Kelompok 1 Pre and Post Conference, Case Presentation [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN INOVASI METODE PEMBELAJARAN KLINIK (Pre dan Post Conference, Case Presentation) Dosen Pengampu



: Sefita Aryuti Nirmala, SST., M. Keb



Disusun Oleh : Kelompok 1 Nur Afifah Harahap 131020180501 Tiara Rica Dayani



131020180506



Rati Andriyani



131020180513



Ima Rohmawati



131020180511



Eka Andriany



131020180518



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN TAHUN 201



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Pembelajaran. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Sefita Aryuti Nirmala, SST.,M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Asuhan Kehamilan, serta teman sejawat yang ikut membantu dalam membuat makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam meningkatkan pemahaman tentang Metode Pembelajaran Klinik. Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas sudah pasti banyak kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini.



Bandung,



Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Halaman Judul …………………..….………………………… i Kata Pengantar ………………………………………………… ii Daftar Isi ………………………………………………… iii BAB I Pendahuluan …………………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang ……………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah,,,…………………………………. 2 1.2 Tujuan ………………………………………………. 2 BAB II Kajian Pustaka …………………………………………. 3 2.1 Pre dan Post Conference....………………………… 3 2.1.1 Definisi................................................................ 3 2.1.2 Waktu................................................................. 3 2.1.3 Tempat ............................................................... 4 2.1.4 Kegiatan ............................................................. 4 2.1.5 Tujuan ................................................................ 4 2.1.6 Syarat ................................................................. 5 2.1.7 Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi .................................. 5 2.1.8 Standar Operasional Prosedur Pre Conference.. 7 2.1.9 Standar Operasional Prosedur Post Conference 8 2.2 Definisi Case Presentation…………………………… 10 2.2.1 Tujuan Case presentation………………………… 11 2.2.2 Fasilitator Case Presentation……………………. 12 2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Case Presentation 12 2.2.4 Tahap-tahap Case Presentation………………… 13 2.2.5 Waktu Pelaksanan Case Presentation………… 16 2.2.6 Kajian Jurnal………………………………….. 16 BAB III Penutup …………………………………………………. 19 3.1



Kesimpulan ………………………………………..



19



3.2



Saran ........................................................................



19



Daftar Pustaka



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan disuatu kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola kegiatan.



Manajemen



merupakan



serangkaian



aktivitas



(termasuk



perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, dan kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik, dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.1 Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Sabarguna,2008). Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya agar organisasi di Rumah sakit mampu menjalankan pelayanan yang optimal.2 Pengorganisasian dalam manajemen kebidanan mempunyai banyak aktivitas penting, antara lain bagaimana asuhan kebidanan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf kebidanan dan fasilitas yang ada. Diperlukan pembagian tugas supaya semua pasien dapat mendapatkan pelayanan yang optimal. Pelaksanaan pre dan post conference adalah merupakan salah satu komunikasi dalam asuhan kebidanan di rumah sakit untuk rencana kegiatan setiap tenaga klinis. Metode merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Banyak metode pembelajaran baru yang digabungkan dengan penyajian model lama. Sehingga banyak sekali kemungkian yang akan terjadi dalam proses pembelajaran, bahkan kadang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Metode pembelajaran yang menarik dan bisa menjadi reverensi dalam pola mengajar untuk mendapatkan suasana baru yang lebih 1



menyenangkan. Demi mencapai bidan professional diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan menarik. Salah satu metode pembelajaran yang menarik adalah case presentation. 3 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana pelaksanaan pre dan post conference? b. Bagaimana metode pembelajaran klinik case presentation



1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui pelaksanaan pre dan post conference b. Untuk mengetahui tentang metode pembelajaran klinik case presentation



2



BAB II KAJIAN PUSTAKA



2.1. Pre Dan Post Conference 2.1.1 Definisi a. Conference atau konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Conference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.4 b. Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi.4 c. Konferensi terdiri dari pre Conference dan post Conference4 d. Pre Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre Conference ditiadakan. Isi pre Conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari ketua tim dan Penanggungjawab tim.4 e. Post Conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post Conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post Conference dipimpin oleh ketua tim atau Penanggungjawab tim.4 2.1.2 Waktu a. Pre Conference adalah setelah operan b. Post Conference sebelum operan ke dinas berikutnya. 4 2.1.3 Tempat Baik Pre Conference dan Post Conference dilakukan pada Meja masing-masing tim4 2.1.4 Kegiatan 3



