Kelahiran Pada Ternak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH REPRODUKSI TERNAK PARTUS PADA TERNAK SAPI



Oleh : Putri Mauidhatul Hasanah NIM : C31180328 GOLONGAN A



PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Makalah Reproduksi Ternak tentang “Partus/Kelahiran Pada Ternak Sapi”. Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Reproduksi Ternak. Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya Makalah ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Makalah ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen dan Teknisi berkat kerjasamanya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.



Jember,26 November 2019



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I ...................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4 1.1



Latar Belakang ........................................................................................................................ 4



1.2



Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4



1.3



Tujuan ..................................................................................................................................... 4



BAB II..................................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5 1.



Pengertian partus atau kelahiran pada ternak sapi ...................................................................... 5



2.



Periode dan tanda-tanda umum kelahiran pada ternak sapi ........................................................ 5



3.



Persiapan menjelang kelahiran.................................................................................................... 6



4.



Gejala khusus dalam kelahiran ................................................................................................... 6



5.



Pertolongan kelahiran pada ternak sapi ...................................................................................... 8



BAB III ................................................................................................................................................... 9 PENUTUP .............................................................................................................................................. 9 4.1



Kesimpulan ................................................................................................................................. 9



DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Kelahiran pada pada ternak menjadi hal yang penting dipelajari dan dipahami oleh semua peternak. Kelahiran merupakan hasil dari tingginya produktivitas dari hewan ternak. Semakin tinggi kelahiran ternak, maka semakin banyak produksi ternak tersebut dan semakin memberikan keuntungan bagi peternak dan sebaliknya, peternak akan rugi bila tingkat kelahiran ternak mereka rendah. Pentingnya pemahaman akan kelahiran tersebut, mendorong kami untuk menyusun makalah kebuntingan ternak ini. Makalah ini berisikan tentang pengertian, kelahiran, fase persiapan kelahiran, fase pengeluaran fetus, dan fase pengeluaran plasenta serta tanda-tanda kelahiran pada ternak. 1.2



Rumusan Masalah



Dari latar belakang di atas dapat ditarik sebuah masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1.3



Apa yang di maksud kelahiran pada ternak? Bagaimana periode kelahiran dan tanda-tanda umumnya? Bagaimana persiapan menjelang kelahiran? Apa saja gejala khusus dalam kelahiran? Bagaimana fase persiapan dalam kelahiran? Bagaimana fase pengeluaran fetus dalam ternak.? Bagaimana fase pengeluaran plasenta pada ternak? Bagaimana pertolongan kelahiran pada ternak? Tujuan



Sesuai dengan permasalahan di atas maka makalah ini bertujuan untuk 1. Mengetahui pengertian, priode dan tanda-tanda umum kelahiran 2. Mengetahui fase persiapan dalam kelahiran 3. Mengetahui fase pengeluaran fetus dan plasenta dalam ternak 4. Mengetahui pertolongan kelahiran pada ternak



BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian partus atau kelahiran pada ternak sapi Kelahiran (parturition, partus, delivery, mise bas) merupakan akhir dari periode kebuntingan (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Kelahiran merupakan proses melahirkan yang dibagi dalam tiga tahap, yang diawali dengan dilatasi/pelebaran serviks bersamaan dengan kontraksi uterus dan diakhiri dengan pengeluaran fetus serta membran plasenta. (Yusuf, Muhammad : 2012). Kelahiran adalah proses fisiologik dimana uterus yang bunting mengeluarkan anak dan plasenta, melalui saluran kelahiran. Proses kelahiran ditunjang oleh perejanan kuat dari urat daging uterus, perut dan diafragma. Sebelum kelahiran itu terjadi telah dikenal beberapa tanda-tanda akan datangnya kelahiran (Partodihardjo, 1982). Menurut Madjid (2007), menyatakan bahwa melahiran merupakan proses membuka dan menipisnya serviks, dan di mana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir. Secara umum kelahiran adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran anak yang cukup bulan, lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada induk maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh induk. Partus adalah proses kelahiran dan menandakan akhir kehamilan. Meskipun lama kebuntingan bervariasi, (Ayrshire 278 hari, Kaus 278 hari , Holstein 279 hari ,Guernsey 284 hari , dan Brown Swiss 290 hari), tapi peristiwa yang menyebabkan partus serupa. 2. Periode dan tanda-tanda umum kelahiran pada ternak sapi Tanda-tanda akan datangnya suatu kelahiran pada hewan ternak, pada umumnya hampir sama dari spesies ke spesies. Tanda-tanda itu misalnya: induk hewan gelisah, ligament sacrospinosum et tuberosum (ligament pada daerah sekitar panggul dan pangkal ekor) merileks, eodema pada vulva, lendir sumbat serviks mencair, kolostrum telah menjadi cair dan mudah dipencet keluar dari puting susu. Namun demikian, saat dan intensitas tanda-tanda yang disebutkan itu dari hewan ke hewan tidak selalu sama, demikian pula saat dan intensitas tanda-tanda akan datangnya kelahiran pada hewan muda, yang baru pertama kali akan beranak dengan induk yang telah kerap kali beranak, banyak berbeda. Perbedaan tanda-tanda kelahiran mengakibatkan tanda yang tampak tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk meramalkan saat datangnya suatu kelahiran dengan tepat (Partodihardjo, 1982). Tanda-tanda kelahiran pada sapi diantaranya adalah: a. Vulva membengkak lunak dan elatis. b. Kelenjar susu membengkak dan kolostrum sudah mulai mencair dan akan keluar bila putting susu dipijat. c. Cervix membuka dan lendir yang keluar menjadi lebih encer seperti madu dan keluar dalam jumlah yang banyak.



3. Persiapan menjelang kelahiran Umumnya waktu melahirkan sudah bisa diperhitungkan atau diperkirakan. Selain itu, sapi yang akan melahirkan juga akan menunjukkan sejumlah ciri tertentu. Tanda sapi akan melahirkan di antaranga ekornya naik (mengarak ke atas) dan bergoyang-goyang. Tanda lainnya, induknya buang air sedikit-sedikit serta ambing mulai membesar. Agar kelahiran pedet berjalan lancar terdapat sejumlah persiapan dan proses yang perlu diketahui (Ikapi, 1995). Agar proses kelahiran sapi berjalan lancar serta anak dan induknya yang dilahirkan selamat dan sehat, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan menjelang kelahiran. Penjabarannya adalah sebagai berikut (Hariyanto, 2011): Induk yang akan melahirkan sebaiknya berada dalam kandang yang higienis dan bersih serta kondisi lingkungan nyaman dan tenang sehingga kelahiran dapat berjalan lancar. Kadang yang bersih dan higienis dapat menghindarkan induk dan anakan yang dilahirkan terkena infeksi. Hindari suara atau aktivitas yang dapat mengejutkan indukan. Ukuran kandang sebaiknya mencukupi agar induk dapat bergerak dengan bebas saat melahirkan 4. Gejala khusus dalam kelahiran Gejala-gejala Khusus Kelahiran dapat dibagi menjadi tiga fase, terdiri atas: A. Fase Persiapan · Relakssi simfisis pubis · Kontraksi uterus · Dilatasi serviks uteri (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Lama fase persiapan pada beberapa ternak berbeda-beda. Pada sapid an domba kurang dari 6 jam, pada kuda kurang dari 4 jam, sedangkan pada babi kurang dari 12 jam. Apabila fase persiapan melebihi waktu tersebut, berarti terjadi abnormal dari kedudukan fetusnya bisa karena perubahan presentasi (situs), posisi atau sikap (postur) nya (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Relaksasi Simfisis Pubis Simfisi pubis merupakan pertautan 2 (dua) pasang tulang pelvis kiri-kanan. Pertautan ini menjelang partus merenggang atau relaksasi. Relaksasi simfisis pubis merupakan pengaruh hormone dan enzim. Enzim diproduksi dalam korpus luteum, palasenta, uterus. Relaksasi simfisis pubis akan merenggang pelvis kiri-kanan, sehingga memperbesar gerbang pelvis dan memungkinkan proses pengeluaran fetus (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Kontraksi Uterus Kontraksi uterus pada periode kelahiran merupakan kontraksi dari miometrium (otot uterus). Miometrium terdiri atas miometrium sirkular dan longitudinal. Pada akhir masa kebuntingan, hipofise posterior mengeluarkan hormone oksitosin yan berperan untuk merangsang miometrium sehingga sel-sel otot tersebut mensintesis protein kontraktil (aktomiosin) yang dapat menyebabkan kontraksi uterus (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014).



