Kerangka Acuan Program Imunisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KOTA BANDUNG



DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SUKAHAJI Jl. H. Zakaria Belakang No. 24 Bandung 40293 Tlp. (022)6008251



KERANGKA ACUAN PROGRAM IMUNISASI UPT PUSKESMAS SUKAHAJI TAHUN 2019 I. Pendahuluan Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden), yaitu masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost effective. Menurut



Undang-Undang



Kesehatan



Nomor



36



tahun



2009,



imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian



Kesehatan



sebagai



salah



satu



bentuk



nyata



untuk



menurunkan angka kematian pada anak. Kemajuan pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang vaksin baru saat ini yaitu IPV (Inactived Poliomielitis Vaccine) yang sudah dilaksanakan di UPT Puskesmas SUKAHAJI. II. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak melalui program imunisasi harus didukung penuh oleh puskesmas sebagai layanan terdepan kepada masyarakat diantaranya pelayanan di instansi pemerintah dan swasta di wilayah kerja. Pelayanan imunisasi yang diberikan harus memperhatikan cara pemberian, pengelolaan program, pemeliharaan logistik vaksin dan pengelolaan kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Pencapaian cakupan imunisasi tahun 2018 di UPT Puskesmas SUKAHAJI untuk vaksin BCG 97,3%, DPT-HB-HiB 3 80,7%, Polio 4 89,0%, Campak 91,6% dan mencapai Universal Child mmunization (UCI) di semua kelurahan.



1



III. Tujuan Tujuan Umum Menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Tujuan Khusus 1. Tercapainya target Universal Child Ummunization (UCI), yaitu cakpan imunisasi lengkap minimal 80% bayi secara merata di seluruh kelurahan. 2. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal. 3. Eradikasi polio pada tahun 2020. 4. Tercapainya eliminasi campak. 5. Terselenggaranya



pemberian



imunisasi



yang



aman



serta



pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste dysposal management). IV.



Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan 1. Perencanaan imunisasi Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang penting dalam pengelolaan program imunisasi. Hal yang perlu direncanakan



diantaranya



adalah



menghitung



sasaran,



menentukan target cakupan, menghitung kebutuhan vaksin, menghitung kebutuhan alat suntik dan safety box. 2. Pelayanan Imunisasi Rutin Imunisasi rutin adalah kegiatan yang telah baku dan terbukti efektif dan efisien meningkatkan kekebalan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi pada bayi, batita dan WUS. a. Imunisasi bayi



Usia Pemberian 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan



Jenis Imunisasi HB0 BCG, Polio 1 DPT-HB-HiB 1, Polio 2 DPT-HB-HiB 2, Polio 3 DPT-HB-HiB 3, Polio 4, IPV Campak



Semua jenis vaksin kecuali HB0 dapat diberikan sampai dengan usia 11 bulan.



2



b. Imunisasi Batita (anak usia dibawah 3 tahun)



Usia Pemberian 18 bulan 24 bulan



Jenis Imunisasi DPT-HB-HiB Campak



c. Imunisasi bagi Wanita Usia Subur (WUS) Wanita Usia Subur adalah wanita usia 15-39 tahun baik yang hamil maupun yang tidak hamil. Pemberian imunisasi TT pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining terhadap status T.



Status



Interval Pemberian



Masa



Imunisasi TT 1



Minimal 1 bulan setelah TT



Perlindungan -



TT 2 TT 3 TT 4 TT 5



3 tahun



1 6 bulan setelah TT



5 tahun



2 1 tahun setelah TT



10 tahun



3 1 tahun setelah TT



25 tahun



4



3. Pengambilan vaksin dan logistik imunisasi rutin dan BIAS Hasil



perencanaan



imunisasi



salah



satunya



adalah



kebutuhan vaksin dan logistik dalam 1 bulan. Untuk kegiatan BIAS, pengambilan vaksin dan logistik diambil sesuai dengan jumlah kebutuhan di UPT Puskesmas SUKAHAJI. Pengelola imunisasi akan membuat surat permintaan vaksin dan surat tugas sebagai dasar pengambilan vaksin ke gudang vaksin Dinas Kesehatan Kota Bandung. 4. Pelayanan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi anak Sekolah Dasar (SD) sederajat



