Kereta [PDF]

  • Author / Uploaded
  • angga
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Lokomotif di Indonesia Ditulis pada 9 Oktober 2015 oleh dwifals1978 dari berbagai sumber. Lokomotif dengan penggerak mesin uap sudah mulai dipakai untuk menarik rangkaian kereta atau gerbong sejak dibukanya jalur jalan rel yang pertama di Indonesia, yaitu di Semarang antara Kemijen ke Tanggung pada tahun 1867 sepanjang 26 km. Selanjutnya berbagai jenis lokomotif uap yang didatangkan dari Eropa terutama dari Jerman, Belanda, juga dari Amerika, beroperasi di berbagai perusahaan kereta api baik perusahaan swasta seperti NIS (Nederlandsch Indische Spoorwegen) atau perusahaan pemerintah yaitu SS (Staats Spoorwegen). lokomotif-lokomotif tersebut mempunyai daya sampai 1850 PK, misalnya lokomotif uap terbesar di Indonesia yaitu lokomotif tipe Mallet. seri DD52 merupakan lokomotif uap terbesar yang pernah beroperasi di Indonesia. Lokomotif dengan tenaga listrik juga mulai diperkenalkan sejak dibangun jaringan listrik antara Jakarta-Bogor tahun 1925. Lokomotif yang dipergunakan adalah lokomotif listrik dengan susunan roda 1B+B1 denga daya 1570 PK buatan AEG (Allgemaine Electricitats Gesellschaft) Jerman. Sedangkan tipe yang lain adalah 1 A-AA-A1 dengan daya 1500 PK, buatan Brown Boveri & Co, Swiss. Pada tahun 1950-1951 pemerintah mengadakan modernisasi armada lokomotif DKA saat itu dengan mendatangkan 100 lokomotif uap modern buatan Krupp (Jerman) yaitu seri D 52 dengan daya 1600 PK dan 27 lokomotif diesel buatan GE-ALCO (Amerika Serikat). Lokomotif diesel pertama Indonesia ini mulai berdatangan dan beroperasi pada tahun 1953 dan oleh DKA diberi nomer seri CC 200. Lokomotif dengan bobot 96 ton ini berkekuatan 1600 HP dan dirancang untuk bisa melalui semua jalur utama pulau jawa. Lokomotif CC200 dengan nomor model AlCO-GE UM 106T adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia, buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC 200 yang tersisa sekarang berada di Dipo Lokomotif Cirebon yaitu CC 200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua “saudara” terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.



CC200 Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.750 hp dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co’2’Co’ artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari dua pasang roda. Perlu diketahui bahwa meskipun lokomotif CC200 merupakan lokomotif diesel pertama di Indonesia sebagaimana banyak dijelaskan, ternyata pada buku berjudul Het Indische Spoor in Oorlogstijd, halaman 154-155, ada lokomotif diesel yang diproduksi oleh De Vulkaan Surabaya, yaitu kelas 5006. Lokomotif ini menggunakan mesin bekas artileri Jepang dengan enam silinder dan rangka dasar gerbong SS, serta diperuntukkan bagi KNIL selama Perang Kemerdekaan. Pada tahun-tahun berikutnya pemerintah tidak memesan lokomotif uap lagi dan mendatangkan lokomotif diesel seri BB 200 buatan General motors (Amerika Serikat) pada tahun 1957 dan pada tahun 1959 didatangkan lokomotif BB 300 dari Krupp (Jerman) BB200 Lokomotif BB 200 buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division, Amerika Serikat adalah lokomotif diesel elektrik pertama dengan transmisi daya DC-DC yang sudah digunakan di Jawa sejak tahun 1957. Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 950 hp dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel Kereta ketika lokomotif melewati jaringan rel tersebut



