Kelompok 6 Pengendapan Sedimen Di Pelabuhan Tanjung Priok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI



UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS TEKNIK



JURUSAN TEKNIK SIPIL Jln. Kampwolker Kampus Baru Waena, Jayapura. Telp 0967574124



TUGAS PERENCANAAN PELABUHAN PENGENDAPAN SEDIMEN DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK



Di susun oleh: Kelompok 6 1. Aidil Fitra Wardhani



(20180611014034)



2. Alberto Asmuruf



(20180611014102)



3. Aldi G. P. Barimbing



(20180611014006)



4. Jefrius Ruamba



(20180611014006)



5. Victoria O. R. Bonai



(20180611014088)



TEKNIK SIPIL (S-1)



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA-PAPUA 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengendapan Sedimen di Pelabuhan Tanjung Priok ini. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Perencanan Pelabuhan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengandapan Sedimen di Pelabuhan Tanjung Priok bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Davy Ivan Robert Jansen, ST., MT, selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pelabuhan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Jayapura, 11 April 2021



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3 2.1 Definisi Sedimentasi ...................................................................... 3 2.2 Jenis-Jenis Sedimentasi.................................................................. 5 2.3 Pengertian Pelabuhan ................................................................... 10 BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 15 3.1 Jenis Sedimentasi yang Ada di Pelabuhan Tanjung Priok ............. 15 3.2 Solusi dari Permasalahan Pengendapan Sedimentasi .................... 18 BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 20 4.1 Kesimpulan ................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai 17.504 pulau dan wilayah



pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui khatulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau, penjagaan wilayah laut, penelitian kelautan dan sebagainya. Salau satu kegiatan pelayaran terpenting yakni pelayaran niaga. Pelayaran ini menghasilkan devisa yang besar bagi negara mengingat komoditi Indonesia yang berlimpah dan sangat diminati dunia. Pelayaran niaga mempunyai pengaruh besar lainnya, yakni sebagai sarana penyebaran logistik terutama keperluan pokok dari asal barang (Origin) menuju pusat populasi yang membutuhkan (Destination). Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia memiliki nilai strategis dan mempunyai potensi sebagai pelabuhan pengumpul sumber daya alam yang berasal dari daerah belakang/hinterland yang cukup besar dan terus berkembang. Oleh karena itu peran Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta



menjadi



cukup



penting



bagi



kegiatan



perdagangan



Internasional



(ekspor/impor), mendorong perdagangan dalam negeri maupun supaya pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jakarta khususnya, serta Pulau Jawa dan di Indonesia pada umumnya. Dapat diasumsikan bahwa sedimen yang ada pada daerah tersebut akan mengikuti pergerakan arus pasang surut yang menyebabkan terjadinya penumpukan sedimen di daerah Teluk Jakarta akibat adanya masukan dari sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta khususnya pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kolam pelabuhan Tanjung Priok akan terus mengalami proses sedimentasi, jika sedimen yang terbentuk sudah terlalu tinggi akan menyebabkan karamnya kapal yang singgah dan



1



berlabuh. Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan pengerukan sampai dengan kedalaman tertentu sehingga kapal bisa berlabuh dengan aman. Kedalaman pengerukan yang akan dilakukan perlu data kedalaman perairan yang terbaru sehingga diketahui penambahan kedalaman pelabuhan supaya kolam pelabuhan tersebut aman untuk berlabuhnya kapal. Perubahan kedalaman tersebut juga berpengaruh terhadap tipe pasang surut. Pariwono (1989) menyatakan bahwa tipe pasang surut suatu daerah bergantung pada kondisi perubahan kedalaman perairan atau geomorfologi daerah setempat 1.2.



Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis sedimentasi yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Priok ? 2. Apa solusi dari permasalahan penumpukan sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Priok ?



1.3.