Jenis Imunisasi Campak DT Td



Waktu Pelaksanaan Bulan Agustus Bulan November Bulan November



Sasaran Murid kelas 1 Murid Kelas 1 Murid Kelas 2 dan 5



5. Kegiatan Imunisasi Tambahan



3



Imunisasi



tambahan



hanya



dilakukan



atas



dasar



ditemukannya masalah dari hasil pemantauan dan atau evaluasi. Meskipun diantaranya telah memiliki langkah-langkah yang baku, namun karena ditujukan untuk mengatasi masalah tertentu maka tidak dapat diterapkan secara rutin. Imunisasi tambahan meliputi : a. Backlog Fighting b. Crash Program c. Pekan Imunisasi Nasional (PIN) d. Sub PIN e. Catch Up Campaign Campak f.



Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization / ORI)



6. Pemberian Imunisasi Khusus Imunisasi



khusus



yang



diberikan



di



UPT



Puskesmas



SUKAHAJI adalah imunisasi Meningitis meningokokus yang diberikan kepada jamaah haji, minimal diberikan 10 hari sebelum keberangkatan. 7. Pemberian Imunisasi Pilihan Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namum penting diberikan kepada bayi, anak dan dewasa. Imunisasi pilihan yang diberikan di UPT Puskesmas



SUKAHAJI



adalah



imunisasi



influenza



dan



Pneumonia bagi calon jemaah haji. 8. Sweeping imunisasi Sweeping imunisasi dilakukan di wilayah dengan cakupan rendah dan di sekolah dengan cakupan BIAS yang masih dibawah target. 9. Pemeliharaan rantai vaksin (cold chain) dan vaksin Pemeliharaan rantai vaksin dilakukan untuk memelihara dan memastikan vaksin dlam keadaan baik hingga sampai pada sasaran dengan cara menguras kulkas, membersihkan termos vaksin (besar dan kecil), mencatat suhu kulkas vaksin setiap pagi dan siang, disiplin dalam menyiapkan dan menyimpan vaksin. 10.Pengelolaan kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)



4



KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Penyebab KIPI menurut WHO yaitu : a. Kesalahan program/ teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. b. Induksi vaksin (reaksi vaksin) yang pada umumnya sudah dapat diprediksi karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. c. Faktor kebetulan (koinsiden) yaitu kejadian yang timbul terjadi secara kebetulan yang ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama pada anak yang tidak diimunisasi. d. Penyebab tidak diketahui, bila masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan petugas menemukan kasus KIPI maka langkah selanjutnya adalah pelacakan dan pelaporan kasus KIPI. 11.Sweeping data imunisasi ke Rumah Sakit di wilayah kerja Pengambilan data bayi yang diimunisasi di rumah sakit adalah bayi yang termasuk kedalam cakupan wilayah kerja UPT Puskesmas SUKAHAJI. 12.Pembinaan Bidan Praktik Mandiri Pengelolaan vaksin di layanan swasta harus dibina agar kualitas pelayanan imunisasi lebih baik.



V.



Cara Melaksanakan Kegiatan. 1. Perencanaan imunisasi Perencanaan program imunisasi rutin dilakukan setiap bulan berdasarkan kebutuhan yaitu : a. Menentukan sasaran



bayi



sasaran sudah



yang



harus



ditentukan



diimunisasi. ole Dinas



Jumlah



Kesehatan,



sedangkan sasaran BIAS berdasarkan data dari SD/MI setempat. Sasaran bayi (pada kohort bayi) yang belum



5



diimunisasi akan direkap oleh pengelola imunisasi sebagai sasaran saat posyandu berikutnya. b. Menghitung target cakupan. Target cakupan imunisasi 1 tahun dibagi per bulan untuk mengetahui sasaran di bulan tersebut. c. Menghitung Index



Pemakaian (IP) vaksin berdasarkan



jumlah cakupan imunisasi yang tercapai secara absolut dibagi dengan jumlah vaksin yang dipakai. d. Menghitung kebutuhan vaksin berdasarkan sasaran, target dan IP vaksin. Kebutuhan vaksin pada bulan berjalan akan dikurangi dengan sisa vaksin bulan lalu sehingga stok vaksin



akan



sesuai



dengan



kebutuhan.