BB200 Pada tahun 1957, lokomotif bermodel EMD G8A1A dibeli oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia dan diberi nomor seri BB200. Menurut kontrak pembelian tertanggal 6 April 1956, 35 unit BB200 beroperasi di lintas Jawa. Sebanyak 27 unit di antaranya dialokasikan di dipo Semarang Poncol, 4 unit di dipo Kertapati, 1 unit di dipo Tanjung Karang, serta tiga sisanya (BB 200 10, 10, dan 18) adalah produk afkir. Satu persatu lokomotif BB200 yang belum dilengkapi abar angin (rem udara tekan) kemudian dipasangi secara bertahap, melengkapi rem vakum. Tiga lokomotif BB200 pertama yang memakai abar angin adalah BB 200 01, 08, dan 18. Secara teknis long hood (hidung panjang) lokomotif tersebut merupakan bagian depan dari lokomotif tersebut, bukan hidung pendeknya, atau dengan kata lain, kabin masinisnya ada di belakang seperti halnya lokomotif uap. BB200 pun hanya memiliki satu meja layanan masinis, dan hal ini jelas berbeda dengan lokomotif sebelumnya, CC200, yang memiliki dua meja layanan masinis (dan dua kabin masinis) di tiap ujungnya. Tentulah masinis akan lebih ergonomis jika mengoperasikan lokomotif BB200 ke arah long hood. Berbeda dengan lokomotif lainnya di Indonesia, lokomotif ini memiliki plat nomor yang terletak di sisi kiri dan kanan lampu utama di tiap ujungnya. Bentuk fisik lokomotif BB200 ini sama halnya dengan lokomotif EMD G8 lainnya di seluruh dunia. Anehnya, di Amerika Serikat tidak ada lokomotif EMD G8 karena dayanya kurang besar (daya rata-rata minimum lokomotif Amerika Utara yang diproduksi oleh GM-EMD adalah 2.000 hp), sedangkan lokomotif EMD G8 hanya sebesar 875 hp, karena EMD G8 memang merupakan lokomotif ekspor. Akan tetapi, meskipun dayanya relatif kecil, lokomotif ini dapat melaju hingga 110 km/jam. Contoh kereta api yang pernah ditarik oleh BB200 antara lain, Bima, Mutiara Utara, Pandanaran, Senja Utama, dan Purbaya, serta untuk pengangkutan barang. Pada tahun 1984, diadakan rehabilitasi untuk memperpanjang masa pakai lokomotif BB200. Karena GM-EMD—serta penerusnya, Electro-Motive Diesel—tidak memproduksi suku cadang untuk lokomotif ini, maka lokomotif ini satu persatu berhenti beroperasi.



Pada bulan Juni 2006, komunitas rail fans Indonesia, Indonesian Railways Preservation Society(IRPS), mengajukan proposal kepada PT Kereta Api (Persero) untuk mempreservasi lokomotif BB200 dipo induk Semarang Poncol. Pada bulan September 2006, lokomotif dengan nomor BB 200 29 sudah bisa beroperasi lagi. Menyusul pada bulan Agustus 2007, lokomotif dengan nomor BB 200 21 berhasil diperbaiki. Kedua lokomotif tersebut akhirnya beroperasi berkat komponen dari lokomotif BB200 lainnya yang afkir. Lokomotif BB200 yang terakhir beroperasi adalah BB 200 07, 14, 21, dan 29. BB 200 07 dan 14 berada di Sumatera Selatan. Sementara itu, BB 200 06 tanpa mesin dan sebuah kereta penumpang dipajang di Akpol untuk sarana pendidikan dan latihan antiterorisme. Data teknis o Dimensi Lokomotif 1. Lebar sepur: 1.067 mm 2. Panjang body: 13.106 mm 3. Jarak antara alat perangkai: 14.006 mm 4. Lebar body: 2.794 mm 5. Tinggi maksimum: 3.760 mm 6. Jarak gandar: 3.200 mm 7. Jarak antar pivot: 7.620 mm 8. Diameter roda penggerak: 1.016 mm 9. Diameter roda idle: 889 mm 10. Tinggi alat perangkai: 760 mm o Berat 1. Berat kosong: 70 ton 2. Berat siap: 74,8 ton 3. Berat adhesi: 49,6 ton o Motor Diesel 1. Tipe: EMD 8 567C 2. Jenis: 2 langkah, Blower 3. Daya Mesin: 950 hp 4. Daya ke generator/converter: 875 hp o Motor Traksi/Converter 1. Jumlah motor traksi: 4 unit 2. Tipe motor: GM D-19, DC-DC 3. Gear ratio: – 4. Tipe generator: GM D-15E, DC-DC o Performansi 1. Kecepatan maksimum: 110 km/jam 2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10416 Kgf 3. Kecepatan minimum kontinu: 17 km/jam 4. Jari-jari lengkung terkecil: 58,6 m o Kapasitas 1. Bahan bakar: 1900 liter 2. Minyak pelumas: 500 liter 3. Air pendingin: 700 liter 4. Pasir: 340 liter