a. Pre Conference: 4 1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara 2) Ketua tim atau pj tim menanyakan rencana harian masing – masing perawat pelaksana 3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu. 4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement. 5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara b. Post Conference: 4 1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara. 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan. 3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. 4) Ketua tim atau Pj menutup acara. 2.1.5 Tujuan Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan. 4 a. Tujuan pre conference: 1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil 2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan 3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien b. Tujuan post Conference adalah: Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan



penyelesaian



masalah yang dijumpai. 4



4



masalah



dan



membandingkan



2.1.6 Syarat a. Pre Conference



dilaksanakan



sebelum



pemberian



asuhan



kebidanan dan post Conference dilakukan sesudah pemberian asuhan kebidanan b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan d. Yang terlibat dalam Conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim4 2.1.7 Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:4 a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana. b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing – masing. c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi : 1) Utama klien 2) Keluhan klien 3) TTV dan kesadaran 4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru. 5) Masalah keperawatan 6) Rencana keperawatan hari ini. 7) Perubahan keadaan terapi medis. 8) Rencana medis. d. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi 1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : Keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan. 2) Ketepatan pemberian infuse. 3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan. 4) Ketepatan pemberian obat / injeksi. 5



5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain, 6) Ketepatan dokumentasi. e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan. f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing –masing perawatan asosiet. g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan. Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan ketika melakukan pre Conference



2.1.8 Standar Operasional Prosedur Pre Conference No 1. Persiapan 1. Ruangan



Tindakan



2. Staff 2. Tatalaksana a. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai b. c. d. e.



dengan jadwal pelaksana. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim Isi Conference: Rencana tiap asuhan (rencana harian) Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung



jawab tim f. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing – masing. g. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas malam h. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi 1) Keluhan pasien 2) TTV dan kesadaran pasien 3) Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru 4) Masalah keperawatan 5) Rencana keperawatan hari ini 6) Perubahan keadaan terapi medis 6



Ya



Tidak



7) Rencana medis i. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi : a) Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kebisikan b) Pengunjung



kesalahan lain,



pemberian



kehadiran



dokter



makan, yang



dikonsulkan. c) Ketepatan pemberian infuse d) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan e) Ketepatan pemberian obat / injeksi f) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain g) Ketepatan dokumentasi j. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan. k. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet. l. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan. 2.1.9 Standar Operasional Prosedur Post Conference a. NAMA JABATAN : BIDAN b. UNIT ORGANISASI : c. RINGKASAN TUGAS : 1) Ketua tim atau Pj membuka acara. 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang dialami dalam memberikan asuhan pasien. 3) Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. 4) Ketua tim atau Pj menutup acara. d. HASIL KERJA : 1) Terlaksananya pembukaan acara 2) Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah diberika 3) Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. 4) Terlaksananya penutupan acara e. RINCIAN TUGAS : 7



1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara a) Memberikan salam dengan sopan dan hormat b) Memperkenalkan diri c) Menjelaskan tujuan d) Menjelaskan langkah prosedur 2) Ketua tim atau Pj menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan a) Menanyakan kepada setiap Pj apa yang telah dilakukan kepada pasien b) Menanyakan kepada setiap Pj apa yang menjadi kendala dalam memberikan setiap asuhan kepada pasien c) Menanyakan kepada set d) Tiap Pj apa yang dapat dihasilkan dari setiap tindakan 3) Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. a) Menanyakan kepada Pj apa yang belum dilaksanakan b) Menanyakan kepada Pj apa yang akan dilaksanakan selanjutnya c) Menanyakan kepada Pj apa yang harus dioperkan pada perawat shift selanjutnya d) Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan tindakan yang akan diberikan selanjutnya. 4) Ketua tim atau Pj menutup acara. a) Memberikan kesimpulan Post Conference b) Menanyakan apakah ada pertanyaan atau saran kepada setiap Pj c) Mengucapkan terimakasih dan salam 2.2 Definisi Case Presentation Kasus (case) adalah keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal; soal perkara.7 Presentasi (presentation) adalah sebuah kegiatan yang menunjukkan atau menyajikan sebuah informasi atau gagasan pada orang lain. Tujuan presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk klien, untuk memberi informasi, atau untuk meyakinkan seseorang tentang pendapat tertentu. Presentasi juga menjelaskan dan meyakinkan audience tentang hal apa yang akan kita bicarakan. Idealnya, presentasi dengan menggunakan powerpoint/slide 8



