Kerangka Konseptual Untuk Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN



Tugas mata kuliah Teori Akuntansi Dosen Pengampu : Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak., CA. Dr. Asriani Junaid, SE., M.Si., Ak., CA.



Disusun oleh: Kelompok 3 Ummul Qhair (0022 04 19 2015) Fitriani (0023 04 19 2015)



Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia Oktober 2016



ABSTRACK



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, karena berkat dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Kerangka Konseptual untuk Akuntansi dan Pelaporan Akuntansi” Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, maka perkenankanlah penyusun untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dosen Dr. Asriani Djunaid,SE.,M.Si.,Akt,CA selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang telah membimbing penyusun makalah pada mata kuliah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang sejarah perkembangan akuntansi untuk para pembaca khususnya mahasiswa Pasca Sarjana dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.



Makassar, Oktober 2016



Penyusun



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ B. Rumusan Masalah ..................................................................................... C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori ................................................................................................... B. Beberapa Konsep yang Terkait ............................................................. BAB III PEMBAHASAN A. Teori Akuntansi ......................................................................................... B. Sejarah Perkembangan Akuntansi pada Masa Sebelum Masehi ......................................................................................... C. Sejarah Perkembangan Akuntansi pada Masa Luca Paciolli ................................................................................................ D. Sejarah Regulasi Keuangan di Britania ............................................. E. Sejarah regulasi Keuangan di U.S.A .................................................... F. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia ........................... G. Kontribusi Islam dalam Sejarah Perkembangan Akuntansi ..... BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................................ B. Saran ................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku. Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna, penyusunan laporan keuangan harus berdasarkan standar dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk menghasilkan konsep yang dapat diterima secara umum. IFRS membagi kerangka konseptual pelaporan keuangan kedalam tiga level yaitu, pertama adalahfirst level : basic objective, kedua second level : fundamental concept, ketiga third level : Recognition, measurement, and disclosure concept. a. Penjelasan Judul Materi yang akan dibahas oleh penulis adalah kerangka konseptual. Terkait materi tersebut, penulis tertarik membuat makalah yang berjudul “Kerangka Konseptual untuk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.” Maksud dari judul



tersebut, penulis akan membahas mengenai klasifikasi dan konflik kepentingan, tujuan laporan keuangan, hakikat kerangka konseptual, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kerangka konseptual pelaporan keuangan. b. Motivasi Pemilihan Topik Penulis termotivasi memilih topik kerangka konseptual khususnya untuk akuntansi dan pelaporan keuangan karena ingin mengingatkn kembali kepada pembaca bahwa kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan, dan kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis. c. Sistematika Penulisan 1. BAB I PENDAHULUAN



:



Berisi tentang latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, dan Manfaat Penulisan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



:



3.



BAB III PEMBAHASAN



:



4.



BAB IV PENUTUP



:



Berisi tentang dasar teori, dan Beberapa Pengertian Konsep Yang Terkait. Berisi tentang teori dan konsep yang digunakan untuk membahas mengenai topik yang dibahas. Berisi tentang simpulan dan Saran.



2.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah bagaimana kerangka konseptual untuk akuntansi dan pelaporan keuangan? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui bagaimana kerangka konseptual untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. D. Manfaat Penulisan Dari tujuan penulisan di atas, maka manfaat penuliasan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kerangka konseptual untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. 2.



Manfaat Praktis



a.



b.



Bagi Para Pendidik di Bidang Akuntansi Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi baru sebagai bahan ajar mengenai kerangka konseptual akuntansi dan pelaporan keuangan.. Bagi Penulis Makalah ini, diharapkan agar untuk menambah pengetahuan mengenai kerangka konseptual akuntansi dan pelaporan keuangan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori Teori akuntansi terdiri atas kerangka-kerangka acuan yang menjadi dasar dari pengembangan tekhnik-tekhnik akuntansi. Kerangka-kerangka acuan ini, nantinya akan terutama didasarkan pada penentuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang teramat penting dan vital bagi disiplin-disiplin ilmu akuntansi adalah bahwa profesi akuntansi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan juga menerima konsep dan prinsip-prinsip tersebut. Untuk menjamin tercapainya konsensus seperti itu, adanya sebuah pernyataan yang memuat alasan atau tujuan yang dapat memotivasi penentuan konsep dan prinsip tadi harus menjadi langkah pertama dalam perumusan sutu teori akuntansi. Pernyataan mengenai tujuan laporan keuangan telah diakui sebagai suatu hal yang mendesak dan sangat penting. Jika perdebatan mengenai standar alternatif dan teknik pelaporan ingin dapat diselesaikan dengan logika dan akal sehat. Sebagai contoh, pada tahun 1960, Davine mengemukakan pendapatnya bahwa : “... urutan pertama dalam pembuatan suatu sistem teoritis bagi suatu fungsi pelayanan adalah menetapkan tujuan dan sasaran dari fungsi tersebut. Sasaran dan tujuan dapat berubah seiring denga waktu, namun unuk satu periode tertentu, mereka harus ditentukan atau dapat ditentukan. ” Watts dan Zimmerman mencatat bahwa teori akuntansi keuangan hanya memiliki sedikit dampak langsung substantis terhadap teori dan praktik akuntansi. Mereka memberikan penjelasan sebagai berikut : “ Sering kali lemahnya dampak yang diberikan ini dihubungkan dengan kelemahan metodologis dasar dari riset atau rekomendasi yang ditawarkan adalah didasarkan pada tujuan-tujuan eksplisit atau implisit yang sering kali berada pada penulis. Tidak hanya para periset yang tidak mampu mencapai kesepakatan dalam tujuan pelaporan keuangan, mereka juga tidak dapat mencapai kata sepakat pada metode-metode yang akan digunakan untuk mendapatkan rekomendasi dari tujuan-tujuan tersebut. ” Menyadari akan pentingnya arti tujuan, para profesi akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, Kanada telah melakukan beberapa usaha percobaan untuk merumuskan tujuan dari laporan keuangan. Di Amerika Serikat, pentingnya pengembangan tujuan pelaporan keuangan pertama kali diungkapkan oleh laporan dari Study Group on the Objectives of Financial Statements (Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan) dan ditekankan lagi oleh usaha yang dilakukan oleh FASB untuk mengembangkan suatu kerangka atau konstitusi konseptual. Di Inggris, pentingnya tujuan-tujuan ini telah menjadi sorotan dari publikasi The Corporate Report (Laporan Perusahaan) oleh Institute of Chartered



