Kelompok 1 - Makalah Kepemimpinan Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kepemimpinan dan manajemen telah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam kitab injil pun ditemukan pembahasan tentang kepemimpinan. Misalnya, dalam Matius 15: 14 dikatakan bahwa, “Jika seorang buta menuntun seorang buta, keduanya akan jatuh ke dalam jurang,” Artinya, kepemimpinan dan teladan yang baik diperlukan dalam mengarahkan seseorang atau kelompok kea rah yang benar. Al-Quran juga berbicara tentang kepemimpinan, Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(/nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalilah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Bahkan ketika Allah menciptakan Adam, Allah memakai istilah khalifah yang sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan. Dengan demikian, persoalan kepemimpinan telah ada sejak penciptaan manusia masih dalam rencana Allah SWT. Nabi Muhammad SAW secara jelas menyebut sal kepeimpinan dalam salah satu sabdanya, “Setiap orang diantara kalian



adalah pemimpin dan akan dimintai



pertanggungjawaban atas kepemimpinannya…”. (1)



B. Rumusan Masalah 1



Duryat, Dr.H. Masduki, M.Pd.I. (2016). Kepemimpinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta,CV. Hlm 1-2



1



1) Bagaimanakah Konsep Kepemimpinan ? 2) Apakah Definisi Kepemimpinan ? 3) Apakah perbedaan antara piminan formal dan non formal ? 4) Apakah posisi dan tugas pimpinan dalam organisasi,administrasi dan manajemen ? 5) Bagaimanakah perkembangan teori kepemimpinan ?



C. Tujuan Pembahasan 1) Mengetahui Konsep Kepemimpinan ? 2) Memahami Definisi Kepemimpinan ? 3) Mengetahui perbedaan antara piminan formal dan non formal ? 4) Mengetahui posisi dan tugas pimpinan dalam organisasi,administrasi dan manajemen ? 5) Memahami perkembangan teori kepemimpinan ?



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Term pemimpin, kepemimpinan dan memimpin bermula dari akar kata yang sama, yakni ‘pimpin’. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin” Pemimpin adalah seorang yang peribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang dengan atau pengangkatan resmi sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1998) 2 Dalam bahasa Inggris, kata pemimpin berasal dari kata ‘leader’. Kata Leader mengandung makna tugas untuk me-lead anggota disekitarnya. Sedangkan makna lead adalah : a) Loyalty : Seorang pemimpin harus mampu membangkitkan rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan. b) Educate : Seorang pemimpin mampu untuk mengedukasikan rekan-rekannya. c) Advise : Memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada. 2



3



d) Discipline : memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya. Dari beberapa definisi diatas jelas, bahwa seorang pemimpin adalah orang yang memiliki posisi tertentu dalam hirarki keorganisasian. Ia harus memuat perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan serta keputusan efektif (POAC). Pemimpin selalu melibatkan orang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dimana ada pemimpin disana ada pengikut yag harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan merupakan inti manajemen, dan manajemen adalah inti dari administrasi. Pada umumnya kepemipinan didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Paul Hersey and Kenneth H. Blachard (1997) mengemukakan definisi kepemipinan yang mengadopsi dari beberapa pandangan ahli, yaitu : 1) Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruin latihan dalam mencapai suatu tujuan dalam objektif kelompok. (George P.Terry) 2) Kepemimpinan sebagai interpersonal mempengaruhi dalam satu situasi yang terarah, menerusi proses komunikasi, menuju pencapaian spesialisasi goal to goal. (Robert Tennenbaun, Irving R. Wischler, Fred Massarik) 3) Kepemimpinan mempengaruhi orang untuk ikut dalam pencapaian beberapa goal/target tujuan. (Harold Koonte and Cyril O’Donnell). Dari pandangan Blanchard dapat disimak bahwa kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu. Dengan demikian, kepemimpinan itu akan terjadi didalam situasi tertentu seseorang mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan seseorang berperan sebagai penggerak dalam proses kerjasama antara manusia dalam organisasi termasuk sekolah. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yag didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasikan. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanaakan program-program saja, tetapi lebih