selalu disertakan modul (proposal, makalah, paper) yang berisikan tentang data lengkap ataupun penjelasan lengkap tentang hal apa yang kita angkat.8 Unsur presentasi yaitu adanya penyaji, moderator, audience/peserta,dan observer. Penyaji adalah orang yang membawakan materi kasus dalam presentasi (case presentation). Moderator adalah orang yang memipin dan mengatur jalannya suatu case presentation. Moderator mempunyai tugas membuka acara presentasi,



meguraikan



latar



belakang



dan



tujan



case



presentation,



memperkenalkan biodata penyaji dan tema case presentation, menentukan waktu penyajian dan diskusi atau mekanisme tanya jawab, memimpin jalannya diskusi, setelah itu merangkum pertanyaan yang telah diberikan dan kesimpulan dari diskusi dari case presentation.9 Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering dilakukan di ruang diskusi. Pada kegiatan ini, mahasiswa mempresentasikan kasus pasien yang dijumpai selama melakukan kegiatan di poli rawat jalan, UGD maupun rawat inap. Mahasiswa membuat catatan status pasien sesuai dengan format catatan medis pasien untuk RS pendidikan.9 Presentasi kasus disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok tutornya ada dalam memecahkan masalah/kasus yang didapatkan oleh kelompok tersebut.9 Case presentation adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang dipilih sebagai fokus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan pengalaman langsung dalam pembahasan prinsipprinsip dan prosedur perawatan dari pasien.9 2.2.1 Tujuan Case presentation 1. Pengetahuan: Setiap siswa harus dapat menjelaskan: komponen presentasi kasus yang komprehensif dan disingkat (lisan dan tulisan) dan pengaturan yang sesuai untuk masing-masing. 2. Keterampilan: Setiap siswa harus dapat:



9



a. Mempersiapkan pemeriksaan pasien baru yang dapat dibaca, komprehensif, dan terfokus yang mencakup fitur-fitur berikut yang sesuai secara klinis: 1) Penyakit saat ini terorganisir secara kronologis, tanpa pengulangan, kelalaian, atau informasi yang asing. 2) Pemeriksaan fisik menyeluruh dengan detail yang berkaitan dengan masalah pasien. 3) Daftar yang ringkas dan, jika perlu, disatukan dari semua masalah yang diidentifikasi dalam sejarah dan pemeriksaan fisik. 4) Diagnosis diferensial untuk setiap masalah (sesuai dengan tingkat pelatihan). 5) Diagnosis/rencana perawatan untuk setiap masalah (sesuai dengan tingkat pelatihan). b. Secara lisan menyajikan kasus pasien baru dengan cara yang logis, secara kronologis mengembangkan penyakit saat ini, merangkum temuan positif dan negatif yang bersangkutan serta diagnosis banding dan rencana untuk pengujian dan pengobatan lebih lanjut. c. Secara lisan menyajikan kasus pasien tindak lanjut, secara terfokus, berdasarkan masalah yang mencakup temuan baru yang terkait dan rencana diagnostik dan pengobatan. d. Pilih mode presentasi yang sesuai yang berkaitan dengan situasi klinis. 3. Sikap: Setiap siswa harus: Menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kemampuan presentasi kasus dengan secara teratur mencari umpan balik tentang presentasi. secara akurat dan obyektif merekam dan menyajikan data.10 2.2.2 Fasilitator Case Presentation 1.



Presentator: adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyiapkan kasus yang akan dibahas, mengumpulkan semua data dan informasi, merangkum dan mempresentasikan pada waktu kajian kasus. Infromasi yang dikumpulkan dapat lebih luas dan tidak hanya berdasar catatan rekam medis, akan tetapi dapat menambahkan hasil investigasi dengan melakukan wawancara dengan perujuk, keluarga pasien ataupun pasien sendiri. Kerahasiaan dari semua proses penyiapan presentasi hingga presentasi harus sangat dijaga kerahasiaannya. Orang yang dapat 10



melakukan tugas ini adalah bidan, atau dokter umum, atau mahasiswa, 2.



dengan bimbingan yang baik dari profesional yang ada. Moderator: haruslah orang yang mampu mengundang perdebatan, dengan tetap membuat semua perserta merasa nyaman dalam mengikuti proses ini. Mendorong diskusi yang terbuka dan memperlakukan setiap peserta secara adil dan setara. Disamping itu moderator berhak



3.



menghentikan diskusi apabila dirasakan perlu. Notulis: membuat dokumentasi yang baik dan lengkap dari seluruh proses pada saat presentasi.11