Accountants in England and Wales. Di Kanada, perhatian akan subjek ini dipublikasikan dalam Corporate Reporting (Pelaporan Keuangan). Meskipun relatif masih, semua usaha-usaha yang dilakukan di atas secara langsung mendapat banyak pengaruh dari Bab 4 dalam APB Statement No.4. Kerangka konsepsual (conceptual framework) adalah suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsepkonsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kerangka konsepsual diperlukan untuk: 1. Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan datang (dasarnya sama) 2. Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada. 3. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. 4. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. B. Beberapa Konsep yang Terkait Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual memiliki empat tingkatan, yaitu: 1. Tingkat Pertama. Pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan bisnis (organisasi bisnis) SFAC nomor



SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi nirlaba. 2. Tingkat Kedua. Pernyataan tentang Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi SFAC nomor 2 Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC nomor 3, kemudian diganti SFAC nomor 6, yang mengatur tentang unsure-unsur laporan keuangan baik untuk perusahaan bisnis maupun organisasi nirlaba (sektor publik). 3. Tingkat Ketiga. Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan pelaporan keuangan SFAC nomor SFAC nomor 33, mengatur tentang pelaporan keuangan dengan penyesuaian tingkat harga (tingkat inflasi). 4. Tingkat Keempat. Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas, pelaporan earnings (dalam hal ini adalah laporan laba rugi). Masalah-masalah konseptual yang berhubungan dengan penetapan standar antara lain adalah: 1. Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan 2. Masalah pendefinisian 3. Konsep pemeliharaan modal atau penembangan biaya mana yang harus digunakan 4. Metode pengukuran mana yang harus digunakan



1. 2. 3. 4.



Model kererangka konseptual FASB mencakup empat komponen dasar, yaitu : Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 1 dan SFAC no 4. Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC no 2, Elemen- elemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFCA no 6 (pengganti SFAC no 3) Pengukuran dan Pengakuan yang dituangkan pada SFAC no. 5. Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam mengembangkan standard akuntansi keuangan (Statement of Financial Accounting Standard) di Amerirka Serikat.



Tujuan pembentukan IASC adalah, “to formulate and publish in the public interests, basic standards to be observed in the presentation of audited accounts and financial statements and to promote their worldwide acceptance and obser- vance” Jadi tujuan dibentuknya IASC adalah memformulasi standar dan mendorong keberteri- maan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia. (Solomons 1986: 60). Sampai saat ini IASC beranggotakan sekitar 150 organisasi atau badan penyusun standard akuntansi dari 113 negara (media akuntansi, 2000), dan telah berhasil merumuskan model teoritis yang juga mengadopsi meta teori dengan menempatkan tujuan sebagai top level. Model ini disebut Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (FPPFS) (naskah asli terdapat di IAI, SAK, Oktober 2004). Kerangka dasar ini pada hakikatnya memuat lima unsur utama, yaitu : 1. Tujuan laporan keuangan yang dituangkan dalam paragraf 12-21,



2. Asumsi dasar dituangkan pada paragraf 22-23, dan konsep modal dan pemeliharaan modal yang dituangkan pada paragraf 102-110, 3. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 24-46, 4. Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada paragraf 47-81, (5) definisi, pengakuan dituangkan pada paragraf 82-98, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan dituangkan pada paragraf 99-101. Menurut Patton dan Littleton, seperangkat standar akuntansi harus mempunyai kaitan yang jelas dengan tujuan akuntansi dan agar berlandaskan teori yang kuat, seperangkat standar harus diakui sebagai berlandaskan pada konsepkonsep yang jelas dan dapat diterima. Konsep dasar, yang lain menyebut sebagai asumsi dasar, atau postulate, adalah asumsi yang digunakan untuk membangun teori dasar/konsep dasar akuntansi yang terdiri dari beberapa proposisi. Asumsi dasar pada umumnya tidak dapat diobservasi. Artinya asumsi dasar tidak dapat dilakukan uji statistik karena bersifat abstrak. Selain Paton dan Littleton APB juga menerbitkan konsep dasar. APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar (basic features) dan memuatnya dalam APB Statement No. 4. sebagai berikut : 1. Kesatuan usaha sebagai focus akuntansi (accounting entity) 2. Kontinuitas usaha (Going Concern) 3. Pengukuran Aset dan Pasiva unit usaha (measurenment of economic resources and obligations) 4. Laporan berdasarkan periode waktu (time periods) 5. Pengukuran dalam satuan moneter (measurenment in terms of money) 6. Asas himpun/akrual (accrual) 7. Harga pertukaran (jual beli) (exchange price) 8. Angka/jumlah rupiah pendekatan (approximation) 9. Kebijaksanaan (judgement) 10. Informasi keuangan umum (general purpose financial information) 11. Laporan keuangan salin berkaitan (fundamentally related financial statements) 12. Mementingkan substansi daripada bentuk (substance over form) 13. Materialitas (materiality) (APB statement 4 dalam Suwardjono, 1991)



