KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT (Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah Di Kebumen) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen



TESIS Oleh: Khotimah NIM: 1620011037



Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master of Arts (M.A.) Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam YOGYAKARTA TAHUN 2020



i



ABSTRAK Judul: KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT: Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen. Penelitian ini merupakan hasil fenomena terhadap Ketertarikan Pemuda Dalam Bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Di Kebumen. Dari fenomena pemuda disini penulis akan mencari alasan Ketertarikan Pemuda Dalam Bertarekat dan dampak yang ditimbulkannya setelah bertarekat. Hal ini penting diketahui karena salama ini tarekat terkesan hanya diperuntukan atau diikuti untuk mereka yang sudah berusia tua dengan alasan usia tua merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan rutinitas kesibukan kerja yang mulai berkurang. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif yang hasilnya berupa kata-kata bukan angka dengan cara penulis terjun ke lapangan dalam pengambilan data melalui observasi untuk melihat fenomena anak muda bertarekat di lokasi penelitian, melalukan wawancara dengan para informan yang sudah penulis siapkan sebelumnya (terstruktur) maupun secara mengalir (tidak tersruktur) dan melakukan dokumentasi sebagai bukti penelitian ini dilakukan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ketertarikan pemuda bertarekat bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur dunia, ketertarikan mereka bertarekat kebanyakan karena untuk ruhaniah. Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan rohani sehingga manusia bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam kepentingan materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang perlu dicukupi melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan ketenteraman dan kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek sosial kemasyarakatan, etos kerja dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan meningkatnya semangat spiritual keagamaan. Kata Kunci: Ketertarikan pemuda, Tarekat, Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah



ii



PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: KHOTIMAH



NIM



: 1620011037



Jenjang



: Magister



Program Studi



: Interdisciplinary Islamic Studies



Konsentrasi



: Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam



Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah Tesis ini adalah benar-benar hasil penelitian/pengkajian mendalam terhadap suatu pokok masalah yang dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan Dosen Pembimbing dan berdasarkan Metodologi Karya Ilmiah.



Yogyakarta, 10 Desember 2020 Saya yang menyatakan



Khotimah, S.Pd.I 1620011037



iii



NASKAH BEBAS PLAGIASI



Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: KHOTIMAH



NIM



: 1620011037



Jenjang



: Magister



Program Studi



: Interdisciplinary Islamic Studies



Konsentrasi



: Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam



Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan merupakan karya tulis saya sendiri dan benar-benar bebas dari plagiasi ataupun bentuk kecurangan karya tulis ilmiah lainnya. Jika dalam perjalanan waktu terbukti Tesis karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala resiko, termasuk pencabutan gelar kesarjaan yang saya sandang.



Yogyakarta, 10 Desember 2020 Saya yang menyatakan



Khotimah, S.Pd.I 1620011037



iv



NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga



ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬



Yogyakarta



Setelah melakukan bimbingan, arahan dan perbaikan terhadap kelayakan penulisan tesis yang berjudul: KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen Yang ditulis oleh: Nama



: KHOTIMAH



NIM



: 1620011037



Jenjang



: Magister



Program Studi



: Interdisciplinary Islamic Studies



Konsentrasi



: Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam



Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Master of Arts (M.A.)



ُ‫َو َعلَ ْي ُك ْم ال َّسالَ ُم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬



Yogyakarta, 10 Desember 2020 Pembimbing



Sunarwoto, M.A., Ph.D.



v



Tesis ini dipersembahkan untuk: 1.



Bapak Kasdan dan Ibu Munaniah. Untaian kata mutiara yang indah tak akan pernah bisa mengungkapkan betapa berharganya kalian dalam hidupku. Betapa sabar dan susah payahnya kalian mendidikku dan membesarku tak pernah sedikitpun kalian perlihatkan padaku.



Doamu ijabah Tuhan,



kesedihanmu murka Tuhan. Izinkan saya membalas setetes keringat yang kalian keluarkan dari tubuh keriputmu, meskipun tak sepenuhnya dapat membalas semua perjuangan dan kebaikanmu. Semoga dengan ini, sedikit dapat membuat kalian tersenyum bapak ibuku. Di relung hati yang paling dalam, namamu akan selalu ku sebut pada setiap doaku. Sungkem takdim dari anak perempuanmu dan sehat selalu. 2.