4



dari itu yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya, atau masyarakatnya untuk ikut kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan. Faktor-faktor penting yang terdapat dalam definisi kepemimpinan : 1) Pendayagunaan pengaruh 2) Hubungan antar manusia 3) Proses komunikasi 4) Pencapaian suatu tujuan Pada pandangan Islam, Kepemimpinan harus merefleksikan nilai-nilai ajaran agama dan kemanusiaan dalam manjemen dan perilaku kepemimpinannya. Setiap muslim harus berupaya agar niat, mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW sosok pemimpin yang holistic,accepted dan proven. Kepemimpinan dalam islam adalah sesuatu yang inheren, serta merupakan salah satu sub system dalam system Islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek kehidupan secara principal. Dalam Bahasa Quraish Shihab (1996), Islam menyebut kepemimpinan dengan beberapa istilah, diantaranya imamah, ri’ayah, imarah, dan wilayah, yang semuanya itu pada hakikatnya adalah amanah. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah kehancurannya”. “Ketika ditanya. ‘bagaimana menyia-nyiakannya ? Beliau menjawab : apabila wewenang pengelolaan (kepemimpinan) diserahkan kepada orang yang tidak mampu.” “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya”, demikian kata Nabi SAW., yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.



B. Tujuan dan Fungsi Kepemimpinan 1. Tujuan Kepemimpinan Muflihin, (2008), menyatakan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi, untuk menggerakkan dan memotivasi seluruh anggota orgnanisasi, agar bisa mencapai tujuan.



5



Sondang P. Siagian mengemukakan pandangan tentang kepemimpinan “merupakan motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi sesuatu organisasi”. Dalam konteks



yang sama Kimball Wiles (dalam Rosmiati : 2010)



mengungkapkan dengan elegan “leadership is any contribution to establishment and attainment of group pupose”. Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang dalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang tak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Tidak ada kelompok tanpa pemimpin, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak akan dikatakan sebagai pemimpin, jika ia berada di luar kelompoknya. Ia harus berada dalam kelompoknya dan memainkan perananperanan dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.3 Dengan demikian, kita dapat menarik benang merah bahwa tujuan kepemimpinan adalah untuk menghantarkan suatu organisasi atau kelompoknya pada tujuan yang telah disepakati bersama dengan pemimpin, sebagai koordinatornya. Dan ketika kepemimpinan direlevansikan dengan pendidikan maa kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.



2. Fungsi Kepemimpinan Menurut perspektif Islam ada dua peranan yang dimainkan oleh seorang pemimpin : a) Pelayan (Khadim)



Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain, belum tentu perkara tersebut sebagai tanda kemuliaan. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang boleh berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya. Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-ornag yang dipimpinnya. Dia bekerja lebih keras, dia berfikir lebih kuat, lebih lama dan lebih lebih mendalam disbanding orang yang dipimpinnya.



3



Duryat, Dr.H. Masduki, M.Pd.I. (2016). Kepemimpinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta,CV. Hlm 9-10



6



Pemimpin dalam islam itu adalah pelayan umat. Jadi kalau diilustrasikan lewat piramidanya seperti piramida terbalik, dan pemimpin adalah yang dibawah. Maka siapapun yang menjadi pemimpin, dia harus mengeluarkan pengorbanan yang paling besar disbanding dengan orang yang dipimpinnya. Prof. Dedi Mulyasana dengan mengutip kata-kata Nabi, mengungkapkan : “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR Ibnu Majah). Tugas utama pemimpin adalah membantu kesulitan rakyat (umat). “Apabila Allah menhendaki kebaikan bagi suatu bangsa maka dijadikanlah pemimpinpemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka memegang hokum dan peradilan, juga Allah jadikan harta kekayaan di tangan orangorang yang dermawan. Namun, jika Allah mengkehendaki kehancuran suatu bangsa maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah, dijadikan-Nya orang-orang yang culas menangani hokum dan peradilan, dan asset bangsa ditangan orang-orang yang kikir.” (HR Ad-Dailimi.) b) Pemandu (Muwajjih) Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik untuk selamat sampai ke tujuan. Banyak arahan dari Al-Quran maupun Nabi tentang peran pemimpin untuk menjadi muwajjih atau penuntun kearah yang benar dan menghantarkan rakyatnya menuju keselamatan. “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengamoun lagi Maha Penyayang.” (Al-An’am : 165). “Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata : “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepitaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (39: Az-Zumar: 49).



