Kelompok 2 - 5A - PICOT Osteoporosis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL METODE PICOT PENATALAKSANAAN OSTEOPOROSIS



Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II pada Program Studi Diploma Tiga Keperawatan STIKes Intan Martapura



Disusun oleh: Kelompok 2 Semester 5A Ahmad Amin Bawapi



20201440120003



Amalina Karimah



20201440120008



Aulia Rahmi



20201440120012



Gusti Ramadhan Ma’mun



20201440120027



Rahmad



20201440120069



Raudah



20201440120073



Septalyngga Dhien Athayya



20201440120080



YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARTAPURA DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN 2022/2023



Tema Subtema No. 1.



: Penatalaksanaan Osteoporosis : Senam sebagai Penatalaksanaan Non Farmakologis Osteoporosis Title



Population



Pengaruh Pemberian Susu yang Difortifikasi (Kalsium dan Vitamin D) dan Senam Osteoporosis terhadap Kepadatan Tulang pada Wanita Pra Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Kabupaten Sampang (Prasetya et al., 2017)



Populasi: Semua wanita pra lansia yang ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kabupaten Sampang



Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pemberian susu yang difortifikasi (kalsium dan vitamin D) dan senam osteoporosis terhadap kepadatan tulang pada wanita pra lansia di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar Kabupaten Sampang



Tabel 1. Analisis PICOT Intervention



45 sampel yang telah discreening sesuai kriteria inklusi akan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 15 orang pada kelompok perlakuan I berupa senam osteoporosis, 15 orang Sampel: pada kelompok 45 wanita pra lansia (50- perlakuan II berupa 59 tahun) senam osteoporosis dan susu yang difortifikasi, serta 15 orang pada kelompok kontrol. Kemudian peneliti mengambil data dari 45 sampel tersebut berupa data: 1. Asupan selama 24 jam dengan metode recall 1 x 24 jam 2. Pola konsumsi makan dengan Food Frequency Questionare 3. Kepadatan tulang dengan Bone



Comparison



Outcomes



Time



Penelitian ini 1. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Waktu penelitian menggunakan pembanding diperoleh hasil bahwa senam tidak disebutkan berupa nilai kepadatan osteoporosis dan susu yang dalam jurnal. tulang pada kelompok difortifikasi (kalsium dan vitamin perlakuan I, II, dan III, D) berpengaruh terhadap yaitu: kepadatan tulang wanita pra 1. Terdapat hubungan lansia dengan T-score yang yang bermakna antara mengalami kenaikan sebesar 73% nilai kepadatan tulang meskipun jarang yang diikuti sebelum dan sesudah dengan kenaikan kategori dari perlakuan pada tidak normal ke normal. kelompok perlakuan 2. Berdasarkan hasil uji Paired TII; Test diperoleh hasil bahwa senam 2. Tidak terdapat osteoporosis tidak berpengaruh hubungan yang terhadap kepadatan tulang wanita bermakna antara nilai pra lansia karena tidak diimbangi kepadatan tulang dengan tambahan asupan kalsium sebelum dan sesudah dan vitamin D yang adekuat. perlakuan pada kelompok I dan III.



2.



Densitas Tulang Ibu Postmenopause antara Senam Taichi dan Arenga pinnata dengan Senam Taichi dan Green Tea (Sirait, 2020)



Ultrasonometer type Achilles Express 2 yang dilakukan oleh tenaga terlatih Pada awal penelitian dilakukan pemeriksaan kadar densitas tulang pada kedua kelompok ibu postmenopause dengan densitometry.



Populasi: Wanita postmenopause dengan kriteria inklusi dan eksklusi di Kelurahan Timbang Galung Kecamatan Tujuan: Untuk mengetahui Siantar Barat perbedaan antara senam taichi dan Pematangsiantar Selanjutnya dilakukan Arenga pinnata dengan senam perlakuan secara bersama taichi dan green tea terhadap Sampel: senam taichi pada densitas tulang pada ibu 50 orang yang diambil kelompok 1 selama 12 postmenopause. secara non probability minggu (3x/minggu) sampling, yaitu dengan dengan durasi 60 menit teknik consecutive dan pemberian Arenga sampling pinnata yang diberikan sebanyak 100 gr/hari selama 12 minggu.