BAB III PEMBAHASAN A. Klasifikasi dan Konflik Kepentingan Perumusan tujuan akuntansi tergantung pada penyelesaian konflik kepentingan yang terdapat di pasar informasi. Atau lebih spesifik lagi, laporan keuangan yang dihasilkan oleh interaksi tiga kelompok: perusahaan, pengguna, dan profesi akuntansi. Perusahaan (firm) membentuk kelompok utama yang terlibat dalam proses akuntansi. Aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan luar biasa (atau nonoperasional) yang mereka lakukan menjadi justifikasi dari pembuatan laporan keuangan. Keberadaan dan perilaku mereka menimbulkan hasil keuangan yang sebagian dapat diukur oleh proses akuntansi. Perusahaan-perusahaan juga adalah penyedia informasi akuntansi. Pengguna (user) membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan pengguna. Meskipun tidak mungkin untuk mengumpulkan suatu daftar lengkap para pengguna, namun dapat dipastikan daftar tersebut akan mencantumkan para pemegang saham, analis keuangan, kreditor, dan badan-badan pemerintah. Profesi akuntansi (accounting profession) membentuk kelompok ketiga yang dapat memengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuang. Para akuntan terutama akan bertindak sebagai “auditor” yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Interaksi dari ketiga kelompok di atas dapat disajikan dalam sebuah diagram venn, dimana lingkaran U mencerminkan kepentingan dari para pengguna akan informasi yang dianggap bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi mereka, lingkaran C mencerminkan kumpulan informasi yang diterbitkan dan diungkapkan oleh perusahaan (entah ia berada didalam atau diluar batasan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum) dan lingkaran P mencerminkan kumpulan informasi yang dapat dibuat dan diverifikasi oleh profesi akuntan. Area yang diberi nama I mencerminkan kumpulan informasi yang dapat diterima oleh semua tiga kelompok tersebut. Dengan kata lain, data-data ini diungkapkan oleh perusahaan, para akuntan dapat membuat dan memverifikasinya, dan mereka dianggap relevan oleh pengguna. Area II-VII mencerminkan area-area yang menjadi konflik kepentingan.melihat konflik-konflik ini, terdapat tiga kemungkinan pendekatan dalam perumusan tujuan akuntansi. Pendekatan pertama melihat kumpulan informasi yang siap diungkapkan oleh perusahaan dan mencoba untuk menemukan cara terbaik untuk mengukur dan memverivikasinya. Pendekatan



kedua melihat informasi yang dapat diukur dan diverivikasi oleh profesi dan mencoba untuk mengakomodasi para pengguna dan perussahaan melalui berbagai pilihan-pilihan akuntansi. Pendekatan ketiga memandang kumpulan informasi yang dianggao relevan oleh para pengguna sebagai suatu hal yang penting serta mendorong profesi perusahaan untuk membuat dan memverivikasi informasi tersebut. Sederhananya, pendekatan pertama berorientasi kepada perusahaan, pendekatan kedua berorientasi kepada profesi, dan pendekatan ketiga berorientasi kepada pengguna.



Berikut ini adalah gambar digram venn :



Gambar 3.1



B. Menuju ke Arah Perumusan Tujuan Laporan Keuangan a. Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4 Accounting Research Division dari Accounting Principles Board (APB) dibentuk untuk memotivasi dilakukannya riset mengenai dalil-dalil dan prinsip-prinsip dasar akuntansi. Bab 4 dari APB Statement No.4 mengklasifikasikan tujuan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif, serta menempatkan mereka dibawah suatu kumpulan pembatasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diringkas sebagai berikut: 1. Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan. 2. Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:



 Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat: i. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya; ii. Menunjukan pendanaan dan investasinya; iii. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya; iv. Menunjukan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.  Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat: i. Menyajikan ekspektasi pengembalian deviden kepada para investor; ii. Menunjukan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok, memberikan pekerjaan bagi karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha; iii. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen; iv. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.



 Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.  Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.  Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan. 3. Tujuan Kualitatif dari akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:  Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.  Dapat Dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat memahaminya.  Dapat Diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metodemetode pengukuran yang sama.  Netralitas, yang artinya hasil akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari penggunapengguna yang spesifik.  Ketepatan Waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.



 Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.  Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang “secara wajar” memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain. Tujuan-tujuan yang dinyatakan oleh APB Statement No.4 sepertinya memberikan dasar pemikiran bagi bentuk dan isi dari laporan keuangan konvensional. Pernyataan tersebut bahkan mengakui bahwa tujuan-tujuan tertentu dinyatakan atas dasar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat laporan keuangan tersebut dibuat. Tujuan umum tidak dapat menunjukan kebutuhan-kebutuhan informasional dari para pengguna. b. Laporan Kelompok Studi Mengenai Tujuan Laporan Keuangan 1. Metodologi yang digunakan Sebagai respon terhadap kritik atas pelaporan keuangan perusahaan dan kenyataan bahwa semakin mendesaknya kebutuhan dari sebuah kerangka konseptual akuntansi, Dewan Direksi dari American Institute of Certified Public Accountants mengumumkan dibentuknya dua kelompok studi pada bulan April 1971. Kelompok studi untuk pembuatan prinsip-prinsip akuntansi yang dikenal sebagai “Komite Wheat” ini, diberi tugas memperbaiki dan meningkatkan proses penetapan standar. Laporan yang dihasilkan oleh komite ini mencetuskan dibentuknya Financial Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi kedua, yang dikenal sebagai “Komite Trueblood”, ditugaskan untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan; yaitu dengan menentukan:  Siapa yang membutuhkan laporan keuangan;  Informasi apa yang mereka butuhkan;  Seberapa banyak dari informasi yang dibutuhkan itu dapat diberikan oleh akuntansi; dan  Kerangka apa yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut. Komite Trueblood terdiri atas sembilan orang anggota, yang mewakili profesi akuntansi, dunia akademik, industri, dan Federasi Analis Keuangan (Financial Analysts Federation). 2. Tujuan Laporan Keuangan sepert yang dinyatakan dalam “Laporan Trueblood” Meskipun kedua belas tujuan dalam laporan kelompok studi yang dimaksudkan memiliki kesetaraan, terdapat kecenderungan yang dapat dimengerti untuk membedakannya menurut struktur hierarki yang nyata dari tujuan-tujuan ttersebut. Perbedaan yang terdapat dalam penekanan dan ketergantungan relatif di antara tujuan tersebut dapat menjustifikasi adanya