2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Case Presentation 1. Kelebihan Case Presentation a. Terjadi sharing pengalaman mengasuh pasien, b. Mengeksplorasi kemampuan presentasi, diskusi, dan argumentasi, c. Belajar menghargai pendapat orang lain, jujur, dan mengendalikan emosi. Kelebihan pada metode presentasi kasus selain mengoptimalkan hardskills juga soft skills. Soft skills merupakan strategi yang diperlukanuntuk meraih sukses hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Kecakapan soft skills diantaranya: berpikir kritis, kreatif, bersemangat, jujur, sikap tangguh dan ulet.12 2. Kekurangan Case Presentation a. Memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan banyak kasusyang ditemui. b. Membutuhkan banyak waktu untuk diskusi c. Untuk pelaksanaan kegiatannya memerlukan fasilitas yang banyakdan kadang-kadang hal ini sulit dipenuhi seperti persiapan LCD,laptop, ruang dan listrik.12 2.2.4 Tahap-tahap Case Presentation12 1. TahapPermulaan Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latrar belakang pasien, situasi pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang dibutuhkan tentang pasien. 11



2. Tahap Persiapan a. MenentukanTopik Topik yang akandi sampaikan? Apakah topik ini dibutuhkan? Mengapa di sampaikan topik ini? Itulah beberapa pertanyaan yang perludi tanyakan pada diri sebelum menentukan topik presentasi. Dengan begitu akan mudah menemukan topik dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan. b.



Usahakan topik menarik dan menggugah untuk didengarkan. Menetapkan Tujuan Apa yang di harapkan dari presentasi ini? Jawaban dari pertanyaan ini yang akan menjadi arah dari presentasi. Setiap presentasi harus punya tujuan. Dengan memiliki tujuan maka akan lebih baik dalam melakukan persiapan, lebih berhati-hati dalam tindakan, tampil lebih cerdas dan tepat sasaran, tentunya dengan hasil akhir yang berkesan bagi pendengar. Buat tujuan dengan jelas, bisa



c.



dicapai dan tahu betul bagaimana mencapainya. Mengenali Situasi dan Audiens Mengenali situasi dan mengenali audiens akan membuat jauh lebih tenang. Dalam hal ini perlu dilakukan koordinasi dengan audiens, atau panitia penyelanggara untuk menanyakan hal-hal yang ingin ditahui. Seperti, dalam acara apa dilakukan presentasi ini, berapa lama waktu untuk presentasi, presentasi dilakukan di luar ruangan atau di dalam, adakah sarana pendukung yang digunakan, siapa saja yang akan hadir, berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, berapa rasio jumlah laki-laki dan perempuan, dan lain-lain



d.



sesuai dengan kebutuhan presenter. Menyusun Materi Langkah selanjutnya adalah menyusun materi. Dalam menyusun materi dibutuhkan kejelian dan ketepatan. Kenapa harus jeli dan tepat? Kejelian berhubungan erat dengan kemampuan presenter dalam memilih



sumber



yang



bisa



dipercaya



sedangkan



ketepatan



berhubungan dengan kesesuaian materi dengan apa yang dibutuhkan oleh audiens. Jadi sebagai presenter yang baik, Anda tidak bisa asalasalan dalam menyiapkan materi yang akan Anda sampaikan. 12



Ada syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun materi, antara lain materi harus sesuai dengan topik, update dan terpercaya. Presenter bisa mendapatkan materi dari pengalaman pribadi, buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, internet atau koran. Satu lagi yang harus dipahami, jangan membuat materi yang terlampau banyak dan e.



jangan gunakan kata atau kalimat yang tidak dipahami. Menentukan Pendekatan yang akan digunakan Setiap presentasi membutuhkan metode yaitu



sebuah



pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan materi. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan topik yang disampaikan. Ada beberapa metode yang bisa diterapkan diantaranya ceramah, f.



eksperimen, simulasi, demonstrasi, ceramah plus dan lain-lain. Menyusun Slide Presentasi Jika presentasi Anda menggunakan slide, maka langkah selanjutnya adalah menyusun slide presentasi Anda semenarik mungkin. Dalam membuat slide ada beberapa prinsip yang harus Anda pahami. 1) Sederhana 2) Konten yang kuat 3) Font yang indah 4) Gambar yang menarik dan sesuai 5) Penggunaan warna yang tepat 6) Mematuhi prinsip CRAP, repetition atau



yaitu contrast atau



pengulangan,Alignment atau



kontras,



perataan dan



proximity atau kedekatan. 3. Tahap Diskusi Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta



didik,



kemudian



menunjukan



gejala-gejala



khusus



yang



berhubungan dengan masalah pasien yang mengungkapkan perasaannya. 4. Tahap Evaluasi Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan kemampuan untuk mengatasi masalah, penilaian terhadap peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari nursing clinic apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau belum.12



