Kelompok Upacara Kasada 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kelompok Upacara Kasada



ANGGOTA KELOMPOK Bagas Danurwenda/02 Fallon Fernanda/11 Musa Vincentius Felix/17 Shalomita Ashlye/29



1. sumber tertulis Hasil wawancara Pak Didik warga asli dari Suku Tengger Brang Kulon, Wilayah Kabupaten Pasuruan.



2. Sumber Visual



https://images.app.goo.gl/UrYHHfzXh8VdEUQr6



https://images.app.goo.gl/LTEQv1gyWqPRxZzL6



https://images.app.goo.gl/cUjcrXZmL1LfdDSd8



3. Sumber Lisan Wawancara dari perwakilan kelompok kami kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan: 1) Apa itu Upacara Kasada? 2) Sejarah terbentuknya Upacara Kasada? 3) Bagaimana proses pelaksanaan dalam melakukan upacara kasada? 4) Apa saja hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan Upacra Kasada?



Jawaban yang diberikan narasumber:



1) Pak Didik: "Kasada adalah hari suci orang suku tengger yang di tinggalkan oleh leluhur kami dulu dan di pesankan oleh leluhur kami dulu."



2) Pak Didik: "dari anaknya joko seger dan nyi roro anteng yang mana di anak terakhir dulu berani mengorbankan dirinya demi keselamatan saudara-saudara dan wilayah tengger secara keseluruhan. dia rela dibawa oleh leluhur kawasan gunung bromo/gunung brahma untuk menyelamatkan saudara dan wilayahnya tetapi dia berpesan setiap bulan purnama sasih, sasih ini adalah bulan hitungan secara tengger, jadi di setiap hari purnama sasih kasada beliau minta di kunjungi oleh anak cucunya dan saudarasaudaranya di kawasan gunung bromo dengan membawa hasil bumi jadi kasada sendiri adalah hari suci bagi orang suku tengger untuk sedikit banyak menyisihkan hasil buminya dan hasil jerih payahnya untuk sebagai rasa bakti kita kepada leluhur kita yang ada di kawasan tengger khususnya di kawasan gunung brahma dan berkhusus untuk raden wijaya kusuma anak terakhir dari joko seger dan nyi roro anteng"



3) Pak Didik: "untuk pelaksanaan upacara hari suci kasada itu di laksanakan oleh seluruh masyarakat tengger dan dari masing" desa seluruh kawasan tengger 4 kabupaten yaitu pasuruan, probolinggo, malang dan lumajang. masing-masing desa dan masing-masing sesepuh yang di kawasan tengger itu melaksanakan di masing-masing desa terlebih dahulu jadi ada rangkaian fasilitas/rangkaian sarana upacara itu yg di bawa oleh masing-masing sesepuh desa yang di sebut roh musuh linggih/rama dukun. nah pusat titik pelaksanaan upacara itu berkumpul atau pelaksanaanya di pura luhur poten bromo yang dekat dengan kawah bromo dan gunung batok tepatnya di kawasan lautan pasir wilayah bromo.nanti sesepuh desa yang membawa ke titik kumpul pura luhur poten dengan u diiringi gamelan jawa namanya ketipung tengger sebelum masuk ke area pura diiringi dulu dan akan di bawa masuk ke area pura. pelaksanaan upacara intinya berada di pura luhur poten ini, semua sesepuh desa mulai dari rama pandita dukun sampai dengan jajarannya disitu ada yg namanya pak legen, pak sanggar, pak sepuh/sesepuh nanti semuanya mengikuti berkumpul disana bersama dengan masyarakat diseluruh kawasan tengger"



4) Pak Didik" masing-masing sesepuh desa ini membawa sarana upacara itu sarana yg pertama namanya ongkek, ongkek ini bahasa tengger dan ongkek terdiri dari berbagai macam hasil bumi palawija dan palapendem nah kalo bahasa tenggernya itu palapendem/pala kembantung itu seperti ubi-ubian, kentang, wortel dan lain sebagainya nah palawija itu yg adalah jenisnya seperti jagung, labu manisa, buah labu dan macem sebagainya. itu nanti di rangkai dan ada susunannya sendiri untuk membuat ongkek."



