Kerajaan Persia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERAJAAN PERSIA Kerajaan persia didirikan oleh Cyrus (Koresh) lahir 590 SM di Provinsi Persis (Fars). Cyrus menaklukan 3 kerajaan besar yaitu : MEDES, LYDIAN dan BABILON. Yang hampir menyatukan seluruh daerah Timur Tengah mulai dari India sampai laut tengah. 1.



Penaklukan Medes Sebelum Cyrus lahir, Astyages mimpi bahwa cucunya suatu saat akan menghalaunya dari tahta. Raja keluarkan perintah supaya semua bayi yang baru lahir dibunuh habis. Tetapi, pejabat yang dipercaya melakukan pembunuhan itu tak sampai hati melakukan pembunuhan durjana itu, tetapi diteruskannya perintah itu kepada penggembala dan istrinya supaya melaksanakannya. tak sampai hati membunuh bayi lelaki mereka pun merawat sebagai anak sendiri. Saat tumbuh dewasa, memang betul-betul dia menumbangkan raja dari tahtanya. 2. Penaklukan Lydian Cyrus segera menampakkan keinginannya melakukan penaklukan ke luar. Sasaran pertamanya adalah Kerajaan Lydian di Asia Kecil, dikuasai oleh Raja Croesus, Menjelang tahun 546 SM Cyrus menaklukkan Kerajaan Lydian. Pada tahun 540 SM, Kekaisaran Persia membentang ke timur sejauh Sungai Indus dan Jaxartes (kini Syr Darya di Asia Tengah). 3. Penaklukan Babilon Kekaisaran Babylon terletak di pusat Mesopotamia tetapi dapat mengawasi segenap daerah “bulan sabit subur” (Fertile Crescent) Timur Tengah. Tidak seperti Cyrus, penguasa Babylon Nabonidus tidaklah populer di kalangan rakyat. Tatkala tentara Cyrus maju bergerak, pasukan Babylon bertekuk di lutut Cyrus tanpa suatu perlawanan. Karena Kekaisaran Babylon meliputi juga Suriah dan Palestina, kedua daerah ini pun dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Cyrus. 4. Kematian Cyrus kekaisaran yang begitu besar yang telah direbutnya. Kemudian dia pimpin Angkatan Bersenjata menuju timur laut menaklukkan Massagetae, suku nomad yang hidup di Asia Tengah sebelah timur laut Caspia. Orang-orang Persia peroleh kemenangan pada saat-saat kontak senjata pertama. Tetapi pada pertempuran kedua, pertempuran tahun 529 SM, mereka terkalahkan dan Cyrus penguasa kekaisaran di dunia yang pernah ada saat itu terbunuh. A. Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM). Koresh/Cyrus Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.), setelah



cyrus wafat di gantikan oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM). perebutan kuasa oleh Darius yang Agung (522SM -486SM) dinyatakan sebagai raja. Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah, sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa ke Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan. Di bawah pemerintahan Koresh dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar, dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi, dan menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan jajahannya. B. Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM). Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat. C. Kekaisaran Parthia (248SM – 224M). Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan, dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi, dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain. Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania. D. Kekaisaran Sassania (226–651). Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi, dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orangorang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iransh‫و‬hr, "Penguasaan Orang Arya"). Sejarah Iran konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qâdisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzâd, seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia. Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.



