Kel.2 Fungsi Laboratorium Kimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH



Dosen Pengampu Dr. Yudhi Utomo, M.Si Nur Candra Eka Setiawan, S.Si., S.Pd., M.Pd



FUNGSI LABORATORIUM KIMIA/LABORATORIUM IPA



Kelompok 2 Arianda Addin Safitri



180331616098



Cyntya Pramesti Regita Cahyani



180331616033



Laras Pratiwi



180331616035



Vannesya Enriquetha Purnomo



180331616020



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG FEBRUARI, 2021



FUNGSI LABORATORIUM KIMIA / IPA SEKOLAH



1. Pengertian Laboratorium Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dan dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Laboratorium berasal dari kata laboratori yang memiliki pengertian yaitu: a) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen atau percobaan di dalam sains dan melakukan pengujian serta analisis, b) bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran, c) tempat memproduksi bahan kimia maupun penelitian kimia, d) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian, e) ruang kerja seorang ilmuan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi sains (kimia,fisika,biologi) (Mastika, dkk, 2014: 2). Laboratorium dibagi menjadi 4 tipe, yaitu : 



Laboratorium tipe 1 Laboratorium tipe 1 merupakan laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang menengah dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II. Bahan yang terdapat pada laboratorium ini adalah bahan umum untuk melayani kebutuhan pendidikan siswa.







Laboratorium tipe 2 Laboratorium tipe 2 merupakan laboratorium ilmu dasar yang terdapat pada perguruan tinggi semester 1 dan 2 dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I



dan II. Bahan yang terdapat pada laboratorium ini adalah bahan yang umum untuk memenuhi kebutuhan pendidikan siswa. 



Laboratorium tipe 3 Laboratorium tipe 3 merupakan laboratorium bidang keilmuan yang terdapat di jurusan atau program studi dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III. Bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan dan penelitian mahasiswa dan dosen.







Laboratorium tipe 4 Laboratorium tipe 4 merupakan laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.



Peralatan Laboratorium dibagi 3 kategori, yaitu : 



Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/ kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana, pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan.







Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit dan pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.







Peralatan kategori 3 adalah alat yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi/ kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu dan bersertifikat.



Bahan laboratorium dibagi 2 kategori, yaitu : 



Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.







Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus.



Menurut Depdikbud (1999: 25-26) bahan kimia berdasarkan penggunaannya dikelompokkan menjadi 6, yaitu: a) Reagens, zat kimia yang digunakan di laboratorium sekolah/universitas. b) Farmakeutika (pharmaceuticals), zat kimia untuk obat-obatan. c) Zat diagnotis (diagnostics), zat kimia untuk keperluan diagnosis yang digunakan dalam bidang kedokteran. d) Zat kimia pertanian (agrochemicals), zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian. e) Zat warna (dyes), zat kimia yang digunakan untuk zat warna sebagai bahan celup dalam bidang industri tekstil. f) Pigmen, zat kimia berwarna yang digunakan untuk pembuatan cat.



Menurut Depdikbud yang dikutip Sariyanto (2001: 15) derajat kemurnian bahan kimia ada 3 macam yaitu: a) LG (laboratory Reagent Grade) = Derajat Kemurnian Laboratorium. Zat-zat dengan kualitas LG itu cocok untuk kerja analitik umum dan kerja kuantitatif di SMA. b) BG (Bench Reagent Grade) Kemurnian yang pantas untuk penggunaan percobaan biasa di laboratorium. c) TG disingkat T (Technical Grade) = Derajat Kemurnian Teknik Standar kemurnian yang dapat diterima secara komersial dianggap tidak mengandung kotoran-kotoran yang akan berpengaruh pada penggunaan umum zat itu dalam eksperimen.