Kontaksi usus terjadi secara periodic setiap lima belas menit selama 20 detik, merupakan hasil kontraksi ritmik miometrium sirkular dan longitudinal uterus yang menyebabkan getaran peristaltic dan menimbulkan gerakan ekspulsi (pengeluaran) fetus ke arah serviks (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). Dilatasi Serviks Uteri Dilatasi serviks merupakan tahap akhir fase persiapan. Serviks merupakan saluran/kanal antara vagina dan korpus uteri. Dilatasi serviks uteri merupakan hasil rangsangan hormone relaksin (hormone plasenta). Untuk petunjuk praktik di lapangan dapat digunakan patokan sebagai berikut. · Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh suatu jari (telunjuk), kelahiran akan terjadi sekitar tiga hari kemudian. · Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh dua jari (telunjuk dan jari tengah), kelahiran akan terjadi dua hari kemudian. · Apabila dilatasi serviks dapat dimasuki oleh tiga jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis), kelahiran akan terjadi sekitar satu hari kenudian. Dilatasi uteri akan menyebabkan fetus terdesak, khorioalantois menuju ke arah pelvis, selanjutnya selaput khorioalantois pecah dan cairan alantois keluar mengalir dari vagina ke vulva. Ketiga proses pada fase persiapan yaitu relaksasi simfisis pubis, kontraksi uterus dan dilatasi serviks uterus terjadi serentak. Lama fase persiapan pada beberapa ternak berbeda-beda. Pada sapi dan domba kurang dari 6 jam, pada kuda kurang dari 4 jam, sedangkan pada babi kurang dari 12 jam. Apabila fase persiapan melebihi waktu tersebut, berarti terjadi abnormal dari kedudukan fetusnya bisa karena perubahan presentasi (situs), posisi atau sikap (postur) nya (Soeparna; Solihati, nurcholidah: 2014). B. Fase Pengeluaran Fetus Tahapan kedua adalah pengeluaran fetus. Tahap kedua ini membutuhkan lebih sedikit waktu disbanding dengan pada tahap pertama pada semua spesies, dimana biasanya berlangsung tidak lebih dari 2 jam pada sapi dan domba. Waktu yang sama dibutuhkan pada babi, namun variasi waktu bisa tejadi dengan perbedaan litter size (banyaknya jumlah anak) Pada kuda, tahap ini lebih cepat dan berlangsung sekitar 15 sampai 20 menit. Tahap ketiga adalah pengeluaran plasenta. Tahap ini dapat terjadi sekitar 30 menit setelah pengeluaran fetus, namun lebih cenderung terjadi antara 3 sampai 5 jam kemudian. Proses kelahiran ini diatur oleh sistim endokrin. Tabel di bawah ini menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tiga tahapan kelahiran pada spesies yang berbeda. C. Fase Pengeluaran Plasenta Tahap ketiga adalah pengeluaran plasenta. Tahap ini dapat terjadi sekitar 30 menit setelah pengeluaran fetus, namun lebih cenderung terjadi antara 3 sampai 5 jam kemudian. Proses kelahiran ini diatur oleh sistim endokrin. Tabel di bawah ini menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk tiga tahapan kelahiran pada spesies berbeda. Pertumbuhan pada kelenjar susu dapat dilihat pada akhir kebuntingan yang disebabkan oleh kerja sinergis antara estrogen dan progesteron yang menstimulasi perkembangan saluran dan jaringan sekresi pada kelenjar susu. Mendekati kelahiran,