struktur seperti itu. Enam tingkatan tujuan berikut diambil dari “Laporan Trueblood”.  Tujuan dasar (No. 1)  Empat tujuan (No. 2, 3, 11, dan 12) yang menyebutkan pengguna dan kegunaan yang berbeda-beda dari informasi akuntansi.  Dua tujuan (No. 4 dan 5) yang menyebutkan kekuatan menghasilkan (earning power) perusahaan dan kemampuan manajemen (akuntabilitas) sebagai jenis informasi yang dibutuhkan.  Satu tujuan (No. 6) yang menyebutkan sifat dari informasi yang dibutuhkan sebagai factual dan interpretatif.  Empat tujuan (No. 7, 8, 9, dan 10) yang menguraikan laporan keuangan yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan No. 6.  Beberapa rekomendasi khusus untuk laporan keuangan dibuat agar dapat memenuhi tujuan-tujuan sebelumnya (No. 7, 8, 9, dan 10). Selanjutnya kita akan menganalisis masing-masing tujuan: No. 1: Tujuan dasar dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menjadi dasar dari keputusan-keputusan ekonomi. No. 2: Tujuan dari laporan keuangan terutama adalah untuk melayani para pengguna yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber yang terbatas untuk memperoleh informasi dan yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber utama informasi mereka mengenai aktivitas perusahaan. No. 3: Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat kepada para investor dan kreditor dalam meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas yang mereka terima jika dilihat dari segi jumlah, waktu, dan ketidakpastian yang terkait. No. 4: Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pengguna yang dapat digunakan untuk meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan menghasilkan suatu perusahaan.



No. 5: Tujuan dari laporan keuangan adalah memasok informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama perusahaan. No. 6: Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan factual dan interpretatif mengenai transaksi dan peristiwa lainnya yang berguna dalam peramalan, pembandingan, dan pengevaluasian kekuatan menghasilkan



perusahaan. Asumsi-asumsi dasar sehubungan dengan subjek masalah interpretatif, evaluasi, prediksi, atau estimasi, sebaiknya diungkapkan. No. 7: Tujuannya adalah untuk memberikan laporan posisi keuangan yang berguna dalam peramalan, pembandingan, dan pengevaluasian kekuatan mengghasilkan perusahaan. Laporan ini hendaknya memberikan informasi yang berkaitan dengan transaksi-transaksi perusahaan dan peristiwaperistiwa lain yang menjadi bagian dari siklus penghasilan (earning cycle) yang belum selesai. Nilai saat ini hendaknya juga dilaporkan ketika mereka berbeda secara cukup signifikan dengan biaya historis. Aktiva dan kewajiban hendaknya dikelompokkan atau dipisahkan berdasarkan ketidakpastian relatif atas jumlah dan waktu dari realisasi dan likuidasi prospektif. No. 8: Tujuannya adalah untuk memberikan laporan pendapatan periodik yang berguna bagi peramalan, permbandingan, dan pengevaluasian kekuatan menghasilkan perusahaan. Hasil akhir dari siklus penghasilan yang telah selesai dan aktivitas perusahaan yang mengakibatkan terjadinya kemajuan yang diakui kea rah penyelesaian dari siklus yang belum selesai hendaknya dilaporkan. Perubahan nilai yang dicerminkan dalam laporan posisi keuangan berikut hendaknya juga dilaporkan, namun secara terpisah, karena mereka berbeda jika dilihat dari segi kepastian realisasinya. No. 9: Tujuannya adalah untuk memberikan laporan aktivitas keuangan yang berguna bagi peramalan, pembandingan, dan pengevaluasian kekuatan menghasilkan perusahaan. Laporan ini terutama melaporkan aspek faktual dari transaksi yang dijalankan perusahaan yang memiliki atau diharapkan memiliki konsekuensi kas yang signifikan. Laporan ini hendaknya melaporkan data yang membutuhkan pertimbangan minimal dan interpretasi dari pembuat laporan. No. 10: Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi proses peramalan. Peramalan keuangan hendaknya diberikan ketika mereka akan meningkatkan keandalan dari prediksi-prediksi berguna. No. 11: Tujuan dari laporan keuangan bagi organisasi pemerintahan dan nirlaba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi evaluasi efektivitas dari manajemen sumber daya dalam mencapai sasaran organisasi yang secara umum bersifat non-moneter. Pengukuranpengukuran kinerja hendaknya dinyatakan sesuai dengan sasaran organisasi nirlaba. No. 12: Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk melaporkan aktivitasaktivitas perusahaan yang memengaruhi masyarakat yang dapat



ditentukan dan diuraikan atau diukur dan menjadi suatu hal yang penting bagi perusahaan dalam lingkungan sosialnya.



Gambar 3.2



C. Menuju ke Arah Kerangka Konseptual a. Hakikat Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah system koheren dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar yang konsisten dan menetukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan menegaskan sasaran dan tujuan akuntansi. Asa menjadi konsep yang mendasari konsep akuntansi dan akan memandu pemilihan peristiwa yang harus diperhitungkan, pengukuran peristiwa tersebut, serta cara merangkum dan mengomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berminat. Konsep-konsep seperti ini menjadi suatu asas dalam artian bahwa konsep-konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan penggunaannya sebagai acuan secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan. Karenanya, kerangka konseptual dimaksudkan untuk bertindak sebagai suatu konstitusi dalam proses penetapan standar. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman dalam menyelesaikan perselisihan yang timbul selama proses penetapan standar dengan cara mempersempit pertanyaan menjadi apakah standar yang spesifik tersebut telah sesuai dengan kerangka konseptualnya. Bahkan FASB telah menunjukan empat keunggulan spesifik yang dapat diperoleh dari kerangka konseptual. Sebuah kerangka konseptual, ketika telah selesai dibuat, akan:  Memandu FASB dalam membuat standar akuntansi;  Menjadi kerangka acuan untuk mejawab pertanyaan-pertanyaan akuntansi yang tidak memiliki standar resmi yang spesifik;  Menetukan batasan pertimbangan dalam membuat laporan keuangan;  Meningkatkan komparabilitas dengan menurunkan jumlah metode akuntansi alternatif yang tersedia. b. Masalah-Masalah dalam Kerangka Konseptual Ada tiga pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earning):  Pandangan aktiva/kewajiban;  Pandangan pendapatan/beban;  Pandangan non-artikulasi Pandangan aktiva/kewajiban, atau yang disebut juga pandangan neraca atau pandangan pemeliharaan modal (balance sheet or capital-maintenance view), berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban.