Bapak dan Ibu mertua. Do’a restu, cinta kasih dan dukungan yang kalian berikan. Saya ucapkan terima kasih, sehingga saya bisa menyelesaikan studi ini.



3.



Suami tercinta (Imam Sibaweh). Jika surga anak di telapak kaki Ibu, maka surga seorang istri terletak pada ketakdimanku padamu. Persembahan istimewa dariku untukmu, ayah anak-anakku. Semoga tesis ini dapat membuatmu bangga dan menjadikanku lebih baik buatmu dan anak-anak kita. Tetap bersama dalam suka dan duka, keuarga sakinah, mawadah warohmah ilal jannah. Amiin.



4.



Anak-anaku (Muhammad Kamel Abdurrahman, Muhammad Mozza Habiburrahman, Emira Syahrizad dan Elida Syahrizad). Dalam hati ini, selalu ada rasa bangga pada kalian yang tumbuh dan besar menjadi kebanggaan keluarga. Syukurku pada Tuhan, betapa bahagianya kami memiliki anak-anak seperti kalian. Tak ada harta yang lebih berharga melebihi hadirnya kalian dalam keluarga. Wahai anak-anakuku permata hatiku, tumbuhlah menjadi anak yang sholeh sholehah bermanfaat untuk agama bangsa dan kelurga.



5.



Seluruh Civitas Akademika YAKPI Darussa’adah



vi



KATA PENGANTAR



‫ ا ش هد ان ال اله االّ هللا‬, ‫ ال حو ل وال ق ّوة االّ با هلل‬, ‫ على نعمة هللا‬, ‫ و ش كر هلل‬, ‫الحمد هلل‬ ‫ الله ّم صل على‬, ‫ و اشهد انّ س ّيد نا مح ّم دا عب ده و رس وله ال ن بي بع ده‬, ‫وحده ال شريك له‬ ‫ و على اّله و ص حبه و من‬, ‫س ّيد نا مح ّمد صل هللا عليه و سلّم ص احب الش فاعة و المعج زة‬ . ‫ اما بعده‬, ‫تبع الرشده‬ Tak ada kata selain ucapan syukur mendalam dari bibirku bi qulina “alhamdulillahirobbil’alamiin”. atas rahmat, taufik dan hidayah-Nyu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT: Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah Di Kebumen”. Sholawat dan salam dengan rasa mahabbah dan tiada bosan-bosannya senantiasa tercurahkan kepada Permata alam semesta Sayyidina Wamaulana Muhammad SAW wa ‘ala aalihi wasohbihi ajma’in. Semoga kita semua tergolong pada umatnya yang akan mendapatkan syafa’at kelah di Yaumil Qiyamah. amiin Penulisan tesis dengan judul: KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT: Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen ini, tidak lepas dari kontribusi dan bantuan dari banyak pihak. Wabil Khusus penulis panjatkan kepada Allah SWT karena tanpa rida dari-Nya penulisan tesis ini tidak akan terselesaikan. Kepada pihak-pihak yang terlibat dan berkontribusi pada penulisan tesis ini yang sudah merelakan waktu dan kesibukannya, penulis hanya bisa mendoakan semoga jasa kalian dibalas oleh Allah SWT yang berlipat ganda. Untuk semua keluarga besarku Bapak Kasdan dan Ibu Munaniah, kakak dan adik yang selalu ada waktu, penulis ucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya, terkhusus penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Sunarwoto, M.A.,Ph.D. selaku pembimbing tesis. Bagi penulis jika ditanya apa momen tersulit sebagai mahasiswa, mungkin masa Tesis adalah jawabannya. Masa itu, kira-kira enam bulan lalu akan jadi waktu penuh air mata untukku. Sebagai mahasiswa jelas aku jauh dari kata unggul dan pintar. vii