7



“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”.(AlKahfi : 7). Dari, Aisyah r.a. Katanya : Aku mendengar Rasulallah berdoa dirumahku, katanya : “Wahai Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia menolong mereka, maka tolong pulalah dia”. (HR.Muslim No.1795). Rasulallah SAW bersabda :”Khianat yang paling besar adalah jika seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya.” (HR Ath-Thabrani). Rasulallah SAW bersabda :”Tidak seorang Amir (Pemimpin) yang menguasai atau memerintah kaum muslimin, tetapi dia tidak berjuang dengan bersungguh-sungguh, dan tidak memberikan pengarahan (petunjuk dengan baik) untuk kemakmuran mereka (umat), niscaya Allah tidak membolehkannya masuk surge bersama mereka (ummat yang soleh). Konsepnya adalah fastabiq al-khairat kompetitif untuk menghantarkan kehidupan rakyat kea rah yang lebih baik, sehingga ia (pemimpin) amanah dan berkomitmen dalam memegang kepercayaannya. Prinsip kompetemsi dalam Islam, tidak boleh mendholimi, dusta, memudhorotkan, menciderai, kepentingan umum, kelompok, dan diri sendiri. Dalam konteks pendidikan, fungsi utama kepemimpinan pendidikan adalah antara lain : 1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebersamaan. 2. Pemimpin membantu kelopok untuk mengorganisir diri, yaitu ikut serta dalam memberikan stimulus dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan. 3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif. 4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.



Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. 8



Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses da nisi pekerjaan yang dilakuakan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif. 5. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.



C. Teori Munculnya Seorang Pemimpin Mendikusikan tentang teori kepemimpinn adalah memperbincangkan bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan. Menurut Adam Ibrahim Indrawijaya (1993) “Pada dasarnya ada dua teori kepemimpinan, yaitu teori sifat (traits theory) dan teori situasional (situational theory)”. Sementara Wursanto (2004) menyatakan ada enam teori kepemimpinan, yaitu teori kelebihan, teori sosial. Miftah Thoha mengelompokkannya ke dalam teori sifat, teori kelompok, teori situasional, model kepemimpinan kontinjensi dan teori jalan kecil tujuan (Path goal theory). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai teori-teori kepemimpina. Di bawah ini akan diuraikan beberapa teori kepemimpinan sebagaimana diungkapkan oleh ketiga pakar tersebut di atas. 1. Teori kelebihan : yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal, (Wursanto,2003). 1) Kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. 2) Kelebihan rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya.



9



3) Kelebihan badaniyah, Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga mamungkinkannya untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelenihan badaniah ini bukan merupakan factor pokok. (Wursanto,2003). 2. Teori sifat : Pada dasarnya sama dengan teori kelebihan. Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang lebih daripada yang dipimpinnya. Di samping memiliki kelebihan pada ratio, rohaniah dan badaniyah, seorang pemimpin hedaknya memiliki sifat-sifat yang positif. Misalnya : adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya Tarik, energik, persuasive, komunikatif dan kreatif. (Wursanto,2003) Menurut Miftah Thoha (2003) bahwa sesungguhnya tidak ada kolerasi sebab akibat antara sifat dan keberhasilan majer, pendpatnya itu merujuk pada hasil penelitian Keith Davis yang menyimpulkan ada empat sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu : a) Kecerdasan (di atas disebutkan kelebihan ratio). Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun demikian, pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan pengkutnya. b) Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial. Para pemimpin cemderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai keiinginan menghargai dan dihargai. c) Motivasi dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relative mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsic dibandingkan dari ekstrinsik. d) Sikap-sikap hubungan kemanusiaan. Para pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya, dalam istilah penelitian Universitas Ohio pemimpin itu mempunyai perhatian dan kalau mengikuti istilah penemuan Michigan, pemimpin itu berorientasi pada karyawan bukannya berorientasi pada produksi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Adam Ibrahim Indrajiwaya dalam bukunya “Perilaku Organisasi” (1983) 10