Sebelum



menyiapkan kebutuhan vaksin, petugas akan melihat nomor batch, VVM dan masa kadaluarsa vaksin. e. Perencanaan kebutuhan alat suntik dan safety box. Alat suntik yang digunakan dalam program imunisasi adalah 0,05 ml, 0,5 ml dan 5 ml. Safety box digunakan untuk menampung alat suntik bekas pelayanan imunisasi sebelum dimusnahkan.



Safety



box



ukuran



2,5



liter



mampu



menampung 50 alat suntik bekas, sedangkan safety box 5 liter menampung 100 alat suntik bekas. 2. Pelayanan imunisasi rutin Pelayanan imunisasi rutin dilakukan di dalam gedung dan luar gedung (posyandu). Pelayanan imunisasi dalam gedung dilaksanakan setiap hari Selasa (semua jenis vaksin) dan Jumat (semua jenis vaksin kecuali BCG dan Campak). Pelayanan imunisasi di luar gedung dilaksanakan di semua posyandu, petugas akan membawa vaksin ke posyandu. Sisa vaksin yang sudah dibuka di posyandu akan langsung dibuang sedangkan vaksin



yang



masih



utuh



akan



dipakai



untuk



jadwal



selanjutnya. 3. Pengambilan vaksin dan logistik imunisasi rutin dan BIAS Setelah mengetahui jumlah sasaran dan kebutuhan program imunisasi,



maka



pengelola



imunisasi



akan



melakukan



pengambilan vaksin dan logistik imunisasi ke gudang vaksin Dinas



Kesehatan



Kota



Bandung



dengan



menggunakan



kendaraan operasional puskesmas. Petugas akan membawa surat tugas, surat permintaan vaksin, termos vaksin dan coolpack sesuai kebutuhan.



6



4. Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) Langkah-langkah kegiatan BIAS : a. Persiapan Persiapan yang dilakukan adalah pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi, sosialisasi, persiapan logistik.



Pendataan



dilaksanakan



secara



langsung



mengunjungi 23 SD/MI di wilayah kerja UPT Puskesmas SUKAHAJI bekerjasama dengan pengelola program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). b. Pelaksanaan Pada



saat



pelaksanaan



hal



yang



penting



adalah



menyiapkan vaksin dan logistik lainnya. Petugas membawa vaksin dengan menggunakan vaccine carrier yang berisi cool pack/ kotak dingin cair. Persiapan penyuntikan dilakukan setelah



sasaran



sudah



ada,



dipastikan



vaksin



dalam



keadaan baik, menggunakan alat suntik sekali pakai dengan dosis yang sesuai yaitu 0,5 ml untuk vaksin Campak,DT/Td. Tempat penyuntikan adalah lengan atas. Vaksin Campak diberikan secara subkutan sedangkan vaksin DT/Td secara intramuskular. Sebelum melaksanakan kegiatan, petugas BIAS harus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas. Penyuluhan selalu dilaksanakan di masing-masing kelas. Kegiatan BIAS terintegrasi dengan program lain dalam pelaksanaan pemeriksaan jentik, makanan jajanan, serta pengisian format Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan sekolah. c. Pencatatan Pada akhir kegiatan petugas mencatat hasil BIAS pada format



BIAS



yang



disediakan



oleh



Dinas



Kesehatan,



lembaran yang diisi akan disimpan di SD/MI sebagai bukti hasil pelaksanaan BIAS. Nama-nama murid yang belum diimunisasi dicatat untuk bahan sweeping sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Dalam pelaksanaanya pengelola imunisasi bekerja sama dengan pengelola program (UKS) agar melaksanakan kegiatan BIAS bersamaan dengan penjaringan.



7



5. Kegiatan Imunisasi Tambahan Kegiatan



imunisasi



tambahan



dilakukan



berdasarkan



kebijakan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung yang mengacu pada perintah Kementrian Kesehatan. Imunisasi tambahan yang sudah dilaksanakan adalah PIN Polio pada tahun 2016. Catch Up Campaign Campak Tahun 2017 dengan sasaran anak usia 9 bulan – 15 tahun dan ORI Difteri Pada Tahun 2018 Sasaran 1-19 Tahun. 6. Pemberian Imunisasi Khusus Imunisasi khusus ini diberikan kepada calon jemaah haji oleh pengelola kesehatan calon jemaah haji. Kegiatan ini dilaksanakan setelah pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji.