Bahan kimia berdasarkan kemurniannya dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu (Depdikbud, 1999: 26) : a) Pro Analise (PA) atau Garanteed Reagent (GR) atau Analar (AR). Zat kimia yang termasuk kelompok ini kemurniannya tinggi (99%). Label pada wadah zat kimia mencantumkan kadar kemurniannya zat itu dan kotoran-kotoran yang dikandungnya. Zat kimia yang termasuk kelompok ini digunakan untuk analisis dalam penelitian yang cermat dan banyak digunakan dalam laboratorium analitik. b) Chemical Pure (CP), General Purpose Reagents (GPRS) Zat kimia yang termasuk kelompok ini kemurniannya lebih rendah (90% 95%). Pada label wadah zat kimia ini tidak selalu dicantumkan kemurnian dan kadar maksimum kotoran yang terdapat di dalamnya. c) Kemurnian Teknik (Technical Grade) Zat kimia yang termasuk kelompok ini mempunyai kemurnian paling rendah. Pada label wadah zat kimia ini tidak tercantum jenis kotoran yang terdapat dalam zat ini. Bahan kimia berdasarkan bahayanya dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu (Depdikbud, 1999: 27-28): a) Lambang F (Flammable), artinya zat kimia dengan lambang ini mudah menyala (terbakar). Contoh : fosfor, karbon disulfida, dan senyawa organik yang mudah menguap. b) Lambang X (harmful iritasi) artinya zat yang mengiritasi. Contoh zat padat: NaOH, KOH, CaCl2, asam sitrat, fenol. Contoh zat cair: H2SO4, Br2. Contoh zat gas: Cl2, NO2. c) Lambang T (toxic) artinya zat yang bersifat racun. Contoh: anilin, benzena, uap bromin, uap raksa, toluena, nitrobenzena, uap klorin d) Lambang E (Explosive) artinya zat yang dapat meledak.



Contoh: hidrogen peroksida (pekat), asam perklorat dan logam natrium bila bereaksi dengan air. e) Lambang O (Oxidizing substance) artinya zat yang dapat mengoksidasi. Contoh: KMnO4, KClO3, K2CrO4, K2Cr2O7, HNO3, HNO2, H2O2 encer. f) Lambang C (Corrosive) artinya zat yang bersifat korosif (merusak jaringan atau peralatan). Contoh: NaOH, KOH, HCl, H2SO4, fenol, cuka glacial dan asam sitrat. Bahan-bahan kimia berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi (Depdikbud, 1999: 29): a. Wujud padat dapat berupa serbuk, kepingan, butiran, batangan, kristal dan lembaran/pita. Contoh: NaOH, Mg. b. Zat kimia yang berwujud cair. Contoh: HCl, H2SO4, HNO3, formaldehid, alkohol, spritus dan kloroform, eter. 2. Fungsi Laboratorium dalam Pembelajaran di Sekolah 



Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik







Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan eksperimentasi.







Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.







Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan



kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan. 



Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.







Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium.







Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium







Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata



3. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran di Sekolah 



Tempat timbulnya berbagai masalah dan sekaligus tempat memecahkan masalah tersebut







Laboratorium sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti







Laboratorium sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang iselidiki atau diamati.







Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, sabar dan jujur serta berfikir kritis dan cekatan







Laboratorium sebagai tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya.



4. Tujuan penggunaan Laboratorium 



Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan pembuatan alat sederhana).







Melatih bekerja cermat, serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran laboratorium







Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan







Melatih daya berfikir kritis, analitis melalui penafsiran eksperimen







Memperdalam pengetahuan







Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggung







Melatih merencanakan dan melaksanakan dan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan bahan-bahan dan alat yang ada



5. Pengelolaan Laboratorium Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain : 1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah. 2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta



implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya. 3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran. 4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga



menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:



1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek



masih belum memadai. 2. Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium. 3. Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan



kembali. 4. Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa



mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen. 5.



Berikut merupakan contoh-contoh laboratorium IPA :



LABORATORIUM KIMIA



LABORATORIUM FISIKA



LABORATORIUM BIOLOGI



Sumber Referensi : Vendamawan, Rico.2015.Pengelolaan Laboratorium Kimia.Semarang:Universitas Diponegoro Emda, Amna.2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah.Banda Aceh:UIN Ar-Raniry Banda Aceh Putri, L.I.2009. Kesiapan Ketrampilan GuruKimia Dalam Penggunaan Laboratorium Kimia Persepektif Kurikulum 2006 di MAN Se-Kota Semarang.Semarang: IAIN Walisongo Semarang



Raharjo.2017.Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia.Semarang:Universitas Diponegoro