3. Teori keturunan : yang menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. (Wursanto,2003) 4. Teori Kharismatik : yang menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma itu diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa. Pemimpin yang mempunyai kharismatik biasanya mempunyai daya Tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto 2003) 5. Teori berbakat : yang disebut juga teori ekologis. Bahwa pemipin itu lahir karena bakatnya. Ia mnjadi pemimpin karena mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan itu harus dikembangkan,misalnya degan memberi kesempatan orang tersebut menduduki sebuah jabatan. 6. Teori Sosial : Bahwa pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin asalkandiberi kesempatan. Setiap orang dididik menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari. 7. Teori Kelompok : Bahwa suapaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar perkembangannya pada psikologi sosial. (Miftah Thoha 2003). 8. Teori Situasional : Bahwa beberapa variable-situasional mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan,dan perilakunya termasuk pelaksanaan kerja dan kepuasan pengikutnya. (Miftah Toha 2003). 9. Model kepemimpinan kontingensi : Model ini ditemukan Fiedler sebagai hasil pengujian hipotesa yang telah dirumuskan dari penelitinya terdahulu. Model ini berisi tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris berikut ini : a) Hubungan pimpinan anggota. Variabel ini sebagai hal yang paling menentukan dalam menciptakan situasi yang menyenangkan. b) Derajat dari struktur tugas. Dimensi ini merupakan urutan kedua dalam menciptakan situasi yang menyenangkan. c) Posisi kekuasaaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Dimensi ini merupakan urutan ketiga dalam menciptakan situasi yang menyenangkan. (Miftah Thoha 2003) 11



10. Teori Jalan tujuan (Path Goal Theory) : Teori yang pertama kali dekembangkan ole Geogepoulus dan kawan-kawannya di Universitas Michigan. Pengembangan teori ini selanjutnya dilakukan oleh Martin Evans dan Robert House. Secara pokok teori path goal dipergunakan untuk menganalisa dan menjelaskan penaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan kerja bawahannya.



D. Pemimpin Formal dan Pemimpin Non-Formal Kepemimpinan seperti telah diuraikan di atas : proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Leadership is the activity of influencing exercised ti strives willingly for group objective (George R.Terry : 1977). Kepemimpinan dapat dijabarkan bahwasanya perbedaan antara kepemimpinan formal dan kepemimpinan non formal : 1. Kepemimpinan Formal : Jabatan yang dimiliki seseorang dalam kemampuannya



meliputi proses mempengaruhi orang lain dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan Formal dalam jabatannya diperoleh dari suatu usaha tertentu dalam perjalanannya. 2. Kepemimpinan Non Formal (Informal) : Jabatan yang dimiliki seseorang dalam kemampuannya meliputi proses mempengaruhi orang lain dalam menentukan tujuan tertentu, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memeperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan Non Formal dalam jabatannya diperoleh tanpa suatu usaha tertentu dalam pencapaiannya.



A. Pemimpin Formal Pemimpin formal Walgito (2003) mengungkapkan bahwa, dalam kepemimpinan ada pemimpin dan kelompok yang dipimpin. Pada umumnya kelompok dapa dibedakan antara



12



kelompok primer dan kelompok sekunder, disamping tanpa usaha tertentu dalam pencapaiannya. Kelompok formal akan dipimpin oleh pemimpin formal yang mempunyai interaksi dalam kelompok sekunder, yaitu lebih bersifat formal, lebih didasarkan atas pertimbangan rasio daripada pertimbangan perasaan, karenanya lebih bersifat objektif. Pemimpin formal pada umumnya lebih bersifat resmi dan didukung oleh peraturanperaturan yang tertulis serta keberadaannya melalui proses pemilihan dan pengangkatan secara resmi. Pemimpin formal adalah orang yang menjadi pemimpin karena “legalitas”-nya. Misalnya, karena ia terpilih secara sah melalui pemilu, atau kongres, atau muktamar, atau apa pun namanya. Yang bersangkutan telah memenuhi semua peraturan yang ada (Darmaputra, 2004). Anonim (2006), pemimpin formal adalah pemimpin yang secara resmi diberi wewenang/kekuasaan



untuk



mengambil



keputusan



tertentu,



dan



dia



mempertanggungjawabkan kekuasaan/umumnya berada pada lembaga formal juga, dan keputusan pengangkatannya sebagai pemimpib berdasarkan surat keputusan yang formal. Seorang pemimpin formal bisa saja hanyalah seorang kepala yang memiliki wewenang sah berdasarkan ketentuan formal untuk mengelola anggotanya, atau jika dalam organisasi memiliki wewenang untuk membawahi dan memberi perintah pada bawahan-bawahannya.



