Keluarga Allah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

8



KEGIATAN BELAJAR 1 Konsep Teologi Keluarga Allah Capaian Pembelajaran Setelah anda mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menguraikan pengertian Keluarga Allah, bagaimana keluarga Allah bertumbuh secara rohani, Pentingnya pendidikan Nilai-nilai hidup bagi keluarga Kristen, tantangan yang dihadapi keluarga kristen masa kini. II.Sub Capaian Pembelajaran 1.Menguraikan konsep teologi keluarga Allah 2.Menguraikan Fungsi keluarga Allah 3.Membedakan Ciri keluarga Allah 4. Menganalisis mengapa pentingnya keluarga Allah 5. menguraikan peran Allah dalam kehidupan keluarga



III. Pokok- Pokok Materi 1. Konsep Teologi keluarga Allah 2. Fungsi keluarga Allah 3. Ciri keluarga Allah 4. Pentingnya keluarga Allah 5. Peran Allah Dalam Kehidupan Keluarga



IV.Uraian Materi A. Konsep Teologi Keluarga Allah Keluarga adalah suatu persekutuan masyarakat yang terkecil di mana terdiri dari ayah, ibu dan anak yang lazim disebut keluarga inti yang memiliki komunikasi dan hubungan saling percaya, saling menolong, bekerja sama untuk menunjang kelanjutan kehidupan keluarga. Hans Jochen Boecker, menjelaskan bahwa keluarga



9



terdiri dari tiga sampai empat generasi dan komponen keluarga ini sangat berperan dalam sistem sosial dan ekonomi leluhur Israel. (Hans Jachen,1980:28). Keluarga terdiri dari orang-orang yang dipersatukan oleh keturunan darah yang sama dan tempat tinggal yang sama atau berdiam pada satu rumah (Neh. 7:4) Keluarga Nuh, bersama dengan istri, anak serta anak menantunya (Kej. 7:1-7). Sedangkan Roland De Voux menjelaskan bahwa keluarga terdiri dari bapa, istri, anak-anaknya yang belum menikah, tetapi juga anak-anak yang sudah menikah, hamba-hambanya, orang asing, janda dan anak yatim yang dilindungi oleh kepala keluarga. Dalam pengertian yang lebih luas, keluarga adalah kelompok yang sama dengan klan. Klan memiliki kepentingan dan tanggung jawab yang sama, dan anggota-anggotanya sadar akan ikatan darah yang menyatukan mereka, dan saling memanggil satu sama lain dengan sebutan ‘saudara’ (1 Sam. 20:29). Anggota keluarga dalam pengertian yang luas memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga dan membantu satu sama lain. Secara sosial antropologis, keluarga adalah lembaga atau institusi sosial yang mampu menumbuhkan pemenuhan tuntutan kebutuhan hidup manusia, secar fisik, sosial, mental, dan moral, sehingga diantara keluarga lahir keterikatan rasa dan sikap dalam ikatan sosial psikologis dalam tatanan norma dan sistem nilai sebagai manusia yang bertanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pemahaman gender, keluarga adalah pasangan yang duduk sama rendah, berdiri sama tinggi didalam jalinan proses kehidupan yang saling saling membutuhkan di dalam hubungan mutualistik. Pengertian lain dari keluarga menurut Hendi Suhendi., adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orangatau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dalam pemahaman teologis keluarga Allah adalah lembaga rohani yang dibentuk oleh Allah di bumi. Allah membentuk keluarga lewat lembaga perkawinan dengan tujuan supaya manusia dapat mencerminkan kasih Allah dalam hubungan suami istri sekaligus dapat mewariskan keturunan untuk memenuhi bumi serta tunduk pada kehendakNya. Menurut Samuel Gunawan, keluarga Allah (Kristen) adalah persekutuan hidup antarayah, ibu dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Slamat secara pribadai dan



10



meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan setiap hari. Terkait dengan itu maka keluarga dijadikan sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama dan orang tua merupakan representasi dari perwakilan Tuhan untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya di dalam takut akan Tuhan. Tujuan pendidikan rohani dalam keluarga Allah bagi anak-anak menurut Robert R. Boehlke adalah agar anakanak menerima kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya, belajar bertindak baik, bertumbuh secara wajar dalam iman Kristen sebagai anggota jemaatnya serta melibatkan mereka dalam pengalaman belajar yang menolong mereka



untuk



memulai



panggilan



menjadi



murid



Yesus



Kristus.



