(Kelompok 3) BK - Jenis-Jenis Layanan BK, Ruang Lingkup, Layanan Pendukung PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



JENIS-JENIS LAYANAN BK, RUANG LINGKUP PELAYANAN BK DI SEKOLAH DAN DI LUAR SEKOLAH, SERTA KEGIATAN PENDUKUNG BK Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling PAI Dosen pengampu: Arizka Harisa, S.Psi., M.Si.



Disusun oleh: Sahara Adjie Samudera



11160110000055



Muhammad Ilyas



11160110000047



Lufita Lusiana



11160110000115



Nadia Elkhalimah



11160110000131



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/ 1441 H



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A.



Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1



B.



Perumusan Masalah .................................................................................. 2



C.



Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A.



Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling .............................................. 3



B.



Ruang Lingkup Pelayanan BK di Sekolah dan di Luar Sekolah ............ 16



C.



Layanan Pendukung Bimbingan Konseling ........................................... 25



BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 27 A.



Kesimpulan ............................................................................................. 27



B.



Saran ....................................................................................................... 27



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk memahami diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu, sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang informasi pendidikan, vokasional dan sosial yang diperlukan untuk membuat pilihan secara berpengetahuan bagi pelajar. Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak diharapkan bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa pelajar mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan pelajar. Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami berbagai pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka untuk mereka dengan menolong mereka mengenal, membuat interpretasi dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari diri mereka dan



bertujuan untuk mempercepat



perkembangan diri pelajar. Seorang konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan landasan-landasan tertentu. Sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, terdapat jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan dalam praktiknya. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi kita untuk memahami dan mengerti berbagai macam layanan tersebut, ruang lingkup layanan yang ada di sekolah dan di luar sekolah, serta memahami layanan pendukung kegiatan bimbingan konseling.



1



2



B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis menentukan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa saja jenis-jenis layanan dalam bimbingan konseling? 2. Apa ruang lingkup dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan di luar sekolah? 3. Apa saja layanan pendukung dalam bimbingan konseling?



C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui jenis-jenis layanan dalam bimbingan konseling. 2. Untuk memahami ruang lingkup dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan di luar sekolah. 3. Untuk mengetahui dan memahami layanan pendukung dalam bimbingan konseling.



BAB II PEMBAHASAN A. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Adapun bentuk atau jenis layanan dalam Bimbingan Konseling adalah sebagai berikut: 1. Layanan Orientasi Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut : a.



Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.



b.



Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.



c.



Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan sosial siswa.



d.



Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.



e.



Peranan kegiatan bimbingan karier.



f.



Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1



1



Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 43-44.



3



4



2. Layanan Informasi Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihakpihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Materi layanan informasi menyangkut: a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan pribadi. b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentukbentuk penyaluran dan pengembangannya. c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun. d. Nilai-nilai sosial, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat. e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan program tambahan. f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS. g. Fasilitas penunjang/sumber belajar. h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah. i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.2 Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui



layanan



informasi



digunakan sebagai



bahan



acuan dalam



meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,



2



Ibid. hlm. 44.



5



menyelenggarakan



kehidupan



sehari-hari



dalam



mengambil



sebuah



keputusan.3



3. Layanan Penempatan dan Penyaluran Yaitu memperoleh



layanan



bimbingan



penempatan



dan



yang



memungkinkan



penyaluran



yang



peserta



tepat



didik



(misalnya



penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya. Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi: a. Penempatan



kelas



siswa,



program



studi/jurusan



dan



pilihan



ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat. b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah. c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN. d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.4 Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada dua, yaitu: a. Tujuan umum, yaitu pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan



3 Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2001). 4 Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hlm. 45.