Imunisasi



yang



diberikan



adalah



Meningitis



Meningokokus disuntikan di lengan dengan dosis 0,5 ml. 7. Pemberian Imunisasi Pilihan Pemberian



imunisasi



pilihan



dilakukan



oleh



pengelola



kesehatan jemaah haji bagi calon jemaah yang memerlukan imunisasi pneumonia dan influenza. 8. Sweeping imunisasi a. Sweeping imunisasi rutin dilakukan oleh para pembina wilayah atau pengelola imunisasi dengan cara sweeping data (sudah dilayani di swasta) dan pelayanan bagi sasaran yang belum mendapatkan imunisasi dengan cara kunjungan rumah. b. Sweeping BIAS dilakukan oleh pengelola program imunisasi sesuai dengan daftar murid yang belum diimunisasi pada saat pelaksanaan BIAS. Hal ini dilaksanakan dengan cara kunjungan langsung ke sekolah atau murid yang datang ke UPT Puskesmas SUKAHAJI sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 9. Pemeliharaan rantai vaksin (cold chain) dan vaksin a. Pemeliharaan rantai vaksin Rantai digunakan



vaksin



dalam



adalah



pengelolaan



seluruh vaksin



peralatan sesuai



yang dengan



prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah



8



ditetapkan. Yang termasuk dalam rantai vaksin adalah lemari es, vaccine carrier dan kotak dingin/ cool pack. Perawatan



harian



dilaksanakan



dengan



cara



memantau suhu kulkas dengan menggunakan termometer pada pagi dan sore serta mengecek ketebalan bunga es. Perawatan mingguan dilaksanakan dengan cara mengecek steker dan membersihkan badan lemari es. Perawatan bulanan dilakukan dengan cara defrosting (pencairan bunga es) dan membersihkan karet pintu kulkas. b. Penanganan vaksin Semua vaksin disimpan pada suhu 20 C s.d 80C, pada lemari es letakkan coolpack di bagian bawah sebagai penahan dingin dan memelihara kestabilan suhu. Vaksin Heat Sensitifve (BCG, Campak, Polio) diletakkan di dekan evaporator sedangkan vaksin Freeze Sensitive (Hep B, DPTHB-HiB, DT, Td) diletakkan jauh dengan evaporator. Penangan vaksin di unit pelayanan merupakan rantai paling akhir dalam sistem rantai vaksin. Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi cool pack, letakkan vaksin di meja yang tidak terkena panas matahari langsung dan tidak boleh ada air yang merendam vaksin. 10. Pengelolaan kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Reaksi KIPI yang terjadi secara lokal diantaranya abses pada tempat suntikan, limfadenitis, selulitis dan BCG-itis. Selain itu ada pula contoh KIPI lainnya yaitu demam, kejang, menangis terus menerus (3 jam), sindrom syok septik, dan sebagainya. Apabila ada laporan kasus KIPI dari masyarakat, maka petugas akan melakukan deteksi dini pada sasaran yang terkena KIPI, merespon



kasus



KIPI



dengan



cepat



dan



tepat



dengan



menggunakan formulir KIPI dan segera melapor ke Dinas Kesehatan. 11. Sweeping data imunisasi ke Rumah Sakit di wilayah kerja Untuk membantu meningkatkan cakupan yang rendah di wilayah kerja, maka kegiatan sweeping ke rumah sakit rutin dilakukan oleh pengelola imunisasi. Hal ini dilakukan dengan cara koordinasi dengan petugas imunisasi rumah sakit baik di Poli Anak maupun di Poli Imunisasi. Petugas pelaksana sweeping akan membawa surat tugas dari Kepala UPT Puskesmas SUKAHAJI. Data yang diambil adalah data bayi



9



dan balita yang ada di wilayah kerja



UPT Puskesmas



SUKAHAJI. 12. Pembinaan Bidan Praktik Mandiri (BPM) Kegiatan pembinaan pada BPM dilakukan oleh pengelola program imunisasi dengan mengunjungi langsung ke lokasi BPM dengan cara wawancara dan pengecekan langsung pengelolaan



peralatan



vaksin



dan



rantai



vaksin



dengan



menggunakan formulir isian yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. VI.