o



Lain-lain 1. Sistem rem: Rem udara tekan, dynamic brake, rem vakum, rem parkir 2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO Sedangkan di Sumatra, khususnya untuk lintas jalan rel bergigi di Sumatera Barat terakhir dibeli lokomotif uap pada tahun 1966 yaitu type E 10.Baru pada tahun 1976 mulai dibeli lokomotif diesel seri BB 204 dari Swiss untuk menggantikan loko uap. Demikian selanjutnya armada lokomotif diesel semakin bertambah untuk menggantikan lokomotif uap. Baru sekitar tahun 1980 armada lokomotif uap sudah tidak beroperasi lagi, kecuali lokomotif bergigi di museum KA Ambarawa. Tahun 2008 lokomotif dibeli oleh PT.Kereta Api (persero) adalah lokomotif CC 204 buatan PT.GE Lokindo untuk lintas Jawa dan lokomotif CC 202 dari EMD General Motor Kanada. Lokomotif CC 205 adalah lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan ElectroMotive Diesel, Inc., Kanada. CC 205 adalah lokomotif terberat di Indonesia, yakni seberat 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas lokomotif CC 202 yang sudah berumur dan dalam hal ini 2 lokomotif CC 202 bisa diganti dengan 1 lokomotif CC 205. Lokomotif ini tiba di Indonesia, tepatnya di Lampung tanggal 26 September 2011, karena lokomotif ini hanya dikhususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batu bara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan. Lokomotif CC 205 saat ini menjadi lokomotif berteknologi paling modern di Indonesia. Ada total 55 unit lokomotif CC 205 yang beroperasi di Sumatera bagian selatan, dengan rincian 6 unit kedatangan tahun 2011, 44 unit kedatangan tahun 2013, dan 5 unit bonus kedatangan tahun 2014. Lokomotif ini memiliki nomor seri GT38ACe, yang berarti lokomotif ini bisa digunakan untuk keperluan penumpang atau barang dan memiliki mesin V8 turbo, motor AC dan berkonfigurasi Co’Co’. Berikut ini makna GT38ACe: o o o o o



G = desain standar roadswitcher EMD untuk pasar ekspor di luar Amerika T = mesin dilengkapi turbocharger 38 = mesin EMD seri 710G yang memiliki 8 silinder AC = motor traksi AC e = dilengkapi sistem injeksi bahan bakar elektronis sehingga mesin bertenaga besar, efisien, dan emisi gas buang telah memenuhi persyaratan Enviromental Protection Agency (EPA) Tier-2. CC 206 Awal mula lokomotif berkabin ganda dapat dilacak dari keberadaan lokomotif-lokomotif yang sudah berumur seperti CC 200, BB 301, BB 304, dan BB 305 CFD. Namun, semua lokomotif itu sudah berumur lebih dari 30-40 tahun dan banyak dilakukan pengafkiran/perucatan terhadap lokomotif itu (apalagi CC 200 sudah berumur di atas 60 tahun dan seluruh BB 305 telah dirucat). Lokomotif berkabin ganda tersebut didesain agar tidak terus-menerus diputar di pemutar rel (turntable) sebelum beroperasi menarik kereta ekspres. Pada dekade 2000-2010-an, ide muncul dalam diri perusahaan PT KAI, bagaimana jika PT KAI memiliki lokomotif yang kuat, berkabin ganda, dan dilengkapi teknologi komputer semacam