Pada kelompok 2 dilakukan senam taichi selama 12 minggu (3x/minggu) dengan durasi 60 menit dan pemberian green tea yang diberikan sebanyak 500 gr/hari selama 12 minggu. Kemudian pengukuran



dilakukan kadar



Penelitian ini 1. Tidak terdapat perbedaan densitas Juli-September menggunakan pembanding tulang pada kedua kelompok 2018 berupa densitas tulang setelah intervensi (p = 0,488). pada kelompok 1 2. Terdapat perbedaan densitas (kelompok intervensi tulang pada kelompok kontrol senam taichi dan Arenga sebelum dan setelah intervensi (p pinnata), kelompok 2 = 0,000). (kelompok intervensi 3. Terdapat perbedaan densitas senam taichi dan green tulang pada kelompok intervensi tea), dan kelompok 3 sebelum dan setelah perlakuan (p (kelompok kontrol). = 0,000). Senam taichi dan Arenga pinnata dengan senam taichi dan green tea meningkatkan densitas tulang pada wanita postmenopause. Senam taichi dengan kombinasi suplemen pendukung lain perlu dilakukan pada wanita premenopause.



densitas tulang akhir pada ibu permenopause kelompok 1 dan 2. 3.



Hubungan Senam Osteoporosis dengan Kejadian Osteoporosis pada Peserta Senam di Rumah Sakit Islam Surabaya (Umamah dan Rahman, 2016)



Populasi: Seluruh peserta senam osteoporosis, yaitu sebanyak 55 peserta



Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan kejadian osteoporosis dilihat menggunakan Senam: pemeriksaan kepadatan Tujuan: Untuk mengetahui 48 peserta senam diambil mineral tulang (BMD). hubungan senam osteoporosis dengan simple random dengan kejadian osteoporosis di sampling Rumah Sakit Islam Surabaya.



Penelitian ini 1. Peserta senam di Rumah Sakit Waktu penelitian menggunakan pembanding Islam Surabaya hampir tidak disebutkan antara kejadian seluruhnya mengikuti senam dalam jurnal. osteoporosis pada osteoporosis. responden yang senamnya 2. Peserta senam di Rumah Sakit sesuai (minimal 1x Islam Surabaya sebagian besar seminggu dengan durasi mengalami osteopenia. minimal 40 menit) dan 3. Ada hubungan antara senam responden yang senamnya osteoporosis dengan kejadian tidak sesuai. osteoporosis pada peserta senam di Rumah Sakit Islam Surabaya.



4.



Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Penurunan Nyeri Muskuloskeletal pada Lanjut Usia di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima (Andriani dan Yanti, 2019)



Populasi: Pelaksanaan penelitian 98 orang lansia di Dusun dilakukan dengan Barekah Desa Rai Oi tahapan sebagai berikut: Kecamatan Sape 1. Sebelum melakukan Kabupaten Bima perlakuan berupa senam osteoporosis, Sampel: peneliti menjelaskan 53 orang lansia yang tindakan yan akan diambil menggunakan dilakukan dan untuk teknik purposive pengukuran nyeri, sampling peneliti terlebih dahulu menjelaskan tingkat nyeri pada responden agar mengetahui tingkat nyeri yang dialaminya;



Penelitian ini menggunakan pembanding berupa tingkat nyeri muskuloskeletal sebelum dan sesudah dilakukan senam osteoporosis. 1. Sebelum dilakukan senam osteoporosis, semua lansia mengalami nyeri tingkat sedang dengan nilai rata-rata nyeri 4,75. 2. Setelah dilakukan senam osteoporosis, 43 orang (81,1%) lansia mengalami



Tujuan: 1. Mengidentifikasi nyeri muskuloskeletal sebelum diberikan senam osteoporosis pada lanjut usia di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima; 2. Mengidentifikasi nyeri muskuloskeletal sesudah diberikan senam osteoporosis



Berdasarkan analisa data dan Waktu penelitian pembahasan hasil penelitian, maka tidak disebutkan dapat ditarik kesimpulan sebagai dalam jurnal. berikut: 1. Sebelum dilakukan senam osteoporosis semua lansia mengalami nyeri tingkat sedang dengan nilai rata-rata nyeri 4,75; 2. Setelah dilakukan senam osteoporosis, 43 orang (81,1%) lansia mengalami nyeri ringan dan 10 orang (18,9%) mengalami nyeri sedang dengan nilai ratarata nyeri 2,94; 3. Ada pengaruh senam osteoporosis terhadap penurunan nyeri muskuloskeletal pada lanjut usia



pada lanjut usia di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima 3. Menganalisis pengaruh senam osteoporosis terhadap penurunan nyeri musculoskeletal pada lanjut usia di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima.



5.



