Kelompok 5 Teori-Teori Belajar [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Rioo
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI-TEORI BELAJAR



Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan



Dosen pengampu : Ahmad Mukhlasin, M.Pd



Disusun Oleh : Kelompok 5 Arif Hidayat Effendi Marpaung Dewi Maharani Novia Putri



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH MAHMUDIYAH TANJUNG PURA – LANGKAT TAHUN PELAJARAN 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “ Teori-Teori Belajar”. Sholawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Makalah ini disusun agar kita semua dapat memahami bagaimana TEORITeori Belajar yang akan kami tulis berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini kami susun tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan banyak tantangan yang kami temukan. Namun dengan usaha, kemauan, kerja keras dan atas kehendak_NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.



Selotong, April 2021



Penulis Kelompok 5



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1 C. Tujuan ............................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2 A. Teori Belajar dan Pembelajaran ......................................................... 2 B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.............................. 5 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10 A. Kesimpulan ....................................................................................... 10 B. Saran ................................................................................................. 10 Daftar Pustaka .............................................................................................. 12



ii



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Dalam dunia psikologi pendidikan, teori belajar selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar. Adapun pengertian dari belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan sebelumnya. Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.



B.



C.



Rumusan Masalah 1.



Apa Saja Tori Belajar dan Pembelajara?



2.



Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran?



Tujuan 1.



Untuk Mengetahui Teori Belajar dan Pembelajaran.



2.



Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pembelajaran.



1



BAB II PEMBAHASAN



A.



Teori Belajar dan Pembelajaran 1.



Teori Behavioristik Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Teori ini memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungannya. Pengalaman dan pemeliharaan akan pengalaman tersebut akan membentuk perilaku individu yang belajar. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon. Sehingga, dapat kita pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru merupakan stimulus, dan apa saja yang dihasilkan peserta didik merupakan respon, semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Behavioristik mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.1



1



https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P1.pdf



2



Teori ini menyatakan bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku (kebiasaan atau proses berpikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari pengalaman itu sendiri. Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan beberapa proses, seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh respons siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement) pengulangan stimulus dalam bentuk berbeda. 2



2.



Teori Kognitif Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Jika teori belajar behavioristik mempelajari proses belajar sebagai hubungan stimulusrespon, teori belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung dan menyeluruh. Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai usaha untuk mangerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh peserta didik. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari



informasi,



memecahkan



masalah,



mencermati



lingkungan,



mempratekkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Para psikolog



2



https://www.akseleran.co.id/blog/teoribelajar/#:~:text=Teori%20belajar%20sendiri%20didefinisikan%20sebagai,bagaimana%20seseoran g%20melakukan%20proses%20belajar.&text=Umumnya%20setelah%20belajar%20seseorang%20 cenderung,ke%20arah%20yang%20lebih%20baik.



3



kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/ pengetahuan yang baru. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspekaspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalamanpengalaman sebelumnya. 3



3.



Teori Konstruktif Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri. Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik



adalah



membantu



agar



proses



pengkonstruksian



pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar. Lewat teori konstruktif, peserta didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa memaknainya sesuai pengalaman.



4.



Teori Humanistik Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori



3



https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P1.pdf



4



belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal. Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadikan teori humanistik dapat memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan manusia. Hal ini menjadikan teori humanistik bersifat sangat eklektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap pendirian atau pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula kelemahannya. Dalam arti ini eklektisisme bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanistik akan memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya tercapai, yaitu memanusiakan manusia. 4



B.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran 1.



Faktor Individu/Internal a.



Keadaan Jasmani. Apabila seorang individu berada dalam keadaan yang kurang sehat maka proses belajar akan sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang yang dalam keadaan sehat akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih efektif. Maka dari itu, guru yang



4



https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P1.pdf



5



mengetahui ada sisiwanya yang sakit, sebaiknya menyuruh sisiwanya untuk beristirahat. b.



Keadaan Fungsi Jasmani. Ini berkaitan dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti pengelihatan, pendengaran, lisan, dll yang keberadaannya sangat berpegnaruh saat proses belajar.



c.



Keadaan Psikologis. Ini sangat erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini: 1)



IQ atau kecerdasan siswa. IQ adalah kecerdasan bawaan yang dimiliki oleh seseorang. IQ biasanya mengindikasikan kecepatan menghitung dan pemahaman materi yang diajarkan.



2)



Motivasi Belajar siswa. Motivasi akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena motivasi salah satu fungsinya adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita sehingga mau melakukan sesuatu.



3)



Minat dan Bakat. Hal yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Anak terlahir dengan anugrah kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, tugas guru adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka. Siswa yang mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya diberi stimulus lebih dalam menggambar. Dan juga siswa yang mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya tidak diberi pelajaran menyanyi lebih banyak. Maka



dari



itu,



sebaiknya



sekolah



memberikan



ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat minat siswa.