Tujuan Penulisan 1. Mengetahui jenis - jenis sedimentasi yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Priok 2. Mengetahui solusi dari permasalahan penumpukan sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Priok



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



Definisi Sedimentasi Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya



(suspensi) atau mengendapnya material fragmental oleh air.Sedimentasi merupakan akibat dari adanya erosi, dan memberikan dampak yang banyak. Di waduk-waduk, pengendapan sedimen akan mengurangi volume efektifnya. Sebagian besar jumlah sedimen dialirkan oleh sungai-sungai yang mengalir ke waduk, hanya sebagian kecil saja yang berasal dari longsoran tebingtebing waduk, atau berasal dari longsoran tebing-tebingnya oleh limpasan permukaan.(Soemarto, 1987). Pengendapan akhir atau sedimentasi yang terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai, dan waduk. Pada daerah aliran sungai, partikel dan unsur hara yang larut dalam aliran permukaan akan mengalir ke sungai dan waduk, sehingga terjadi pendangkalan pada tempat tersebut. Keadaan tersebut menurut Soemarwoto (1978) akan mengakibatkan daya tampung sungai dan waduk menjadi turun sehingga timbul bahaya banjir dan penyuburan air secara berlebihan atau etrofikasi. Menurut asalnya sedimen dibagi menjadi tiga macam yaitu; 1) sedimen lithogenous ialah sedimen yang berasal dari sisa pengikisan batu-batuan didarat, 2) sedimen biogenous ialah sedimen yang berasal dari sisa rangka organoisme hidup juga akan membentuk endapan-endapan halus yang dinamakan ooze yang mengendap jauh dari pantai kearah laut dan 3) sedimen hydrogenous yakni sedimen yang dibentuk dari hasil reaksi Idmia dari air laut (Hutabarat dan Evans, 1985). Berdasarkan diameter butiran, Wentworth dalam Rifardi (2008a) membagi sedimen sebagai berikut ini: boulders (batuan) dengan diameter butiran lebih besar dari 256 mm, gravel (kerikil) diameter 2 sampai 256 mm, very coarse sand (pasir sangat kasar) diameter 1 sampai 2 mm, coarse sand (pasir kasar) 0,5 sampai 1 mm, fine sand (pasir halus) diameter 0,125 sampai 0,5 mm, very fine sand (pasir sangat halus) diameter 0,0625 sampai 0,125 mm, silt (lumpur) diameter 0,002 sampai 3



0,0625 mm dan dissolved material (bahan-bahan terlarut) diameter lebih kecil dari 0,0005 mm. Pengendapan sedimen tergantung kepada medium angkut, dimana bila kecepatan berkurang medium tersebut tidak mampu mengangkut sedimen ini sehingga terjadi penumpukan. Adanya sedimen kerikil menunjukan bahwa arus dan gelombang pada daerah itu relatif kuat sehingga sedimen kerikil umumnya ditemukan pada daerah terbuka, sedangkan sedimen lumpur terjadi akibat arus dan gelombang benar-benar tenang dan dijumpai pada daerah dimana arus dan gelombang terhalang oleh pulau (Ompietal, 1990). Proses sedimentasi menurut Manan (1979), menghasilkan: 1.



Bahan terlarut, semua bahan organik dan anorganik yang terangkut sebagai larutan oleh air yang mengalir.



2.



Bahan padat atau bed load, semua bahan kasar dari mineral dan batu yang terangkut di sepanjang dasar sungai.



3.



Total bahan yang terangkut sungai atau total stream load adalah semua bahan organik dan anorganik yang terangkut lewat sebuah stasiun pengukur dalam bentuk suspensi atau bed load Erosi merupakan proses alamiah yang tidak bisa atau sulit untuk dihilangkan



sama sekali atau tingkat erosinya nol, khususnya untuk daerah-daerah pertanian. Tindakan yang masih dapat dilakukan adalah mengusahakan supaya erosi yang terjadi dibawah ambang batas yang maksimum (soil loss tolerance), yaitu besarnya erosi tidak melebihi laju pembentukan tanah. (Suripin, 2004) Frevert, et al. (1950), mengartikan erosi tanah sebagai proses hilangnya lapisan tanah yang jauh lebih cepat dari proses kehilangan tanah pada peristiwa erosi geologi. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan baik pada tanah atau pada tanaman penutup tanah tersebut.Berdasarkan bentuk asal lahan yang terkena kikisan air, erosi dibedakan menjadi dua macam, yaitu erosi permukaan (sheet erosion) dan erosi parit (rill erosion) yang berkembang menjadi gully erosion. Topografi atau rupa muka tanah berperan penting dalam menentukan kecepatan aliran yang membawa partikel-partikel tanah tersebut.Sedang peranan 4



vegetasi penutup tanah adalah untuk melindungi tanah dari pukulan langsung butir air hujan dan memperbaiki struktur tanah melalui penyebaran akar-akarnya. Faktor kegiatan manusia memegang peranan yang sangat penting terutama dalam usaha pencegahan erosi. (Suripin, 2004) 2.2.



