Kelompok 6 Mengembangkan Inisiatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN INISIATIF & FOKUS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikro Konseling Yang di ampuh oleh Dosen Dr. Ryan Hidayat Rafiola, S.Pd, M.Pd, Kons



Disusun oleh: Kelompok 6 Eugine Anggi Natasya Suhardi



111420016



Wirnawati Abdulla



111420014



Aing Abdullah



111420087



Dewi Nata Putri Prasetya



1414422049



Rama



111418065



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2022



1



KATA PENGANTAR Dengan puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat karunia serta kuasanya kami selaku kelompok penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Keterampilan Mengambil Inisiatif”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Mikro Konseling. Adapun selain untuk memenuhi tugas, pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai topik yang dibahas ini. Adapun hal-hal yang termuat dalam makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan serta Manfaat. Kemudian pada Bab II Pembahasan yang berisi mengenai Konsep Dasar Ketrampilan Mengambil Inisiatif yang membahas mulai dari Pengertian, Tujuan, serta Kelebihan dan Kelemahan Ketrampilan Mengambil Inisiatif selanjutnya dibahas pula mengenai bagaimana langkah-langkah dalam melaksanakan



Ketrampilan



Mengambil



Inisiatif



dan



terakhir



Contoh



pengaplikasian Kertrampilan Mengambil Inisatif dalam proses konseling. Dan pada Bab III Penutup berisi Kesimpulan dan saran. Kami kelompok penyusun menyadari bahwa pembuatan makalah ini Jauh dari yang namanya kesempurnaan oleh karenanya kritik dan juga saran yang dapat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi kedepannya agar menjadi lebih baik lagi. Gorontalo, ...... Agustus 2022 Penyusun



Kelompok 6



i



Daftar Isi KATA PENGANTAR........................................................................................................i Daftar Isi............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 1.1



Latar Belakang...................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah..............................................................................................1



1.3



Tujuan................................................................................................................2



1.4



Manfaat..............................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3 2.1



Konsep Dasar Ketrampilan Mengambil Inisiatif................................................3



2.4.11



Pengertian Ketrampilan Mengambil Inisiatif..............................................3



2.4.12



Tujuan Ketrampilan....................................................................................4



2.4.13



Kelebihan dan Kekurangan.........................................................................4



2.2



Langkah-langkah Mengembangkan keterampilan Inisiatif Klien.......................4



2.3



Contoh Penggunaan Ketrampilan Mengambil Inisiati........................................7



2.4



Konsep Dasar Ketrampilan Fokus......................................................................8



2.4.1



Pengertian Fokus........................................................................................8



2.4.2



Tujuan Ketrampilan Fokus.........................................................................8



2.5



Contoh Ketrampilan Fokus.................................................................................8



BAB III PENUTUP............................................................................................................9 A.



Kesimpulan............................................................................................................9



B.



Saran......................................................................................................................9



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inisiatif merupakan suatu bentuk kesadaran yang muncul dari setiap pribadi untuk mengerjakan suatu hal. Inisiatif yang berhubungan dengan profesi konselor adalah inisiatif untuk mengembangkan profesi konselor. Inisiatif atau kesadaran yang dimiliki oleh konselor di Indonesia masih sangat kurang, terlebih lagi konselor sekolah untuk mengembangkan profesi menjadi lebih dipandang oleh profesi lain. Diyakini bahwa pelayanan bimbingan dan konseling adalah suatu profesi yang profesional dan memenuhi persyratan untuk dikatakan profesi yang profesional. Namun berhubung dengan perkembangannya yang masih tergolong baru, terutama di Indonesia, dewasa ini pelayanan bimbingan dan konseling belum sepenuhnya mencapai persyaratan yang diharapkan itu. Misalnya saja masih banyak sekolahsekolah di Indonesia yang guru bimbingan dan konseling (konselor)nya digeluti oleh berbagai pihak dengan latar belakang yang bervariasi. Sebagian besar di antara mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. Permasalahan-permasalahan tersebut sepertinya memperlihatkan bahwa profesi bimbingan dan konseling tidak berjalan secara profesional, karena profesi konselor bisa di masuki/digeluti oleh orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang bukan dari pendidikan bimbingan dan konseling. Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan konseling masih perlu diperkembangkan dan di perjuangkan. Sudah seharusnya konselor sekolah di Indonesia memiliki kesadaran untuk berinisiatif dan berpartisipasi untuk mengembangkan profesi yang mereka geluti. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang diangkat dalam pembuatan makalah ini, yakni mengenai Konsep Dasar Ketrampilan Mengambil Inisiatif, Tujuan, Kelebihan dan Kekurangan. Selanjutnya ialah langkah-langkah pelaksanaan ketrampilan dalam proses konseling, serta bagaimana contoh pengaplikasian ketrampilan Mengambil Inisiatif dalam proses layanan konseling.



