Chronic Kidney Disease) , adalah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen pada ginjal. Ginjal tidak mampu melakukan fungsinya untuk membuang sampah sisa metabolisme dalam tubuh, mempertahankan keseimbangan cairan , elektrolit dan asam basa dalam tubuh.



Scan Dan Klinis Primer Indikasi 1.



Basic Renogram a. Untuk menilai fungsi ginjal dan urodynamics b. Untuk mengetahui berapa persen dari total fungsi ginjal yang



dikontribusikan oleh masing-masing ginjal 2. Diuresis renogram



Untuk mendiagnosis atau menyingkirkan penyumbatan saluran kemih 3. Angiotension-converting enzyme (ACE) -inhibition (enovascular



hypertension atau captopril) renogram Untuk mendiagnosis atau menyingkirkan hipertensi renovaskular 4. Renal transplant scintigraphy a. Mengevaluasi aliran dan fungsi arterial b. Untuk mendeteksi kebocoran saluran kemih, infark atau outflow 5. Renal cortical scintigraphy



a. Untuk mendeteksi atau menyingkirkan pyelonephritis b. Untuk menentukan berapa persen dari total fungsi ginjal yang dikontribusikan oleh setiap ginjal



6. Testicular scan (Pemindaian testis)



Untuk membedakan torsi akut dari proses inflamasi (epididimitis) 7. Radionuclide cystography radionuklide



a.



Untuk mendeteksi, menghitung dan mengikuti refluks



b.



Mengevaluasi asymptomatic anak-anak dengan refluks



b) Kontra Indikasi Pemeriksaan a. Ibu Menyusui



Jika pasien menyusui, hubungi petugas kedokteran nuklir untuk melanjutkan pemindaian. Beberapa obat-obatan yang digunakan dalam studi kedokteran nuklir bisa masuk ke dalam susu ibu dan anak. Ibu mungkin diminta untuk menghentikan menyusui dalam waktu singkat setelah pemindaian.



Berdiskusi



dengan dokter atau teknolog



kedokteran nuklir saat menyusui dan setiap tindakan, pencegahan kontak dengan sekitar diperlukan b. Obesitas:



Hubungi petugas kedokteran nuklir jika pasien terdapat pasien secara signifikan kelebihan berat badan atau obesitas. Ini karena ada batas berat untuk meja pemindaian. c. Gangguan ginjal:



MAG3 mungkin lebih tepat daripada DTPA. MAG3 memiliki fraksi ekstraksi yang lebih tinggi daripada DTPA dan oleh karena itu merupakan agen diagnostik yang lebih baik daripada DTPA, terutama pada neonatus, pasien dengan gangguan fungsi atau dugaan obstruksi. d. Hamil



Penggunaan radiofarmaka dapat berbahaya bagi janin, sebelum pemeriksaan laporkan kepada petugas atau dokter.



Sumber : Rosenbaum JL. Evaluation of clearance studies in chronic kidney disease. J Chron Dis 1970;22:507–514. Conway JJ, Cohn RA. Evolving role of nuclear medicine for the diagnosis and management of urinary tract infection. J Pediatr 1994;124:87–90. Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT. Gramedia. Fukuda,Y.T. 2011. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Trisnowijayanto B. 2012. Instrument Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian. Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika