Kespro Calon Pengantin (Askeb Komunitas) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN



DOSEN PENGAMPUH : Mardiani Mangun, SST., MPH DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:  Assyah Burniarsih  Dian Rahmayani  Ni Made Hindy Lacksmi  Nur’Aini  Stefani Veronika Talaru  Yuni Sartika



PRODI D IV KEBIDANAN TINGKAT II A POLTEKKES KEMENKES PALU 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas mengenai “Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin” yang telah membawa kepada suatu pemahaman yang lebih mendalam mengenai materi tersebut. Penulis menyadari bahwa penyelesaian tugas makalah ini berkat pengawasan dan bimbingan para pengajar dan orang-orang disekeliling dalam memberikan pengarahan bagi penulis dalam menyusun makalah ini. Untuk itu penulis sangat berterimakasih atas bantuan dan perhatian untuk semuanya. Tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari bentuk, isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Semoga apa yang dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah wawasan kita semua. Dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan anugrah dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.



Palu, Maret 2020



Penulis,



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ A. Latar Belakang............................................................................................. B. Rumusan Masalah........................................................................................ C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... D. Manfaat Penulisan........................................................................................ BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................... A. Kesehatan Reproduksi.................................................................................



BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ A. Kesehatan Reproduksi................................................................................. B. Hak Reproduksi Dan Seksual....................................................................... C. Organ Reproduksi Pria dan Wanita............................................................. D. Konsep Pranikah.......................................................................................... E. Pelaksanaan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon Pengantin...................................................................................................... BAB IV PENUTUP................................................................................................. A. Kesimpulan.................................................................................................. B. Saran............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA



ii



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Data SDKI 2012,AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup sementara AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan (37%), infeksi(22%) dan Hipertensi dalam kehamilan (14%) (Laporan rutin, 2013). Sedangkan status gizi yang buruk dan penyakit yang diderita ibu merupakan penyebab tidak langsung kematian ibu. Data Riskesdas 2013 menunjukkan secara nasional prevalensi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil usia 15-49 tahun sebesar 24,2% dan prevalensi anemia pada perempuan dan remaja putri usia 15-24 tahun sebesar18,4%. Ibu hamil dengan anemia dan KEK berisiko mengalami penyulit dalam persalinan dan berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah. Hal ini tentunya akan dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Demikian halnya penyakit seperti HIV-AIDS, TBC, Malaria, Kardiovaskular, dll. United



Nations



Development



Economic



and



Social



Affairs



(UNDESA, 2010) menyatakan bahwa Indonesia termasuk negara ke-37 dengan persentase pernikahan usia muda tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Masalah lainnya adalah HIV/AIDS, Estimasi dan proyeksi jumlah orang dengan HIV/AIDS pada umur ≥15 tahun di Indonesia pada tahun 2016 adalah sebanyak 785.821 orang dengan jumlah infeksi baru sebanyak 90.915 orang dan kematian sebanyak 40.349 orang (Profil Kesehatan Indonesia 2016). Sehingga, masalah kesehatan reproduksi di Indonesia masih sangat perlu diberikan perhatian khusus. Menyadari hal tersebut, agar kelak mempunyai keturunan yang sehat dan ibu melahirkan denganselamat, maka setiap pasangan perlu perencanaan dalam kehamilan,Oleh karena itu, upaya peningkatanderajat kesehatan ibu harus dilaksanakan secarakomprehensif. Intervensi program kesehatan ibu,tidakbisa hanya dilakukan di bagian hilir saja yaitu pada ibuhamil, namun



2



juga harus ditarik lebih ke hulu yaitu pada kelompok remaja dan dewasa muda untuk memastikan individu dapat tumbuh dan berkembang secara sehat. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi masih rendah dan kejadian kehamilan pada usia remaja masih tinggiyakni 16,7% (Riskesdas, 2010). Melihat kenyataan ini maka selain pada kelompok remaja, pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual secara komprehensif perlu diberikan kepada usia dewasa muda/calon pengantin yang akan memasuki gerbang pernikahan. Melalui pemberian konseling, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi, diharapkan calon pengantin dapat mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Dalam rangka pemberian pengetahuan dan informasi kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin, Kementerian Kesehatan telah menyusun Lembar Balik dan Buku Saku tentsang Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. B. Rumusan Masalah Apa saja dan bagaimana kesehatan reproduksi pada calon pengantin ? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan penulisan, yaitu : 1. Kita dapat mengetahui pengertian kesehatan reproduksi. 2. Untuk mengetahui hak-hak reproduksi dan seksual 3. Untuk mengetahui alat reproduksi laki-laki dan perempuan 4. Agar kita dapat mengetahui dan mengerti tentang konsep pranikah 5. Agar kita mengetahui bagaimana pelaksanaan KIE kesehatan reproduksi dan seksual pada calon pengantin D. Manfaat Penulisan Dapat menjadi bahan atau bacaan bagi perkembangan IPTEK dan kesehatan serta, dapat digunakan sebagai bahan untuk melanjutkan penulisan lebih dalam bagi penulis lainnya.



4



BAB II TINJAUAN TEORI A. Kesehatan Reproduksi 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi a. Menurut WHO (1994), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesejahteraan fisik, emosional, mental dan sosial yang utuh berhubungan dengan reproduksi, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun dalam segalaaspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Individu yang sehat secara reproduksi memiliki cara pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual, mereka juga berpotensi untukmerasakan kesenangan dan pengalaman seksual yang aman, bebas dari paksaan,diskriminasi dan kekerasan (Potter & Perry, 2009). b. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2000), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman (Triwibowo & Pusphandani, 2015). 2. Masalah pokok berhubungan dengan kesehatan reproduksi pada saat ini : a. Hamil dan persalinan pada usia muda dengan segala akibatnya b. Hamil tidak dikehendaki dan tidak direncanakan yang menjurus aborsi yang tidak aman dan komplikasinya c. Penularan PMS, HIV dan AIDS yang terkait dengan obat terlarang serta hubungan seksual bebas d. Tindak kekerasan seksual perkosaan, pelecehan seksual, transaksi seksual komersial 1) Karakteristik yang melatarbelakangi kenyataan sebagai berikut :



5



a) Masa remaja merupakan masa yang penuh pencarian identitas dalam proses menuju kedewasaan b) Terjadi perubahan fisik, psikis yang sering membingungkan c) Keinginan untuk diakui sebagai bagian dari kelompoknya d) Lebih mudah berkomunikasi dengan sebayanya atau pihak yang dapat memahami kebutuhan remaja. e) Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan seksual sangat terbatas f) Kematian dan kesakitan pada kelompok ramaja relatif rendah, Namunkejadian KEK dan anemi relatif masih tinggi. B. Konsep Pernikahan atau Pranikah 1. Pengertian Pernikahan Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun1974 tentang Perkawinan tercantum dalam Pasal 1 yang berbunyi“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria denganseorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentukkeluarga



(rumah



tangga),



yang



bahagia



dan



kekal



berdasarkanKetuhanan Yang Maha Esa”. Perkawinan menurut istilah bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata "kawin" yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga "pernikahan", yang berasal darikata "nikah" yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (Tim Penyusun,2008: 639). 2.



BAB III PEMBAHASAN A. Kesehatan Reproduksi Dalam melakukan peran sebagai pasangan, suami dan istri haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah satu indikasi calon pengantin sehat adalah kondisi kesehatan reproduksinya baik. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk yang mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya kehamilan remaja, aborsi tidak aman, komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, serta penyakit menular seksual. Pembagian peran sosial perempuan dan laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-laki, dan semakin nyata di dalam isu-isu kesehatan reproduksi. Namun keterlibatan, motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi masih rendah. Status/ posisi perempuan di masyarakat merupakan penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan, karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan, tubuh, dan fertilisasinya. Perempuan lebih rentan dalam menghadaoi resiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman, dan pemakaian



alat



kontrasepsi.