(Robert.R.Boehlke,1997:472). Robert Coles, mengakui bahwa keluarga merupakan lingkungan primer dalam



membentuk kecerdasan moral



anak. (Robert



Coles,2000:38). Orang tua bertangung jawab membentuk kecerdasan moral dan pembentukan iman anak secara benar berdasarkan landasan kasih Kristus dan kebenaran Firman Tuhan. Terkait dengan itu Horace Bushnell “Melihat keluarga sebagai suatu kesatuan organik. Seperti batang pohon mengalirkan makanan ke dahan-dahan dan daun-daun, demikian juga iman Kristen yang dipercayai dan diamalkan orang tua Kristen mengalir ke dalam hidup anak-anak”. (Horace Busnell,1960:28) Sebelum anak menerima pengaruh dari teman sebaya, guru di sekolah, gereja dan masyarakat ia sudah mendapat pengaruh pendidikan iman dari keluarganya. Keluarga yang terbentuk sudah memiliki kepribadian karakter kristiani tersendiri yang kemudian diterima anak-anaknya karena mereka saling berinteraksi. Keluarga yang terbentuk dalam kasih dan ajaran Kristus merupakan keluarga Allah yang fungsional dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi sehingga disebut keluarga stabil dan rukun. Keluarga memiliki fungsi yang beragam salah satunya adalah fungsi religius yaitu sebagai tempat pengembangan nilai kepercayaan agama secara benar pada pengenalan akan ketuhanan Kristus. Konsep ketuhanan Kristus pada anak sebenarnya bertumbuh dan berkembang dari kualitas pembinaan dan pemeliharaan orang tua dan komunitas imannya. Anak memproyeksikan pengalaman dan ketaatan berimannya dengan orang tua dalam memahami serta menunjukkan sikap takut dan hormat pada Tuhan. Hal-hal penting mengenai



11



pertumbuhan iman anak dalam keluarga. Aspek-aspek yang berhubungan dengan etika sosial dan pembinaan orang tua kepada anak dalam keluarga adalah kasih, disiplin, konsistensi, aturan, keimanan serta keteladanan kepemimpinan orang tua. Karakter, tata nilai, potensi dan cara beriman tercipta serta berkembang dari keluarga asal yaitu tempat di mana setiap anak dibesarkan dalam kasih, dan ketaatan pada ajaran Kristus melalui orang tua. E. B. Surbakti mengatakan, “Jika masa kanak-kanak diisi dengan pembelajaran yang benar, tata nilai yang baik, normanorma, sopan santun, kerjasama, memaafkan, mengakui kesalahan, tanggung jawab, kasih sayang, budi pekerti dan sikap tenggang rasa maka setelah dewasa ia akan bertumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi”. (E.B.Surbakti,2008:4). Dalam masyarakat majemuk jika orang tua, guru agama, pendeta tidak mendidik anak dengan landasan firman Tuhan yang kuat mereka akan mudah tergelincir, disesatkan bahkan tertarik pada iman yang berbeda. (Jonh.Hick,1982:60). Keluarga secara teologis disebut miniatur gereja. Keluarga sebagai komunitas yang mengemban misi panggilan Allah untuk menyatakan kasih dan kebenaran-Nya (Marjorie.L.Thomson,2000:24). Orang tua memiliki tugas untuk mendidik anak-anaknya bertumbuh dalam nilai-nilai kerohanian kepada Allah. Orang tua adalah tokoh terdekat bagi anak yang Allah percayakan untuk membentuk anak menjadi berguna bagi sesama dan lingkungan masyarakat. Dalam keluarga pendidikan nilai-nilai Kristiani dan kebenaran firman Tuhan dapat dipraktikkan dan banyak cara dapat dikembangkan. Orang tua dan komunitas keluarga dapat menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak. Orang tua dengan sadar menjadikan dirinya teladan moral dalam mendemonstrasikan nilai-nilai iman dan karakter hidup kristiani yang baik serta benar untuk diteladani oleh anak. Pada sisi lain, disiplin dari orang tua yang terarah pada kasih dan pengenalan akan Kristus sebagai pusat pembentukan rumah tangga yang menghadirkan Kerajaan Allah sangat penting diterapkan bagi anak. . Artikel Jurnal kk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/teori.pdf