Pandangan pendapatan/beban, yang disebut juga pandangan lapiran laba rugi atau pandangan penadingan (income statement or matching view), berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper mathing), penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi, terdiri atas dua langkah:  Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi  Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara: i. Mengalokasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan. ii. Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan). iii. Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi. Pandangan non-artikulasi didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redudansi (pencatatan yang berlebihan), “karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meskipun dari sudut yang berbeda”. Menurut pandangan ini, definisi dari aktiva dan kewajiban dapat menjadi suatu hal yang sangat penting dalam penyajian posisi keuangan dan bahwa definisi dari pendapatan dan bebean dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan tersebut memiliki keberadaan an arti yang saling independen; karenanya, dapat digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya. Salah satu contoh dari pandangan non-artikulasi adalah pengggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca. Pandangan non-artikulasi ini mulai mendapat pendukung pada tahun 1966. 1.



Masalah Definisi Definisi dari setiap elemen laporan keuangan dapat diberikan oleh pandangan aktiva/kewajiban maupun pandangan pendapatan/beban. Menurut pandangan aktiva/kewajiban, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan; mereka mencerminkan keuntungankeuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai alternatif, kita dapat mengeluarkan definisi sumber daya ekonomi dari “aktiva” yang tidak memiliki karakteristik dapat dipertukarkan atau dapat diputuskan. Dalam kedua kasus tersebut, berdasarkan atas pandangan aktiva/kewajiban, aktiva dibatasi hanya untuk merepresentasikan sumber daya ekonomi dari perusahaan. Sumber daya ekonomi perusahaan itu sendiri adalah :  Sumber daya produktif perusahaan;  Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif;  Produk;  Uang;  Klaim untuk menerima uang;



 Kepemilikan saham di perusahaan lain Menurut pandangan pendapatan/beban, aktiva tidak hanya meliputi aktiva yang didefinisikan oleh sudut pandang aktiva/kewajiban, tetapi juga hal-hal yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi namun diperlukan untuk penandingan yang benar dan penentuan laba. Elemen kedua yang harus didefinisikan adalah “kewajiban”. Menurut pandangan aktiva/kewajiban, kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada entitas lain di masa depan. Menurut pandangan pendapatan pendapatan/beban, kewajiban tidak hanya terdiri atas kewajiban seperti yang didefinisikan oleh sudut pandang aktiva/kewajiban namun juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu yangtidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi namun dibutuhkan untuk prinsip penandingan yang benar dan penentuan laba.. Elemen ketiga yang akan didefinisikan adalah “penghasilan”. Menurut pandangan aktiva/kewajiban, penghasilan adalah peningkatan dari aktiva bersih perusahaan di luar beban-beban “modal”. Menurut pandangan pendapatan/beban, penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta, mungkin pula, dari keuntungan dan kerugian. Karenanya, keuntungan dan kerugian dapat dibedakan dari pendapatan dan beban, atau mereka dapat dianggap sebagai bagian daripadanya. Setiap kemungkinan kkomponen dari penghasilan (penghasilan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefinisikan sebagai berikut:  Pendapatan dan beban: menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang tidak memengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa selama suatu periode tertentu.  Keuntungan dan kerugian: menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan didefinisikan sebagai meningkatannya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Begitu pula kerugian didefinisikan sebagai penurunan dari aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan modal. Jadi keuntungan dan



kerugian merupakan bagian dari penghasilan yang tidak dijelaskan oleh pendapatan dan beban.  Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponennya: terdapat tiga hubungan utama antara laba dan komponen-komponennya: i. Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian ii. Laba = Pendapatan – Beban iii. Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – Beban (termasuk kerugian)  Akuntansi akrual: Elemen-elemen dari laporan keuangan telah diperhitungkan dan dimasukkan dalam laporan keuangan melalui penggunaan prosedur akuntansi akrual. Akuntansi akrual didasarkan atas konsep-konsep akrual, tangguhan, alokasi, amortisasi, realisasi, dan pengakuan.



c.



2.



Masalah Konsep Pemeliharan Modal atau Pengembalian Biaya yang Harus Digunakan Konsep mengenai pemeliharaan modal memungkinkan kita membuat pembedaan antara penegembalian modal atau penghasilan dengan pengembalian modal atau pengembalian biaya. Empat kemungkinan konsep pemeliharaan modal:  Modal keuangan yang di ukur dalam satuan uang;  Modal keuangan yang di ukur menurut unit daya beli uimum yang sama;  Modal fisik yang di ukur menurut unit uang;  Modal fisik yang di ukur menurut unit daya beli umum yang sama



3.



Masalah Metode Pengukuran yang Harus Digunakan Masalah mengenai metode pengukuran akan berkaitan dengan penentuan baik dari unit pengukuran maupun atribut yang hendak di ukur. Ada lima kemungkinan yang tersedia:  Metode biaya historis;  Biaya saat ini;  Nilai jual saat ini;  Nilai jual yang diharapkan;  Nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan.