GE BrightStar™ Sirius yang sebelumnya ada pada lokomotif CC 204, juga memiliki layar display canggih karena meskipun telah terkomputerisasi, CC 204 belum memiliki layar display seperti CC 206. Selain itu, dengan berkabin ganda, lokomotif itu tidak perlu lagi diputar di atas pemutar rel. Pengadaan CC 204 selama beberapa tahun terakhir juga kurang efisien, karena per tahunnya hanya sedikit lokomotif diproduksi tetapi kebutuhan lokomotif cukup banyak. Akhirnya, ide pemesanan lokomotif CC 206 ke General Electric muncul pada tahun 2010 untuk menambah jajaran armada PT KAI dan akan digunakan untuk angkutan barang di Pulau Jawa. Juga pemesanan lokomotif kali ini tidak sedikit-sedikit seperti CC 204, melainkan dengan jumlah banyak, menjadi rekor pemesanan lokomotif terbanyak PT KAI karena pengadaan lokomotif kali ini mendatangkan 100 unit dalam 1 tahun saja meskipun datang dalam beberapa batch, tidak seperti CC 204 yang butuh waktu lebih dari 5 tahun sampai ke 37 unit lokomotif tersebut selesai diproduksi. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2012 dipesanlah lokomotif CC 206 (CM20EMP) sebanyak 100 unit sekaligus ke General Electric Transportation tanpa bogie. Bogie dirakit oleh PT Barata Indonesia (Persero). Sesudah sampai di pelabuhan Tanjung Priok, loko-loko itu akan dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pasang bogie sebelum kemudian beroperasi mulai tahun 2013. Mulai tahun 2015, lokomotif CC 206 akan didatangkan lagi dengan jumlah 50 unit dengan rincian 30 unit turun di Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2015 dan 20 unit turun di Pelabuhan Panjang pada tahun 2016. Saat ini 15 unit lok CC206 generasi kedua telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, dan sudah dibawa ke Balai Yasa Yogyakarta untuk pengetesan. Dengan tibanya lokomotif CC 206 generasi kedua, maka akan ada 150 unit CC 206, yang jumlahnya melebihi CC 201 (144 unit, 131 beroperasi, 7 dijadikan CC204, 6 rusak). Desain, mesin, spesifikasi, perangkat elektronik, dan kelebihan Desain bentuk lokomotif CC 206 dibuat saat PT KAI membutuhkan lokomotif double cabin, maka GE membuat lokomotif double cabin ini dengan desain yang mirip beberapa lokomotif GE baik itu di Indonesia maupun bukan. Desain kepala dan body CC 206 sangat mirip dengan salah satu lokomotif GE yaitu British Rail Class 70 seri GE PowerHaul yang beroperasi di Britania Raya, tetapi CC 206 menggunakan 2 kaca depan, yang mengikuti lokomotif CC 203. Sedangkan lampu lokomotifnya masih mengikuti desain lok GE sebelumnya yang beroperasi di Indonesia. Bentuk pintu masuk kabinnya mirip dengan yang ada di CC 203. Mesin, spesifikasi lokomotif, dan perangkat elektronik Mesin lokomotif CC 206 adalah GE 7FDL-8 versi terbaru yang emisinya setingkat dengan emisi lokomotif Dash-9 di Amerika Serikat, dengan daya mesin sebesar 2250 hp, setara dengan tenaga keluaran lokomotif CC 202, dan 100 daya kuda lebih tinggi dari tenaga keluaran lokomotif CC 203 (2150 hp). Sedangkan untuk perangkat elektroniknya menggunakan komputer GE BrightStar™ Sirius yang dipadukan dengan layar monitor GE Integrated Function Display™ (GE IFD) seperti yang ada di lokomotif Dash-9. Ini menjadikan CC 206 merupakan lokomotif dengan layar monitor komputer kendali kedua di Indonesia setelah CC 205, dan lokomotif GE pertama di Indonesia dengan teknologi layar display tersebut. Lokomotif ini juga