12



A. Fungsi Keluarga Allah



Keluarga Allah yang ideal, adalah keluarga Allah yang memahami dengan benar fungsi-fungsi yang menjadi bagian tugasnya. Fungsi keluarga Allah tidak sebatas menghasilkan keturunan. Adapun fungsi-fungsi keluarga Allah menurut B.S.Sidjabat, sebagai berikut: 1. Fungsi prokreasi ( berketurunan), yaitu, keluarga menghasilkan keturunan dan membesarkan anak-anak secara bijak. Seperti juga yang diungkapkan oleh Suhendi, fungsi ini berhubungan dengan fungsi seks suami –istri untuk menghasilkan keturuan, memenuhi kebutuhan gisi keluarga, memelihara dan merwat anggota keluarga secara fisik. 2. Fungsi sosialisasi, membantu anak sedemikian rupa agar anak mampu memahami dan menerima dirinya sebagai bagian dari keluarga serta masyarakat, dan mampu memainkan peranannya dengan baik. Hal ini lebih banyak berhubungan dengan pembentukan kepribadian anak, memperkenalkan pola tingkah laku, sikap,keyakinan, cita-cita dan nilainilai yang dianut oleh kelompok sosial atau masyarakat. 3. Fungsi edukasi yaitu, membantu anak untuk belajar banyak hal termasuk ketrampilan berbicara, berhitung, mengenal huruf, nilai hidup dan sebagainya. Pengetahuan, pemahaman, kreatifitas pemikiran anak berkembang karena keluarga memerankan fungsi ini. Tentunya sesuai dengan tingkat perkembangan, minat dan bakatnya. 4. Fungsi proteksi, atau perlindungan sehingga anak terbebas dari berbagai kekerasan , disamping tidak menjadi pribadi yang menyukai kekerasan dalam menghadapi masalah kehidupan. Fungsi bertujuan agar memberikan tempat yang nyaman bagi anggota keluarga



dan



perlindungan secara fisik, ekonomis, maupun psikologi. 5. Fungsi afeksi (perasaan) yaitu menumbuhkan perasaan aman, perasaan dikasihi, perasaan dihargai, agar anak bertumbuh dengan emosi yang sehat. Selain itu juga rasa perhatian, keintiman yang tercipta dalam keluarga.



13



6. Fungsi religius yakni pengembangan nilai kepercayaan(Agama). Konsep ketuhanan pada diri anak sebenarnya bertumbuh dan berkembang dari kualitas pemeliharaan keluarga yang dioeroleh dan dialaminya. Anak memproyeksikan pengalamannya dengan orang tua dalam memahami Tuhan. Fungsi ini mendorong semua anggota keluarga menjadi keluarga beragama yang penuh ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, serta menunjukan penghayatan dan perilaku nilai-nilai agama. 7. Fungsi ekonomis yaitu, menanamkan kesadaran ekonomis dan kerja termasuk pekerjaan dalam rumah tangga, berkaitan dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta pengaturan penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 8. Fungsi rekreasi yaitu mengajarkan kepada anak nilai , manfaat, ketrampilan bermain, bersenda gurau, berfantasi, yang bertujuan mencari hiburan , memberikan suasan yang segar dan gembira dalam lingkungan keluarga. 9. Fungsi status sosial artinya, keluarga akan mewariskan kedudukannya kepada anak-anaknya karena kelahiran anggota keluarga biasanya dihubungkan dengan status ini. Selain itu juga status individu dapat berubah melalui perkawinan