Jenis - Jenis sedimentasi berdasarkan penyebabnya, sedimentasi dapat diklasifikasikan ke dalam 3



jenis, yaitu : a.



Pengendapan oleh air sungai Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam



hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, oxbow lake, tanggul alam, dan delta 1.



Meander Meander, merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena



adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume airnya kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari jalan yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar maka aliran airnya lambat, sehingga membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat, akan terjadi pengikisan, sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya, akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terusmenerus akan membentuk meander



5



(a)



(b)



Gambar 1. (a) proses terbentuknya meander dan (b) meander yang terdapat di sungai Niobrara, Nebraska (Dynamic Earth, 1994) 2.



Oxbow lake Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, sebab pengikisan



dan pengendapan terjadi secara terus-menerus. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk oxbow lake, atau disebut juga sungai mati.



Gambar 2. Proses terbentuknya Sungai mati (oxbow lake) (Dynamic Earth, 1994)



3.



Delta Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan



alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan, sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan 6



sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.



Gambar 3. Contoh proses terbentuknya Delta (Sandy, 1985) Pembentukan delta harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas. 4.



Tanggul alam Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya



terjadi banjir dan air meluap hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahanbahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai.



Gambar 4.Prosespembentukantanggul alam (Dynamic Earth, 1994) Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul sungai. Selain itu, juga terdapat tanggul pantai 7



sebagai hasil dari proses pengendapan oleh laut. Kedua tanggul tersebut merupakan tanggul alam, karena proses terbentuknya berlangsung alami hasil pengerjaan alam. b.



Pengendapan oleh air laut Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.



Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.



(a)



(b)



Gambar 5. (a) Terbentuknya Spit di Greenland (b) Tombolo di Calofornia (Dynamic Earth, 1994) Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri atas material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang-kadang spit terbentuk melewati teluk dan membentuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di sekitar spit 8



terdapat pulau maka spit tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo. c.



Pengendapan oleh angin Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang



alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pasir terjadi akibat akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu tempat secara bertahap, sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir.



Gambar 6. Terbentuknya Gumuk pasir di Arizona (Dynamic Earth, 1994) d.



Pengendapan oleh gletser Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang



alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk U. Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan bekudan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. 9



2.3.Pengertian Pelabuhan Menurut Peraturan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, menyatakan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusaha yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 1.



Fungsi dan Peran Pelabuhan Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, secara umum pelabuhan memiliki fungsi sebagai link, interface, dan gateway. 1.



Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan salah satu mata rantai proses transportasi dari tempat asal barang ke tempat tujuan.



2.



Interface (titik temu) yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua mode transportasi, misalnya transportasi laut dan transportasi darat.



3.



Gateway (pintu gerbang) yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu negara, dimana setiap kapal yang berkunjung harus mematuhi peraturan dan prosedur yang berlaku di daerah dimana pelabuhan tersebut berada.



2.



Jenis – jenis Pelabuhan 1.



Ditinjau dari segi penyenggelarannya a. Pelabuhan Umum, Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia, dibentuk empat badan usaha milik negara yang berwenang mengelola pelabuhan umum duisahakan, yaitu PT. Pelindo I berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung



10



Pandang. Pelabuhan pada perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Pelindo IV, Ujung Pandang, sebagai pelabuhan umum.



b. Pelabuhan Khusus, Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil produksi perusahaan 10 tersebut, salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim gas alam cair ke daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra Utara (Kuala Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport aluminium ke daerah/negara lain.



2.



Ditinjau dari segi pengusahaannya a. Pelabuhan yang diusahakan, pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar-muat barang, menaikturunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya , seperti biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan sebagainya. b. Pelabuhan yang tidak diusahakan, pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu, tanpa fasilitas bongkar muat , bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabunan kecil yang disubsidi oleh pemerintah , dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut. c. Pelabuhan otonom, yaitu pelabuhan yang diserahkan wewenangnya untuk mengatur diri sendiri.



11



3.



Ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional a. Pelabuhan laut, pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal Samudra b. Pelabuhan pantai, pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu.



