13 0 2 MB
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KESETIMBANGAN UAP CAIR
OLEH: NIKEN LARASATI 1931410030 1F – D3 TEKNIK KIMIA
MAHASISWA TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2020
LAPORAN RESMI Praktikum Termodinamika Tanggal : 26 Juni 2020
I. Judul Laporan
: Kesetimbangan Uap cair :
II. Tujuan a. Menunjukkan hubungan antara komposisi larutan, komposisi uap dengan suhu pada kondisi kesetimbangan uap-cair system biner b. Mempraktekkan percobaan distilasi sederhana c. Menghitung komposisi larutan berdasarkan indeks bias III. Prinsip : Prinsip yang digunakan pada praktikum kali ini adalah perbedaan tekanan uap dan titik didih serta berat jenis suatu pelarut/zat yang dimana saat titik didih terjadi, akan dapat kembali menjadi cair setelah menguap serta ketetapan saat larutan itu menguap sama dengan kecepatan pada saat zat/larutan itu kembali ke fase cairan IV. Dasar Teori Larutan merupakan suatu campurann yang homogeny dan dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dujumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu(Brady,1999) Pelarut yang mendekati murni, komponennya berperilaku dengan Hukum Roult dan mempunyai tekanan uap yang sebanding dengan fraksi mol. Beberapa larutan menyimpang jauh dari Hukum Roult. Walaupun demikian, dalam hal ini hokum itu semakin dipatuhi jika komponennya berlebih (sebagai pelarut) sehingga mendekati kemurnian. Hukum ini menerangkan pendekatan yang baik untuk pelaryt selama larutan ini encer (Atkins,1994) Komponen (pelarut dan zat terlarut) larutan ideal mengikuti hukum Roult pada seluruh selang konsentrasi. Larutan encer yang tak mempunyai interaksi kimia di antara komponenkomponennya, Hukum Roult berlaku bagi pelarut, baik ideal maupun tak ideal. Tetapi hukum Roult tak berlaku pada zat terlarut pada larutan tak ideal encer. Perbedaan ini bersumber pada kenyataan : molekul-molekul pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan lingkungan molekul terlarut sangt berbeda dalam lingkungan pelarut murni. Zat terlarut dalam larutan tak ideal encer mengitu Hukum Henry, bukan Hukum Roult (Petrucci,1992). Seluruh larutan biner jika diuapkan secara parsial, komponen yang mempunyai tekanan uap lebih tinggi akan terkonsentrasi pada fase uapnya, hingga terjadi perbedaan komposisi antara cairan dengan uap yang setimbang. Uap tersebut dapat diembunkan sebagai kondensat. Uap yang diperoleh dengan menguapkan secara parsial kondensat itu akan
mempunyai komposisi yang lebih kaya lagi akan komponen yang mudah menguap(Alberty, 1987). Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan antara fase liquida dan fase gas adalah GlassOthmer Still. Adapun hal-hal yang berpengaruh dalam system kesetimbangan yaitu: tekan (P), suhu (T), konsetrasi komponen dalam fase liquid (x) dan fase uap (y). penelitian ini menggunakan badan baku dengan system biner yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, penelitian tersebut masih diperlukankesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data yang benar dan model korelasi yang dapat diaplikasikan untuk memperkirakan kesetimbangan uap-air system multikomponen (Wiryanto& Teddy, 1999). V.Metodologi : 1. Alat dan Bahan a. Alat: - tabung reaksi - pipet ukur 25 mL - karet penghisap - corong kaca - gelas ukur 100 mL - gelas ukur 10 mL - labu takar 100 mL - pipet tetes - refraktometer
b. Bahan : - metanol - etanol - aquades
Alat destilasi lengkap yang terdiri dari: -
three neck flask klem holder dan statif electric mantle supporting ring reflux adaptor termometer plug
c. Skema kerja
Penyusunan alat
Pengukuran indeks bias
100 mL etanol/metanol
Penuangan bahan
3 mL metanol/etanol
ke TNF melalui lubang no 3
Penutupan
lubang no 3 dengan plug
Pemanasan
air dialirkan ke kondensor
Pengamatan saat suhu konstan
Pengambilan larutan
refraktometer
Pengukuran indeks bias
Penambahan
Pengulangan 5 Kali
Pengamatan dan perhitungan
5 mL
ubah %volume ke %mol
aquades 5 mL ke TNF
VI. Data Pengamatan a. Membuat Kurva Kalibrasi
b. Data Pengamatan
Tabel Persamaan Antoine
b. Perhitungan Buble T
c. Plot grafik antar fraksi mol (x) dan fraksi mol uap (y) sebagai sumbu x terhadap temperature (T) sebagai sumbu x terhadap temperatur (T) sebagai sumbu y
VII.
Analisis Data
VIII.
Pembahasan
IX.
Kesimpulan
X.
Daftar Pustaka Atkins PW. 1994. Physical Chemistry. Ed ke-5. England: oxford Univ Pr. Brady, J.E dan Humiston., (1999), General Chemistry Principle and Structure, 4th Edition, New York: John Willey & Sons,Inc. lberty, Robert. 1992. Kimia Fisika jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta Petrucci, R.H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Wiryanto, Tedddy S.W. 1999). Kesetimbangan Uap-Cair Sistem Biner Etanol(1) – Air (2), Aseton (1) – Air (2), Air (1) – n-Butanol (2) dan Ke-setimbangan Cair-cair Air(1) – n-Butanol(2). Jurnal Penelitian Teknik Kimia.
Kediri, 26 Juni 2020 Dosen Pengampu
Noor Isnaini Azkiya, S.Si., M.Si. NIP. 199402052019032028