Ken Arok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Diah Anindya



No Absen



: 12



Kelas



: XII MIA 6



Ken Arok : Cinta dan Takhta



Ken Arok adalah putra dari Ken Ndok dan Gajah Para yang merupakan murid dari suaminya. Ken Arok dilahirkan di suatu wilayah perkuburan dan ditinggalkan oleh ibunya, dan ditemukan oleh seorang pencuri yang bernama Ki Lembong. Ki Lembong membawanya pulang dan memberi nama Temon. Saat berusia 15 tahun Ken Arok diperintahkan untuk pergi dan mencari kehidupan baru. Dalam perjalanan, Temon bertemu dengan seorang penjudi yang bernama Bango Sampran yang menganggap bahwa Temon pembawa keberuntungan. Temon pun diajak untuk tinggal bersama istri Bango Samparan dan diberi nama Ken Arok. Ketika keberuntungan Ken Arok mulai surut dan sering kalah berjudi, Ken Arok kembali mencuri. Bango Samparan tidak menyukai kebiasaan tersebut. Ken Arok pun pergi dari dari rumah dan tinggal di rumah temannya yang bernama Tita. Ayah Tita memasukkan keduanya ke padepokan Tantripala, namun Ken Arok dan Tita meninggalkan padepokan tersebut karena merasa tidak betah, dan berniat untuk menjarah di Tumapel. Dalam perjalanan ke Tumapel Ken Arok dan Tita dihadang oleh prajurit yang mencari mereka, kemudian mereka bersembunyi di tempat yang telah dihuni oleh lelaki tua misterius yang selalu mengikuti mereka. Ken Arok berusaha mengusirnya, lalu lelaki itu, Gendeng Panuntun menunjukkan bahwa dia orang sakti. Setibanya di Tumapel, Ken Arok mengambil beberapa barang berharga di Pakuwon Tunggul Ametung yang merupakan seorang akuwu baru di Tumapel. Ken Arok dan Tita telah dipergoki dan dikejar oleh prajurit Pakuwon. Saat berusaha kabur, Gendeng Panuntun datang menyelamatkan mereka. Ken Arok memutuskan untuk mengikuti lelaki tua tersebut dan melanjutkan perjalanan untuk menemui Mpu Parwa. Namun ternyata Gendeng Panuntun tidak mengajak Ken Arok menemui Mpu Parwa, tetapi menemui Dan Hyang Lohgawe. Ken Arok belajar dari Dan Hyang Lohgawe dan cepat menguasai apa yang diajarkannya sehingga menjadi orang kepercayaan Dan Hyang Lohgawe. Saat Tunggul Ametung melihat Ken Dedes yang merupakan putri cantik dari Mpu Parwa, ia langsung ingin menjadikanya istri dan membawanya secara paksa, saat Mpu Parwa tidak ada di rumah. Mpu Parwa marah dan bersumpah bahwa orang yang membawa putrinya akan ditusuk keris. Kebo Ijo dan Ragatantra yang merupakan kepala pengawal dari pakuwon pergi menemui Mpu Palot di Padepokan Tantripala untuk mencari informasi mengenai Ken Arok.



