Kerajaan Kediri [PDF]

  • Author / Uploaded
  • alwi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Indonesia yang membahas tentang Kerajaan Kediri ini.             Makalah yang kami buat ini meliputi : Sejarah Perkembangan Kerajaan Kediri,



Letak



Kerajaan,



Nama-nama



Rajanya,



Kehidupan



Kerajaan,



dan



Kemunduran/Kehancuran dari Kerajaan Kediri ini. Selain itu, disini kami juga melampirkan isi yang singkat sehingga mudah untuk dipahami.             Kepada Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan dorongan untuk menulis makalah ini, kami ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.             Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami buat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................



i



DAFTAR ISI.........................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang....................................................................................



1



1.2 Rumusan masalah..............................................................................



2



1.3 Tujuan masalah..................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Letak kerajaan Kediri.........................................................................



3



2.2 Asal mula kerajaan Kediri..................................................................



3



2.3 Perkembangan Kerajaan Kediri.........................................................



4



2.4 Raja yang memerintah di kerajaan Kediri.........................................



5



2.5 Kehidupan Politik Kerajaan Kediri....................................................



7



2.6 Karya Sastra dan Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri................



11



2.7 Runtuhnya kerajaan Kediri...............................................................



12



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan......................................................................................



13



3.2 Saran...............................................................................................



14



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Menuliskan kembali sejarah kerajaan Kediri tentu menjadi hal yang menarik bagi kami.  Sebuah kerajaan hasil pembelahan kekuasaan raja Airlangga yang termaktub dalam kitab Nagarakretagama ini tidak pernah usang memang untuk dikaji kembali.  Sebagaimana kita ketahui telah terjadi banyak perdebatan mengenai pembelahan



wilayah



kekuasaan



tersebut,



maka



pengkajian



ulang



dan



meruntutkannya secara kronologis menjadi hal yang cukup penting untuk dilakukan.  Memang harus kami akui bahwa sedikit sulit untuk menemukan sumber-sumber ilmiah mengenai masa awal berdirinya kerajaan Kediri.  Namun bukan berarti tidak mungkin untuk melakukan kritik terhadap berbagai sumber yang belum seratus persen ilmiah. Dalam serat Calon Arang misalnya, dijelaskan bahwa raja airlangga membagi kerajaan menjadi dua, yaitu Panjalu (Kedhiri) dan Jenggala.  Dikisahkan didalamnya bahwa raja Airlangga memerintahkan pendeta Bharada untuk menemui pendeta Kuthuran di Bali.  Airlangga mengiginkan agar puteranya dapat dinobatkan di Bali.  Namun ternyata permintaan tersebut ditolak, yang akhirnya memaksa Airlangga untuk membagi wilayah kekuasaannya menjadi dua.  Pembagian tersebut kemudian dilakukan oleh pendeta bharada dengan mencucurkan air kendi dari udara, dengan membagi Jawa menjadi dua kerajaan.  Airlangga berharap kedua puteranya dapat terhindar dari permusuhan yang terjadi terus-menerus dengan membagi wilayah kekuasaannya.



1



Sulit memang untuk mempercayai apa yang termaktub dalam serat Calon Arang mengingat sifatnya sebagai karya sastra.  Apa yang dituliskan disana lebih dekat kepada dongeng daripada sejarah berdirinya kerajaan Panjalu (Kedhiri).  Oleh karenanya bukti tersebut haruslah didukung dengan bukti lain yang lebih obyektif, seperti prasasti misalnya.  Salah satu prasasti yang mendukung adalah prasasti Mahaksobhya yang juga menjelaskan dibaginya wilayah kekuasaan di Jawa menjadi dua oleh Pendeta Bharada.  Pembagian itu kemudian memunculkan dua kerajaan baru yaitu Panjalu dan Jenggala.



1.2  Rumusan Masalah 1) Dimanakah letak kerajaan kediri? 2) Bagaimana munculnya kerajaan kediri ? 3) Siapa saja rajanya dan masa kejayaannya ? 4) Bagaimana system pemerintahannya sekaligus alasan keruntuhannya?



1.3  Tujuan Masalah 1) Dapat mengetahui Dimanakah letak kerajaan kediri 2) Mengetahui Bagaimana munculnya kerajaan kediri 3) Mengetahui tentang Siapa saja rajanya dan masa kejayaannya 4) Mengetahui tentang Bagaimana system pemerintahannya sekaligus alasan keruntuhannya



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Letak Kerajaan Kediri Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kotaDaha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.



2.2 Asal Mula Kerajaan Kediri Latar Belakang Kerajaan KadiriSesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota



api.