dan usaha-usaha yang dilakukan



seseorang. Artikel Jurnal http://www.jurnal.upi.edu/file/01_PERANAN_PENDIDIKAN_AGAMA_DALAM_KE LUARGA_-_FAHRUDIN.pdf



Selain fungsi keluarga seperti yang telah diuraikan di atas, secara khusus menurut iman Kristen, fungsi keluarga seperti yang dipaparkan di dalam Alkitab adalah; 1. Sebagai utusan Tuhan untuk menjadi teman sekerja Allah dalam mengelola alam semesta dengan segala isinya. (kej 1:28)



Tuhan Allah telah



menyediakan alam semesta berserta isinya kepada manusia maka manusia wajib menjaga dan melestarikannya demi kehidupannya, karena dia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (demuth dan Tselem). Gambar Allah mengacu pada rasio, akal budi, nalar manusia. Binatang dan ciptaan



14



lainnya tidak bernalar, hanya manusia saja, karena itu secara teologis gambar Allah mau menunjuk pada manusia sebagai makhluk theologis, artinya dia tidak dapat dipahami lepas dari aslinya yaitu Allah. Manusia disebut gambar Allah



hendak



menunjukkan



bukan



dirinya



sendiri



melainkan



menggambarkan Allah ada juga di dalam dirinya (Galatia 2:20). Otoritas kekuasaan dan pemerintahan Allah ada dalam diri setiap manusia. Dalam Kejadian 2:7 menggambarkan manusia dalam dua istilah yakni; Tubuh atau daging Ibraninya “basyar” dan jiwa/nyawa atau nafas Ibraninya “Nefes” yang menunjuk pada batang tenggorokan. Jadi manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan atau basyar dan nefes, menunjuk pada makna hidup yang bernilai dan berharga serta bermartabat jika dia berada dalam relasi vertikal secara intim dengan Allah dalam tanggung jawabnya untuk mengelolah alam semesta ini. Sebagai patner dengan Allah, dia juga diciptakan sebagai patner dengan sesama manusia (laki-laki dan perempuan). Sejarah hidup manusia diciptakan untuk ada dalam kebersamaan yang saling melengkapi dan melayani, berbagi dan menolong karena mereka dikodratkan untuk berbeda. Perbedaan itu bukan dari segi kualitatif. Laki-laki tidak lebih mulia dari perempuan, dan perempuan tidak lebih hina atau rendah daripada laki-laki. Maksud Allah dengan perbedaan itu ialah supaya mereka saling membantu, saling mengasihi, dan saling melengkapi. Kejadian 2: 18 Kesempurnaan Allah itu baru lengkap dan sempurna serta sesuai dengan tujua-Nya ketika manusia itu diciptakan seorang penolong yang sepadan, maksudnya, bukan seorang pembantu seperti yang kita kenal di masyarakat tetapi seorang penolong, kawan hidup, patner yang sehati dalam membangun kehidupan bersama dalam cinta kasih Tuhan. Kemudian Allah memberi mandat untuk berkuasa atas semua makhluk hidup ciptaan Allah lainnya tetapi semua harus tunduk dan bertanggung jawab kepada Allah pemilik segala kuasa di Sorga dan di bumi. 2. Sebagai lembaga utama dalam membentuk kecerdasan moral (Ulangan 6:49). Maksudnya bahwa belum ada tempat apapun dan di manapun yang dapat mendahului peran keluarga dalam mendidik dan menanamkan nilai moral