Aku harus berjuang sekuat tenaga menyelesaikan segalanya. Namun satu yang ku syukuri, bahwa diantara perjuangan berat, tetap ada Bapak Sunarwoto, M.A.,Ph.D. yang di sana tetap membimbingku dengan sabar dan selalu memotivasiku. Terima kasih kepada seluruh civitas akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Direktur pascasarjana Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D. Ketua dan Sekertaris Prodi Interdisciplinary Islamic Studies, Dr. Nina Mariani Noor, S.S., M.A., dan Najib Kailani, S.Fil., M.A., Ph.D.. Terima Kasih kepada Ibu dan bapak dosen pascasarjana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat. Kepada Pimpinan Tarekat Ad-Duzuqiah Muhammadiyah Wilayah Kabupaten Kebumen (K.H. Adib Amrullah, Lc) dan para jamaah muda Tarekat Ad-Duzuqiah Muhammadiyah yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti dan memberikan banyak informasi pada saat penelitian. Semoga amal dan perbuatannya kalian semua mendapat rida dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT . Amin Yaa Robbal ‘Alamin Terlepas dari banyaknya pihak yang sudah membantu dalam penulisan tesis ini, akan tetapi kesalahan yang ada sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis. Terakhir yang ingin penulis sampaikan adalah semoga tesis dan karya ilmiah dari penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat untuk peneliti secara pribadi dan para pembaca yang bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amiiiin.



Yogyakarta,



Desember 2020



viii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................



i



ABSTRAK ....................................................................................................



ii



HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................



iii



PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .........................................................



iv



NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................



v



PERSEMBAHAN ........................................................................................



vi



KATA PENGANTAR .................................................................................



vii



DAFTAR ISI ................................................................................................



ix



DAFTAR GAMBAR ...................................................................................



xi



BAB I : PENDAHULUAN ..........................................................................



1



A. Latar Belakang Masalah............................................................



1



B. Rumusan Masalah ....................................................................



10



C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .............................................



10



D. Kajian Pustaka ..........................................................................



11



E. Kerangka Teoretis ....................................................................



16



F. Metode Penelitian .....................................................................



19



G. Sistematika pembahasan ..........................................................



30



BAB II : PENYEBARAN TAREKAT AD-DUSUQIYAH DI KEBUMEN 32 A. Pendahuluan .............................................................................



32



B. Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ..................................



32



C. Biografi Pendiri Tarekat Dasuqiyah ........................................



36



D. Sejarah Timbul dan Perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah ....



38



E. Kesimpulan ..............................................................................



47



BAB III: TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH DI KEBUMEN ............................................................................



50



A. Pendahuluan .............................................................................



50



B. Ajaran-Ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah .....................................



50



C. Amalan-Amalan Tarekat Ad-Dusuqiyah .................................



56



D. Kesimpulan ..............................................................................



73 ix



BAB IV : KETERTARIKAN PEMUDA BERTAREKAT DAN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA ....................................................................



74



A. Pendahuluan .............................................................................



74



B. Ketertarikan Pemuda Bertarekat ..............................................



74



C. Pengaruh Tarekat bagi Jamaah dalam Ekonomi, Sosial dan Kegamaan .................................................................................



86



D. Kesimpulan ..............................................................................



100



BAB V : PENUTUP .....................................................................................



101



Kesimpulan .....................................................................................



101



DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................



103



INFORMAN .................................................................................................



105



PEDOMAN OBSERVASI ..........................................................................



106



PEDOMAN HASIL WAWANCARA ........................................................



107



RANGKUMAN HASIL WAWANCARA .................................................



109



x



DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1.1 Foto Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ........................



28



Gamnbar 1.2 Model Analisis Data Interaktif Miles Dan Huberman.............



30



Gambar 2.1 Foto Bersama K.H Adib Amrullah Lc.......................................



42



Gambar 2.2 Foto Hasan Ibnu Hadi dalam Sesi Wawancara .........................



43



Gambar 2.3 Foto Hilal Maghomi dalam Sesi Wawancara ............................



45



Gmabar 3.1 Foto Salah Soerang Pelajar Muda .............................................



60



Gambar 3.2 Foto Seorang Ahbab sedang Mengamalkan Wirid ....................



64



Gambar 3.3 Suasana Pengjian Rutin .............................................................



70



Gambar 3.4 Para Jamaah Tarekat Anak Muda sedang Berkumpul................



71



Gambar 4.1 Penyampaian Kalam-Kalam Guru Mursyid...............................



78



Gambar 4.2 Foto Ahbab dalam Pengajian Rutin............................................



81



Gambar 4.3 Foto Muhammad Rosidin dalam Sesi Wawancara ....................



83



Gambar 4.4 Foto Ahbab Membawa Bambu dalam Pembangunan Di Desa. .



93



Gambar 4.5 Foto Ahbab Berpartisipasi Menebang Bambu...........................



93



Gambar 4.6 Menghadiri Undangan di Masyarakat Sekitar ...........................