Nama



ini



terdapat



dalam



prasasti



Pamwatan



yang



dikeluarkan Airlanggatahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha. Pada



akhir



November



1042, Airlangga terpaksa



membelah



wilayah



kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijayamendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang



dipimpin Airlangga sudah



bernama



Panjalu,



yang



Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu.



3



berpusat



di



Daha.



Adapun Kahuripan adalah



nama



kota



lama



yang



sudah



ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala. Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chialung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178). Nama "Kediri" atau "Kadiri" sendiri berasal dari kata Khadri yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti pohon pacé atau mengkudu (Morinda citrifolia). Batang kaulit kayu pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang digunakan dalam pembuatan batik, sementara buahnya dipercaya memiliki khasiat pengobatan tradisional.



2.3  Perkembangan Kerajaan Kediri Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan Kediri sempat jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-1222) berselisih dengan golongan pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung. Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara (1268 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang selama ini tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada



4



tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.



2.4 Raja yang memerintah di kerajaan Kediri Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah: 1. Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang berangka tahun 1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.  2. Kameshwara Raja kedua kerajaan Kediri yang bergelar Sri Maharajarake Sirikan Shri Kameshwara



Sakalabhuwanatushtikarana



Sarwwaniwaryyawiryya



Parakrama



Digjayottunggadewa, yang lebih dikenal sebagai Kameshwara I (1115 – 1130 M). Lancana kerajaanya adalah tengkorak yang bertaring disebut Candrakapala. Dalam masa pemerintahannya Mpu Darmaja telah mengubah kitab samaradana. Dalam kitab ini sang raja di puji–puji sebagai titisan dewa Kama, dan ibukotanya yang keindahannya dikagumi seluruh dunia bernama Dahana. Permaisurinya bernama Shri Kirana, yang berasal dari Janggala. 3. Jayabaya  Raja kediri ketiga yang bergelar Shri Maharaja Shri Kroncarryadipa Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayotunggadewanama Shri Gandra. Dengan prasatinya pada tahun 1181 M. Raja Kediri paling terkenal adalah Prabu Jayabaya, di bawah pemerintahannya Kediri mencapai kejayaan. Keahlian sebagai pemimpin politik yang ulung Jayabaya termasyur dengan ramalannya. Ramalan–



5



ramalan itu dikumpulkan dalam satu kitab yang berjudul jongko Joyoboyo. Dukungan spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dan hal budaya dan kesusastraan tidak tanggung–tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh kedepan menjadikan prabu Jayabaya layak dikenang. 4. Prabu Sarwaswera Sebagai raja yang taat beragama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu, dikaulah (semua) itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah mooksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.  5. Prabu Kroncharyadipa Namanya yang berarti beteng kebenaran, sang prabu memang senantiasa berbuat



adil



pada



masyarakatnya.



Sebagai



plemeluk



agama



yang



taat



mengendalikan diri dari pemerintahannya dengan prinsip, sad kama murka, yakni enam macam musuh dalam diri manusia. Keenam itu adalah kroda (marah), moha (kebingungan), kama (hawa nafsu), loba (rakus), mada (mabuk), masarya (iri hati). 6. Srengga Kertajaya Srengga Kertajaya tak henti–hentinya bekerja keras demi bangsa negaranya. Masyarakat yang aman dan tentram sangat dia harapkan. Prinsip kesucian prabu Srengga



menurut



para



dalang



wayang



dilukiskan



oleh



prapanca.



7. Pemerintahan Kertajaya Raja terakhir pada masa Kediri. Kertajaya raja yang mulia serta sangat peduli dengan rakyat. Kertajaya dikenal dengan catur marganya yang berarti empat jalan yaitu darma, arta, kama, moksa.



6



2.5 Kehidupan Politik Kerajaan Kediri Dalam persaingan antara Panjalu dan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135–1157). Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali. Lencana kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol Airlangga. Pada masa pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh menggubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara Jenggala dan Kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka Jayabaya". Raja Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Di dalam kiitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Candrakirana. Raja



Kediri



yang



terakhir



ialah



Kertajaya



yang



pada



tahun



1222



kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah Kerajaan Kediri dan muncul Kerajaan Singasari.



Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Kediri Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap kehidupan sosial ekonomi rakyat juga besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan karya-karya sastra saat itu, yang mencerminkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat saat itu. Di antaranya



7



kitab Lubdaka yang berisi ajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat manusia tidak



diukur



berdasarkan



asal



dan



kedudukan,



melainkan



berdasarkan



kelakukannya. Berdasarkan kronik-kronik Cina maka kehidupan perekonomian rakyat Kediri dapat dikemukakan sebagai berikut. 1.



Rakyat hidup dari pertanian, peternakan dan perdagangan.



2.



Kediri banyak menghasilkan beras.



3.



Barang-barang dagangan yang laku di pasaran saat itu antara lain emas, perak, gading dan kayu cendana.