4.



Ditinjau dari segi penggunaan a. Pelabuhan ikan, pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. b. Pelabuhan minyak, untuk keamanan pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. c. Pelabuhan barang, pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. d. Pelabuhan penumpang, tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudanggudang , sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya.



12



e. Pelabuhan campuran, pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. f. Pelabuhan Militer, pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain.



5.



Ditinjau menurut letak geografis a. Pelabuhan alam, merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. b. Pelabuhan buatan, adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. c. Pelabuhan semi alam, pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada alur masuk. Pelabuhan Bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini.



Sedimentasi adalah proses turunnya partikel-partikel ke dasar laut dan selanjutnya dikenal dengan istilah pengendapan (Hutabarat dan Evans, 1985). Proses sedimentasi di perairan ini diduga dapat mempengaruhi kedalaman perairan yang berdampak pada kelancaran alur pelayaran nelayan dalam mencari ikan. Selain itu, sedimen di suatu perairan akan memiliki arti penting, fungsinya dapat



13



memberi dampak ekologis maupun fisik, misal sebagai tempat mencari makan dan hidup organism laut sehingga mempengaruhi aktivitas perikanan.



14



BAB III PEMBAHASAN



3.1.



Jenis Sedimentasi Yang Ada Di Pelabuhan Tanjung Priok Hasil analisa ukuran butir sedimen menunjukkan bahwa terdapat dua



fraksi sedimen yaitu pasir, dan pasir berlanau di Perairan Teluk Jakarta. Kawasan Perairan Teluk Jakrta didominasi oleh sedimen jenis pasir berlanau. Sedimen itu lebih cenderung berasal dari daratan dan semakin ke arah laut akan semakin berkurang, dengan kecepatan arus di Perairan Teluk Jakarta yang kecil maka arus tidak mampu membawa sedimen dengan ukuran besar



sehingga terjadi



penumpukan sedimen pasir di beberapa lokasi perairan. Sedimen pasir yang berasal dari sungai akan menumpuk di kawasan dekat muara sungai karena arus di perairan tidak cukup kuat untuk membawa material menuju ke laut lepasdank e kawasan yang lebih jauh, sedangkan material sedimen yang terbawa cenderung sedimen yang jenisnya lebih halus. Seperti yang telah dikemukakan oleh Subardi dan Sidabutar (1994) bahwa hanya butir sedimen halus yang sampai ke laut sehingga makin ke arah laut butir sedimennya makin halus. Ada 2 jenis sedimentasi yang ada di pelabuhan Tanjung Priok adalah sebagai berikut : 1.



Sedimen Tersuspensi Hasil sedimen tersuspensi pada Teluk Jakarta secara keseluruhan



berada pada kisaran nilai 0–0,11mg/lsaat Bulan Januari 2011. Pada



Bulan



September 2011 terjadi penurunan sedimen tersuspensi berada pada kisaran 0– 0,02 mg/l, hal tersebut disebabkan karena rendahnya intensitas hujan pada bulan September



2011 yang



hanya



mencapai 10 mm/bulan sehingga sedimen



tersuspensi yang terbawa arus akan lebih sedikit. Setelah diadakan reklamasi, yaitu pada Bulan Februari 2016 sedimen tersuspensi berkisar antara 0–0,032 mg/l dan kembali meningkat saat bulan Mei 2016 dengantingkat konsentrasi mencapai 0–0,256 mg/l. Lokasi yang mengalami peningkatan konsentrasi sedimen terutama berada di bagian muara sungai dan di beberapa lokasi sekitar pulau reklamasi. Hal



15



ini sesuai dengan Umi M dan Agus S (2002).yang mengatakan bahwa bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan (sedimentasi) adalah bagian hilir atau pada bagian slip of slopepada kelokan sungai. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke hilir, energi semakin kecil, material semakin



halus.Secara keseluruhan,



pada



saat



yang kondisi



diendapkan pasang



pun



tertinggi



pola sedimentasi kurang bervariasi, hal ini dikarenakan tekanan yang berasal dari arus yang menuju kedalam teluk. Secara pola, konsentrasi sedimen semakin berkurang saat menjauhi teluk dan muara sungai. Secara umum konsentrasi sedimensemakin rendah saat menjauhi muara sungai dan menuju ke tengah atau keluar teluk



2.



