Kelompok 3 CDI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK 3 Perilaku Caring CDI (Caring Dimention Inventory) Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Caring



oleh : Ana Yulia Dicky Renynaldi Henry Sebastian Simanungkalit Hassael Mawar Novia Stevhani Natalia Normarita Br. Silalahi Puti Andini Tampubolon Susana Kristina Yosepha Novia Celina



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS PADALARANG 2015



Pengertian Caring Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005). Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011). Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi klien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan klien untuk sembuh. Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan. Teori Caring Menurut Watson Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan klien (Watson, 2006 dalam Potter dan Perry, 2006). Watson menjelaskan bahwa konsep dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah “berasal dari pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya, intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan ( Watson, 1997 dalam Tomey & Alligood, 2006). Pengertian Perilaku Caring Perilaku caring perawat adalah perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang langsung (maupun tidak langsung) dan aktifitas yang memerlukan



keterampilan penuh, proses, dan keputusan dalam mendampingi seseorang dengan cara yang merefleksikan atribut-atribut perilaku seperti empati, suportif, perasaan haru, melindungi, memberi pertolongan, edukasi dan lainnya tergantung pada kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari orang atau kelompok yang didampingi tersebut (Leininger,1984;Kozier & Erb, 1985). Perilaku caring juga ditunjukkan dengan kemampuan komunikasi terapetik yang diterapkan perawat. Komunikasi terapetik akan menentukan hubungan kerja antara perawat dengan klien dan keluarganya. Perawat dalam melakukan proses komunikasi terapetik akan menggunakan pendekatan terencana untuk mempelajari latar belakang budaya klien beserta ragam keunikannya. Proses komunikasi terapetik meliputi kemampuan dan komitmen yang tulus dari perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada klien, membantu klien dan keluarganya untuk mencapai keberhasilan dalam proses penyembuhan (Potter & Perry, 2005). Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan,



nilai-nilai,



pengalaman,



dan



dari



hubungan



dengan



orang



lain.



Sikapkeperawatan yang berhubungandengancaring adalahkehadiran, sentuhankasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga. 1. Kehadiran Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan. 2. Sentuhan Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan



sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori : a) Sentuhan Berorientasi-tugas Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien. b) Sentuhan Pelayanan (Caring) Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994). c) Sentuhan Perlindungan Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana. 3. Mendengarkan Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian. 4. Memahami klien Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi



berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.



5. Caring Dalam Spiritual Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh. 6. Perawatan Keluarga Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.



Caring Dimention Inventory Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea (1997 dalam Muchlisin & Ichsan, 2008) merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain: CDI 1. Assisting a patient with an activity of daily living. Membantu klien dalam aktivitas sehari-hari. Contoh: Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari Mis: Memandikan klien dimana pada saat proses memandikan, memandikan klien secara sesuai teori, turut merasakan apa yang dirasakan klien saat dimandikan dimana klien malu saat dimandikan dimana kita turut menjaga privasi klien dan juga meyakinkan klien percaya kepada kita. CDI 2. Making a nursing record about the patient. Membuat catatan keperawatan mengenai klien. Contoh: membuat catatan keperawatan tentang klien secara detail, data yang nyata, dan sesuai dengan keluhan klien. CDI 3. Feeling sorry for a patient. Merasa bersalah /menyesal kepada klien. Contoh: Merasa bersalah kepada klien lalu meminta maaf kepada klien, misalnya saat membersihkan luka dimana kita tidak sengaja menyentuh luka pasien agak keras dan klien merasa kesakitan ataupun klien dengan ekspresi meringis, perawat dalam hal ini turut menyesal kepada klien dan meminta maaf kepada klien, menjadi bahan evaluasi bagi perawat dan mengikutsertakan klien pada saat membersihkan luka dimana klien mengutarakan lukanya sakit atau tidak saat dibersihkan. CDI 4. Getting to know the patient as a person. Menggali data tentang klien yang akan dikaji Contoh: dalam mengkaji data klien secara lebih dalam perlunya perawat megikutsertakan semua indera dimana dalam hal ini dapat membantu dalam proses mengkaji data klien. SMART : S: Spesifik (tujuan harus spesifik tidak menimbulkan arti ganda).



M: Measurable (tujuan keperwatan dapat diukur khususnya tentang perilaku klien, dapat dilihat, didengar) A: Achievable (Tujuan harus dicapai) R: Reasonable (Tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah) T: Time (Tujuan keperawatan tercapai dalam jangka waktu yang ditentukan) CDI 5.Explaining a clinical procedure to a patient. Menjelaskan prosedur klinik yang akan dilakukan kepada klien. Contoh : Menguraikan secara jelas tindakan-tindakan yang akan dilakukan kepada klien. Mis: ketika perawat memberikan obat insulin secara injeksi untuk klien DM sebelum melakukan prosedur pemberian obat kepada klien, kita perlunya menanyakan klien apakah