1



1.3 Tujuan Adapun tujuan penulisan didasarkan berdasarkan rumusan makalah yakni mengenai



konsep



dasar,



langkah-langkah



pelaksanaan



seta



contoh



pengaplikasian ketrampilan Mengambil Insiatif dalam proses konseling. 1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini yakni penulis dan juga pembaca dapat memahami serta menambah pengetahuan tentang hal-hal dasar dan juga bagaimana nantinya menerapkan ketrampilan Mengambil Inisiatif diperlukan dalam proses konseling.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Ketrampilan Mengambil Inisiatif Langkah ini perlu di lakukan konselor ketika klien atau Konseli kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang berpartisipasi aktif. Konselor bisa mengucapkan kata-kata yang mengandung makna untuk mengajak konseli agar berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. (Ishak, 2021) 2.4.11 Pengertian Ketrampilan Mengambil Inisiatif a. Pengertian Keterampilan Dalam Kamus Besar Bahasa Indoenesia, Hasan Alwi mengemukakan bahwa “keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam



melaksanakan



Poewardharminta



tugas”.



“keterampilan



Selanjutnya



merupakan



menurut



kecakapan



atau



kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemahiran atau kecakapan dalam berbuat, sehingga dalam melakukan sesuatu dituntut kemahiran agar dalam suatu proses pekerjaan dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan tersebut. (Juharti, 2019) b. Pengertian Mengambil Inisiatif Menurut Youth Employment, kemampuan inisiatif adalah melakukan sesuatu atau bekerja tanpa harus diberi tahu terlebih dahulu apa yang harus dilakukan. Secara sederhana, seseorang dengan kemampuan ini sudah pasti banyak akal atau resourceful. Dengan kemampuan ini, seseorang tidak akan pernah berhenti belajar dan terus berusaha untuk mengembangkan dirinya.Ketika menunjukkan inisiatif di dalam dunia kerja, kamu akan memecahkan



suatu



masalah



yang



mungkin



tidak



terlalu



diperhatikan orang lain, terus mencari ide-ide yang bagus, dan lainlain.Pada dasarnya, kemampuan inisiatif juga termasuk ke dalam kemampuan manajemen diri atau self management. (Adieb, 2022)



3



2.4.12 Tujuan Ketrampilan Tujuan dari ketrampilan mengambil inisiatif dalam (Jumadi M. Salam Tausikal, 2020) adalah : a. Mengambil inisiatif jika klien kurang semangat b. Jika klien lambat berfikir untuk mengambil keputusan c. Jika klien kehilangan arah pembicaraan 2.4.13 Kelebihan dan Kekurangan Adapun kelebihan dan kekurangan ketrampilan ini berdasarkan dari yang kami simpulkan adalah : Kelebihan : a. Konselor mempunyai daya kritis terhadap diri klien b. Agar Konseli lebih percaya diri dalam menceritakan diri sendiri. c. Memudahkan konseli agar klien lebih membuka dirinya d. Mampu berfikir kreatif e. Konselor dan konseli mampu berkomunikasi dengan baik Kekurangan : a. Sulit memahami apa yang dikatakan klien b. Kurangnya percaya diri dalam memerikan tanggapan konseli c. Kurang terorganisir dalam memberikan layanan. 2.2 Langkah-langkah Mengembangkan keterampilan Inisiatif Klien Menurut Carkhuff (1983) dalam (Ningsih, 2014) Mengemukakan bahwa dalam mengembangkan inisiatif klien diperlukan beberapa hal yakni : a. Membantu Klien Menetapkan Tujuan Tugas yang paling penting dalam membantu klien mengembangkan inisiatif adalah menetapkan atau merumuskan tujuan. Kata tanya dasar yang digunakan untuk menetapkan operasi dari tujuan itu adalah : siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana. (1) Menetapkan Komponen-komponen