Perkembangan dari Sebuah Kerangka Konseptual Gambar 3.3 menggambarkan ruang lingkup keseluruhan dari kerangka konseptual dan mencantumkan dokumen-dokumen yang berhubungan dan diterbitkan sampai dengan tahun 1982 oleh FASR. Pada tingkat pertama, tujuan menunjukan sasaran dan maksud dari akuntansi. Statement of financial accounting concepts No 1 menyajian sasaran dan maksud dari akuntansi untuk



perusahaan bisnis, statement of financial accounting concepts no.4 menjadi sasaran dan maksud dari akuntansi dan organisasi nonbisnis. Ditingkat yang ke 2, hal yang fundamental meliputi karakteristik dari informasi akuntansi dan definisi dari elemen-elemen laporan keuangan (statement of financial accounting concepts 3) secara ringkas, lima statement of financial accounting concepts yang dikeluarkan dan berhubungan dengan pelaporan keuangan serta perusahaan bisnis adalah: 1. SAFC No. 1, “Objektives of financial reporting by business enterprises” yang menyajiakan maksud dari akuntansi 2. SAFC No 2 “Qualitative charakteritcs of accounting information” yang membuat informasi akuntansi berguna. 3. SAFC No 3, “Elements of financial statements of bussiness Enterprises” yang memeberikan penjelasan mengenai elemen-elemen dalam laporan keuangan, seperti aktiva, kewajiab, pendapatan, dan beban. 4. SFAC No 5, “recognition and measurement financial statements of business enterprise “menetapkan pengakuan dari kriteria pengukuran fundamental serta pedoman mengenai bagaimana informasi sebaiknya secara formal dicantumkan dalam laporan keuangan. 5. SFAC No 6, “ Elements of financial statement” yang menggantikan SFAC No.3 dan ruang lingkupnya untuk ikut mencakup organisasi-organisasi nirlaba. 6. SFAC No. 7, “Using Cash Flow information and present value in accounting measurements” memberikan sebuah kerangka untuk menggunakan arus kas dan menyajiakan nilai-nilai sebagai basis pengukuran.



Gambar 3.3



d. Tujuan Pelaporan Keuangan 1. Tujuan Pelaporan Keuangan Oleh Perusahaan Bisnis FASB memulai usahanya dalam mengembangkan sebuah konstitusi bagi akuntansi dan pelaporan keuangan pada bulam November tahun 1978, ketika FASB menerbitkan pedoman luas bersifat perintah yang menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan dalam Statement of Financial Accounting Concepts NO. 1, Objective Reporting by Business Enterprises. Pernyataan ini tidak hanya dibatasi pada isi dari laporan keuangan saja : “Pelaporan keungan tidak hanya memuat laporan keungan, namun juga cara- cara lain dalam mengomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi-yaitu, informasi mengenai sumberdaya, kewajiban, penghasilan, dan lain-lain”. 2. Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi-Organisasi Non Bisnis Empat kelompok yang khususnya berkepentingan dengan informasi yang disajikan oleh pelaporan keuangan oleh organisasi non bissis:  Penyedia sumber daya.  Elemen penyusun yang menggunakan dan memperoleh keuntungan dari jasa-jasa yang diberikan oleh organisasi.  Badan- badan penyelenggara dan pengawas.  Manajer organisasi-organisasi non bisnis e.



Konsep-Konsep Fundamentalis 1. Karakteristik Kualitatif Dari Informasi Akuntansi Relevance, agar informasi dapat memenuhi standar relevansi, informasi yang diasosiasikan secara bermamfaat dengan tindakan yang telah di rancanguntuk memfasilitasinya. Elemennya yaitu :  Nilai prediktif  Nilai umpan balik  Ketepatan waktu Reliability, kualitas yang memungkinkan pengguna data agar yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan. Elemennya yaitu :  Dapat diverifikasi  Netralitas  Ketepatan penyajian Komparabilitas dan konsistensi adalah kulitas kedua yang di ususlkan oleh SFAC No. 2. Komparabilitas dijabarkan sebagai pennggunaan metode yang sama dalam suatu waktu oleh perusahaan tertentu, akan tetapi , prinsip



akuntansi tidak berati bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat di ubah setelah digunakan. Materialitas dipandang sebagai ambang batas untuk pengakuan. Materialitas adalah kondisi yang dianggap secara relatif. Perlu dilakukan pertimbangan mengenai apakah informasi tersebut kemungkinan memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan. 2. Elemen-Elemen Dasar Laporan Keuangan Dari Perusahaan Bisnis Statement of Financial Accounting ConceptsNo. 3, Elemens of Financial Statements of Business Enterprises, mendefinisikan sepuluh elemen yang saling berkaitan yang secara langsung berhubungan dengan pengukuran kinerja dan status dari perusahaan yaitu :  Aktiva  Kewajiban  Ekuitas  Investasi oleh pemilik  Distribusi kepada pemilik  Laba komprehensif  Pendapatan  Beban  Keutungan  Kerugian f.



Pengakuan dan Pengukuran Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.5 dimaksudkan untuk mnyelesaikan masalah pengakuan dan pengukuran ini. Dalam kaitannya dengan pengakuan, pernyataan tersebut diatas telah meninggalkan tanggung jawabnya dengan menyatakan sejak awal bahwa pengakuan dengan kriteria pedoman adalah secara umum konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku dan bukan merupakan suatu perubahan radikal disamping itu, SFAC menyatakan bahwa pengungkapan dengan cara-caraselain dengan laporan keuangan bukanlah merupakan suatu pengakuan. Pernyataan tersebut membuat suatu pembedaan yang berguna antara laba, penghasilan dan labakomprehensif. Pada dasarnya, penghasilan dibedakan dari laba dengan mengeluarkan peyesuain akuntansi tertentu pada periode awal yang tidak dilakukan pada periode berjalan, seperti efek komulatif dari perubahan prinsip akuntansi.



Perubahan pada nilai dari proses investasi dalam industri yang memiliki praktik-praktik akuntansi untuk surat berharga yang dapat diperdagangkan, dan penyesuaian akibat transaksi . kriteriannya meliputi: 1. Definisi: hal ini meliputi definisi dari sebuah laporan keuangan 2. Dapat diukur: hal ini memiliki atribut yang relevan dan dapat di ukur 3. Keandalan: informasi tersebut tepat,netral,dan dapat di verifikasi. Dalam kaitannya dengan pengukuran, laporan melihat 5 atribut yang berbeda dari kewajiab yang disajikan dalam memorandum diskusi, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.