6



potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga pendidikan lanjut.5 b. Tujuan khusus, yaitu pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih spesifik mengarahkan siswa ke dalam penguasaan kompetensi yang sesuai dengan bakatnya



yaitu



“membantu



siswa



mencapai



kematangan



dalam



mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karier atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”. Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara realistis.6



4. Layanan Bimbingan Belajar Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.7 Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : a. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar Di sekolah, di samping banyaknya siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Secara



5



Prayitno, Op. Cit., hlm. 3. Ibid., hlm. 4. 7 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 279. 6



7



lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas: 1) Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. 2) Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi. 3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau pengajaran khusus. 4) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas. 5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistis dengan yang seharusnya, seperti menunda-nunda tugas, mengulurulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya. Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, dan pengamatan. Adapun perinciannya sebagai berikut: 1) Tes



Hasil



Belajar,



yaitu



suatu



alat



yang



disusun



untuk



mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.



8



2) Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku. 3) Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar. 4) Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. 5) Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.



b. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah : 1) Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. 2) Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. 3) Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba menjadi



9



pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar. 4) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.8 Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang. Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar. Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan menafsirkan nilai-nilai tes hasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.



5. Layanan Konseling Perorangan Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila



8



Prayitno dan Erman, Op. Cit., hlm. 286.



10



layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi. Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati, dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan. Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.9 Adapun tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya. Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami klien. Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor (pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan. Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan dan dicarikan alternatif pemecahannya 9



Hallen A, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 85.



11



melalui proses konseling dengan berpegang pada prinsip skala prioritas pemecahan masalah. Masalah yang akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan) sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan mendapat pertimbangan dari konselor. Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling perorangan mencakup: a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan pribadi. b. Bidang pengembangan sosial. c. Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar. d. Bidang pengembangan karier. e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga.10 f. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. g. Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri. h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran dan pengembangannya.11



6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersamasama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang



pemahaman



dan



kehidupannya



sehari-hari



dan/



untuk



perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan



10 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 164. 11 Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia, 2015), hlm. 62.



12



untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.12 Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok semakin menarik. Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok).13 Adapun perbedaan antara Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok penulis paparkan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut: Aspek Jumlah anggota



Bimbingan Kelompok Tidak terlalu dibatasi:



Konseling Kelompok Terbatas: 5-10 orang.



60-80 orang. Kondisi dan



Relatif homogeni.



Hendaknya homogen;



karakteristik



dapat pula heterogen



anggota



terbatas.



12 13



Tohirin, Op. Cit., hlm. 170. Prayitno dan Erman, Op. Cit., hlm. 307.



13



Tujuan yang ingin



Penguasaan informasi



dicapai



untuk tujuan yang lebih Pengembangan luas.



Pemecahan masalah.



kemampuan komunikasi dan interaksi social.



Pemimpin



Konselor dan



Konselor.



kelompok



narasumber.



Peranan anggota



Menerima informasi



Berpartisipasi dalam



untuk tujuan kegunaan



dinamika interaksi social.



tertentu.



Menyumbang pengentasan masalah. Menyerap bahan untuk pemecahan masalah.



Suasana interaksi



Menolong atau dialog



Interaksi multiarah.



terbatas.



Mendalam dengan



Dangkal.



melibatkan aspek emosional.



Sifat isi



Tidak rahasia.



Rahasia.



Kegiatan berakhir



Kegiatan berkembang



apabila informasi telah



sesuai dengan tingkat



disampaikan.



kemajuan pemecahan



pembicaraan Frekuensi kegiatan



masalah Evaluasi dilakukan sesuai dengan tingkat kemajuan pemecahan masalah.



Layanan konseling kelompok merupakan cara yang amat baik untuk menangani konflik-konflik antarpribadi dan membantu individu-individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah



14



konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan efektif pula dalam konseling kelompok. 14 Dapat disimpulkan jika dilihat dari suatu permasalahannya ada tiga jenis bimbingan dan konseling yaitu: 1) Bimbingan Akademik/Belajar W.S. Winkel SJ. Menyatakan bahwa bimbingan belajar adalah bimbingan dalam menemukan cara yang tepat untuk mengatasi kesukarankesukaran dalam belajar. Adapun yang termasuk masalah-masalah akademik/belajar,



yaitu:



pengenalan



kurikulum,



pemilihan



jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.15 Bimbingan akademik/belajar dilakukan dengan cara mengembangkan atau menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik/belajar, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.16 2) Bimbingan sosial pribadi Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah 14