4.



Pajak rakyat berupa hasil bumi, seperti besar dan palawija.



Adapun kehidupan sosialnya sebagai berikut. Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat masyarakat hidup tenang, hal ini terlihat dari rumah-rumah rakyatnya yang baik, bersih, dan rapi, dan berlantai ubin yang berwarna kuning, dan hijau serta orang-orang Kediri telah memakai kain sampai di bawah lutut. Dengan kehidupan masyarakatnya yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju adalah seni sastra. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil sastra yang dapat Anda ketahui sampai sekarang. Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab Simaradahana karya Mpu Darmaja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka karya Mpu Monaguna. Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara.



8



Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. Kehidupan sosial kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kediri dapat kita lihat dalam kitab Ling-Wai-Tai-Ta yang disusun oleh Chou Ku-Fei pada tahun 1178 M.  Kitab tersebut menyatakan bahwa masyarakat Kediri memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai. Rumah-rumahnya rata-rata sangat bersih dan rapi. Lantainya dibuat dari ubin yang berwarna kuning dan hijau. Pemerintahannya sangat memerhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian, peternakan, dan perdagangan mengalami kemajuan yang cukup pesat. Golongan-golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan. 1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam  lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya. 2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah). 3. Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi atau masyarakat wiraswasta. Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang bertugas mengurus dan mencatat semua penghasilan kerajaan. Di samping itu, ada



9



1.000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan kerajaan, dan gedung persediaan makanan. Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000-1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anakanak selirnya. Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri.



Kehidupan Kebudayaan, Khususnya Sastra Kerajaan Kediri Di bidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai berikut. 1. Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Siwasasana. 2. Di zaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. 3. Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.Di samping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. 4. Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradhahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akung.



10



2.6 Karya Sastra dan Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri Prasasti pada Jaman Kerajaan Kadiri diantaranya yaitu: a) Prasasti Banjaran yang berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atau Kadiri atas Jenggala b) Prasasti Hantang tahun 1135 atau 1052 M menjelaskan Panjalu atau Kadiri pada masa Raja Jayabaya.Pada prasasti ini terdapat semboyan Panjalu Jayati yang artinya Kadiri Menang.Prasasti ini di keluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk Desa Ngantang yang setia pada Kadiri selama perang dengan Jenggala.Dan dari Prasasti tersebut dapat di ketahui kalau Raja Jayabhaya adalah raja yang berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri.



Prasasti Jepun 1144 M Prasasti Talan 1136 M Seni sastra juga mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan,kemenangan. Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada



tahun



1157 Kakawin



Bharatayuddha ditulis



oleh Mpu



Sedah dan



diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa,



sebagai



kiasan



kemenangan Sri



Jayabhayaatas Janggala. Di samping kitab sastra maupun prasasti tersebut di atas, juga ditemukan berita Cina yang banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber yang lain. Berita Cina



11



tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-ta yang ditulis oleh Cho-kuFei tahun 1178 M dan kitab Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau-Ju-Kua tahun 1225 M. Dengan demikian melalui prasasti, kitab sastra maupun kitab yang ditulis orangorang Cina tersebut perkembangan Kediri.



2.7 Runtuhnya Kerajaan Kediri Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri. Setelah berhasil mengalah kan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri.



12



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan pada masa hindu-budha yang berkembang dijawa khususnya didaerah jawa. Dengan demikian hal tersebut menambahkan wawasan kita tentang kerajaan dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Juga kita bisa mengingat masa-masa kejayaan yang pernah diukir oleh kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri pun mengingatkan kita akan peninggalan-peninggalan yang sangat beharga sebagai asset Negara. Kerajaan Kediri pun membuat kita lebih tertarik pada perkembangan-perkembangan kerajaan yang lain baik sebelum kerajaan Kediri maupun sesudahnya.



3.2 Saran             Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari sejarah Kerajaan Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari Mataram Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di wilayah Jawa Timur. Kerajaan Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana.             Menurut Ir. Soekarno beliau berkata “JASMERAH” Jangan Lupakan Sejarah, maka kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari peristiwa apa saja yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.



13



DAFTAR PUSTAKA



file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Kerajaan/Kadiri/ /Wikipedia/bahasa/Indonesia,/ensiklopedia/bebas.htm file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Kerajaan/Kediri.htm file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Sejarah/Kerajaan/Kediri.htm file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Sejarah/Kerajaan/Kediri//Kumpulan/Sejarah.htm file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Sejarah/Kerajaan/Kediri//28Kehidupan/Politik,/Sosial, %20Ekonomi/dan/Sastra//Materi/SMA/Online.htm file:///G:/tugas/Putri/sejarah/Rangkuman/Kerajaan/Kediri///AdityaBautista-Online.htm



14