Karena



struktur



alat



reproduksinya,



perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap penularan IMS, termasuk HIV/AIDS. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan IMS termasuk HIV AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kesehatan reproduksi harus 23



diperhitungkan pula kebutuhan, kepedulian, dan tangguung jawab lakilaki. Walaupun korban kekerasan adalah perempuan dan laki-laki, perempuan pada dasarnya lebih rentan terhadap kekerasan atas perlakuan kasar akibat subordinasi perempuan terhadap laki-laki ataupun hubungan gender yang tidak setara. B. Hak Reproduksi dan Seksual 1. Memiliki hak yang sama dalam memutuskan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak dan jarak kelahiran. 2. Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi dan seksual, serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan seksual. 3.



Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi saluran reproduksi (ISR) serta memahami upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan seksual bagi laki-laki, perempuan dan keturunannya.



4. Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan. 5. Pihak perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan, persalinan dan nifas serta memperoleh bayi yang sehat. C. Organ Reproduksi Pria dan Wanita 1. Organ Reproduksi Pria Organ



reproduksi



pria



berfungsi



untuk



menghasilkan



(gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita.



24



sperma



a. Alat Kelamin Luar 1) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi (persetubuhan). 2) Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma. 3) Skrotum



(zakar)



merupakan



suatu



kantong



kulit



yang



membungkus testis dan epididimis. b. Alat Kelamin Dalam 1) Testis Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di skrotum. Dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus) yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya. Di antara vas seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin, misalnya testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi sperma. 2) Epididimis Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat pematangan sperma. Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi 25



tempat



penyimpanan



sperma



sementara.



Saluran



yang



menghubungkan antara epididimis dan testis disebut duktus eferen testis. 3) Vas deferens Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah mengangkut



sperma



menuju



vesikula



seminalis



(kantong



sperma). Vas deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra. 4) Kelenjar Kelamin Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper). a)



Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari volume total cairan semen yang berwarna



jernih



dan



kental.



Komponen



terpenting



didalamnya adalah fruktosa dan prostaglandin. b) Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada pria yang menyumbang 15% dari volume total cairan semen dengan komponen pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease. Kandungan tersebut membuat cairan semen menjadi lebih encer. c)



Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.



2. Organ Reproduksi Wanita a. Alat Kelamin Luar 1) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar perempuanyang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini mengelilingi organ pada alatkelamin luar lainnya dan berakhir menjadi mons pubis. 26



2) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki lapisan lemak. 3) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai pertemuan antara sepasang labia mayora. 4) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan memanjang serta homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar tersembunyi di antara kedua labia minora. 5) Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang terleak di bawah klitoris. 6) Kelenjar reproduksi. Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari mayor dan minor serta parauretralis.



b. Alat Kelamin Dalam 1) Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah besar.



27



2) Oviduk (Tuba Fallopi) merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Diujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba. 3)



Rahim (Uterus) pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher Rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapisan utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada pembuahan.



Fungsi



utamanya



adalah



tempat



menunjang



pertumbuhan dan perkembangan janin. 4) Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen sementara.



28



c.



Payudara



1) Korpus (badan payudara) adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit. 2) Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui. Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu. 3) Puting susu (papilla) adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi. 29



4) Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting susu semakin menonjol. Struktur anatomi payudara bagian dalam : 1) Jaringan adipose, Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara, tapi di beberapa bagian tubuh lainnya. Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang lembut pada payudara. 2) Lobulus, lobus, dan saluran susu Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit terkecil produksi susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20 lobus. Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara ke puting susu (lihat gambar di atas). 3) Pembuluh darah dan kelenjar getah bening Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang menyusun payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. Terutama pada ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI. Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang disebut sistem limfatik dan membawa sel30