13



2.2.5 Waktu Pelaksanan Case Presentation Presentasi dilakukan oleh seorang wakil kelompok yang ditunjuk sebagai juru bicara dan waktu presentasi dialokasikan 15-20 menit untuk setiap kelompok. Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah/macam dari seluruh masalah/kasus yang diberikan kepada setiap kelompok. Diskusi terbuka dilakukan setelah presentasi, dengan teknik penyelenggaraan disesuaikan dengan waktu, kondisi, dan keragaman masalah yang dipresentasikan.12 2.2.6 Kajian Jurnal 1. Jurnal ke 1 a. Nama Jurnal



: Real In Nursing Journal (Rnj) Vol 2, No. 1. (2128) April 2019



b. Judul Penelitian



: Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post Conference Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan



c. Penulis



: Fitrianola Rezkiki, Wiwit Febrina & Devi Anggraini



d. Tujuan



: Untuk Mengetahui Pengaruh Pelasanaan Pre Dan Post Conference Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.



e. Metode



: Desain Pre-Eksperimental Dengan Rancangan One- Group Pretest-Posttes. Metode Pengumpulan Data Dengan Mengguakan Lembar Observasi. Sampel Diambil Dengan System Simple Random Sampling Sebanyak 10 Sampel.



f. Simpulan



: Terdapat Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post Conference Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Keperawatan Dengan Nilai P-Value 0,00. Artinya Adanya Pengaruh Dilakukan Pre Dan Post Conference Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan.14 14



2. Jurnal ke 2 a. Nama Jurnal



: Journal Of Medical Case Reports Vol 13. 306



b. Judul Penelitian



: Acute Inferior St-Elevation Myocardialinfarction Due To Delirium Tremens: A Case Report



c. Penulis



: Maxwell D. Mirande, George Kubac2 And Anh T. Nguyen



d. Tujuan



: Mendokumentasikan Akut Kejadian Koroner Dalam Pengaturan Penarikan Alkohol Masih Langka



e. Metode



: Case Presentation



f. Simpulan



: Prevalensi Ketergantungan Alkohol Pada Pasien Rawat Inap Sangat Besar. Meskipun Pasien Kami Sedang Dirawat Dengan Protokol Standar Untuk Penghentian



Alkohol,



Mengembangkan



Ia



Delirium



Dengan



Cepat



Tremens,



Yang



Menyebabkan Infark Miokard St-Elevasi Akut Yang Lebih Rendah Dalam Pengaturan Pembuluh Koroner Yang Tidak Tertutup. Laporan Kasus Ini Menambah



Literatur



Yang



Jarang



Mendokumentasikan



Peristiwa



Koroner



Akut



Dalam



Alkohol



Penarikan



Dan



Pengaturan



Menunjukkan Bahwa Infark Miokard St-Elevasi Pasien Kami Tidak Sepenuhnya Dijelaskan Oleh Saat Ini Hipotesis Vasospasme Koroner, Tetapi Sebagian Merupakan Hasil Dari Miokard Terkait Katekolamin Langsung Cedera. Penelitian Lebih Lanjut Harus Dilakukan Pada Agen Profilaksis Seperti Β-Blocker Dan Saluran Kalsium Blocker.15



3. Jurnal ke 3 15



a. Nama Jurnal



: The Indonesian Journal Of Health Science, Vol. 4, No. 2, Juni 2014



b. Judul Penelitian



: Metode Belajar Dalam Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Terpadu.



c. Penulis



: Nikmatur Rohmah, Mohammad Ali Hamid, Saiful Walid.



d. Tujuan



: Untuk Menerapka Model Pembelajaran Perawata Perawat Klinis Terpadu Di Pelatihan Dan Pendidikan Ners.



e. Metode



: Pra-Eksperimental Yang Dilakukan Di Ruang Melati Dan Seruni Di Dr. Rumah Sakit Umum Koesnadi Bondowoso. Responden Penelitian Ini Dipilih Secara Purposive.



f. Simpulan



: Hasil T-Test Mengungkapkan



Pengaruh Yang



Signifikan Dari Metode Pembelajaran Klinis Terintegrasi Pada Metode Pembelajaran (P = 0,006; Korelasi 43,2%).Metode Belajar Yang Digunakan Antara Lain: Konferensi, Tutorial Klinik, Bedsite Teaching Action And Observation, Asuhan Klien, Resume, Presentasi Kasus, Dan Presentasi Jurnal. Adanya



