Kenapa Mengambil Judul Ini [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Kenapa mengambil judul ini, apa fenomennya ? Perubahan pola penyakit yang terjadi di masyarakat terjadi akibat Perubahan gaya hidup. Karena gaya hidup masyarakat saat ini cenderung mengkonsumsi makanan secara instan serta berlebihan, dengan aktivitas fisik yang kurang, sehingga menyebabkan kegemukan dan berbagai penyakit. Kasus ini akan meningkat pada



lansia



yang



mengalami



penurunan



dalam



segala



aspek



yaitu



kognitif,fisik,psikosial dan ekonomi. sehinggah Kondisi ini memunculkan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus yang setiap tahunnya meningkat



Karna saya ingin mengetahui apakah rebusan daun kelor dapat menurunkan kadar glukosa darah,di samping itu di daerah saya masih bnyak penderita DM dan juga mudah di temui tanaman daun kelor di daerah. Karna



semakin



meningkatnya



kasus



Dm



dari



tahun



ke



tahun,baik



internasional,nasional maupun daerah 2. Data diabetes mellitus ? WHO dan IDF (Internasional Diabetes Federation) menyatakan pada Tahun 2016 sekitar 70% kematian disebabkan oleh diabetes dan 90 - 95% adalah Diabetes Mellitus tipe 2. Pada tahun 2017, jumlah penderita Diabetes Mellitus mencapai 425 juta orang, sedangkan Kejadian Diabetes Mellitus di indonesia tahun 2015-2017 Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah penderita Diabetes, yaitu dari 10 juta jiwa menjadi sebanyak 10,3 juta jiwa. Di tahun 2018 prevalensi penyandang Diabetes naik menjadi 2,0%, Jumlah kasus Diabetes Mellitus di Sulawesi Tenggara Pada tahun 2016 meningkat menjadi urutan 3 dengan jumlah sebesar 2.983. Ditahun 2017 kejadian Diabetes Mellitus turun dari urutan ke 3 menjadi urutan ke 5 dengan jumlah 2.436 kasus



3.



Langkah-langkah penelitian ; Prosedur pengumpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari dan izin dari Bakesbangpol Kabupaten Buton. Surat balasan diserahkan ke Bakesbangpol Kabupaten dan Dinas Kesehatan Kabupaten Buton dan surat balasan diserahkan ke Puskesmas Banabungi. Langkah awal penelitian, pendekatan dilakukan kepada responden untuk mendapatkan persetujuan



untuk dijadikan objek penelitian atau sebagai responden information for



concent dan informed concent, setelah itu meminta persetujuan kepada calon responden. Pengukuran kadar gula darah menggunakan autocheck gluchose test dan lembar kuisioner data demografi yang telah dilengkapi dengan pertanyaan tambahan serta lembar observasi. Responden diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian. Data sampel diambil secara non probability sampling yang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, setalah bersedia dilakukan pengisian Inform Concent. Responden yang telah terkumpul, dengan pengukuran kadar gula darah pertama (pretest) sebelum adanya perlakuan (pemberian rebusan daun kelor). Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (tidak diberikan rebusan daun kelor) dan kelompok perlakuan (diberikan rebusan daun kelor). Pemberian rebusan daun kelor diberikan sebanyak 200 ml di minum secara rutin dua kali sehari sebelum makan pagi dan sebelum makan sore selama sepuluh hari. Observasi dilakukan setelah pemberian rebusan daun kelor selama sepuluh hari pada hari ke-10 serta yang tidak diberikan pemberian rebusan daun kelor dengan mengukur kadar gula darah menggunakan autocheck gluchose test. Selanjutnya peneliti menganalisa adakah pengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap penurunan kadar gula darah di Puskesmas Banabungi kecamatan pasarwajo kab.buton. Mengucapkan terima kasih kepada responden atas ketersediaannya untuk menjadi responden penelitian.



4.



Kriteria objektif a. Dikatakan Normal jika kadar glukosa darah: ≤ 150 mg/dL-160 mg/dL b. Dikatakan Tidak Normal jika kadar glukosa darah: >160 mg/dL



5.