Prayitno dan Erman, Op. Cit., hlm. 314. Bahri Musthofa, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2011), hlm. 86. 16 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: Refika Aditama, 2006), hlm.15. 15



15



masalah hubungan sesama teman, dosen, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik. 17 Bimbingan



sosial-pribadi



diarahkan



untuk



memantapkan



kepribadiannya dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menangani masalah-masalah yang peserta didik hadapi. Dan juga mengarahkan



pada



pencapaian



pribadi



yang



seimbang



dengan



memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh peserta didik.18 Bimbingan ini diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilanketerampilan sosial-pribadi yang tepat.19 3) Bimbingan karier Bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.20 Bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karier, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan



17



Bahri Musthofa, Op. Cit., hlm. 86. Ibid. 19 Ibid. 20 Ahmad Juntika Nurihsan, Op. Cit., hlm. 16. 18



16



bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.21



B. Ruang Lingkup Pelayanan BK di Sekolah dan di Luar Sekolah Ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Adapun penjabarannya adalah:22 1. Bidang Bimbingan Pribadi Sosial Dalam



bimbingan



pribadi,



membantu



siswa



menemukan



dan



mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Dalam bidang bimbingan sosial, membantu siswa mengenal dan berhubunghan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulanpergumulan dalam dirinya sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (Pergaulan Sosial). Dalam bidang ini dapat dirincikan menjadi pokok-pokok berikut: a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan alam beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa. b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan mengembangkannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun peranan di masa depan.



21



Ibid. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 234. 22



17



c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangan. e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan. f. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.



Dalam bidang bimbingan sosial, bidang ini dapat dirincikan menjadi pokok-pokok berikut: a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif. c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dalam hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlalu. d. Hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya. e. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. f. Orientasi tentang hidup berkeluarga.



18



2. Bidang Bimbingan Belajar Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memillih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan brelajar di suatu instansi pendidikan. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut : a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengerjakan tugas mengembangkan keterampilan dan menjalani program penilaian. b. Pemantapan sistem belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok. c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian. d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri. e. Orientasi di perguruan tinggi.



3. Bidang Bimbingan Karier Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali dirinya supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.



19



Dalam bidang bimbingan karier membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokokpokok berikut: a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan. b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang dikembangkan. c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi. Khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.



Ruang lingkup berarti persekitaran, sekitar yang ada dalam lingkungan. Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: 1. Ruang Lingkup dari segi Pelayanan: a. Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah; 1) Keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan konseling dan bidangbidang lain. Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan yaitu; a) Bidang



kurikulum



dan



pengajaran,



meliputi



semua



bentuk



pengembangan dan kurikulum, serta pelaksanaan pengajaran yaitu keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik. b) Bidang administrasi dan kepimpinan, yaitu bentuk-bentuk kegiatan perencanaan, pembiayaan, prasarana, dan pengawasan. c) Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual.



20



2) Tanggung Jawab Konselor Sekolah. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab, konselor menjadi ‘pelayan’ bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh. b. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah 1) Bimbingan dan Konseling Keluarga Mutu kehidupan di dalam masyarakat sebagian besar ditentukan oleh mutu keluarga. Pelayanan Bimbingan Konseling keluarga bertujuan menangani permasalahan dalam sesebuah keluarga seperti perceraian dan sebagainya. Palmo, Lowry, Weldon, dan Scioscia (1984) mengidentifikasikan perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan yang mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya perceraian, kedua orang tua bekerja, pengangkatan anak, emansipasi pria dan wanita, dan kebebasan hubungan seksual. Selain itu juga meningkatnya kesadaran tentang anak-anak cacat, depresi dan bunuh diri, sempitnya lapangan pekerjaan menambah unsur – unsur yang mempengaruhi kehidupan keluarga. Permasalahan itulah yang mengundang berperannya bimbingan dan konseling ke dalam keluarga. Pelayanan tersebut ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memerlukannya khususnya untuk keluarga yang masih duduk di bangku pendidikan formal. Peranan konselor sekolah amat besar dan diharapkan agar menjembatani program bimbingan dan konseling di sekolah dengan kebutuhan keluarga dalam pelayanan bimbingan dan konseling. 2) Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan Yang Lebih Luas Permasalahan yang dialami oleh masyarakat tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya. Oleh karena itu, disana diperlukan jasa bimbingan dan konseling.