Manusia Persia Asal usul penduduk wilayah yang sekarang bernama Iran ini dapat dilacak dari bangsa Indo-Iranian kuno, yang masih berkaitan dengan bangsa Indo-Eropa. Suku dominan seperti Persia dan Media menyebut diri mereka Arya (Iran), ketika masih menganut kepercayaan terhadap Ahura Mazda. Mereka pada dasarnya adalah kaum nomaden yang mencukupi kebutuhannya secara bergotong royong sebelum akhirnya menetap dan kelak berkembang menjadi kerajaan-kerajaan besar dan ada interaksi dari luar, seperti bangsa Yunani kuno. Tanah disana relatif tidak bagus untuk pertanian namun perlahan mereka mempelajari cara mengolah tanah sampai mereka mahir melakukannya. Mereka juga hidup dari sektor lain seperti perdagangan dan peternakan. Sebelum Arab menaklukan Persia sekitar tahun 636, Persia menganut agama monotheisme tertua di dunia, yaitu Zoroastrianisme. Agama ini mengajarkan tentang Dewa Kebijaksanaan, Ahura Mazda, serta konsep tentang sifat kebaikan (Senta Mainyu) serta kejahatan (Angra Mainyu). Bahkan hingga zaman sekarang, agama ini masih memiliki pengikut, serta beberapa festival di Iran masih mengikuti kalender Zoroastrianisme. Stratifikasi Sosial Kelas sosial di Iran zaman modern terbagi atas kelas atas, kelas menengah dan pemilik lahan pertanian, serta kelas bawah. 1. Kelas atas Terdiri atas kaum elit politik, pemilik tanah dan industri, orang yang berbisnis dibidang jasa skala internasional serta orang dengan gelar dari universitas terkemuka dan memiliki hubungan dengan agama dominan, adalah yang termasuk kelas ini 2. Kelas menengah kelas ini tidak banyak berubah sejak dahulu. Diantaranya adalah pedagang, insinyur, guru dan dosen, serta pegawai pemerintah. Jumlahnya sekitar 40% dari populasi. Pemilik lahan yang digunakan untuk pertanian dan peternakan masuk juga dalam golongan ini. Mereka membuka lapangan kerja bagi kaum buruh. 3. Kelas bawah Terdiri atas para pekerja, buruh kasar, dan orang-orang dengan pendapatan kecil perminggu. Jumlahnya sekitar 50% dan masih merupakan masalah bagi pemerintah karena kurangnya tingkat pendidikan dan kesehatan.



C. Sistem Pengetahuan Sejak zaman dahulu masyarakat kuno mendidik generasi mudanya dengan apa yang dikuasai orang tuanya. Misalnya petani mengajarkan anaknya bertani. Demikian juga di Iran seperti halnya di seluruh dunia. Di Iran alat pertanian tradisional masih digunakan disamping peralatan yang lebih modern. Teknik bertani di Iran sejak zaman kerajaan berkembang pesat, terutama di wilayah delta dan sisi sungai. Setiap orang bisa mencukupi kebutuhan pangan masing-masing berkat kondisi alam setempat yang mendukung. (Lain halnya dengan tanah yang berlokasi jauh dari perairan yang notabene lebih gersang dan keras). Ilmu astronomi, matematika, dan kedokteran kuno berkembang pesat di zaman setelah Islam masuk Persia. Penakluk Arab membawa orang-orang berpendidikan dan kaum agamis untuk menyebarkan ajaran di Iran. Hingga saat ini, instansi pendidikan di Iran kental dengan nuansa Islam, misalnya Azad University dan Tehran University. Di masa sekarang, Iran mampu memproduksi alat-alat pertambangannya sendiri. Di bidang automotif, Iran juga mampu memproduksi kendaraan sendiri, seperti mobil keluarga dan traktor untuk pertanian, dengan atau tanpa mencontoh desain produk lain. E. Sistem Mata Pencaharian Sejak zaman dahulu pertanian adalah mata pencaharian utama bangsa Persia. Pemilik tanah banyak mengambil keuntungan dari ini dan membayar upeti atau pajak kepada pemerintah. Peternakan dan perkebunan juga mengambil andil dalam perkembangan sistem mata pencaharian, mengambil keuntungan dari kondisi alam dan cukup tersedia sumber daya manusia. Di zaman modern, profesi baru seperti guru, dokter, dan ahli politik banyak bermunculan. Globalisasi dan perkembangan teknologi transportasi juga menguntungkan bagi mereka yang bergerak dibidang ekspor-impor komoditas dan jasa. Pelabuhan Noshahr di provinsi Mazandaran, Iran, adalah salah satu pelabuhan utama di Iran. F. Sistem Teknologi dan Peralatan Sejarah pertanian di masa pra-aksara dibuktikan dengan ditemukannya bijibiji gandum dan peralatan primitif dengan bentuk menyerupai sabit dan bajak, pertanda awal usaha domestikasi tanaman. Bukti sejarah seperti biji dengan kualitas rendah dan irigasi yang buruk menunjukan tanah Persia kurang bagus untuk agrikultur tanpa irigasi. Sampai akhirnya ditemukan teknik irigasi dan penampungan air hujan. Saat ini Iran mampu untuk mencukupi kebutuhan