menggunakan klakson yang berbeda dari lokomotif sebelumnya, yang membuat lokomotif ini dijuluki “Si Puong“. Daya angkut lokomotif ini bisa mencapai 30 gerbong barang, dan 12 kereta penumpang untuk satu lokomotif penarik. https://dwifals1978.wordpress.com/2015/10/09/sejarah-lokomotif-di-indonesia/



Lokomotif diesel hidraulik seri BB304 Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel. Daftar isi [sembunyikan]     



1Jenis lokomotif berdasarkan mesin 2Jenis lokomotif berdasarkan roda 3Lihat pula 4Referensi 5Pranala luar Jenis lokomotif berdasarkan mesin[sunting | sunting sumber]



Lokomotif listrik milik SS yang beroperasi di Batavia di paruh awal abad ke-20.



Lokomotif fireless (tanpa nyala api), jenis lokomotif yang menggunakan tenaga kompresi uap Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi 1. Lokomotif uap. Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara. 2. Lokomotif diesel mekanis. Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya. 3. Lokomotif diesel elektrik. Pada Lokomotif ini Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda. 4. Lokomotif diesel hidraulik. Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar. 5. Lokomotif listrik. Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Jenis lokomotif berdasarkan roda[sunting | sunting sumber]



Konfigurasi sumbu penggerak lokomotif Jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbu/ as roda lokomotif[1]:







1. kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol 



2. kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham 



3. kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau memiliki 8 roda Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester 



4. kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda . Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester 



5. kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8. Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D52 Krupp Liepzig https://id.wikipedia.org/wiki/Lokomotif Kereta Rel Listrik (disingkat KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan kereta listrik. Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo. Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang. PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang. Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Pada masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai



beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara. KRL pada Kematian Listrik di Jawa-Bali 2005[sunting | sunting sumber] Pada peristiwa Mati Listrik Jawa-Bali 2005, sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi dibatalkan dan 26 KRL yang sedang beroperasi tertahan di beberapa perlintasan. Diperkirakan hal ini menyebabkan kerugian yang mencapai Rp 200 juta. https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_Rel_Listrik Sejarah LOKOMOTIF Posted by Ferry Setia BudiWednesday, September 19, 20121 comments



Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.



Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak. Lokomotif Uap



Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu baraataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.



Lokomotif uap super besar di Amerika Serikat



Lokomotif yang pernah ada dan sangat besar adalah yang ada Amerika Serikat,dimana akibat medan jelajah yang berat. Lokomotif tersebut antara lain adalah:



Big Boy 4-8-8-4



Pada tahun 1941 Alco Locomotive Work di Amerika membuat 25 lokomotif uap yang super besar dan bertenaga hebat yang bernama Big Boy, konon lokomotif ini yang terbesar yang pernah ada di dunia. Loko ini dioperasikan oleh Union PacificAmerika Serikat dalam mengarungi medan yang berat berpegunungan.



Salah satu Big Boy X-4014 milik Union Pacific AS



Pada tahun 1930 Union Pacific mempunyai pengalaman harus melakukan pertolongan pada jalur Ogden ke Wasatch (Amerika Serikat), dimana rangkaian kereta adalah seberat 3.600 ton dan dengan elevasi 1,14%. Oleh sebab itu Union Pacific menghendaki lokomotif yang super kuat. Big Boy dapat menarik rangkaian 3.600 ton, traksi 270,000 kg, sehingga diputuskan dengan konfigurasi 4-8-8-4 (artinga 8+8 roda penggerak, atau seri DD), dan kecepatan 150 km/jam, serta tekanan uap 300 psi. Konon data terakhir tercatat bahwa Big Boy telah mengarungi rata-rata 1.000.000 mil perjalanan, yang terbesar adalah loko 4006 dengan posisi 1.064.625 mil, sedangkan yang terkecil adalah loko 4024 dengan posisi 811.956 mil. Kode 40 artinya buatan tahun 40-an, dua angka terakhir adalah nomor urut. [1] Challenger 4-6-6-4