Pengaruh



Senam



Osteoporosis Populasi:



2. Mengobservasi dan mengukur kembali tingkat nyeri responden sebelum diberikan perlakuan berupa senam osteoporosis; 3. Mengobservasi dan mengukur kembali tingkat nyeri responden 7 hari setelah diberikan perlakuan berupa senam osteoporosis. Terapi dilakukan selama 3 bulan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, yaitu dimana responden tetap diperbolehkan untuk mengonsumsi obat anti nyeri yang diberikan oleh petugas kesehatan; 4. Intervensi dilakukan sesuai dengan pedoman senam osteoporosis yang disiapkan oleh peneliti.



nyeri ringan dan 10 orang (18,9%) mengalami nyeri sedang dengan nilai rata-rata nyeri adalah 2,94.



Penelitian ini dilakukan Penelitian



di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima dengan p-value 0,000.



ini Penelitian ini menemukan bahwa Penelitian



6.



terhadap Keseimbangan Wanita Seluruh lansia wanita melalui tahapan berikut: Pascamenopasue (Azizah et al., yang berjumlah 40 orang 1. Peneliti mengukur 2020) di Puskesmas Antara keseimbangan sampel yang rutin menghadiri sebelum dilakukan Tujuan: Untuk mengetahui posyandu khusus lansia senam osteoporosis pengaruh senam osteoporosis setiap pekannya menggunakan Time terhadap keseimbangan wanita Up and Go Test pascamenopause Sampel: (TUG); 20 orang wanita 2. Senam osteoporosis pascamenopause yang diberikan sebanyak 12 rutin menghadiri kali dengan dosis posyandu khusus lansia latihan 3x/minggu setiap pekannya dan (selama 4 minggu), memenuhi kriteria yang selama 30 menit per ditetapkan peneliti pertemuan dengan teknik aerobic low impact; 3. Peneliti mengukur keseimbangan sampel setelah dilakukan senam osteoporosis menggunakan Time Up and Go Test (TUG).



menggunakan pembanding berupa keseimbangan wanita pascamenopause sebelum dan sesudah dilakukan senam osteoporosis.



pemberian senam osteoporosis dilakukan selama 12 kali memiliki manfaat selama untuk keseimbangan bagi wanita minggu. pascamenopause yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor pengukuran keseimbangan antara sebelum dan sesudah pemberian senam osteoporosis.



Program Senam Lansia sebagai Populasi: Upaya Pencegahan Osteoporosis Seluruh pra-lansia dan pada Pra-Lansia dan Lansia Desa lansia Desa Menuran Menuran (Arifin et al, 2022) Sampel: Tujuan: 80 orang yang hadir di 1. Mengetahui tingkat penyuluhan mengenai pengetahuan pra-lansia dan osteoporosis di Desa



Penelitian ini menggunakan pembanding berupa tingkat pengetahuan pra-lansia dan lansia sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan mengenai osteoporosis.



Dari penelitian ini dapat disimpulkan Waktu penelitian bahwa kegiatan pengabdian tidak disebutkan masyarakat yang dilakukan ditujukan dalam jurnal. untuk meningkatkan pengetahuan pengetahuan para lansia dan pralansia terkait dengan osteoporosis serta pencegahannya melalui penyelenggaraan senam lansia di



Peneliti menyebarkan sebanyak 10 lembar pretest dan post-test terkait osteoporosis kepada 10 orang sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan (penyebaran hanya dilakukan sedikit



4



lansia Desa Menuran Menuran, terdiri dari pramengenai osteoporosis lansia dan lansia yang 2. Mendemonstrasikan senam berusia di atas 40 tahun lansia sebagai upaya pencegahan osteoporosis



7.



Pemeriksaan Bone Mineral Density dan Pelatihan Senam Osteoporosis sebagai Upaya Peningkatan Kewaspadaan Osteoporosis pada Penderita Talasemia Mayor (Widyastiti et al., 2021)



Populasi: Pasien talasemia di RSUD dr. R Soetrasno Kabupaten Rembang dan RSUD dr. R Soedjati Kabupaten Grobogan



Tujuan: 1. Mengidentifikasi tingkat kerapuhan tulang pada pasien talasemia mayor; 2. Mengidentifikasi sebaran kerapuhan tulang pada pasien talasemia mayor; 3. Melakukan pelatihan senam osteoporosis pada pasien talasemia mayor.