sel yang membantu tubuh untuk melawan infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik. Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah bening. Jika kanker telah mencapi titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain. D. Konsep Pranikah 1. Pengertian Pernikahan Menurut Undang-Undang Pernikahan Pasal 1 No 1 tahun 1974 menyatakan bahwa pernikahan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sigelman (2003:37) mendefinisikan pernikahan sebagai sebuah hubungan antara dua orang yang berbeda jenis kelamin dan dikenal dengan suami istri. Dalam hubungan tersebut terdapat peran serta tanggung jawab dari suami dan istri yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan seksual, dan menjadi orang tua. 2. Persiapan Pranikah Persiapan pranikah adalah hal-hal yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin (catin) sebelum menikah. Persiapan pranikah tersebut meliputi hal-hal berikut: a. Aspek fisik/biologis Menurut WHO (World Health Organization) tentang persiapan perkawinan dari aspek fisik dan biologis meliputi: 1) Usia Usia yang ideal menurut kesehatan dan juga program KB, maka usia antara 20-25 tahun bagi wanita dan usia antara 25-30 tahun 31



bagi pria adalah masa yang paling baik untuk berumah tangga. Lazimnya usia pria lebih dari pada usia wanita, perbedaan usia relatif sifatnya. 2) Kondisi fisik Kondisi fisik bagi mereka yang hendak berkeluarga amat dianjurkan untuk menjaga kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani. Kesehatan fisik meliputi kesehatan dalam arti orang itu tidak menghidap penyakit (apalagi penyakit menular) dan bebas dari penyakit keturunan. b. Aspek Mental / Psikologis, meliputi: 1) Kepribadian Pasangan yang memiliki kematangan pribadi akan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kebutuhan afeksional sebagai unsur penting dalam berumah tangga. Kenyataannya, tidak ada orang yang memiliki kepribadian ideal yang sempurna, tapi paling tidak masing- masing pasangan bisa saling memahami dan menghargai kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga diharapkan akan bisa saling mengisi dan melengkapi. 2) Pendidikan Umumnya taraf kecerdasan dan pendidikan pria lebih tinggi dari wanita, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi hal yang sebaliknya. Kalaupun hal ini terjadi, hendaknya keduanya memiliki kemampuan adaptasi dan saling menghargai yang cukup tinggi, karena walau bagaimanapun, laki-lakilah yang kelak manjadi pemimpin dalam rumah tangganya, sebagai pihak yang nantinya akan banyak mengambil keputusan penting dalam keluarga. Karenanya, laki-laki dituntut memiliki kemampuan berfikir yang cukup baik dan alangkah lebih baiknya lagi apabila tingkat kecerdasan baik kecerdasan



intelektual, emosional,



terlebih lagi kecerdasan spiritual (dalam hal iini tingkat 32



pemahaman terhadap agama) laki-laki lebih tinggi dari pada wanita. c. Aspek Psikososial dan Spiritual 1) Beragama dan Berakhlak Mulia Yaitu, memiliki nilai keagamaan yang baik. Hikmah yang terkandung dari mempertimbangkan agama dan akhlak dalam memilih pasangan hidup ialah; bahwa beragama (agamis) itu akan menguatkan hubungan keseharian rumah tangga, sedangkan akhlak yang baik akan memperkokoh dan meluruskan pernikahan, sehingga rumah tangga akan berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Artinya, dengan mempertimbangkan agama dalam mencari pasangan hidup lebih menjamin kekokohan dan kebahagiaan berumah tangga. 2) Nasab (keturunan yang baik) Memiliki pengaruh kuat terhadap etika dan perilaku seseorang. Umumnya orang yang berlatar belakang dari keturunan yang baik, akan terhindar dari kehinaan, kerendahan dan penyimpangan (jatuhnya buah tidak akan jauh dari pohonnya). Nasab yang baik merupakan media untuk memperoleh keturunan yang baik dan lebih mendekati pergaulan yang baik. d. Latar belakang Budaya Perbedaan suku bangsa bahkan perbedaan kebangsaan bukanlah halangan untuk bisa melakukan pernikahan, asalkan masih seagama/ seaqidah. Meskipun demikian, tetap memperhatikan faktor adat istiadat/budaya yang berlaku diantara keduanya untuk diketahui masing-masing pihak agar dapat saling menghargai dan menyesuaikan diri dengan ralatif muda. e. Pergaulan