Sedimen Kohesif Untuk melakukan uji sedimentasi pada data hasil pemodelan maka



ditentukan 7 lokasi yang dipilih sebagai sampleacak penelitian. Lokasi sample tersebut dipilih sampleacak



untuk



mewakili keseluruhan



lokasi



penelitian.



Lokasi



di gambarkan pada Gambar berikut.



Parameter yang digunakan untuk mengetahui nilai sedimen kohesif dilokasi penelitian antara lain bed shear stress, deposisi, dan erosi. Stasiun 1 dan 2 merupakan stasiun yang mewakili daerah selatan yang terdekatan dengan lokasi



16



reklamasi, Pada stasiun 1 nilai deposisi deposisi maksimum pra reklamasi yaitu sebesar 0,836 kg/m2/s dari nilai sebelum pra reklamasi hampir tidak terjadi deposisi yaitu bernilai 0,382 kg/m2/s. Pada stasiun 2 terjadi peningkatan nilai bed shear stress dari 0,405 N/m2 menjadi 0,481 N/m2. Stasiun 3, 6 dan 7 merupakan stasiun yang mewakili bagian tengah dari lokasi penelitian. Pada stasiun 3 terjadi peningkatan nilai bed shear stress yang dari angka 0,063 N/m2 menjadi 0,085 N/m2. Pada stasiun 6 memiliki nilai bedshear stress sebesar 0,004 N/m2 sedangkan pasca reklamasi meningkat menjadi 0,062 N/m2. Pada stasiun 7 perubahan deposisi perairan meningkat dari 0,024 kg/m2/s menjadi 0,074 kg/m2/s Pada sample 5 dan sample 4 hampir tidak terjadi peningkatan nilai deposisi atau erosi yang signifikan. Dari hasil simulasi yang didapatkan, perubahan sedimen maksimum yang terjadi di lokasi penelitian didapatkan pada saat pra reklamasi saat musim kemarau yaitu pada bulan September 2011, nilai ketebalan sedimen dasar perairan mencapai 0,84 m. Sedangkan pasca diadakannya reklamasi, peningkatan ketebalan dasar perairan mencapai 2,49 m. Peningkatan terjadi terutama dilokasi muara sungai dan diantara pulau-pulau reklamasi. Seperti diketahui, sumber utama dari adanya sedimentasi berasal dari river discharge sehingga data kelima sungai yang digunakan dalam pemodelan memiliki dampak signifikan pada persebaran peningkatan sedimen terutama di Sungai Pesanggrahan dan Sunter, terlebih bila dilakukannya pembangunan pulau-pulau reklamasi. Dampaknya jika terjadi peningkatan sedimentasi di perairan Teluk Jakarta adalah proses laju pendangkalan akan lebih cepat terjadi mengingat Teluk Jakarta termasuk kedalam perairan dangkal dimana pendangkalan tersebut dapat mengganggu aktivfitas-aktifitas lainnya.



17



3.2.



Solusi dari permasalahan penumpukan sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Priok



Setelah mengetahui permasalahan utama di suatu pelabuhan, selanjutnya dapat ditentukan cara penanganannya. Metode yang dipilih bisa bervariasi dan memberikan hasil serta ketahanan yang berbeda sesuai dengan metode yang digunakan. Layout/Site Plan Pelabuhan Tanjung Priok:



Metode yang dapat digunakan adalah: 1.



Metode tersebut bisa berupa pengerukan kegiatan ini biasanya dilakukan dibawah air, diperairan dangkal untuk mengumpulkan sedimen dan pelebaran dasar laut. Pengerukan dilakukan untuk menciptakan Pelabuhan baru, tempat berlabuh atau jalur air, atau untuk memperdalam fasilitas yang ada agar memungkinkan akses kapal yang lebih besar dari sebelumnya. Pemeliharaan yang bersifat sementara dan repetitif, perlu dilakukan secara berkala dalam periode ulang tertentu.



18



2.



Metode pembuat bangunan pelindung (Jetty) Tujuan pembuatan bangunan jetty di muara sungai yang tertutup endapan sedimen adalah untuk menjamin bahwa penutupan muara sungai oleh endapan material bisa diperkecil, diperlukan suatau bangunan jetty yang mampu mengantisipasi terhadap butiran material di mulut sungai, yang diakibatkan oleh pengaruh gelombang air laut, gerakan pasang surut serta transportasi sedimen pada alur sungainya sendiri. bersifat lebih tahan lama dan memiliki manfaat dalam jangka panjang.