Sampel: 28 pasien talasemia dari RSUD dr. R Soetrasno Kabupaten Rembang dan RSUD dr. R Soedjati Kabupaten Grobogan



karena keterbatasan waktu) untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai osteoporosis. Selanjutnya, peneliti melakukan kegiatan senam pra-lansia dan lansia sebagai upaya pencegahan osteoporosis yang dilaksanakan di ruang terbuka dan dipimpin oleh instruktur senam dengan mengikuti irama musik.



Desa Menuran yang diikuti oleh para lansia dan pra-lansia Desa Menuran. Berdasarkan hasil pre-test dan posttest dapat diketahui bahwa pengetahuan responden meningkat setelah dilakukannya penyuluhan tentang osteoporosis.



Penelitian ini dilakukan Penelitian ini Berdasarkan penelitian yang telah Waktu penelitian melalui kegiatan menggunakan pembanding dilakukan dapat ditarik kesimpulan, tidak disebutkan pengabdian sebagai berupa: yaitu: dalam jurnal. berikut: 1. Tingkat kerapuhan 1. Hasil pemeriksaan BMD 1. Pendekatan kepada tulang pada pasien menunjukkan tingkat kerapuhan masyarakat untuk osteoporosis tulang pada pasien talasemia meningkatkan talasemia dan pasien mayor tertinggi ialah di tulang pemahaman osteoporosis non belakang (osteoporosis 57%) mengenai talasemia talasemia. dan tulang leher (osteopenia serta 2. Pola lokasi 71,4%); penatalaksanaannya; osteoporosis pada 2. Hasil pemeriksaan BMD 2. Pendekatan kepada pasien talasemia menunjukkan adanya perbedaan masyarakat untuk mayor dengan pola lokasi osteoporosis pada meningkatkan transfusi berulang pasien talasemia mayor dengan pemahaman dengan pasien transfusi berulang jika mengenai iron talasemia mayor tanpa dibandingkan dengan pasien overload pada transfusi berulang. talasemia tanpa transfusi



transfuse berulang dan komplikasi osteoporosis akibat gangguan metabolism vitamin D dan kalsium; 3. Pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD) pada penderita talasemia mayor dengan transfusi berulang; 4. Pelatihan dan pelaksanaan senam osteoporosis pada penderita talasemia mayor dengan transfusi berulang untuk mencegah osteoporosis dan fraktur.



berulang; 3. Kegiatan senam osteoporosis dilakukan sebagai upaya peningkatan kewaspadaan osteoporosis pada penderita talasemia mayor.



DAFTAR PUSTAKA Andriani, Mardian dan Sri Yanti. 2019. Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Penurunan Nyeri Muskuloskeletal pada Lanjut Usia di Dusun Barekah Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Seminar Nasional Taman Siswa Bima, 1(1), 405-410. Arifin, Muhammad Alexandria Huzain et al. 2022. Program Senam Lansia sebagai Upaya Pencegahan Osteoporosis pada Pra-Lansia dan Lansia Desa Menuran. National Conference on Health Science (NCoHS), 283-288. Azizah, Nur, Farahdina Bachtiar, dan Sri Saadiyah. 2020. Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Keseimbangan Wanita Pascamenopause. Indonesian Journal of Health Development 2(1), 1-6. Prasetya, Desy et al. 2017. Pengaruh Pemberian Susu yang Difortifikasi (Kalsium dan Vitamin D) dan Senam Osteoporosis terhadap Kepadatan Tulang pada Wanita Pra Lansia di Wilayah



Kerja Puskesmas



Banyuanyar



Kabupaten



Sampang.



Jurnal “Ilmiah



Kedokteran”, 4(1), 25-37. Sirait, Sri Hernawati. 2020. Densitas Tulang Ibu Postmenopause antara Senam Taichi dan Arenga pinnata dengan Senam Taichi dan Green Tea. Jurnal Ilmiah PANNMED, 15(2), 211-2015. doi: 10.36911/pannmed.v15i2.712 Umamah, Farida dan Faisal Rahman. 2016. Hubungan Senam Osteoporosis dengan Kejadian Osteoporosis pada Peserta Senam di Rumah Sakit Islam Surabaya. Journal of Health Science, 9(2), 114-120. doi: 10.33086/jhs.v9i2.157 Widyastiti, Nyoman Suci et al., 2021. Pemeriksaan Bone Mineral Density dan Pelatihan Senam Osteoporosis sebagai Upaya Peningkatan Kewaspadaan Osteoporosis pada Penderita Talasemia



Mayor.



Journal



10.34001/jdc.v5i2.1348



of



Dedicators



Community,



5(2),



138-147.



doi: