Kel. 7 Analisis Kurikulum Ips SD (KTSP 2006 Dan Kurikulum 2013) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN IPS SD “MENGANALISIS KURIKULUM IPS SD (KTSP 2006 DAN K13)” Dosen Pengampu : Arwin, S.Pd., M.Pd



OLEH : KELOMPOK 7 1. DISHA HIKARAHMI RAMFINELI (18129007) 2. JANET PUTRI VAULIZA (18129267) 3. MUHAMMAD AQUA MUTHARIK (18129021) 4. VONIA LIANDARI (18129094) 5. ANSHAL ELFANO (18129231)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama di bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani yang berarti suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai garis finish untuk memperolah medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun), SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun), dan seterusnya. Dengan demikian, secara terminologis istilah kurikulum dalam dunia pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. Menurut Ragan (dalam Arifin, 2011) mengemukakan bahwa “The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study.” Menurut Arifin (2011), mengemukakan bahwa ada empat implikasi dari pengertian kurikulum ini. Keempat implikasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah kumpulan warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang mengandung nilainilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata pelajaran terebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan semua domain hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. 2. Peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran. 3. Mata pelajaran tersebut hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah. 4. Tujuan akhir kurikulum adalah memperoleh ijazah. Menurut Ornstein & Hunkins (2009) ada lima pokok pengertian kurikulum. Kelima pokok pengertian kurikulum tersebut meliputi: 1. Kurikulum dapat didefinisikan sebagai sebuah rencana yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan; 2. Definisi secara luas, kurikulum berhubungan dengan pengalaman-pengalaman belajar peserta didik; 3. Kurikulum adalah sebuah sistem yang berhubungan dengan orang banyak;



4. Kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu bidang studi yang terdiri dari dasar, bidang ilmu pengetahuan, penelitian, teori, prinsip, dan ahli-ahli di dalamnya; dan 5. Kurikulum didefinisikan sebagai dengan istilah mata pelajaran (Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Sejarah, dan lain-lain) atau materi (bagaimana cara yang ditempuh untuk mengorganisasi dan mengasimilasi informasi). Di Indonesia, pengertian kurikulum diterjemahkan pada Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum ini lebih banyak berhubungan dengan fungsi dan kegiatan guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, baik dalam dimensi rencana, dimensi kegiatan, maupun dimensi hasil. Implikasi dari pengetian ini adalah kurikulum harus memiliki rencana, kurikulum memuat tujuan, isi, materi pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, kurikulum harus ada hasil sesuai dengan tujuan pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai sebagai akibat terjadinya kegiatan belajar. Berdasarkan pemaparan mengenai pengertian kurikulum, dapat disimpulkan bahwasannya kurikulum adalah program perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi, materi, dan pengalaman belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik selama dalam kurun waktu tertentu. B. Pengertian KTSP 2006 KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satauan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisisen, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan, dan kebutuhan masing-masing (Wahidah, 2016). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi



dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Mulyasa, 1997). KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat (Susilo, 2008). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan depat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. C. Kelebihan dan Kekurangan KTSP 2006 1. Kelebihan KTSP 2006 a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan programprogram pendidikan. c. KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa.. d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%. e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan. 2. Kekurangan KTSP 2006 a. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada



b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan d. Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. D. Pengertian Kurikulum 2013 Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics baik dalam bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across learners. (Poerwati dan Amri, 2013) Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan realistis. Dikatakan luas karena yang mereka perolah tidak hanya dalamsatu ruang lingkup saja melainkan semua lintas disiplin yang dipandang berkaitan antar satu sama lain. (Poerwati dan Amri, 2013) Inti dari Kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematikinstegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan: 1. Observasi 2. Bertanya (wawancara) 3. Bernalar, dan 4. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran. Adapun obyek pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah: fenomena alam, sosial,



seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 1. Kelebihan Kurikulum 2013 Menurut Ahmad Habibi (dalam Amin, 2013) kekurangan kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut: a. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah; b. Penilaian didapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain; c. Ada pengembangan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi; d. Kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; e. Kompetensi menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; f. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan, dan lain sebagainya); g. Kurikulum 2013 tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Untuk tingkat SD, penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya



dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat SMA/SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia; h. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional); i. Menuntut adanya remediasi secara berkala; j. Tidak memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum, bahkan buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia; k. Sifat pembelajaran kontekstual; l. Meningkatkan