B. Pemimpin Non Formal (Informal) Pemimpin Informal, sebagaimana disampaikan Darmaputra (2004), pemimpin informal tidak menjadi pemimpin karena faktor “legalitasnya”, tapi terutama karena factor “legitimitas”. Artinya, walaupun tak ada kongres atau muktamar yang menetapkan demikian, tapi rakyat dan umat dengan spontan menerima dan memperlakukan yang bersangkutan sebagai pemimpin mereka. Pemimpin informal itu ditetapkan oleh umat bukan dengan surat suara, tapi dengan kata hati (suara batin). Ikatan antar mereka tidak diatur secara resmi, tapi lahir secara spontan karena ada rasa hormat dan cinta yang tidak dipaksa-paksa. Anonim (2006), pemimpin informal adalah pemimpin yang tidak diangkat secara resmi berdasarkan surat keputusan tertentu. Dia memperoleh kuasa/wewenangan karena pengaruhnya terhadap kelompok. Apabila pemimpin formal dapat memperoleh pengaruhnya 13



melalui prestasi, maka pemimpin informal memperoleh pengaruh berdasarkan ikatan psikologis. Tidak ada ukuran objektif tentang bagaimana seorang pemimpin informal dijadikan pemimpin. Dasarnya hanya karena dia pernah benar dalam hal tertentu, maka besar kemungkinan dia akan benar pula dalam hal tersebutvpada kesempatan lainnya. Di samping penentuan keberhasilan pada masa lalu, pemilihan pemimpin informal juga ditentukan oleh perasaan simpati dan antipasti seseorang atau kelompok terhadapnya. Walgito (2003) menyatakan bahwa, pemimpin informal adalah pemimpin yang mempunyai batas-batas tertentu dalam kepemimpinannya. Pemimpin informal adalah orang yang memimpin kelompok informal yang statusnya tidak resmi, pada umunya tidak didukung oleh peraturan-peraturan yang tertulis seperti pada kelompok formal. Selanjutnya Sarwono (2005), pemimpin informal dapat dikatakan sebagai ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin dan merupakan bakat/sifat/kharismatik yang khas terdapat dalam diri pemimpin yang dapatdiwujudkan dalam perilaku kepemipinan.



14



BAB III PENUTUP Kesimpulan Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki posisi tertentu dalam hirarki keorganisasian. Ia harus memuat perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan serta keputusan efektif (POAC). Pemimpin selalu melibatkan orang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dimana ada pemimpin disana ada pengikut yag harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang dalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah merupakan dua hal yang tak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Tidak ada kelompok tanpa pemimpin, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak akan dikatakan sebagai pemimpin, jika ia berada di luar kelompoknya. Ia harus berada dalam kelompoknya dan memainkan perananperanan dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan. Menurut Adam Ibrahim Indrawijaya (1993) “Pada dasarnya ada dua teori kepemimpinan, yaitu teori sifat (traits theory) dan teori situasional (situational theory)”. Sementara Wursanto (2004) menyatakan ada enam teori kepemimpinan, yaitu teori kelebihan, teori sosial. Miftah Thoha mengelompokkannya ke dalam teori sifat, teori kelompok, teori situasional, model kepemimpinan kontinjensi dan teori jalan kecil tujuan (Path goal theory). Anonim (2006), pemimpin formal adalah pemimpin yang secara resmi diberi wewenang/kekuasaan



untuk



mengambil



keputusan



tertentu,



dan



dia



mempertanggungjawabkan kekuasaan/umumnya berada pada lembaga formal juga, dan keputusan pengangkatannya sebagai pemimpib berdasarkan surat keputusan yang formal. Seorang pemimpin formal bisa saja hanyalah seorang kepala yang memiliki wewenang sah berdasarkan ketentuan formal untuk mengelola anggotanya, atau jika dalam organisasi memiliki wewenang untuk membawahi dan memberi perintah pada bawahan-bawahannya. Anonim (2006), pemimpin informal adalah pemimpin yang tidak diangkat secara resmi berdasarkan surat keputusan tertentu. Dia memperoleh kuasa/wewenangan karena 15



pengaruhnya terhadap kelompok. Apabila pemimpin formal dapat memperoleh pengaruhnya melalui prestasi, maka pemimpin informal memperoleh pengaruh berdasarkan ikatan psikologis. Tidak ada ukuran objektif tentang bagaimana seorang pemimpin informal dijadikan pemimpin.



DAFTAR PUSTAKA 16



Kartono, Kartini, 1986. Pemimpin dan Kepemimpinan, Bandung: Remaja Rosdakarya Daryanto, 1998. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Duryat, Dr.H. Masduki, M.Pd.I. (2016). Kepemimpinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta,CV.



17