Aliran dimanfaatkan sebagai alur pelayaran bagi kapal-kapal yang singgah di Pelabuhan Tanjung Priok. Sehingga kedalaman kolam pelabuhan harus selalu terjaga demi kelancaran aktivitas bongkar muat. Semntara itu, proses sedimen yang terjadi pada aliran sungai merupakan proses alami yang akan selalu terjadi. Sehingga dalam mengatasi kejadian sedimentasi yang terjadi pada sungai, fokusan awal yang perlu dilakukan adalah menghilangkan endapan sedimen yang terjadi.



19



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Sedimentasi dapat



didefinisikan sebagai pengangkutan,



melayangnya



(suspensi) atau mengendapnya material fragmental oleh air.Sedimentasi merupakan akibat dari adanya erosi, dan memberikan dampak yang banyak. Di waduk-waduk, pengendapan sedimen akan mengurangi volume efektifnya. Sebagian besar jumlah sedimen dialirkan oleh sungai-sungai yang mengalir ke waduk, hanya sebagian kecil saja yang berasal dari longsoran tebingtebing waduk, atau berasal dari longsoran tebing-tebingnya oleh limpasan permukaan.(Soemarto, 1987). Menurut permasalahan yang kami bahas yaitu penumpukan sedimen pada pelabuhan Tanjung Priok: 1.



Ada dua jenis sedimentasi yang terdapat pada pelabuhan Tanjung Priok yaitu Sedimen Tersuspensi (Hasil sedimen tersuspensi pada Teluk Jakarta secara keseluruhan berada pada kisaran nilai 0–0,11mg/lsaat Bulan Januari 2011. Pada Bulan September 2011 terjadi penurunan sedimen tersuspensi berada pada kisaran 0–0,02 mg/l, hal tersebut disebabkan karena rendahnya intensitas hujan pada bulan September 2011 yang hanya mencapai 10 mm/bulan sehingga sedimen tersuspensi yang terbawa arus akan lebih sedikit. Setelah diadakan reklamasi, yaitu pada Bulan Februari 2016



sedimen tersuspensi



berkisar antara 0–0,032 mg/l dan kembali meningkat saat bulan Mei 2016 dengantingkat konsentrasi mencapai 0–0,256 mg/l. Lokasi yang mengalami peningkatan konsentrasi sedimen terutama berada di bagian muara sungai dan di beberapa lokasi sekitar pulau reklamasi) dan Sedimen Kohesif (Dari hasil simulasi yang didapatkan, perubahan sedimen maksimum yang terjadi di lokasi penelitian didapatkan pada saat pra reklamasi saat musim kemarau yaitu pada bulan September 2011, nilai ketebalan sedimen dasar perairan mencapai 0,84 m. Sedangkan pasca diadakannya reklamasi, peningkatan ketebalan dasar perairan mencapai 2,49 m).



20



Hasil analisa ukuran butir sedimen menunjukkan bahwa terdapat dua fraksi sedimen yaitu pasir, dan pasir berlanau di Perairan Teluk Jakarta. Kawasan Perairan Teluk Jakrta didominasi oleh sedimen jenis pasir berlanau.



2. Setelah mengetahui permasalahan utama di suatu pelabuhan, selanjutnya dapat ditentukan cara penanganannya. Metode yang dipilih bisa bervariasi dan memberikan hasil serta ketahanan yang berbeda sesuai dengan metode yang digunakan. Metode tersebut bisa berupa pengerukan pemeliharaan yang bersifat sementara dan repetitif, perlu dilakukan secara berkala dalam periode ulang tertentu. Metode lain yang dapat dilakukan adalah membuat bangunan pelindung pantai yang bersifat lebih tahan lama dan memiliki manfaat dalam jangka panjang.



21



DAFTAR PUSTAKA https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/15350/14843 https://www.semanticscholar.org/paper/Analisa-Sedimentasi-Pada-Alur-PelayaranTimur%2C-Dan-Toriq/a2f0dda0d3415d83ad80869923d6767f1c3f834e http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/science/article/view/228/224 https://repository.unsri.ac.id/4782/



22