33



Perlu diperhatikan bahwa dalam pergaulan keseharian antar calon pengantin harus tetap memegang nilai-nilai moral, etika dan kaidah agama yang berlaku. f. Persiapan Material Bukan berfikiran materialistik, yaitu hidup hanya berorientasi pada materi. Akan tetapi bagi seorang suami, yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan adanya kesiapan calon suami untuk menafkahi. Dan bagi pihak wanita, adanya kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014) menjelaskan bahwa hal-hal yang harus dipersiapkan oleh catin sebelum menikah adalah sebagai berikut: a. Persiapan Fisik: 1) Pemeriksaan status kesehatan: Tanda-tanda vital (suhu,nadi,frekuensi nafas, tekanan darah), Pemeriksaan Darah rutin (Hb, Trombosit, Leukosit), Pemeriksaan Darah yang dianjurkan (Golongan Darah dan Rhesus, Gula Darah Sewaktu (GDS), Malaria, Thalasemia, Hepatitis B dan C, TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes simpleks), HIV dan Sifilis (IMS), Pemeriksaan Urin rutin. Serta, melakukan pemeriksaan SADANIS. b. Persiapan Gizi: Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi beserta defisiensi asam folat.



34



c. Status Imunisasi TT Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan penuh. Berikut tabel mengenai jadwal imunisasi TT.



d. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi 1) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. 2) Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan nonsintetik. 35



3) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan kebelakang dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu. 4) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau. 5) Khusus untuk perempuan: a)



Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.



b) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama. c)



Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.



d) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan. 6) Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehatan. E. Pelaksanaan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon Pengantin Dilakukan dengan menggunakan alat bantu/media KIE yaitu Lembar Balik Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Lembar balik tersebut diperuntukkan bagi petugas kesehatan. Informasi kesehatan reproduksi yang diberikan dalam lembar balik adalah: a.



Persiapan pranikah



b.



Kesetaraan gender dalam pernikahan



c.



Keluarga berencana



d.



Kehamilan, pencegahan komplikasi, persalinan dan pasca salin



e.



Infeksi saluran reproduksi, infeksi menular seksual serta HIV dan AIDS, termasuk : 1) Pencegahan penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak (PPIA) 2) Informasi tentang deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dengan SADARI



f.



gangguan dalam kehidupan seksual suami istri, dan



g.



Mitos pada perkawinan. 36



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari materi diatas, sangat penting bagi calon pengantin untuk datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi pranikah. Dimana calon pengantin akan dijelaskan oleh bidan mulai dari kesehatan reprroduksi sampai penyakit-penyakit menular seksual. Selain itu, calon pengantin akan dibekali pengetahuan tentang menjaga organ reproduksi yang benar dan tepat , serta endapatkan imunisasi TT sebelum hamil. Ini menjadi sangat penting bagi calon pengantin untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan reproduksi didalam masyarakat. B. Saran 1.



Bagi petugas kesehatan (bidan), dapat melaksanakan program yang mendukung terlaksananya pendidikan dan penanganan kesehatan reproduksi pada calon pengantin, agar dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas dan sejahtera.



2.



Bagi masyarakat khususnya calon pengantin, hendaknya mendukung segala program atau kegiatan yang positif yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui ahli bidang kesehatan, agar masyarakat yang sejahtera dan sehat dapat terwujud. Serta, dapat memahami dan menerapkan seputar materi kesehatan reproduksi yang penting untuk diketahui oleh para calon pengantin, agar siap secara pengetahuan, mental, dan fisik.



3.



Bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun berkaitan dengan materi diatas, agar penulisan makalah



selanjutnya



dapat menajdi lebih baik dari segi penulisan maupun isi pembahasan.



37



DARTAR PUSTAKA kementerian kesehatan RI.2015.kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.lembar balik (hal.1-34) kementerian kesehatan RI.2018.kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin. buku saku (hal.3-17) Sumber website : http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:y7UNOglKA34J:eprints.umm.ac.id/51742/3/BAB %2520II.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses, 10 Maret 2020) Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2015. Petunjuk Pelaksanaan komunikasi Informasi Danedukasi Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jurnal : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1-3. Alamat website : http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:2DuI_o1rjxgJ:kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Petunjuk %2520Pelaksanaan%2520KIE%2520Kespro %2520Catin.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses, 10 Maret 2020)