2.



Faktor Eksternal a.



Lingkungan, meliputi: 1)



Lingkungan sekolah



6



a)



Lingkungan



Fisik: Sekolah



yang



baik



seharusnya



dijauhkan dari kebisingan dan polusi. b)



Lingkungan



sosial: Tata



letak



sekolah juga



harus



diperhatikan. Sebaiknya tidak didepan pasar, mall, tempat karaoke, atau tempat hiburan yang lain. 2)



Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.



3)



Lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.



b.



Faktor tujuan sekolah 1)



2)



Kejelasan Sekolah a)



Apa visi-misi sekolah tersebut?



b)



Apa saja tujuan pembelajaran di sekolah tersebut?



Urgensi Apa jadinya jika anak tidak suka pelajaran IPA (misalnya: biologi, fisika, dan kimia) tetap diajarkan materi-materi IPA? Berhasilkah pembelajaran itu? Mungkin tidak akan berhasil kecuali jika anak berusaha mati-matian. Tapi itu hanya sebagian kecil. Maka dari itu, disinilah faktor pentingnya kelas peminatan atau penjurusan di SMA/MA.



3)



Tingkat Kesulitan Mengapa sekolah di Indonesia dibuat berjenjang? Ada jenjang SD, SMP, dan SMA? Karena pmerintah memperhatikan faktor kesulitan materi yang dipelajari anak. Bukan hanya kelas yang berjenjang. Pembelajaran materi pun harus diperhatikan dari yang termudah ke yang tersulit, dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu memudahkan siswa dalam belajar.



7



c.



d.



Materi yang dipelajari. Meliputi, 1)



Kejelasan materi



2)



Kemenarikan (media, strategi, dll)



3)



Sistematika pembelajaran materi



4)



Jenis materi (menjelaskan sesuai koteks)



5)



Faktor instrumen (kelengkapan, kuantitas, kualitas, kesesuaian)



6)



Tingkat kesulitan materi



Pengajar/guru. Pengajar memegang peranan yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena peran guru tak akan bisa digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan belajar, sebagai sosok yang mempengaruhi anak didik, memberikan nasihat pada anak didik, dan mempermudah anak didik dalam belajar. 1)



Faktor kondisi fisik Bayangkan saja, apabila ada seorang guru yang buta warna tetapi ia mengajarkan materi mewarnai atau mengenal warna terhadap siswanya. Jelas tidak mungkin, bukan. Jadi, sebaiknya seorang guru membelajarkan kepada siswanya mengenai materi yang tidakk bertentangan dengan kondisi fisiknya. Jika ia buta warna, mungkin sebaiknya ia mengajarkan materi yang tidak berhubungan dengan warna misalnya mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, dll.



2)



Faktor Kondisi Psikis Seorang guru yang sedang stres sebaiknya tidak mengajar terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan ia akan melampiaskan emosinya kepada siswa-siswanya. Hal ini akan berdampak sangat tidak baik kepada guru maupun siswa-siswanya. Siswa mungkin trauma terhadap guru yang telah atau bahkan sering melampiaskan emosinya kepada mereka. Bahkan yang lebih



8



dikhawatirkan apabila ia tidak hanya trauma terhadap guru tersebut saja, akan tetapi kepada guru-guru lain juga. 5



5



http://cubbytembem.blogspot.com/2014/10/faktor-faktor-yangmempngaruhi.html#:~:text=Faktor%2Dfaktor%20yang%20dapat%20berpengaruh,yang%20dipela jari%2C%20pengajar%2Fguru



9



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan dirinya sendiri. Teori humanistik bersifat eklektik, maksudnya toeri ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembelajaran, antara lain: faktor individu/internal, yang meliputi keadaan jasmani, keadaan fungsi jasmani, keadaan psikologis. Dan faktor eksternal, yang meliputi lingkungan, faktor tujuan sekolah, materi yang dipelajari, pengajar/guru.



B.



Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh



10



karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.



11



DAFTAR PUSTAKA



https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P1.pdf



http://cubbytembem.blogspot.com/2014/10/faktor-faktor-yang mempngaruhi.htm l#:~:text=Faktor%2Dfaktor%20yang%20dapat%20berpengaruh,yang%20di pelajari%2C%20pengajar%2Fguru



https://www.akseleran.co.id/blog/teoribelajar/#:~:text=Teori%20belajar%20sendir i%20didefinisikan%20sebagai,bagaimana%20seseorang%20melakukan%20 proses%20belajar.&text=Umumnya%20setelah%20belajar%20seseorang%2 0cenderung,ke%20arah%20yang%20lebih%20baik



12