Biaya historis Biaya penggantian saat ini Nilai pasar saat ini Nilai bersih yang dapat direalisasikan (penggantian) Nilai arus kas masa depan saat ini (diskonto)



D. Laporan-Laporan Lain a. Laporan Perusahaan Laporan ini berhubungan dengan akuntabilitas publik dari segala bentuk entitas ekonomi,tetapi terutama pada perusahaan bisnis. Laporan ini mencoba menyusun sekumpulan konsep-konsep yang sedang dikembangkan sebagai dasar bagi pelaporan keuangan.Sasarannya adalah untuk menunjuk orang atau kelompok pembuat laporan keuangan, dan informasi yang disajikan telah sesuai dengan kepentingan mereka. Laporan ini memberi cara-cara paling sesuai dalam mengukur dan melaporkan posisi ekonomi, kinerja, dan prospek-prospek pengerjaan untuk tujuan dan maksud yang telah didefinisi diatas. Seberapa jauh laporan tersebut memenuhi sasaran yang dinyatakannya akan dibuktikan oleh temuan-temuan utama dan rekomendasinya. 1. Filosofi dasar dari titik awal The Corporate Report adalah bahwa laporan keuangan hendaknya sesuai dengan ekspektasi penggunanya oleh pengguna potensial. 2. Laporan tersebut memberikan tanggung jawab untuk melakukan pelaporan kepada entitas ekonomi yang memiliki dampak pada masyarakat melalui aktivitas-aktivitasnya. 3. Laporan tersebut mendefinisikan pengguna sebagai pihak yang memiliki hak wajar atas informasi dimana kebutuhan akan informasi hendaknya disadari oleh laporan-laporan perusahaan. 4. Untuk memenuhi tujuan fundamental dari laporan tahunan yang ditetapkan oleh filosofi dasar.



5. Setelah mendokumentasikan keterbatasan dari prakti-praktik pelaporan yang ada saat ini,maka diusulkan perlunya laporan-laporan tambahan berikut ini:  Laporan nilai tambah.  Laporan ketenagakerjaan.  Laporan penukaran uang dengan pemerintah.  Laporan transaksi mata uang asing.  Laporan prospek-prospek di masa depan.  Laporan tujuan perusahaa. Terakhir setelah menilai enam dasar pengukuran ( biaya historis, daya beli, biaya penggantian, nilai bersih yang dapat direalisasikan, nilai bagi perusahaan, dan nilai bersih sekarang) terhadap ketiga kriteria ( penerimaan teoritis, kegunaan, dan kepraktisan), laporan menolak digunakannya biaya historis dan memilih menggunakan nilai saat ini yang disertai dengan penggunaan penyesuaian indeks umum. Sebagai akhir kesimpulannya ,perbandingan antaea temuan-temuan tidak direkomendasi prinsipil dari The Corporate Report dan Laporan Trueblood tidak akan dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan perbedaan ekonomi dan lingkungan politik di Inggris dan Amerika Serikat.Secara umum, The Corporate Report menyatakan perhatian yang lebih tegas bagi laporan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. b. Laporan Stamp Canadian Institute of Chatered Accountant (CICA) menerbitkan studi riset pada bulan juni 1980 yang berjudul Corporate Reporting : Its Future Evolution, yang ditulis oleh profesor Edward Stamb dan selanjutnya kita rujuk sebagai Stamp Report (Laporan Stamp).Motivasi utama dibelakang ini adalah  Kerangka konseptual dari FASB yang tidak sesuai bagi Kanada,jika melihat perbedaan lingkungan ,sejarah, politik, dan hukum antara Kanada dan Amerika Serikat.  Kerangka tersebut memberikan Kanada penyelesaian bagi masalah peningkatan mutu dari standar akuntansi keuangan perusahaan yang dimilikinya. Pendekatannya yang diusulkan laporan Stamb ini bersifat revolusioner.Hal ini mengidentifikasikan masalah dan permasalahan konseptual dan memberikan solusi dari segi identifikasi tujuan –tujuanpelaporan keuangan perusahaan,pengguna laporan perusahaan,sifat dari kebutuhan para pengguna,dan kriterian untuk penilaian mutu standar dan akuntabilitas korporat sebagai kemungkinan komponen-komponen bagi kerangka konseptual Kanada.



1. Masalah yang Dihadapi Oleh Penyusunan Standar  Bagaimana kenyataaan ekonomi dapat diukur dengan suatu cara yang jelas?  Apakah hakikat dari akuntansi,mengingat pertanyaan akan bagaimana cara terbaik dalam mengembangkan standar akuntansi tergantung kepadanya?  Apakah terdapt konsep-konsep yang permanen dan universal yang menjadi dasar dari pelaporan dan akuntansi keuangan?  Siapakah penggunanya,jenis keputusan apa yang mungkin mereka buat akibat membaca sebuah laporan keuangan tahunan dan jenis informasi apakah yang akan mereka cari dalam laporan tersebut sebagai dasar dari keputusannya?  Kriteria apakah yang dibutuhkan oleh penyusunan standar,pembuat dan pengguna laporan untuk menilai kualitas dari akuntansi, untuk mimilih standar alternatif yang ada mengenai subjek apa pun, dan untuk menilai dari kegunaan laporan akuntansi yang akan diterbitkan?  Bagaimana biaya dan manfaat dapat diestimasi dalam menentukan langkah apa yang harus diambil diarea penetapan standar?  Dapatkah standar mengatasi konflik kepentingan diantara pembuat dan pengguna dan diantara penguna-pengguna lain yang berbeda dengan memiliki netralitas?  Apakah diperlukan perluasan bagi pengungkapan? Apakah perluasan ini memasukkan pengungkapan?  Apakah informasi tetap dapat diperoleh tanpa melihat dari ukuran margin kesalahan dalam pembuat laporan, atau apakah ilusi akan adanya ketelitian yang disajikan?  Apakah laporan untuk tujuan umum sudah cukup? Jika tidak,apakah informasi tambahan dikeluarkan dalam bentuk laporan tambahan ataukah dengan menambah kolom lagi dalam laporan keuangan yang sudah ada?  Bagaimanakah standar sebaiknya ditegakkan? 2. Permasalahan Konseptual Dalam Penentuan Standar Sebagai tambahan dari masalah yang baru saja kita uraikan, stamb juga menunjukkan beberapa permasalahan konseptual yang rumit yang harus dihadapi oleh para akuntan dalam perumusan standar mereka :  Masalah alokasi : akuntan harus secara berkala atas posisi keuangan dan kinerja perusahaan dan dalam prosesnya, mengembangkan metodemetode alokasi yang sistematis dan rasional.  Maslah laba : Apakah laba dianggap dan didefinisikan sebagai hasil dari penandingan biaya terhadap pendapatan atau sebagai perubahan dalam aktiva bersih dari ekuitas selama periode berlangsung?