Historiografi



Upacra Kasada adalah hari suci orang suku tengger yang di tinggalkan oleh leluhur kami dulu dan di pesankan oleh leluhur dari Suku Tengger dulu. Upacara Kasada memiliki sejara yang berasal dari anaknya Joko Seger dan Nyi Roro Anteng yang mana di anak terakhir dulu berani mengorbankan dirinya demi keselamatan saudara-saudara dan wilayah tengger secara keseluruhan. dia rela dibawa oleh leluhur kawasan gunung bromo/Gunung Brahma untuk menyelamatkan saudara dan wilayahnya tetapi dia berpesan setiap bulan purnama sasih, sasih ini adalah bulan hitungan secara tengger, jadi di setiap hari purnama sasih kasada beliau minta di kunjungi oleh anak cucunya dan saudara-saudaranya di kawasan Gunung abromo dengan membawa hasil bumi jadi kasada sendiri adalah hari suci bagi orang suku tengger untuk sedikit banyak menyisihkan hasil buminya dan hasil jerih payahnya untuk sebagai rasa bakti kita kepada leluhur kita yang ada di kawasan tengger khususnya di kawasan gunung brahma dan berkhusus untuk Raden Wijaya Kusuma anak terakhir dari Joko Seger dan Nyi Roro Anteng.



Oleh sebab untuk menghormati leluhur dari Suku Tengger, Suku Tengger melakukan suatu upacara suci, yaitu Upacara Suci Kasada. Untuk pelaksanaan upacara hari suci kasada itu di laksanakan oleh seluruh masyarakat tengger dan dari masing" desa seluruh kawasan tengger 4 kabupaten yaitu pasuruan, probolinggo, malang dan lumajang. masing-masing desa dan masing-masing sesepuh yang di kawasan tengger itu melaksanakan di masing-masing desa terlebih dahulu jadi ada rangkaian fasilitas/rangkaian sarana upacara itu yg di bawa oleh masing-masing sesepuh desa yang di sebut roh musuh linggih/rama dukun. Pusat titik pelaksanaan upacara itu berkumpul atau pelaksanaanya di pura luhur poten bromo yang dekat dengan kawah bromo dan gunung batok tepatnya di kawasan lautan pasir wilayah bromo. Nanti sesepuh desa yang membawa ke titik kumpul pura luhur poten dengan diiringi gamelan jawa namanya ketipung tengger sebelum masuk ke area pura diiringi dulu dan akan di bawa masuk ke area pura. pelaksanaan upacara intinya berada di pura luhur poten ini, semua sesepuh desa mulai dari rama pandita dukun sampai dengan jajarannya disitu ada yg namanya pak legen, pak sanggar, pak sepuh/sesepuh nanti semuanya mengikuti berkumpul disana bersama dengan masyarakat diseluruh kawasan tengger.



Intepretasi



Tahap selanjutnya adalah intepretasi, dimana penulis mengakomodir, menggabungkan serta menafsirkan data dan sumber yang telah diperoleh. Guna intepretasi ini adalah untuk mempermudah penulisan historiografi pada tahapan selanjutnya. Dalam tahap ini fakta yang diperoleh didapatkan melalui wawancara narasumber yang berkaitan, menurut pernyataan Pak Didik upacara Kasada adalah hari suci



orang suku Tengger yang ditinggalkan oleh leluhur kami dulu dan dipesankan oleh leluhur kami dulu, pelaksanaan upacara ini dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Tengger dan dari masing" desa seluruh kawasan Tengger 4 kabupaten yaitu Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang, dari pernyataan narasumber di atas ini dapat dipercaya karena dari banyaknya pernyataan lain dan bukti yang sudah terbukti kebenarannya.



Kritik Sumber Sejarah



Dari hasil wawancara dengan Pak Didik hasil yang kami terima cukup untuk sumber lisan karena Pak Didik ikut serta dalam menjalankan Upacara Kasada. Namun setiap individu memliki penialiannya masing-masing akan tujuan dan manfaat dari upacra kasada. Sehingga pasti berbeda antar satu sama lain.