15



bagi anak. Keluarga yang mempunyai peranan mendidik, membina, membimbing, dan membentuk karakter dan perilaku anak menjadi anak yang berkepribadian benar sesuai citra diri Allah. Hal ini mengingatkan kita betapa berharganya keluarga dalam kehidupan ini, sebab keluarga sebagai tempat menumbuhkan nilai-nilai Kristiani. 3. Sebagai lembaga untuk mengekspresikan kasih Allah . Keluarga adalah lembaga atau tempat mengelola cinta, kasih dan harapan. kesetiaan, dan sikap yang saling menghormati.(Efesus 5 :22-25). Nilai-nilai yng diekspresikan ini harus selalu ditampilkan oleh keluarga dengan jalan saling berbagi dan mengasihi, karena itu yang dikehendaki Yesus (Yohanis 13; 34-35). 4. Tempat untuk menciptakan suasana damai Kedamaian adalah sesuatu yang indah seperti indahnya surga dalam ajaran Kristen. Keindahan nampak dari suasana kasih dan sukacita. Dengan demikian hadirnya keluarga Allah



adalah menjadi tempat kasih dan



merasakan sukacita bagi semua anggota keluarganya. 5. Sebagai dasar iman, sumber keselamatan. Yang paling utama dari keluarga adalah sebagai tempat menanamkan iman kepada Yesus Kristus (Kisah Para rasul 16: 31) C.Pentingnya Keluarga Allah. Allah terlibat dalam membentuk keluarga lewat sakramen perkawinan dua insan yang berbeda disatukan untuk membangun kehidupan bersama untuk menghadirkan karya syalom di bumi. Keluarga adalah tempat utama yang dibentuk oleh Allah sendiri yakni keluarga Adam (Kej 1:27-29) Adam sebagai suami sekaligus ayah bagi Kain dan Habel, demikianlah Hawa adalah istri dan juga sebagai ibu bagi Kain dan Habel. Dr Keneth chafin dalam bukunya, “Is There a Family In The House, memberi gambaran tentang pentingnya keluarga dalam lima identifikasi yaitu: 1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan sebagai Gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh.



16



2. Keluarga merupakan tempat pengembangan semua aktifitas. Dalam keluarga semua orang bebas mengembangkan karunianya masingmasing. Di dalam keluarga landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan. 3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan 4. Keluarga merupakan tempat mentransfer nilai-nilai , laboratorium hidup bagi setiap anggota keluarga untuk saling belajar hal yang baik. 5. Keluarga



merupakan



tempat



munculnya



permasalahan



dan



penyelesaiannya. Keluarga yang membiarkan Allah di dalam kristus memerintah dalam kehidupannya maka mereka mampu menyelesaikan semua permasalahannya. Ini intinya pentingnya keluarga Allah dalam kehidupan. Artikel Jurnal http://artikel.sabda.org/kehidupan_bersama_dalam_keluarga_kristen



D. Ciri Keluarga Allah. Manusia senantiasa menunjukkan karakter yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Sebaliknya dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai berbagai keragaman manusia, dari latar belakang etnis, agama, bahasa dan budayanya berbeda-beda. Begitupun dengan kehidupan keluarga Allah sendiri akan menampakan diri berbeda dengan keluarga yang bukan Kristen. Di mana letak perbedaan keluarga Allah dengan keluarga secara umum di masyarakat. Berikut ada beberapa ciri keluarga Allah itu? 1. Ada kasih persaudaraan secara rukun. Kata yang dipakai untuk menggambarkan kasih persaudaraan adalah “Oikos” kata ini memilki pengertian rumah tangga yang menunjuk pada keluarga. Di dalam keluarga ada kasih persaudaraan yang mengikat hubungan antarsetiap anggota keluarga. Kasih persaudaraan itu harus dibangun dengan kasih Kristus sebagai pusat pengendali seluruh hidup anggota keluarga Allah. Sebagai keluarga Allah, semua anggota keluarga harus menjadikan