4



Komponen mendeskripsikan siapa dan apa saja yang terlibat dalam tujuan. (2) Menetapkan Fungsi Fungsi mendeskripsikan apa yang dikerjakan orang atau barang. (3) Menetapkan Proses Proses mendeskripsikan alasan-alasan dan metode yang memungkinkan komponen-komponen itu akan dapat memenuhi fungsi-fungsinya. (4) Menetapkan Kondisi Kondisi mendeskripsikan dimana dan kapan fungsi yang telah disebutkan tedahulu akan terjadi. (5) Menetapkan Standar Standar mendeskripsikan seberapa baik fungsi itu dikerjakan. (6) Mengkomunikasikan Tujuan Operasional Setelah konselor berhasil membantu klien merumuskan tujuan secara operasional dan dapat diukur, maka hasil tujuan itu hendaknya dikomunikasikan kembali kepada klien. Dengan format sebagai berikut : “Anda merasa.... karena anda tidak dapat..... dan Anda ingin.... sebagaimana ditandai oleh....”. b. Membantu Klien Mengembangkan Program Program adalah prosedur langkah demi langkah untuk mencapai tujuan. Dengan ditetapkannya tujuan maka progam dapat dikembangkan. Egan (1975) dalam (Ningsih, 2014) mengemukakan tiga tugas pokok konselor dalam membantu klien mengembangkan program, yaitu : (1) Membantu



klien



mengidentifikasi



kemungkinan-



kemungkinan program yang diidentifikasi bersama



5



antar konselor dan klien dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai. (2) Membantu klien memilih program agar konselor dapat melakukan ini ia memerlukan keterampilan yang melebihi



keterampilan



komunikasi



yang



memungkinkannya memberikan suport dan tantangan yang berkelanjutan. (3) Membantu klien mengatur langkah-langkah program Carkhuff



(1983)



mengemukakan



dalam



adanya



(Ningsih,



tiga



2014)



langkah-langkah



pengaturan program yaitu : (a) Mengembangkan Langkah Awal Langkah awal adalah yang paling mendasar yang harus ditempuh oleh klien. Karenanya langkah awal hendaknya menjadi landasan dari progam. (b) Mengembangkan Langkah Perantara Langkah-langkah perantara menyembatani gap antara langkah pertama dengan tujuan langkah perantara pertama klien hendaknya kira-kira setengah jalan antara langkah pertama dan tujuan. (c) Mengembangkan Sub-Langkah Sub langkah adalah bagian atau bagianbagian dari suatu langkah, yaitu kegiatan yang direncanakan untuk mencapai langkah tersebut. c. Merencanakan Jadwal Proses mengembangkan inisiatif berlanjut sampai dengan pengembangan jadwal waktu bagi pencapaian tahapan dan tujuan pemecahan masalah klien. (1) Menetapkan waktu penyelesaian (2) Menetapkan waktu memulai



6



(3) Memonitor rentang waktu pelaksanaan kegiatan d. Rencana Pemberian Penguatan (1) Penguatan positif, adalah yang paling potensial untuk menimbulkan gairah kerja klien. (2) Penguatan negatif, yang diartikan sebagai hukuman hendaknya dihindari. e. Membantu Klien Mempersonalisasikan Langkah-langkah yang Ditempuh Pada umumnya satu program terdiri dari langkah-langkah yang diatur secara berurutan, dimana setiap langkah tergantung pada keberhasilan pelaksanaan langkah sebelumnya. (1) Mengurutkan langkah dari yang sederhana ke yang kompleks (2) Menguritkan langkah dari yang kongkrit ke yang abstrak melalui cara ini klien dapat bekerja secara lebih produktif (3) Mengurutkan langkah dari yang segera ke yang jauh. 2.3 Contoh Penggunaan Ketrampilan Mengambil Inisiati Contoh 1: Dalam proses konseling ditemui seorang klien (A) kurang bersemangat atau suka diam suatu diskusi konseling. Hal ini dikarenakan kemungkinan klien masih ragu untuk terlibat dalam diskusi, kemudian kurang mempunyai pengetahuan untuk mengemukakan masalah secara rinci, kehilangan arah pembicaraan atau dalam kondisi emosional kurang stabil seperti cemas dan sebagainya. Karena inilah dibutuhkan ketrampilan mengambil inisiatif Ki: .........tidak begitu memahami kondisi tersebut… (diam) Ko: “Baiklah, barangkali anda mempunyai perasaan dan pemikiran tertentu, namun belum anda nyatakan secara luas. Coba anda renungkan dan usahakan menyatakan lagi. Bagaimana bisakah? Contoh 2 :