dia



mengetahui mengenai obat yang akan diberikan dimana dalam hal ini klien untuk di turut sertakan dalam pemberian obat dimana diharapkannya klien dapat mengetahui indikasi, kontraindikasi maupun efek samping dari obat tersebut sehingga diharapkannya klien dapat mandiri. CDI 6.Being neatly dressed when working with a patient. Berpenampilan rapih ketika bekerja dan berhadapan dengan klien. Contoh: Perawat Menggunakan seragam yang rapih dan sesuai dengan aturan yang sudah berlaku. CDI 7. Sitting with a patient. Duduk berhadapan dengan klien. Contoh: perawat meluangkan waktu terhadap klien dengan duduk disamping klien dan mendengar apa yang diutarakan klien terhadap penyakitnya. Dengan duduk setara, terjadinya kontak mata antara perawat dan klien. CDI 8.Exploring a patient’s lifestyle. Mengetahui lebih dalam mengenai gaya hidup klien. Contoh: Saat melakukan pengkajian perawat melakukan Tanya jawab langsung kepada klien untuk mengetahui gaya hidup klien. Mis: “bapa, apakah bapa seorang perokok? Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan lain yang berhubungan dengan itu. CDI 9. Reporting a patient’s condition to a senior nurse.



Melaporkan kondisi klien yang diketahui, kepada perawat senior. Contoh: Menjelaskan keadaan klien kepada perawat senior terhadap tindakan yang dilakukan seperti laporan saat briefing ataupun pada saat emergency. Menjelaskan secara rinci klien yang telah kita ketahui kondisinya secara rinci dan jelas. CDI 10. Being with a patient during a clinical procedure. Ada bersama klien selama melakukan tindakan prosedur klinik. Contoh: Perawat bersama klien saat penjelasan prosedur klinik hingga sampai melakukan kegiatan prosedur klinik, sehingga klien dapat merasa lebih aman dan percaya pada perawat. Misal ketika akan menginfus klien, bertanya apakah ia sudah pernah mengalami prosedur infus sebelumnya, sehingga tidak ada perasaan tidak nyaman bagi klien. CDI 11. Being honest with a patient. Bersikap jujur kepadas setiap hal yang berhubungan dengan klien. Contoh: bersikap jujur kepada klien tentang apapun yang klien alami. Misalnya ketika seorang klien menderita kanker, kita juga harus melihat kondisi dari klien itu sendiri sebelum jujur akan keadaannya. Jika klien dalam keadaan baik, beritahu secara perlahan lalu bangkitkan motivasi. Jika klien sedang down, jangan beritahu hingga kondisinya berangsur membaik. CDI 12. Organizing the work of others for a patient. Mengatur pekerjaan dengan tenaga kesehatan lain dalam merawat klien. Contoh : Mengorganisasikan pekerjaan dengan perawat lain untuk klien sehingga setiap tindakan yang kita lakukan akan lebih terorganisasi atau terjadwal, misalnya pembagian obat bagi klien kamar 1, jika belum memberinya, beritahu perawat lain untuk sekalian memberikan. Lalu jika obat yang akan diberikan kepada klien habis, kordinasikan dengan karyawan di farmasi agar menyiapkan obat. CDI 13. Listening to a patient. Mendengarkan apa yang hendak diungkapkan klien. Contoh:Perawat Dapat meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah yang dirasakan klien. Seperti saat melakukan observasi atau cek tanda-tanda vital, perawat dapat bertanya apa yang klien sedang rasakan. Kita dapat meluangkan waktu sebentar untuk dapat bertanya tentang keluh kesahnya, dan fokus dengan apa yang sedang ia bicarakan. CDI 14.Consulting with the doctor about a patient.



Konsultasi dengan dokter mengenaiklien. Contoh: Adanya tindakan kolaborasi terhadap dokter mengenai keadaan klien dan juga mengutarakan keluh kesah klien terhadap penyakitnya kepada dokter. Jika saat sedang melakukan morning care klien berkeluh kepada perawat mengenai penyakitnya,dalam hal ini perawat perlunya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan tindakan selanjutnya bagi klien. CDI 15.Instructing a patient about an aspect of self-care (washing, dressing.etc) Mengarahkan klien agar mampu melakukan perawatan diri secara mandiri. Contoh: Membantu dan mengajarkan klien tetang perawatan diri sendiri. Ketika klien sudah berangsur membaik, perawat dapat melihat seberapa perkembangan klien. Contohnya ketika klien sudah lebih baik dan sudah tidak terpasang infus, kita sebagai perawat dapat mendorong klien melakukan perawatan mandiri seperti mandi langsung ke kamar mandi sesuai kemampuan klien. CDI 16. Sharing your personal problems with a patient. Berbagi pengalaman pribadi dengan klien. Contoh: ketika perawat pernah menjalani pengobatan seperti apa yang klien alami, perawat dapat menceritakan pengalamannya saat merasakan sakit, tindakan apa saja yang ia alami sehingga dapat memotivasi klien untuk sembuh. CDI 17. Keeping relatives informed about a patient Memberitahukan kepada keluarga tentang klien dan keluarga menjadi perantara dalam menyampaikan informasi mengenai penyakit klien kepada klien. Contoh: Ketika seorang klien didiagnosa menderita penyakit berat seperti B-20, perawat dapat memberitahu keluarga terlebih dahulu dan