17



Kristus sebagai pusat dari seluruh kehidupan yang kepada-Nya mereka bergantung dan berharap untuk meminta pertolongan dan bimbinganNya. Sebagai keluarga Allah dituntut untuk berserah diri secara penuh dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan dalam kasih dan persaudaraan yang rukun sehingga dapat menghadirkan berkat (Maz.133:1-3; 128:16) 2. Mau mengampuni kesalahan orang lain. Dasar dari orang Kristen mau mengampuni adalah supaya kita diampuni oleh Allah. Allah yang disembah dalam diri Yesus Kristus telah terlebih dahulu mengampuni dosa orang percaya maka dituntut dari keluarga Allah untuk dapat menunjukan kasih dan pengampunan Allah itu bagi sesama yang perna melakukan kesalahan bagi anda. Dengan begitu orang percaya telah menunjukkan keteladanan dan ketaatan kepada Kristus. (Mat.6:12). 3. Persekutuan . Kata “Eklesia” dipakai untuk menggambarkan persekutuan . kata ini menunjuka pada orang-orang yang dipanggil keluar , yaitu orang-orang yang dipersekutukan ke dalam kesatuan sebagai tubuh Kristus. Sebagai keluarga Allah dituntut untuk terlibat dalam satu persekutuan dengan Kristus untuk terus membangun relasi dengan Dia dalam doa atau persekutuan ibadah (Ibrani 10:45) Dalam persekutuan dengan tubuh Kristus ada nasihat yang saling membangun untuk pertumbuhan iman dan pengenalan akan Tuhan secara benar, ada saling menolong dan berbagi kasih persaudaraan dalam Kristus. 4. Hidup dalam kasih dan kekudusan Tuhan. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan, dituntut untuk menguduskan diri dari segala perbuatan dosa yang menghalagi dirinya dalam relasi dengan Tuhan. Allah menghendaki setiap orang percaya untuk membangun hubungan dengan Tuhan dalam kekudusan hidup sebab Allah itu kudus adanya. Allah telah berjanji dan mengikat diri dengan setiap orang percaya Dengan kekudusan diri Allah berkenan hadir dan menuntun setiap orang percaya dengan hikmat dan kuasa-Nya



18



untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar sebagai wujud kesaksian dan pelayanannya. 5. Menjunjung kebenaran dan keadilan. Keluarga juga harus dapat menjunjung kebenaran dan keadilan sebagai wujud implementasi dari iman Kristen. Sebagai keluarga Allah dituntut memiliki citra diri yang baik sebagai wujud dari kasih dan ketaatan kita kepada Kristus. Roh kudus yang mendorong dan memberdayakan setiap orang beriman agar dapat mengimplemtasikan nilai-nilai kebenaran dan keadilan secara tertanggung jawab bagi semua orang.



E. Peran Allah dalam kehidupan Keluarga Keluarga dibentuk oleh Tuhan. Tuhan menciptakan manusia sepasang laki-laki dan perempuan (Kejadian 2:21-25). Dalam perbedaan itu manusia