kelenjar susu membesar yang berisi susu, dimana sintesis susu ini merupakan fungsi prolaktin dalam senergitasnya dengan hormon-hormon lain. Perubahan lain adalah ketika mendekati kelahiran, relaksin bersinergi dengan estrogen yang menyebabkan pelebaran pelvis, memperbesar saluran kelahiran untuk memfasilitasi jalannya fetus keluar. Vulva akan kelihatan lembut dan membengkak dan rangkaian mucus/lendir dapat dilihat dari vulva sebagai pengaruh estrogen yang menyebabkan sel-sel epitel serviks mengeluarkan lender. Sekitar dua hari sebelum kelahiran, perubahan cepat pada level hormon terjadi pada fetus dan induk. 5. Pertolongan kelahiran pada ternak sapi Kelahiran adalah suatu proses yang sangat rumit dan distokia dapat muncul apabila beberapa bagian dari proses tersebut mengalami kegagalan atau menjadi tidak terkoordinasi. Penyebab distokia dibedakan menjadi 2 yakni, penyebab dasar dan penyebab langsung. Penyebab langsung distokia pun terbagi menjadi dua, yakni : penyebab maternal dan fetus. Aspek maternal yang dapat mengakibatkan distokia diantaranya kegagalan untuk mengeluarkan fetus akibat gangguan pada rahim yaitu rahim sobek, luka atau terputar, gangguan pada abdomen (rongga perut) yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk merejan, tersumbatnya jalan kelahiran, dan ukuran panggul yang tidak memadai. Aspek fetus yang dapat mengakibatkan distokia diantaranya defisiensi hormon (ACTH/cortisol), ukuran fetus yang terlalu besar, kelainan posisi fetus dalam rahim serta kematian fetus dalam rahim. Ukuran fetus yang terlalu besar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang yaitu keturunan, faktor pejantan yang terlalu besar sedangkan induk kecil, lama kebuntingan, jenis kelamin fetus yaitu fetus jantan cenderung lebih besar, kebuntingan kembar (Jackson, 2007). Distokia adalah suatu gangguan dari suatu proses kelahiran atau partus, yang mana dalam stadium pertama dan stadium kedua dari partus itu keluarnya fetus menjadi lebih lama dan sulit, sehingga menjadi tidak mungkin kembali bagi induk untuk mengeluarkan fetus kecuali dengan pertolongan manusia. Umumnya kejadian distokia lebih sering terjadi pada sapi perah dibanding sapi potong (Sunarko, 2009). Riyanto (2006) menyatakan bahwa apabila terjadi kesulitan melahirkan untuk menyelamatkan induk biasanya dilakukan fetotomi. Fetotomi (sering diistilahkan “embriotomi”) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan metode pemotongan fetus, yang tidak bisa dikeluarkan. Fetotomi dilakukan pada fetus yang diketahui sudah mati. Selain fetotomi, dapat juga dilakukan beberapa cara untuk menyelamatkan fetus yang masih hidup, diantaranya adalah: 1. Melakukan pengikatan menggunakan tali pada bagian pergelangan kaki depan atau kaki belakang. 2. Selain pada kaki pengikatan dapat juga dilakukan pada bagian rahang bawah ataupun lekuk mata. 3. Setelah dilakukan pengikatan dapat dilakukan penarikan fetus dengan sangat hati-hati.



BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan  



  



Kelahiran (parturition, partus, delivery, mise bas) merupakan akhir dari periode kebuntingan Tanda-tanda utama menjelang kelahiran berhubungan dengan perubahan ligamentum pelvis, pembesaran dan adanya oedema vulva dan aktifitas kelenjar mammae. Fase persiapan terdiri dari relaksasi simfisis publis, kontraksi uterus, dilatasi serviks uterus. Fase pengeluaran fetus merupakan reflex dari kontraksi miometrium uterus, otot diafragma dan otot perut. Kelahiran selalu diperlihatkan dari sejumlah tanda-tanda menjelang kelahiran. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius. Apabila terjadi kesulitan dalam melahirkan, maka secepatnya dibutuhkan pertolongan manusia untuk menyelamatkan fetus dan induknya.



DAFTAR PUSTAKA https://wsejati.wordpress.com/2015/04/18/kebuntingan-kelahiran-dan-pertolongan-kelahiranpada-ternak/