pangannya sendiri. Wilayah pertaninan di Iran saat ini banyak berlokasi di bagian barat. Untuk teknologi modern di Iran saat ini mengikuti tren barat. Bidang kesehatan, misalnya, telah bekerja sama dengan negara lain, terutama negara dunia pertama, untuk pengadaan alat-alat kesehatan yang memadai. Hal yang serupa diterapkan di banyak bidang lain, seperti politik, militer (alutsista modern), ekonomi dan masih banyak lagi. F. Bahasa dan Literatur Ada banyak bahasa di Iran, namun bahasa nasionalnya adalah bahasa Persia. Bahasa lain meliputi bahasa Arab dan Kurdis. Kesenian literatur di Iran cukup maju sejak zaman dahulu. Ada beberapa tokoh terkenal seperti penulis puisi Saba di abad ke-18 yang menulis epik Shahanshahnameh. G. Kesenian Iran memiliki banyak kesenian asli, seperti lukisan dan ritual. Yang mungkin paling diketahui mungkin adalah permadani Persia, yang pertama kali dibuat secara kasar pada zaman nomaden dan pertanian awal untuk mengalasi lantai yang keras dan dingin, hingga yang terbuat dari sutra emas dan wol yang sangat dihargai, yang banyak dimiliki masyarakat kelas atas dan menegaskan status sosialnya. Coraknyapun memiliki kekhasannya sendiri, terutama ketika Iran memeluk Islam, kesenian ini makin tersebar luas. Kini permadani dan seni kriya lainnya menjadi banyak menjadi komoditas ekspor. Lukisan Persia mudah dikenali dari cara penggambarannya mengenai romansa kehidupan atau memuat simbol agama. Meskipun di zaman modern ini genre lukisan kontemporer sudah banyak diminati Masyarakat dengan banyak anggota tidak mungkin stagnan. Baik perubahan internal dan eksternal pasti pernah atau akan terjadi. Masyarakat Iran terus berubah dan turut mengambil andil seiring perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi serta arus globalisasi dibidang lainnya. Iran adalah salah satu bangsa yang masih memiliki kepribadian bangsa timur. Ditengah-tengah apa yang disebut intervensi "budaya barat" perubahan politik dunia, dengan kuatnya pemahaman agama dan Ketuhanan disana, budaya timur di Iran yang cenderung terkesan tidak individualis serta menonjolkan kehidupan beragama dan kehidupan sosial pastilah terus bertahan. Peradaban Persia Kerajaan Persia merupakan contoh yang hebat pada jaman purba, suatu negara yang berhasil menyatukan rakyat yang berbeda-beda agama, bangsa dan adat-istiadat.



Kerajaan Persia meliputi wilayah yang luas, berbatasan tanah India di sebelah Timur dan laut Kaspia di Barat Laut. Dalam pemerintahannya, negara dibagi dalam 20 propinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Satrap yang diangkat oleh raja. Ada empat kekaisaran dalam peradaban Persia, yaitu Kekaisaran Akhemeniyah, Kekaisaran Seleukus, Kekaisaran Parthia, dan Kekaisaran Sassania. Sejarah menyebutkan bahwa agama awal bangsa Persia adalah Zoroastrianisme. Agama kuno Zoroaster berdasarkan pada ajaran nabi Persia abad ke-6 SM, zoroaster menjadi agama resmi kerajaan selama tiga dinasti. Perkembangan kebudayaan masyarakat Persia juga tergolong cepat, mereka selain mengenal irigasi, juga sudah mengenal tulisan paku yang digunakan oleh bangsa-bangsa sebelumnya. Dalam bidang ilmu pengetahuan pun mereka sudah mempelajari filsafat, ilmu pengobatan dan astronomi. Dalam bidang teknologi mereka sudah berhasi membuat kincir angin yang diyakini menjadi kincir angin tertua.