21



Pelayanan dan bimbingan konseling yang menjangkau daerah kerja yang lebih luas itu perlu diselenggarakan oleh konselor yang bersifat multidimensional (Chiles dan Eiken, 1983), yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guru, orang tua, dan juga berbagai komponen dan lembaga masyarakat secara lebih luas. Konselor profesional yang multidimensional benar-benar menjadi ahli yang memberikan jasa berupa bantuan kepada orang-orang yang memfungsikan dirinya pada tahap perkembangan tertentu yang membantu mereka mengambil manfaat dengan sebesar-besarnya dari kondisi dan dari apa yang sudah mereka miliki, membantu mereka menangani hal-hal tertentu agar lebih efektif, merencanakan tindak lanjut atas langkahlangkah yang telah diambil, serta membantu lembaga ataupun organisasi dalam melakukan perubahan agar lebih efektif. Namun, dimana pun konselor bekerja dan apapun tugas- tugas khusus yang diselenggarakan konselor, fungsi, prinsip, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya tetap sama. Modifikasi dan penyesuaian diperlukan berdasarkan kekhususan yang ada pada sasaran layanan, lembaga tempat bekerja, tujuan dan kondisi yang menyertai diperlukannya layanan dan bimbingan konseling itu.



2. Ruang Lingkup dari segi Fungsi: Memberi kemudahan dalam tindakan konseling (pada konselor) Fungsi Bimbingan Konseling dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, antara lain :23 a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya



23



197.



Prayitno, Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm.



22



(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.24 Dalam fungsi pemahaman. Terdapat beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu: pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien dan pemahaman tentang lingkungan yang ”Lebih Luas”. Lingkungan klien ada dua, ada sempit dan luas. Lingkungan sempit yaitu kondisi sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu, contohnya rumah tempat tinggal, kondisi sosio ekonomi dan sosio emosional keluarga, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan yang lebih luas adalah lingkungan yang memberikan informasi kepada individu, seperti informasi pendidikan dan jabatan bagi siswa, informasi promosi dan pendidikan tempat lanjut bagi para karyawan, dan lain-lain.



b. Fungsi pencegahan, berfungsi agar klien tidak memasuki ketegangan ataupun gangguan tingkat lanjut dari hidupnya agar tidak memasuki hal-hal yang berbahaya tingkat lanjut, yang mana perlu pengobatan yang rumit pula. Fungsi pencegahan yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya..25 Bagi konselor profesional



yang



misi



tugasnya



dipenuhi dengan



perjuangan



untuk



menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekadar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis.26 c. Fungsi pengentasan, yaitu sebagaimana diketahui dalam bimbingan dan konseling, konselor bukan ditugaskan untuk mengental dengan menggunakan 24



Fenti Hikmawati, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010),



hlm. 18 25 26



hlm. 12.



Ibid. Horner J. H., Prevention In Mental Health, (Amerika Serikat: America Counselor, 1993),



23



unsur-unsur fisik yang berada di luar diri konseli, tapi konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, berarti memelihara segala yang baik yang ada pada diri individu, baik hal yang merupakan pembawaan, maupun dari hasil penembangan yang telah dicapai selama ini. Dalam bimbingan dan konseling, funsi pemeliharaan dan pengembang dilaksanakan melalui berbagai peraturan,kegiatan dan program.



3. Ruang Lingkup dari segi Sasaran: Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan optimal melalui



kemampuan



pengungkapan-pengenalan-



penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut. a. Perorangan / individual; Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. b. Kelompok Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.