Union Pacific pernah pula memiliki 105 Lokomotif Challenger (Union Pacific 3985), yang dibuat pada tahun 1936 hingga 1943, dengan panjang 30 meter dan berat 500 ton, dan susunan konfigurasi roda 4-6-6-4 (artinya 6+6 roda penggerak, atau seri CC) dengan kecepatan 150 km/jam, jadi lebih kecil dari Big Boy. Loko ini terutama untuk barang, namun juga untuk penumpang pada jalur pegunungan di wilayah Californiadan Oregon.



Salah satu lokomotif Challebger milik Union Pacific AS Lokomotif UP 3985 dirancang oleh insinyur mesin kepala Otto Jabelmann pada 1941, dan merupakan bagian dari pesanan kedua dari versi kedua Challenger. Rancangan ini sangat mengandalkan pengalaman mutakhir dengan lokomotif 4-8-8-4Big Boy, dan menghasilkan sebuah lokomotif dengan berat sekitar 287.577,5 kg dan disertai dengan 2/3 load tender yang beratnya mencapai 157.850,2 kg.



Tujuan mula-mula dalam menciptakan kelas Challenger adalah mempercepat operasi angkutan dari barat ke timur di Wasatch yang curam di Utah dan Wyoming barat.Wasatch sendiri ditaklukkan oleh Lokomotif Big Boy tanpa bantuan. Challenger dan Big Boy muncul tepat ketika lalu lintas meningkat dalam persiapan bagi keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II. [2].



Northern 4-8-4



Lokomotif Northern mempunyai susunan roda 4-8-4 (artinya hanya dengan 8 roda penggerak, seri D), dioperasikan oleh Union Pacific sebanyak 45, dibuat pada tahun 1937 hingga 1944. Kecepatannya adalah 150 km/jam. Loko ini untuk penumpang dan barang, misalnya Overland Pacific, Portland Rose, dan Pacific Limited. Hampir semua jaringan Union Pacific memakai lokomotif ini.



Salah satu lokomotif Northern milik Union Pacific AS



Sebenarnya lokomotif ini ada 3 model. Model yang kedua mempunyai panjang 29 meter, dan berat 450 ton. Lokomotif ini dilengkapi deflektor asap (elephan ears) pada bagian depan pemanas air. Ini dimaksudkan untuk agar asap dibuang ke atas agar masinis dapat melihat ke depan dengan baik. Lokomotif Northern No. 844 hingga tahun 1960 untuk penggunaan eskursi dan pelayanan umum. Lokomotif lainnya adalah No. 814 di Iowa dan No. 833 di Ogden. Dua model terakhir dari lokomotif ini adalah No. 814 di Council Bluffs, Iowa dan No. 833 di Ogden, Utah. Model ketiga adalah No. 838 yang disimpan di Cheyenne.



Sumber : www.wikipedia.org http://batang-agam.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-lokomotif.html



PERANGKAT RODA KERETA API RODA KERETAPerangkat roda kereta api adalah satu kesatuan roda yang dipasang pada gandar dengan mesintekan hidrolik dengan suaian paksa kemudian dilengkapi dengan roller bearing .Proses pemasangan gandar pada roda yaitu kondisi lubang poros roda dibuat berdiameter lebihkecil dari pada diameter gandar sehingga setelah dimasukan gandar secara paksa, maka gandarakan terkunci di lubang poros roda dengan kuat.Jenis jenis roda berdasarkan cara pembuatannya adalah1. Baja cor / baja tuang ( casting steal )2. Baja tempa roll ( forging )Komposisi baja pada roda dibuat lebih lunak dari pada baja rel karena pada saat peristiwagesekan antara roda dengan rel ( friction ) akan menyebabkan permukaan terkikis dan aus,sehingga sedemikian rupa di rancang pengikisan tersebut dibebankan pada roda, hal inidilakukan karena penggantian roda lebih mudah dilakukan daripada penggantian rel dan tentunya biaya penggantian roda yang telah aus lebih murah dari pada penggantian satu batang rel.Berdasarkan konsturksinya1.