95



xi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama sempurna (kamil) yang menekankan keseimbangan antara kebutuhan rohani dan jasmani, memanifestasikan bagi para penganutnya dalam kesatuan syari’at (hukum Allah) dan Tassawuf (Thariqah atau jalan spiritual).1 Islam sebagai agama dan pedoman hidup bagi para penganutnya harus dipahami dan dihayati secara kaffah dalam arti secara lahiriah dan batiniah yang diibaratkan seperti dua sisi uang logam saling berdampingan, saling menyempurnakan dan keduanya tidak bisa dipisahkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Islam benar-benar agama yang tidak hanya menekankan pada aspek tertentu saja tetapi mencakup semua aspek dalam kesempurnaan agama. Dalam kontek memahami agama secara kaffah, kita ketahui bahwa Islam merupakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bin Abdillah sebagai utusan Allah SWT melalui malaikat Jibril sebagai amanah yang harus disampaikan kepada masyarakat Arab dan sekitar yang mengandung seperangkat produk hukum bersumber dari Al-Qur’an, sunah, amaliyah para sahabat, dan ijtihad para ulama untuk menjadi pedoman umat manusia agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang menjadi tujuan dari semua umat manusia.2



Abudin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT Raja Gavindo Persada, 1990), 10. KH. Masrur Ahmad MZ, Islam Hijau Merangkul Budaya, Menyambut Kearifan Lokal, (alQodir press: Cet. Pertama. 2014), 3. 1 2



1



Ada tiga hal ajaran pokok yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia yang beriman dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat yakni syariat, akidah, dan ikhsan yang ketiganya tentu tidak bisa dipisahkan dan ada keterkaitan satu sama lain. Pertama, syariat merupakan hukum/peraturan Allah dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya yang dibuktikan dengan dengan membaca dua kalimat syahadat sebagai bentuk kesaksian pada Tuhan dan utusan-Nya, mendirikan shalat sebagai bentuk penghambaan untuk-Nya, mengerjakan puasa di bulan ramadhan sebagai bentuk ketaqwaan pada-Nya, dan membayar zakat bagi yang telah memenuhi ketentuan sebagai bentuk kecintaan oleh-Nya, serta menunaikan ibadah haji bagi yang mampu sebagai bentuk kepatuhan dariNya. Kedua, akidah sebagai bentuk kepercayaan pada-Nya yaitu mengimani terhadap keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan alam semesta, malaikatmalaikatnya, kitab-kitab-Nya sebagai ajaran dan pedoman, para rasul sebagai panutan, hari akhir setelah kematian, dan percaya kepada takdir Allah SWT yang baik dan buruk dari-Nya serta hal yang tidak tampak (ghaib). Ketiga, ikhsan sebagai instrospeksi untuknya bahwa Allah selalu ada mengawasimu dan percayalah jikapun tak bisa melihat-Nya, Dia selalu melihat gerak dan perbuatanmu dan berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia. Dari ajaran ketiga tersebut ikhsan merupakan implementasi dari tarekat (jalan menuju Allah SWT).3 Secara umum tarekat dapat dipahami sebagai jalan atau proses untuk membersihkan diri dan hati dari penyakit-penyakit hati seperti sombong, 3



Ibid.



2



riya, iri, dengki, hasud, dan hubbud dunya (cinta dunia) dan perilaku tercela lainnya yang harus ditinggalkan oleh orang-orang yang sudah mengikuti tarekat (baiat) atau Salik.4 Selain itu, tarekat merupakan jalan untuk menuju Allah SWT melewati Guru Mursyid dengan mengajarkan amalan-amalan berbentuk wirid dan dzikir sebagai bentuk kecintaan kepadanya dan ajarannya. Bentuk kecintaan untuknya setiap salik harus mempercayai dan menyakini bahwa seorang Guru Mursyid memiliki sanad keilmuan yang sambung menyambung (muttasil/persambungan) dari guru (mursyid) ke guru lainnya dan puncaknya sampai kepada Nabi Muhammad SAW5 sebagai puncak dari semua ajaran Tarekat di dunia ini.6 Di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebagai negara yang plural dan majemuk menyakini bahwa tarekat sebagai jalan menuju sang khaliq melalui ajaran dan amaliyahnya yang mudah diterima, dipahami dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat mampu mengantarkan Salik pada kebahagiaan yang hakiki sehingga perkembangan tarekat di Indonesia saat ini semakin pesat dengan pengikut yang tidak sedikit jumlahnya. Perkembangan tarekat di Indonesia sekarang ini sudah tersebar dari Sabang sampai Merauke yang terkumpul dalam JATMAN