menjadi satu persekutuan yang luar biasa karena saling



membutuhkan dan saling mendukung. Tuhan memberikan daya tarik yang luar biasa dalam diri sebagai laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai rasa suka yang membuat mereka bertemu dan mengikat diri. Itulah cikal bakal manusia membangun keluarga Allah. Keluarga Kristen merupakan keluarga yang mencerminkan kehidupan dengan dilandasi oleh kasih dan sikap takut akan Tuhan, serta meneladani kehidupan Tuhan Yesus sehingga menciptakan suasana kristiani yang sejati dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Keluarga Kristen beribadah kepada Tuhan sebagai bagian pokok dari keberadaan keluarga Kristen. Beribadah kepada Tuhan berarti semua anggota keluarga berdoa dan melayani Tuhan setiap hari, sehingga semakin bertumbuh dalam cinta akan Kristus yang semakin mendalam. Ketekunan dalam doa dan usaha untuk mempertautkan diri dengan Kristus diperlihatkan dengan sangat jelas oleh keluarga-keluarga Kristiani jemaat perdana. Diungkap dalam Kisah para rasul 2:46-47 bahwa mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan merayakan perjamuan secara bergilir dari rumah ke rumah. Melalui doa dan perjamuan bersama ini mereka sungguh-sungguh dikuatkan dan diteguhkan oleh Tuhan untuk



19



berani ‘tampil beda’ di antara kelompok-kelompok jemaat lain pada saat itu dan siap menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat dimana mereka hidup. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks dengan berbagai kesibukan maupun masalah pada saat ini, penting dan tetap harus menempatkan waktu untuk bertumbuh dalam Tuhan bersama. Jika Tuhan diutamakan, maka sukacita, kekuatan, kemenangan dan penghiburan akan tinggal diam dalam keluarga. Keterpautan secara sadar dengan Kristus dalam keluarga akan menggerakkan semua anggota keluarga untuk membangun relasi yang semakin akrab dan intim dengan berpola kasih kasih Yesus yang berkorban bagi manusia tanpa pamrih, kasih yang melayani, mengampuni dan menyelamtakan umat manusia. Berbeda dengan kasih eros, yakni kasih yang mengingini dan mencari kesenangan diri sendiri. Kasih dalam kehidupan keluarga harus berpadanan dengan Injil Kristus, yaitu kasih yang menguasai diri, disiplin, setia dan taat kepada orang tua sebagai implemtasi kasih Tuhan. Kasih yang berpihak pada kemanusiaan, kebenaran dan keadilan, (1 Korintus 11:3), karena Tuhan Yesus secara pribadi sangat mengasihi dan memimpin keluarga. Hal ini nampak ketika Ia mulai menyatakan diri sebagai juruselamat pada pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Tampak ketidakmampuan kedua mempelai karena kekurangan anggur, namun ketika Tuhan Yesus turut campur tangan dan memberi pertolongan, mujizat besar terjadi: air berubah menjadi anggur. Demikianlah Tuhan Yesus juga akan menolong keluarga Kristen pada masa kini di dalam segala kesukaran, masalah, kekurangan dan dosa-dosa. Hal ini merupakan rahasia ajaib dan mujizat bagi keluarga Kristen, yaitu bahwa kehidupan keluarga Kristen akan selalu tertolong oleh suatu kesetiaan yang luar biasa, dan oleh suatu Anugerah yang tidak dapat kita pahami, yang tak lain adalah kesetiaan dan anugerah Tuhan Yesus Kristus. Menjadikan Kristus sebagai pedoman, pemimpin dan sebagai kepala keluarga artinya seluruh anggota keluarga bertanggung jawab menjadikan seluruh ajaran Tuhan Yesus sebagai acuan hidup berkeluarga. Setiap anggota keluarga Kristen perlu menyadari penyertaan Tuhan dalam



20



kehidupan mereka dengan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekristenan dalam tindakan konkret. Mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek



kehidupan



keluarga



merupakan



fondasi



penting dalam



mendapatkan sumber kebahagiaan yang sejati, karena Kristus merupakan satu-satunya sumber kebahagiaan keluarga Kristen. Apapun masalah dalam keluarga maupun pribadi, pergaulan dengan Tuhan akan memberi kebebasan dari persoalan, dan anggota keluarga dapat menjadi saksi kepada dunia. Dari kesaksian-kesaksian tersebut, dapat membawa manusia pada kesadaran nilai yang hakiki dari kekristenan.



Tugas : Buatlah resume Kegiatan Belajar 1 sebanyak 3 Hal.