motivasi



mengajar



dengan



meningkatkan



kompetensi



profesional, pedagogik, sosial, dan personal; m. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan saintifik secara benar. 2. Kekurangan Kurikulum 2013 Menurut Gladys Nere (dalam Amin, 2013) kekurangan kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut: a. Banyak guru yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika, fisika, dan lain-lain tidak cukup hanya membaca saja. Peran guru sebagai fasilitator tetap dibutuhkan, terlebih dalam hal memotivasi siswa untuk aktif belajar; b. Sebagian besar guru belum siap. Jangankan membuat kreatif siswa, terkadang gurunya pun kurang kreatif Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan untuk merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif Selain itu guru hams dipacu kemampuannya untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terns menerus; c. Konsep pendekatan saintifik masih belum dipahami, apalagi tentang metode



pembelajaran yang kurang aplikatif disampaikan; d. Ketrampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum sepenuhnya dikuasai oleh guru; e. Tugas menganilisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan Buku Guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, masih banyak yang copy paste dan kurangnya waktu untuk membaca dokumen secara mendalam; f. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kuriku1um 2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama; g. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan; h. Kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP; i. Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun ilmu setiap mata pelajaran itu berbeda; j. Penyusunan materi ajar belum runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru hams memilah dan menentukan materi esensial mengingat materi yang harus dikuasai siswa cukup banyak k. Pada buku paket matematika terdapat berbagai soal tingkat tinggi seperti soal olimpiade. Mengingat banyaknya materi yang harus dikuasai siswa maka tidak semua soal dapat diselesaikan. Soal-soa1 tersebut lebih cocok diberikan pada siswa yang berminat mengikuti pendalaman matematika; l. Seperti kurikulum sebelumnya, belum ada sinkronisasi antara matematika sebagai alat bantu untuk menunjang pelajaran lainnya;



m. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa; n. Standar proses pembelajaran menggambarkan urutan pembelajaran yang kurang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; o. Materi terlalu luas, kurang mendalam; p. Beban belajar terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama. F. Analisis Kurikulum IPS SD (KTSP 2006 dan Kurikulum 2013) 1. Kurikulum 2006 Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan model kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan pendidikan. Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum yang sudah ada. Kurikulum ini memuat berupa standar isi dan standar kompetensi. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/diobservasikan untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata pelajaran. Sedangkan yang menjadi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI, antara lain: a. Kemampuan memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati daam kemajemukan keluarga. b. Kemampuan mengenal lingkungan rumah dan peristiwa penting di lingkungan keluarganya. c. Kemampuan memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis d.  Kemampuan memahami kedudukan dan peran anggota keluarga e. Kemampuan mengenal lingkungan dan melaksankan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah. f. Kemampuan memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang



g. Kemampuan memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi h. Kemampuan memahami sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. i.  Kemapuan mendeskripsikan kejayaan masa lau,keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan  ekonomi di Indonesia. j. Kemampuan



memahami



perjuangan



bangsa



Indonesia



dalam



meraih



kemerdekaan. k. Kemampuan memahami kenampakan alam dan keadaan sosial negara tetangga (Asia Tenggara), Asia, dan dunia. l.  Kemampuan memahami peranan bangsa Indonesia di era globalisasi. 2. IPS Kurikulum 2013 Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD adalah bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan ini, mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran. Prosesnya, tema-tema yang ada pada dua pelajaran itu diintegrasikan kedalam sejumlah mata pelajaran. Untuk IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll. Untuk IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dll. Dalam Kurikulum 2013 memuat berupa kompetensi inti da kompetensi dasar. a. Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu: 1) berkenaan dengan sikap keagamaan 2) sikap sosial



3) pengetahuan 4) penerapan pengetahuan Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. b. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.



DAFTAR RUJUKAN Amin, Solekhul. 2013. Tinjauan Keunggulan dan Kelemahan Penerapan Kurikulum 2013 Tingkat SD/MI. Jurnal Al-Bidayah. 5(2): 261-279 Arifin, Zainal.2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Masnu,r Muslih. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Malang Mulyasa. 1997. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karaya, Ornstein, Alan C. & Hunkins, Francis P. 2009. Curriculum: Foundations, Principles, and Issues. United States: Pearson Education. Poerwati, Loeloek Endah, dan Amri, Sofan. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Wahidah. 2016. “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dalam Prespektif Teknologi Pendidikan”. Jurnal Studi Islam Sosial. Vol.10 No. 1. Tersedia: http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/110. [Diakses 21 Februari 2021].