Pengaruh



Yang



Signifikan



Model



Pembelajaran Klinik Terpadu Terhadap Metode Belajar. 16



16



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Fase Pre Conference, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal yang akan dibahas pada fase pre conference. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre -konferens dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik. Post Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi Post Conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post Conference dipimpin oleh katim atau Pj tim. Presentasi kasus disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok tutornya dalam memecahkan masalah/kasus yang didapatkan oleh kelompok tersebut. Presentasi dilakukan oleh seorang wakil kelompok yang ditunjuk sebagai juru bicara dan waktu presentasi dialokasikan 15-20 menit untuk setiap kelompok. Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah/macam dari seluruh masalah/kasus yang diberikan kepada setiap kelompok. 3.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan Perlu diperhatikan oleh pengelola program pembelajaran praktik klinik di pendidikan bahwa perlu diadakan rapat koordinasi secara periodik mengenai: Koordinasi peningkatan peran pembimbing dalam proses bimbingan di lahan dan Koordinasi mengenai penambahan waktu/jam praktik klinik di lahan. 17



DAFTAR PUSTAKA



1. Soekidjan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. 2009. 2. Sabarguna B.S. Rekam Medis Terkomputerisasi. Jakarta: UI Press. 2008. 3. TIM MPKP. Modul Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional. Jakarta: BP Keswa Banda Aceh &WHO. 2016. 4. Sitorus. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: EGC, 2012. 5. Permatasari D, Suryani M &Wulandari. Efektifitas Post Conference Terhadap Operan Sift Di Ruang Rawat Inap RSUD Ungaran. 2014. 6. Seniwati, Nontji W & Bahar B. Evaluasi Operan, Pre Post Conference Supervisidan Kinerja Perawat Di RSU Haji Makassar. Bagian Magister Manajemen Ilmu Keperawatan, Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. 2014. 7. KBBI.



Dikutip



tanggal



7



Oktober



2019.



Tersedia



dari:



https://kbbi.web.id/kasus 8. Mahendra,putu.2011.Casepresentation



.(https://www.scribd.com/search?



content_type=tops&page=1&query=Makalah%20Case%20presentation



).



Diakses 08 Oktober 2019. 9. UNC School of Medicine. Case Presentation Skills. 2018. Dikutip tanggal 08 Oktober Tersedia dari: https://www.med.unc.edu/medclerk/resources/cdimsgim-guide/case-presentation-skills. 10. United



States



Agency



International



Development.



Panduan



Teknis



Pelaksanaan Kajian Kasus Near Miss Dan Kematian Maternal Di Fasilitas Kesehatan. 2017. Dikutip tanggal 08 Oktober 2019. Tersedia dari: http://emasindonesia.org/assets/up/2017/03/11-Panduan-Teknis-KajianKasus-Near-Miss-dan-Kematian-Maternal.pdf 18



11. Widoyoko. Evaluasi Program Pembelajaran. Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Pustaka Pelajar: Jogjakarta. 2009 12. Soamole. Metode Khusus Kebidanan. 2018. Dikutip tanggal 08 Oktober 2019. Tersedia dari: https://www.scribd.com/document/371404822/MakalahMetode-Khusus-Kebidanan 13. Eti Poncorini Pamungkasari et al., Pengaruh Pembelajaran Reflektif dan Metakognisi Terhadap Penalaran Klinik Mahasiswa Program Profesi Dokter. Vol. 4 | No. 2 | Juli 2015 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 14. Rezkiki F, Febrina W & Anggraini D. Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post Conference Terhadap. Real In Nursing Journal (Rnj): 2019; 2(1; 21-28). Https://Ojs.Fdk.Ac.Id/Index.Php/Nursing/Index 15. Maxwell D. Mirande, George Kubac2 And Anh T. Nguyen. Acute Inferior StElevation Myocardialinfarction Due To Delirium Tremens: A Casereport. Journal



Of



Medical



Case



Reports.



2019;13(



306;2-



6).Https://Doi.Org/10.1186/S13256-019-2246-X 16. Rohmah N, Hamid Ma, Walid S. Metode Belajar Dalam Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Terpadu. The Indonesian Journal Of Health Science. Bondowoso:



2014;



Https://Www.Researchgate.Net/Publication/330259578



19



4(2;166-175).