Roda dengan bandase ( wheel tyre )2. Roda pejal ( solid wheel )konstruksi permukaan roda yang bersentuhan langsung dengan rel tidaklah datar melainkan bagian dalamnya memiliki diameter lebih besar daripada bagian luarnya ( flend ), hal inidilakukan agar posisi roda dapat mengunci kedudukannya pada rel sehingga roda tidaktergelincir saat digunakan, dengan ketentuan maksimum aus pada flend ( e ) adalah 8 mm. dengansudut kemiringan ( ɤ ) permukaan roda adalah 1.44 derajat, jika ditarik garis lurus horizontal akanmembentuk sudut Sin 1,44 = 0.025 = 1:40.Dimensi roda secara umum1. Lebar permukaan roda Lokomotif (b)= 140 mm2. Lebar permukaan roda kereta/gerbong (b)= 130 mmDiameter roda ( ɸ ) secara umum1. Lok CC 202 D1 = 1016



Lokomotif di Indonesia dari Masa ke Masa (Diesel Elektrik) Lokomotif Diesel Elektrik Lokomotif diesel adalah kendaraan rel yang menggunakan tenaga diesel untuk menggerakkan seluruh rangkaian kereta api. Lokomotif diesel pertama di Indonesia adalah CC200.



Lokomotif Diesel Elektrik



 BB200 (EMD G8A1A)Lokomotif BB 200 buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division, Amerika Serikat adalah lokomotif diesel elektrik pertama dengan transmisi daya DCDC yang sudah digunakan di Jawa sejak tahun 1957. Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 950 hp dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel Kereta ketika lokomotif melewati jaringan rel tersebut.  BB201 (EMD G12U6)



Lokomotif BB 201 buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC-DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1425 hp dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Susunan gandarnya sama seperti lokomotif BB 200.



 BB202 (EMD G18U6) Lokomotif BB 202 buatan General Motors Electro-Motive Division adalah lokomotif diesel elektrik tipe ketiga dengan transmisi daya DC-DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1970-an. Lokomotif dengan nomor model G18U6 ini berbeda dengan lokomotif BB 200 dan BB 201 ataupun lokomotif diesel elektrik lain, lokomotif yang mempunyai satu kabin masinis ini tidak memiliki hidung dan sangat pendek ukurannya. Lokomotif dengan sisa 6 lokomotif yang dapat beroperasi ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang.



 BB203 (GE U18A1A) Lokomotif BB 203 buatan General Electric Transportation, adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia dengan transmisi daya DC-DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1978. Lokomotif BB 203 ini bernomor model GE U18A1A. Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC 201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC 201 bergandar Co-Co, yaitu setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, maka lokomotif BB 203 bergandar (A1A)(A1A), yaitu setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki 6 motor traksi, maka lokomotif BB203 hanya memiliki 4 motor traksi.



 BB204 (SLM HGm4/6) Lokomotif BB 204 merupakan satu-satunya lokomotif diesel elektrik di Indonesia buatan Swiss Locomotive and Machine Works, Swiss yang khusus dioperasikan pada jalan rel bergigi. Lokomotif ini sudah ada di Indonesia sejak 1981. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1.230 hp dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Bo'2'Bo', artinya dua bogie dengan dua gandar penggerak dan satu bogie idle dengan dua gandar. Lokomotif ini terdapat di Divisi Regional II Sumatera Barat yang relnya bergigi.



 CC200 (Alco-GE UM 106T) Lokomotif CC200 dengan nomor model AlCO-GE UM 106T adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia , buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC 200 yang tersisa sekarang berada di museum Kereta api Ambarawa yaitu CC 200 15 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua "saudara" terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.