24



4. Ruang Lingkup dari segi Masalah Dari segi masalah yang dihadapi, ruang lingkup BK antara lain: a. Bimbingan Konseling Pendidikan: Siswa, prestasi, pergaulan, dan lain-lain Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosialpribadi-emosional seperti: masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.



b. Bimbingan Konseling Karir: Pekerja, motivasi, dan lain-lain. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.



5. Ruang Lingkup dari segi Sosial Budaya Adapun ruang lingkup dari segi sosial budaya adalah pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.27



27 Oktaviani Pratama, “Ruang Lingkup BK”, (https://oktavianipratama.wordpress.com/2012/11/04/ruang-lingkup-bk/, Diakses pada tanggal 12 November 2019, pada 16.02 WIB)



25



C. Layanan Pendukung Bimbingan Konseling Selain layanan kegitan yang telah di sebutkan di atas, pelayanan bimbingan konseling dapat di lakukan sejumlah kegiatan yang lain yang di sebut kegiatan pendukung yang di antaranya adalah sebagai berikut:28 a. Aplikasi Instrumentasi Kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (konseli), lingkungan maupun lingkungan yang lebuh luas.



b. Penyelenggaraan Himpunan Data Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan perkembangan peserta didik.



c. Konferensi Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang di alami oleh peserta didik (konseli).



d. Kunjungan Rumah Kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitemn bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjugan rumah peserta didik, kerja sama dengan orang tua sangat di perlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik.



e. Alih Tangan Khusus Merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas untuk permasalahan yang di alami oleh peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti



28



Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 35.



26



guru dan konselor, dokter serta ahli lainnya dengan tujuan agar peserta didik dapat di tangani melalui pihak yang lebih ahli dan kompeten. Konselor sekolah selalu mengacu pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia (SKKI) dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling. Karena pada dasarnya, pelayanan dan bimbingan dan konseling adalah pengembangan kompetensi siswa dan konselor itu sendiri. Pengembangan kompetensi siswa dan konselor itu sendiri. Pengembangan kompetensi konselor niscaya menjadi kinerja konselor sekolah yang bisa di akses oleh pihak-pihak lain di sekolah.29



29



Ibid, hlm. 47.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam praktiknya, bimbingan konseling memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkannya sesuai dengan kebutuhan dan keperluan bimbingan. Ada macam-macam atau jenis layanan dan kegiatan yang perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Terlebih dalam kasus ini, terhadap sasaran layanannya peserta didik. Adapun bentuk atau jenis layanan dalam Bimbingan Konseling meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, dan layanan bimbingan konseling kelompok. Adapun yang menjadi cakupan atau ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Hal tersebut bisa didasarkan pada beberapa pendekatan seperti dari segi pelayanan, fungsi, sasaran, masalah, dan sosial budaya. Layanan kegitan layanan yang telah di sebutkan di atas, dalam pelayanan bimbingan konseling dapat di lakukan sejumlah kegiatan yang lain yang di sebut kegiatan pendukung seperti aplikasi instrumentasi, penyelenggaraan himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan khusus, dan lain sebagainya.



B. Saran Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih ada kekurangan yang hendaknya penulis dapat perbaiki, mulai dari sistematika, kajian teori, dan kurangnya referensi yang menentukan kualitas makalah ini ke depannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca atas terbitnya makalah ini penulis harapkan dalam rangka evaluasi dan demi peningkatan kualitas penulisan ke depannya. 27



DAFTAR PUSTAKA



Giyono. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Media Akademia, 2015. Hallen A. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Ciputat Pres, 2002. Hikmawati, Fenti. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Horner J. H. Prevention In Mental Health, (Amerika Serikat: America Counselor, 1993. Musthofa, Bahri. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya: Putra Media Nusantara, 2011. Nurihsan, Ahmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama, 2006. Pratama, Oktaviani. “Ruang Lingkup BK”. (https://oktavianipratama.wordpress.com/2012/11/04/ruang-lingkup-bk/, Diakses pada tanggal 12 November 2019, pada 16.02 WIB) Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Prayitno. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008. _______. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2001. Purwoko, Budi. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa University Press, 2008.



28



29



Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000. Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.