 Fokus Pelaporan : Apakah konsep kepemilikan atau konsep entitas yang digunakan?  Konsep pemeliharaan modal : konsep pemeliharaan modal manakah yang paling cocok untuk digunakan?  Dasar valuasi aktiva : Dasar valuasi aktiva manakah yang sebainya digunakan-biaya historis,biaya penggantian,nilai bersih yang dapat direalisasikan, atau nilai bagi perusahaan?  Kenyataan ekonomi : Apakah kenyataan ekonomi itu? Dapatkah neraca mangatur nilai kekayaan perubahan saat ini? 3. Tujuan Pelaporan Keuangan Perusahaan Tujuan ini diasumsikan berlaku untuk seluruh pengguna laporan keuangan yang telah diterbitkan :  Berkaitan dengan masalah akuntabilitas Penyediaan informasi yang berguna bagi seluruh potensi pengguna dari informasi tersebut dalam bentuk dan dalam kerangka waktu yang relevan terhadap macam kebutuhannya.  Berkaitan dengan ketidakpastian dan resiko Tujuan dari pelaporan keuangan yang baik untuk memberikan informasi dalam bentuk tertentu sehingga meminimalkan ketidakpastian akan validitas dan informasi, dan untuk memungkinkan para pengguna membuat penilaiannya sendiri atas resiko-resiko yang berhubungan dengan perusahaan.  Berhubungan dengan perubahan dan inovasi Oleh karena itu laporan keuangna diatur standar hendaknya memiliki cukup ruang lingkup untuk melakukan inovasi dan revolusi seiring dengan dimungkinkan melakukan perbaikan di masa depan  Berhubungan dengan kompleksitas dan pengguna awam Dianggap untuk diarahkan langsung kepada kebutuhan dari penggunanya yang mampu mengartikan satu kumpulan laporan keuangan yang lengkap dan cukup canggih atau alternatifnya, kepada para ahli yang akan dimintai bantuannya oleh para pengguna yang awam untuk menjelaskan dan memberikan masukan. E. Taksonomi Karakteristik Normatif yang Harus Dicerminkan Oleh PernyataanPernyataan Akuntansi Tiga model taksonomi umum yang sangat baik mengenai karakteristik normatif yang diinginkan adalah sebagai berikut : a. Karakteristik formaional yang berhubungan dari pernyataan dan penilaian yang selanjutnya mengenai kegunaan yang diberikan b. Karakteristik operasional yang berhubungan dengan mengimplementasikan dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh pernyataan



c. Karakteristik Informasional yang berhubungan dengan kemampuan untuk menghasilkan data yang berguna dalam pengambilan keputusan.



BAB IV PENUTUP A. Simpulan Perumusan dari teori akuntansi akan memiliki suatu rangkaian proses yang diawali dengan pengembangan tujuan-tujuan dari laporan keuangan dan diakhiri dengan penurunan sebuah kerangka konseptual atau konstitusi yang diakan digunakan sebagai edoman teknik-teknik akuntansi. Proses semacam itu diawali dan dimanifestasikan oleh : a. APB Statement No.4 b. Laporan Trueblood c. The Corporate Report d. Laporan Stamb e. Proyek Konseptual FASB Kerangka konseptual FASB adalah proyek yang paling maju saat ini dalam pencapaian sebuah konstitusi akuntansi. Manfaat utamanya adalah memfasilitasi penyelesaian perselisihan-perselisihan konseptual dalam proses penetapan standar. Agar efektif, konstitusi ini harus mendapatkan penerimaaan secara umum, mewakili perilaku kolektif dan melindungi kepentingan publik diarea–area yang akan terpengaruh oleh pelaporan keuangan. Kerangka konseptual mungkin tidak mencukupi untuk dapat memecahkan masalahmasalah tertentu dalam penetapan standar. Beberapa masalah berhubungan dengan aspek pilihan sosial dari penetapan standar akuntansi. Salah satu pemikiran yang berlaku adalah merupakan suatu hal yang mustahil untuk mengembangkan satu kumpulan standar akuntansi yang dapat diterapkan untuk berbagai alternatif akuntansi sehingga dapat diterima oleh semua orang.Sebagai respons atas pandangan pesimistis ini, Chusing memperkirakan bahwa mereka tidak setuju dengan adanya kemungkinan untuk menentukan fungsi kesejahteraan sosial mungkin terlalu melebih-lebihkan persoalan yang ada. Pendekatan Chusing dalam mencari yang terbaik diantara sekumpulan standar yang tidak saling berhubungan untuk satu masalah akuntansi tertentu, sambil menganggap seluruh standar lainnya dalam keadaan konstan,akan berhasil hanya jika diasumsikan terdapat saling ketergantungan diantara kegunaan, yang terkait dengan hasil yang diberikan oleh standar itu, dengan seluruh hasil yang dipengaruhi oleh standar-standar lain. B. Saran



DAFTAR PUSTAKA Belkaoui, A. Riahi. 2011. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat. Yadiati, Wiwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Harahap, Sofyan. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Budi, Setyawan. 2013. Postulate Prinsip Dan Konsep Dalam Teori Akuntansi.