7



Ko : Baiklah, saya pikir anda mempunyai satu keputusan namun masih belum keluar. Coba Anda renungkan kembali. 2.4 Konsep Dasar Ketrampilan Fokus Klien yang terlihat dan terbuka dalam proses konseling sering bicaranya menyimpang dari pokok pembicaraan. Hal ini disebabkan oleh keadaan emosional, kurang konsentrasi atau terlalu bersemangat. Dalam keadaan demikian, seorang konselor harus membantu kliennya agar memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan. Upaya konselor ini dapat terlaksana jika menggunakan teknik memfokuskan pembicaraan. 2.4.1



Pengertian Fokus Fokus yaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian



pada pokok pembicaraan. 2.4.2



Tujuan Ketrampilan Fokus a. Agar calon konselor mampu menangkap keadaan klien yang berbicara sudah menyimpang dari pokok pembicaraan. b. agar calon konselor mampu menyusun kalimat yang memberikan



dorongan



supaya



klien



memfokuskan



pembicaraannya. 2.5 Contoh Ketrampilan Fokus Contoh 1: Klien : “saya menjadi agak pesimis dengan cita-cita saya. Hambatan datang disana-sini. Tapi dukungan wali kelas cukup saya hargai. Namun, saya kecewa sekali dengan ayah saya” Konselor : “bagaimana dengan ayah anda. Bisa anda ceritakan hubungan anda dengan dia? (fokus pada orang lain), “apakah yang anda maksud dengan hambatan?”( fokus pada topik), dan saya memahami perasaan anda seberapa jauh anda pesimis? (fokus pada diri klien)”



8



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya ketrampilan mengambil inisiatif ini maka baik guru BK atau konselor dan juga klien nantinya akan terbantu dalam proses pelayanan konseling. Hal ini karena teknik ini dapat meningkatkan kepekaan serta refleks seorang guru bk atau konselor pada saat menghadapi konseli atau klien yang kurang memberikan respon dan juga kurang aktif pada saat diadakannya proses konseling. Dan juga kreatifitas konselor bisa ditingkatkan dalam menerapkan teknik ini dikarenakan dengan mengambil inisiatif ini maka konselor atau guru BK akan dipaksa mengajukan pertanyaan atau bahkan hal-hal lain yang bisa meningkatkan keaktifan serta keikutsertaan konseli. B. Saran Saran yang dapat kami penulisan berikan dari pembahasan makalah ialah bahwa diperlukan latihan seta pengaplikasian secara nyata terhadap ketrampilan mengambil inisiatif ini dalam proses konseling berlangsung. Maka dari itu untuk guru BK atau Konselor diharapkan memang benarbenar bisa menguasai bahkan mempraktikkan secara langsung ketrampilan ini dalam proses konseling nantinya.



9



DAFTAR PUSTAKA Adieb, M. (2022, Agustus 29). Dipetik September 18, 2022 Dr. Muhibbin Syah, M. (2017). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Posdakarya. Ishak, K. (2021). Penggunaan Keterampilan Dasar Konseling Oleh Mahasiswa Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Dalam Menjalankan Sesi Konseling Individu diUIN Raden Intan Lampung. - , 52. Juharti. (2019). Pengauh Keterampilan Menjelaskan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kompetisi Keahlian Administrasi Perkantorran diSMK Negeri 4 Pangkep. 25. Jumadi M. Salam Tausikal, M. (2020, March 24). dosen.ung.ac.id. Dipetik September 18, 2022, dari dosen.ung.ac.id: https://dosen.ung.ac.id/JumadiTausikal/home/2020/3.24.keterampilanketerampilan-dalam-konseling-part-2.html Ningsih, F. (2014, Desember 2). Dipetik September 18, 2022, dari http://fitrianingsihbimbingandankonseling012.blogspot.com/2014/12/ mengembangkan-inisiatif-dalam-konseling_2.html?m=1 Prof. Dr. Syamsu yusuf LN, M. (2017). Bimbingan dan Konseling Perkembangan : Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Refika Aditama. Prof.Dr.Syamsu Yusuf, L., & Nurishan, P. J. (2016). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .



10