 CC201 (GE U18C) Lokomotif CC 201 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dengan jenis model U18C. Lokomotif CC 201 mempunyai konstruksi yang ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar dengan total 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam.



 CC202 (EMD G26MC-2U)Lokomotif CC 202 adalah lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia di Sumatera Selatan, buatan Electro-Motive Diesel, Inc., Kanada bernomor model EMD G26MC-2U. Lokomotif CC202 adalah salah satu lokomotif terberat di Indonesia yaitu 108 ton dan merupakan "saudara" lokomotif EMD SD38-2 di Amerika yang juga memiliki 6 gandar dengan bogie tipe HT-C (High-Traction C) dan mesin 2.000 hp (1.500 kW) Roots blower / Supercharger EMD 16-645E (berbeda dari EMD SD40-2 yang menggunakan mesin 3.000 hp (2.240 kW) turbocharged EMD 16-645E) dan "kakak" dari lokomotif CC 205.



 CC203 (GE U20C) Lokomotif CC 203 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia yang diproduksi oleh General Electric Transportation dan PT GE Lokomotif Indonesia dengan nomor model U20C. Menurut Ir. Hartono, A.S., M.M., dosen STTD Bekasi, dalam komentarnya di Majalah KA edisi Mei 2014, lokomotif ini adalah "lokomotif hasil pengembangan desain dari lokomotif CC 201" dari segi data teknis, namun pada bentuk kabin masinis ujung pendeknya yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.



 CC204 (GE C18MMi dan GE C20EMP)Lokomotif CC 204 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia. Lokomotif ini dirakit khusus untuk PT KAI oleh PT Industri Kereta Api (Persero), Madiun dengan lisensi dari General Electric Transportation. Lokomotif kelas ini terbagi menjadi dua seri, yaitu CC 204 seri pertama yang merupakan model GE C18MMi dengan short hood spartan (seperti CC 201), dan CC 204 seri kedua yang merupakan model GE C20EMP dengan hidung aerodinamis (seperti CC 203).Kedua seri sama-sama bergandar Co'Co'. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie yang mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer BrightStar Sirius™ yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi.



 CC205 (EMD GT38ACe)Lokomotif CC 205 adalah lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia(Persero) buatan Electro-Motive Diesel, Inc., Kanada. CC 205 adalah lokomotif terberat di Indonesia, yakni seberat 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas lokomotif CC 202 yang sudah berumur dan dalam hal ini 2 lokomotif CC 202 bisa diganti dengan 1 lokomotif CC 205. Lokomotif ini tiba di Indonesia, tepatnya di Lampung tanggal 26 September 2011, karena lokomotif ini hanya dikhususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batu bara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan. Lokomotif CC 205 saat ini menjadi lokomotif berteknologi paling modern di Indonesia. Ada total 55 unit lokomotif CC 205 yang beroperasi di Sumatera bagian selatan, dengan rincian 6 unit kedatangan tahun 2011, 44 unit kedatangan tahun 2013, dan 5 unit bonus kedatangan tahun 2014.



 CC206 (GE CM20EMP)Lokomotif CC 206 adalah lokomotif diesel elektrik terbaru milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric Transportation,Amerika Serikat. Lokomotif ini memiliki 2 bogie dengan konfigurasi C-C (Co'Co'), yaitu 3 buah roda penggerak di setiap bogie-nya. Perbedaan dengan lokomotif diesel elektrik GE lainnya dengan jenis yang sama adalah lokomotif ini memiliki 2 kabin masinis di ujung muka dan belakang seperti halnya lokomotif di Eropa pada umumnya. Lokomotif CC 206 diperuntukkan untuk angkutan barang



dan penumpang di Pulau Jawa dan akan didatangkan juga ke Sumatera Selatan pada tahun 2016.



http://trainworldandindonesia.blogspot.co.id/2016/10/lokomotif-di-indonesia-dari-masa-ke.html