menjaga



secara privasi, saat



memberitahukannya bisa di ruangan yang sepi sehingga kerahasiaan klien tetap terjaga dan perlunya keluarga untuk menyampaikan informasi kepada klien. CDI 18. Measuring the vital signs of a patient (e.g.. pulse and blood pressure. Mengukur tanda vital klien. Contoh: Perawat Melakukan observasi tanda-tanda vital. Contoh saat jam 11 siang, saat observasi tanda-tanda vita dilakukan. Perawat mengukur tekanan darah klien, tetapi juga mengukur nadi dari klien itu sendiri. Karena dengan begitu jika tekanan darah klien cukup tinggi, akan juga berpengaruh terhadap nadi klien.



CDI 19. Putting the needs of a patient before your own. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi. Contoh: Mendahulukan kebutuhan klien daripada kebutuhan pribadi memberikan pelayanan sebagai perawat professional, seperti pada saat klien memencet bel pada saat perawat sedang membuat laporan, sebaiknya perawat pergi ke kamar klien untuk memenuhi kebutuhan klien. Bertanya apa yang klien perlukan atau keluhkan. CDI 20. Being technically competent with a clinical procedure. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik. Contoh: Perawat melakukan tindakan terhadap klien sesuai dengan kompetensi yang ada seperti SOP yang telah ada. Misalnya seorang perawat klinik mata, perawat mengobservasi keluhan dari klien itu sendiri, lalu jika klien itu menggunakan kacamata, observasi juga dengan kacamatanya sesuai prosedur yang ada. CDI 21. Involving a patient with his or her care. Melibatkan klien dalam proses serta tindakan selama masa perawatannya. Contoh: Perawat mengikut sertakan klien dan keluarga dalam perawatan yang dilakukan, contohnya saat pemberian kompres dingin atau hangat terhadap klien, CDI 22. Giving reassurance about a clinical procedure. Memberikan kepastian kepada klien mengenai prosedur tindakan klinik. Contoh: Dalam hal ini perawat harus memberikan informasi tentang prosedur yang akan dijalani



klien.



Misalnya



klien



akan



menjalani



pemeriksaan



endoskopi,



perawat



memberitahukan waktu dan tempat lokasi klien akan menjalani pemeriksaan tersebut, lalu bertanya apakah sebelumnya pernah dilakukan pemeriksaan seperti endoskopi, jika belum jelas akan prosedurnya klien diberitahukan apa yang akan klien alami nanti. CDI 23. Providing privacy for a patient. Memberikan hak privacy kepada klien. Contoh: Hak privacy merupakan hak pribadi seseorang klien untuk menentukan, dengan siapa dan seberapa banyak informasi mengenai dirinya yang boleh atau tidak boleh diungkapkan kepada orang lain, misalkan dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam hal ini saat memandikan klien, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah perkenalkan diri anda dan tanyakan kepada klien apakah ia bersedia kita mandikan bila ia tidak dapat melakukan sendiri, saat akan memandikan tetap jaga privasi, kenyamanan dan keamanan klien, sambil berkomunikasi dengan klien agar lebih dekat dengan klien. Lalu bertanya juga



jika ada bagian-bagian yang rasa klien malu jika dilihat perawat, perawat harus bertanya sebelum melakukan prosedur tersebut. CDI 24. Being cheerful with a patient. Bersikap sabar dengan klien. Contoh: jika klien sedang merasakan nyeri, otomatis klien akan merasakan ketidaknyamanan. Sesekali juga klien tidak bisa mengendalikan emosinya, yang salah satunya bisa juga berakibat akan ada situasi yang kurang nyaman juga bagi perawat. CDI 25. Observing the effects of a medication on a patient. Mengobservasi efek/pengaruh dari tindakan medikasi yang telah diberikan kepada klien. Contoh: Dalam hal pemberian obat misalnya, tenaga kesehatan dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat kompeten dalam hal pemberian obat, perawat merupakan mata terakhir dalam proses memang benar adanya perawat juga harus teliti dan mengetahui beberapa hal yaitu seperti prinsip benar dalam pemberian obat, efek teraupetik yang akan dicapai, efek samping, efek toksik dari obat yang akan diberikan. Setelah terapi medikasi dilakukan perawat wajib mengobsevasi kembali hasil dari terapi tersebut apakah telah mencapai efek teraupetik yang diinginkan atau ada efek samping lain/toksik bagi klien, juga perlu kita tanyakan respon (fisiko dan psiko) klien bagaimana setelah diberikan terapi.



DAFTAR PUSTAKA Watson, J.(2004). Original center for human caring. http://www2.uchsc.edudiperoleh 17 Juli 2011. Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40425/3/Chapter%20II.pdf