Mpu Gandring yang merupakan seorang pandai besi dan juga orang tumpuan Tunggul Ametung, pergi menemui Kebo Idjo dan mengungkapkan keinginannya agar Tumapel lepas dari Kediri dengan cara menggati pemimpin Tumapel. Ken Arok yang telah melihat secara langsung perilaku prajurit Tumapel yang mengambil paksa kenaikan upeti dari masyarakat, pergi mencari Tita, dan teman-temannya yang lain untuk menjarah upet yang hendak dikirim ke Kediri. Hasil yang mereka dapatkan kemudian dibagikan kembali pada para penduduk Tumapel. Mpu Gandring pergi menenemui Kebo Idjo dan mendorongnya agar segera bergerak untuk menggantikan Tunggul ametung. Dalam perjalanan menuju ke kediaman Mpu Gandring di Lulumbang untuk menjarah senjata, Ken Arok bertemu Ken Umang yang bersedia menunjukkan jalan. Mereka pun berhasil menjarah senjata Mpu Gandring. Kebo Idjo menemui Ken Dedes dan mengatakan bahwa ia akan merebut pakuwon dari Tunggul Ametung dan akan menyelamatkannya. Setelah itu, Ken Dedes memberi saran kepada Tunggul Ametung untuk menyiapkan jebakan agar dapat mengetahui dalang perampokan upeti. Sementara itu Gentasamara menghasut dua senopati Tumapel untuk menyamar sebagai pencuri dan mencuri upeti yang akan dikirim. Ken Arok telah merasakan bahwa ada jebakan, ia pun mengurungkan niatnya untuk menjarah upeti. Ken Arok menjadi prajurit Pakuwon atas usulan Dan Hyang Lohgawe dengan syarat dapat menyelesaikan masalah kerusuhan di Tumapel. Ken Arok menghadap Tunggul Ametung bahwa ia telah menemukan senjata-senjata yang dicuri di wilayah Kediri. Ken Arok yang telah berhasil membawa kembali senjata yang dicuri pun diangkat menjadi wakil Kebo Idjo. Semenjak Ken Arok berada di Pakuwon, keadaan Tumapel menjadi lebih baik. Ken Arok pun semakin mendapat kepercayaan, baik di kalangan pakuwon maupun kalangan penduduk. Namun keberadaan Ken Arok dianggap sebagai ancaman oleh Gentasamara. Ken Arok mengetahui bahwa Mpu Gandring sedang membuatkan senjata untuk Kebo Idjo yang telah bersiap untuk menyerang Pakuwon. Ia pun memberitahukan hal itu dengan Dan Hyang Lohgawe dan Ken Dedes. Namun senjata pusaka yang dibuat Mpu Gandring berhasil dicuri oleh Ken Arok dan diberikannya kepada Kebo Idjo sambil berpura-pura seolah-olah ia adalah utusan Mpu Gandring. Kebo Idjo yang tak curiga pun memamerkan senjata barunya ke semua orang di Pakuwon. Kebo Idjo, Sawung Teja, dan Gentasamara yang telah bersiap melakukan penyerangan, memerintahkan Ken Arok untuk mengawal upeti. Ken Arok memimpin pengiriman upeti seperti yang direncanakan. Di tengah perjalanan Ken Arok berpura-pura hendak memberikan sesuatu pada Tunggul Ametung dan pergi meninggalkan prajurit bersama upeti. Ken Arok pergi ke kamar Tunggul Ametung dan meminta Ken Dedes untuk pergi dan menusuk Tunggul Ametung yang sedang tidur dengan keris yang telah ia curi tanpa sepengetahuan Kebo Idjo beberapa hari sebelum rencana penyerangan. Kebo Idjo berhasil menangkap Ragatantra dan Gentasamara, lalu mengangkat dirinya sendiri sebagai akuwu yang baru. Tak lama Ken Arok datang dihadapannya dan meyakinkan mereka yang ada di



Pakuwon bahwa ia adalah prajurit Tumapel yang setia dan akan menghentikan rencana jahat Kebo Idjo. Tunggul Ametung yang ditemukan mati dengan senjata yang dipercaya milik Kebo Idjo, Kebo Idjo pun dijatuhi hukuman mati. Ken Arok berhasil membunuh Mpu Gandring dan membuat prajurit Tumapel yang memberontak untuk kembali memihak Tumapel. Atas jasanya, Ragatantra pun mengangkat Ken Arok sebagai akuwu baru dengan persetujuan semua yang hadir. Ken Arok memiliki kegigihan dan keberanian dalam memperoleh kesuksesan walaupun dari keluarga yang tidak berada, dan kecerdasan yang dimilikinya diatas rata-rata sehingga dapat mengantarkan dirinya sebagai akuwu baru menggantikan Tunggul Ametung. Sikap dan perilaku Ken Arok tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai dan mewujudkan cita-cita.