14 0 486 KB
Kerapatan dan bobot jenis Kelompok 5 :
Arum Fajarwati Devri W. Sari Paul Tede Betan Ziadatun Ni’mah
Latar Belakang Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan. Mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan.
Dasar Teori
KERAPATAN • Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu. • Satuan : Sistem cgs : Gram persentimeter kubik (gr/cm3) Sistem SI : kilogram permeter kubik (kg/m3)
BOBOT JENIS • Perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air • Istilah berat jenis dilihat dari definisinya sangat lemah, sangat lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif (martin, 1993).
Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis
Metode Metode Metode Metode
Piknometer. Neraca Hidrostatik. Neraca Mohr-Westphal. areometer.
Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis dengan Metode Prinsip kerja : Piknometer Metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer.
METEDOLOGI Alat dan Bahan Alat : •Piknometer •Neraca Analitik •Gelas Beaker •Pipet tetes •Corong kaca
Bahan : •Air •Aseton •Etanol •Kloroform •Peluru •Lilin (paraffin)
Prosedur
Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan Ditimbang piknometer yang bersih dan kering ↓ Diisi air hingga penuh, direndam dalam air es sampai dengan suhu 23ᵒC ↓ Ditutup piknometer, dan pipa kapiler dibiarkan terbuka sampai suhu 2527ᵒC ↓ Ditutup pipa kapiler piknometer ↓ Dibiarkan suhu dalam pikno meter mencapai suhu kamar ↓ Air yang menempel diusap dengan tisu sampai kering ↓ Ditimbang
Penentuan kerapatan zat cair X Ditimbang piknometer yang bersih dan kering ↓ Diisi dengan zat X hingga penuh, direndam dalam air es sampai dengan suhu 23ᵒC ↓ Ditutup pikknometer dan pipa kapiler dibiarkan terbuka sampai suhu 25-27ᵒC ↓ Ditutup pipa kapiler piknometer ↓ Dibiarkan suhu didalam piknometer mencapai suhu kamar ↓ Zat X yang menempel diusap dengan tisu sampai kering ↓ Ditimbang
Penentuan kerapatan peluru Ditimbang peluru ↓ Dimasukkan kedalam piknometer ↓ Diisi dengan air sampai penuh ↓ Ditimbang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Volume Piknometer Pada Suhu Percobaan Bobot Pikos 38,84 g
Bobot
Bobot
Pikno+Aquades
Aquades
138,68 g
99,84 g
V Piknometer = bobot air/ρ air V Piknometer = 99,84 g1 g/ml V Piknometer = 99,84 ml
Penentuan Kerapatan Kloroform Bobot Pikno
Bobot
Kosong
Pikno+kloroform
38,85 g
181,74 g
Bobot Klorform
V Piknometer=Bobot Kloroform/V pikno V Piknometer=142, 82 g/99,84 ml V Piknometer=1,43 g/ml
142,89 g
Penentuan Kerapatan Etanol Bobot Pikno
Bobot Pikno+Etanol
Bobot Etanol
119,00 g
80,16 g
Kosong 38,84 g
V Piknometer=Bobot Etanol/V pikno V Piknometer=80,16 g/99,84 ml V Piknometer=0,802 g/ml
Penentuan Kerapatan Aseton Bobot Pikno
Bobot Pikno+Aseton
Bobot Aseton
117,1268 g
78,9628 g
Kosong 38,1640 g
V Aseton=bobot Aseton/V Piknometer V Aseton=78, 9628 g / 99,84 ml V Aseton=0,79 g/ml
Penentuan Kerapatan Kerikil Bobot Pikno
Bobot
Bobot
Bobot Pikno
Kosong
Kerikil
Pikno+Air
Kosong
38,86 g
0,57 g
138,68
38,86 g
Volume Peluru = Volume air yang tumpah Volume air yang tumpah = Volume air awal- Volume air sisa Volume air yang tumpah = 99,84 g- 99,82 g Volume air yang tumpah= 0,2 ml ρ kerikil=bobot kerikil/V kerikil ρ kerikil=0,57 g/0,2 ml ρ kerikil=2,85 g/ml
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, dilakukan penentuan volume piknometer dengan menimbang piknometer yang kosong dan kering, didapatkan bobotnya 38,84 gram. Kemudian piknometer diisi air hingga penuh dan ditutup. Setelah itu direndam dengan air es hingga suhunya 23◦ C, hal ini bertujuan untuk mendapatkan suhu sebenarnya dilakukan uji, karena apabila tidak diturunkan suhu kedua zat akan bercampur dan merubah data yang akan ditentukan. Kemudian pipa kapiler piknometer dibiarkan terbuka sampai suhunya 25◦C. Karena kerapatan berubah dengan perubahan temperatur (dalam banyak kasus, kerapatan menurun dengan naiknya temperatur, karena hampir substansi mengembang ketika dipanaskan) (Stoker, 1993).
Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil yaitu pada suhu 25 – 27 ◦C (suhu kamar). Akhirnya piknometer berisi air ditimbang dan didapatkan bobotnya 138,68 gram. Dalam penimbangan piknometer tidak boleh disentuh dengan tangan karena pada tangan terdapat lemak yang dapat menempel pada piknometer yang akhirnya dapat berpengaruh pada pengukuran. Dari percobaan diperoleh bobot air adalah 99,84 gram. Dalam literatur massa jenis air adalah 1 g/ml. Berdasarkan data diperoleh volume piknometer sebesar 99,84 ml.
Pada percobaan selanjutnya yaitu penentuan kerapatan dan bobot jenis pada etanol, kloroform, aseton, dan kerikil dilakukan seperti pada percobaan yang pertama. Berat jenis adalah perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air (martin, 1993).
Kerapatan etanol dari hasil percobaan adalah 0,802 g/ml. Dalam literatur menyatakan bahwa bobot jenis etanol adalah 0,789 g/ml. Kerapatan aseton adalah 0,79 g/ml. Dalam literatur menyatakan bahwa bobot jenis aseton adalah 0,812 g/ml. Kerapatan kloroform adalah 1,43 g/ml. Dalam Literatur menyatakan bahwa bobot jenis kloroform adalah 1,4487 g/ml. kerapatan kerikil adalah 2, 85 g/mlkerapatan kerikil adalah 2, 85 g/ml. Dalam Literatur menyatakan bahwa bobot jenis kerikil adalah 2,002 g/ml.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam pengerjaan, sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur, disamping itu penentuan kerapatan dan dan bobot jenis menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
• Adapun perbedaan hasil percobaan dengan literature kemungkinaan dipengaruhi oleh : • Kesalahan pembacaan sekala pada alat • Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi, sehingga mempengaruhi bobot jenisnya. • Pengaruh suhu dari pemegang alat, juga berpengaruh pada alat • Kesalahan-kesalahan praktikum seperti tidak sengaja memegang piknometer.