Jadwal Pelaksanaan Kegiatan



Kegiatan



Jan



Fe



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Agt



Sep



Okt



Nov



Des



b



Perencanaan imunisasi Pelayanan imunisasi



































































































































































rutin Pengambilan vaksin



dan



logistik imunisasi rutin Kegiatan BIAS Campak Kegiatan BIAS Dt/Td Pengambilan vaksin



dan











logistik BIAS Kegiatan Imunisasi







Tambahan Pemberian Imunisasi







Khusus Pemberian √



Imunisasi



10







Pilihan Pemeliharaa n



rantai



vaksin Pengelolaan KIPI Sweeping



































































































data imunisasi ke







Rumah Sakit di







wilayah



kerja Pembinaan Bidan Praktik







Mandiri (BPM)



VII.



Sasaran Sasaran imunisasi di UPT Puskesmas SUKAHAJI Tahun 2019 :



Sasaran Bayi (0-11 bulan) Batita (1-2 tahun) Anak Sekolah Dasar Kelas 1 Anak Sekolah Dasar Kelas 2 Anak Sekolah Dasar Kelas 5 Ibu Hamil PUS



VIII.



Jumlah 751 1003 986 1043 1047 1083 9233



Peran Lintas Program dan Lintas Sektor Kegiatan program imunisasi terintegrasi dengan program lain diantaranya : 1. Program UKS



11







Pada saat pelaksanaan BIAS, pengelola imunisasi akan bekerjasama dengan pengelola UKS. 2. Program Promosi Kesehatan Kegiatan penyuluhan mengenai imunisasi, integrasi pada saat BIAS tentang PHBS tatanan sekolah. 3. Program Kesehatan Ibu dan Anak Pelayanan imunisasi tetanus pada ibu hamil dan Wanita Usia



Subur



(WUS)



bekerjasama



dengan



program



KIA.



Sedangkan imunisasi lengkap pada bayi akan menjadi bagian dari cakupan bayi pada program KIA. 4. Program Kesehatan Lingkungan Apabila



terdapat



kasus



penyakit



PD3I



maka



petugas



surveilance akan membantu mendeteksi dan memastikan kasus tersebut. Peran



lintas



sektor



dalam



kegiatan



program



imunisasi



diantaranya : 1. Kecamatan Camat Bojongloa Kidul yang berperan sebagai pemegang kebijakan di wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul dibantu oleh Kasie Kemasyarakatan, Kasie Permberdayaan dan Kasie Ekbang dalam kegiatan program imunisasi. 2. Kelurahan Para lurah beserta perangkat kelurahan sebagai pemegang otoritas wilayah kelurahan, pelindung program dan motor penggerak di tingkat kelurahan dalam pelaksanaan kegiatan program imunisasi. 3. Sekolah Dasar/ MI Kegiatan BIAS akan terselenggara dengan kerjasama kepala sekolah, guru kelas dan guru pengurus UKS. 4. TP PKK Kecamatan dan Kelurahan TP PKK sebagai penggerak kader berperan secara langsung dalam



kegiatan



posyandu,



program



pertemuan



imunisasi kewilayahan,



,



misalnya



kegiatan



sweeping,



sampai



pertemuan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan. TP PKK tingkat kecamatan akan memantau kegiatan se kecamatan, sedangkan TP PKK kelurahan akan memantau terlaksananya kegiatan imunisasi di tingkat kelurahan.



12



5. LPM LPM di tingkat kecamatan dan kelurahan akan mendorong masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mendukung imunisasi. 6. Pengurus RT dan RW Kegiatan program imunisasi



yang diselenggarakan di



tingkat RT dan RW harus berkoorinasi dengan kader dan ketua RT/RW sebagai pemegang otoritas dan pengambil kebijakan di tingkat RT/RW. 7. Karang Taruna Karang taruna akan mendukung dan membantu kegiatan program imunisasi, misalnya membantu pelaksanaan imunisasi yang bersifat massal seperti PIN Polio, Catch Up Campaign Campak. IX.



Rencana Pembiayaan Pembiayaan kegiatan Program Imunisasi bersumber dari BLUD, APBD Kota Bandung, dan BOK UPT Puskesmas SUKAHAJI.



X.



Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan 1. Pencatatan dan Pelaporan hasil pelayanan imunisasi a. Kartu bayi/ kartu imunisasi Setiap



sasaran



yang



datang



ke



UPT



Puskesmas



SUKAHAJI akan memiliki kartu bayi/ kartu imunisasi sebagai catatan hasil pelayanan. b. Register imunisasi dalam gedung Buku ini diisi segera setelah selesai pelayanan sebagai bahan rekapan bulanan imunisasi dalam gedung sesuai dengan kelurahan yang ada di wilayah kerja. c. Formulir MTBM Pelayanan imunisasi pada bayi usia kurang dari 2 bulan menggunakan formulir MTBM d. Kohort Ibu Hasil pelayanan imunisasi TT pada ibu hamil dicatat di kohort ibu. e. Kartu TT Hasil pelayanan TT baik pada calon pengantin, ibu hamil dan WUS dicatat di kartu ini agar pemberian TT dilakukan secara berkesinambungan.



13



f. Kohort bayi Hasil pelayanan maupun sweeping data imunisasi dicatat di kohort bayi. Setiap posyandu memiliki kohort bayi. g. Kohort balita Hasil pelayanan imunisasi pada anak batita dicatat di kohort balita. h. Buku KIA Buku KIA sebagai catatan pribadi bagi bayi, balita dan ibu hamil. Hasil pelayanan imunisasi dicatat secara lengkap sesuai dengan tanggal pemberian. i.



Buku grafik pencatatan suhu Setiap hari suhu kulkas akan dicatat 2 kali pada pagi dan siang hari.



j.



SBBK (Surat Bukti Barang Keluar) vaksin SBBK vaksin adalah bukti pengambilan vaksin dan logistik vaksin



ke Dinas Kesehatan



digunakan untuk



mengetahui jumlah dan spesifikasi barang yang diterima. k. Formulir laporan KIPI Cetakan formulir diberikan oleh Dinas Kesehatan, setiap kasus KIPI akan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan formulir KIPI yang sudah disediakan. l.



Buku stok vaksin Pemasukan dan pengeluaran setiap vaksin akan dicatat di masing-masing buku stok.



m. Laporan Bulanan Laporan bulanan imunisasi berasal dari pelayanan dalam gedung, pelayanan luar gedung dan laporan dari BPM. Data akan diolah sesuai dengan kelurahan yang ada di wilayah kerja dengan menggunakan sistem software Muhadi. Laporan bulanan imunisasi yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandung sesuai dengan software diantaranya :  laporan bulanan bayi dan hasil layanan TT  input laporan bulanan (swasta, dalam gedung, luar gedung)  analisa UCI  laporan konsultasi.



14



2. Evaluasi hasil pelayanan imunisasi a. Laporan bulanan imunisasi Pada laporan pelayanan luar gedung akan muncul RW dengan pencapaian yang rendah, hal ini sebagai dasar pelaksanaan sweeping imunisasi. b. Lokakarya bulanan Apabila ada kelurahan yang tidak mencapai UCI akan disampaikan dilakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut yang disampaikan pada saat lokakarya bulanan UPT Puskesmas SUKAHAJI. c. Monitoring kohort bayi dan balita Monitoring kohort dilakukan setiap 3 bulan untuk mengetahui kedisiplinan pencatatan hasil imunisasi di kohort bayi dan balita serta mengetahui sasaran imunisasi yang belum mendapat pelayanan. d. Grafik (Pemantauan Wilayah Setempat) PWS imunisasi PWS imunisasi dibuat setiap bulan untuk mengetahui trend



dan



hasil



cakupan



setiap



kelurahan



dengan



menggunakan indikator sederhana yaitu : 



Jangkauan/ aksesibilitas : Cakupan HB0, BCG, DPT-HBHiB 1.







Kualitas program (tingkat perlindungan) : Cakupan DPTHB-HiB3, Polio 4, Campak.







Efektifitas program : angka Drop Out (DPT-HB-HiB 1)Campak dan (DPT-HB-HiB3)- (DPT-HB-HiB1).



XI.



Penutup Demikian



kerangka



acuan



ini



disusun



sebagai



pedoman



pelaksanaan kegiatan program imunisasi dan dapat dijadikan instrument untuk monitoring dan evaluasi.



Bandung, 11 Desember 2019 Mengetahui, Kepala UPT Puskesmas Sukahaji



drg. M. Ali Mamora Nip. 19730509 2005011003



Ketua Pokja UKM



Fitry Yulyanty,Amd.Kep Nip.198307182006042008



15



16