Patofis DM Pada diabetes melitus tipe 2 adanya resistensi insulin disebabkan karena fungsi fisiologis insulin terganggu, yaitu menurunnya kemampuan insulin dalam berikatan dengan reseptor sehingga jumlah glukosa yang di metabolisme dalam sel berkurang. Gangguan sekresi insulin yang terjadi pada diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh menurunnya kemampuan sel beta dalam mensekresikan insulin. Dampak yang diakibatkan dari resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin adalah meningkatnya kadar glukosa darah karena glukosa tidak mengalami metabolisme di dalam sel (Price dan Wilson, 2005 dalam Yuanita, 2014). Resistensi insulin pada keadaan hamil dimulai sejak trimester kedua kehamilan dan berlangsung selama sisa kehamilan. Selama kehamilan sensitivitas insulin menurun hingga 80%. Plasenta mensekresi hormon-hormon, seperti kortisol, progesteron, human placental lactogen (hPL), growth hormone, dan prolaksin merupakan faktor yang berperan penting dalam resistensi insulin. Kadar hPL dan growth hormone meningkatkan lipolisis. Lipolisis menyebabkan bertambahnya kadar asam lemak bebas yang menyebabkan retensi insulin di jaringan perifer. Resistensi insulin menyebabkan tingginya kadar glukosa plasma ibu, yang berdifusi ke dalam aliran darah janin melalui plasenta (Berger et al., 2013).



6.



Klasifikasi International Diabetes Federation (2017) mengklasifikasikan Diabetes Mellitus menjadi: a. Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 1 merupakan diabetes yang disebabkan oleh reaksi autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta penghasil insulin di pankreas, sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan insulin. Penyebab dari proses destruktif ini tidak sepenuhnya diketahui tetapi kombinasi kerentanan genetik serta lingkungan seperti adanya infeksi virus, toksin atau beberapa faktor makanan. Penyakit ini dapat berkembang pada semua usia, akan tetapi pada Diabetes Mellitus tipe 1 paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Penderita dengan Diabetes Mellitus tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari agar dapat mempertahankan kadar glukosa agar tetap dalam kisaran yang normal. Kebutuhan pengobatan insulin



sehari-hari, pemantauan glukosa darah secara teratur dan pemeliharaan diet sehat dan gaya hidup sehat merupakan cara untuk menunda atau menghindari terjadinya komplikasi dari penyakit Diabetes (International Diabetes Federation, 2017) b. Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes yang paling umum ditemukan. Ciri dari Diabetes mellitus tipe 2 adalah hiperglikemia. Hiperglikemi dalam hal ini merupakan hasil dari produksi insulin yang tidak adekuat dan ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin, yang didefinisikan sebagai resistensi insulin. Selama keadaan resistensi insulin, insulin tidak efektif dan karena itu awalnya meminta untuk meningkatkan produksi insulin untuk mengurangi peningkatan glukosa darah tetapi semakin lama keadaan relatif tidak adekuat pada perkembangan produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 2 paling sering terjadi pada orang dewasa, namun remaja dan anak-anak bisa juga mengalaminya karena meningkatnya tingkat obesitas, ketidakefektifan aktivitas fisik dan pola makan yang buruk (International Diabetes Federation, 2017). 7.



Kriteria inklusi dan eklusi a. Kriteria inklusi Kriteria



inklusi adalah karakteristik umum sampel penelitian dari suatu



populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah : 1) Bersedia menjadi responden 2) Berumur diatas 40tahun 3) Penderita Diabtes Mellitus dengan GDS ≥ 200mg/dl b. Kriteria eksklusi 1) Responden mengundurkan diri menjadi responden selama penelitian berlangsung 2) Penderita Diabetes Mellitus dalam keadaan hamil atau menyusui 3) Responden yang menggunakan obat herbal lainnya 8.



patofis terjadinya peningkatan kadar glukosa darah Seiring bertambah usia, toleransi tubuh terhadap glukosa menurun memungkinkan berkembang penyakit diabetes melitus. Pada lansia terjadi sekresi insulin yang meningkat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Hormon insulin bertugas



membawa glukosa darah ke dalam sel untuk pembentukan energi. Dalam keadaan sehat, tubuh akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya dan diperlukan tubuh sebagai bahan bakar (Damayanti, 2015). Dimana glukosa yang diserap dari makanan penderita Diabetes akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan bantuan insulin. Bila insulin tidak ada atau kerja insulin terganggu, maka pemecahan lemak dan protein menjadi glukosa di hati tidak dapat dihambat sehingga kadar glukosa darah dapat semakin meningkat 9.



pengertian penelitian pre ekperimen dan quasy ekperimen pre eksperimen, di katakan pre ekperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh , karna masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi karna tidak adanya variabel kontrol , dan sampel tidak di pilih secara random sedangkan Quasy eksperimen mempunyai kelompok kontrol , tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.