Salik merupakan Istilah bagi mereka yang sedang menempuh jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amalan-amalan dan dzikir-dzikir dari seorang Guru Mursyid. Istilah Salik ini identik bagi mereka yang sudah berbaiat atau bertarekat. 5 Tarekat-tarekat yang diakui dan shoheh secara silsilah keilmuan merujuk pada Sahabat Abu Bakar Asyidiq dan Sahabat Ali bin Abi Thalib yang berporos pada Nabi Muhammad SAW. Perbedaan dzikir dari Sahabat Abu Bakar As- Shidiq ialah lafadz “La Ilaha Illa Allah” sedangankan dzikir Sahabat Ali bin Abi Thalib adalah lafadz “Allah”. 6 M. Amin Syukur, Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 44. 4



3



(Jam'iyyah Ahl al-Ṭariqah al-Mu’tabarah al-Nahḍiyyah)7 sebagai lembaga kegamaan resmi yang menaungi dan membawahi tarekat-tarekat yang diakui di Indonesia. Dalam sejarah perkembangannya, M. Amin Syukur melalui bukunya yang berjudul Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern mengatakan bahwa perkembangan tarekat dibagi menjadi tiga periode. Pertama, pada abad III Hijriyah atau X Masehi yaitu Khanqah (pusat pertemuan) adalah seorang murid harus mengikuti aturan–aturan yang ketat, taat kepada guru (mursyid), serta hidup bersama untuk mengajarkan suatu ilmu kerohanian (ilmu batin). Kedua, Abad V Hijriyah atau XII Masehi yaitu Thariqah yang sudah berbentuk ajaran, peraturan, dan metode tasawuf. Ketiga, Abad VII Hijriyah atau XV Masehi, thariqoh yaitu penggabungan antara ajaran dan peraturan sehingga pada masa ini muncul organisasi tassawuf seperti thariqah Qadiriyah, thariqah Naqsyabandiyah, dan thariqah Syaziliyah dan lain sebagainya yang telah mempunyai cabang di berbagai tempat sampai ke Indonesia yang kemudian tarekat tersebut menjadi organisasi tassawuf keagamaan.8 Bagi para pengikut tarekat, organisasi tassawuf keagamaan ini merupakan perkumpulan kooperatif, dimana ritual berjamaah ini dapat berfungsi sebagai tempat untuk memperkuat hubungan atau jaringan lain Merupakan sebuah organisasi dan perkumpulan keagamaan para pengamal tarekat muktabarah NU dengan Habib Lutfi bin Yahya sebagai Ketua Umum atau Rais Am yang bertujuan untuk mengusahakan berlakunya syariat Islam dengan berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah yang berpegang kepada salah satu mazhab empat yaitu Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Maliki. 8 M. Amin Syukur, Tassawuf Kontekstual, 46-47. 7



4



diantara para anggotanya yang didasari oleh rasa kecintaan mendalam kepada Sang Guru Mursyid dan kepada sesama jamaah (pengikut) tarekat. Ajaran semua tarekat selalu menyakinkan pada pengikutnya bahwa ajaran dan amalannya tidak pernah berubah dan berlanjut terus sampai pada Guru sekarang yang puncaknya bersambung pada Nabi Muhammad SAW yang mereka percayai sepanjang abad, diturunkan tanpa perubahan dari sang guru kepada murid-muridnya.9 Namun tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perubahan dan penyesuaian terhadap keadaan-keadaan setempat misalnya seperti sekarang ini akibat Virus Corona dengan kebijakan pemerintah untuk physical distancing dan social distancing10 maka kegiatan majlis taklim perkumpulan jamaah tarekat pun dilarang untuk sementara waktu. Di Indonesia sendiri, ada banyak tarekat yang berkembang sampai saat ini. Penting untuk diketahui bahwa tarekat merupakan tahap kedua dalam agama Islam untuk ma’rifatullah11 setelah syariat dimana pada tahap ini wirid yang hukumnya sunah dalam ranah syariat menjadi wajib dalam ranah tarekat. Selanjutnya antara syariat dan tarekat tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain, dalam arti harus dilaksanakan dengan bersama dan saling berkaitan. Jika diibaratkan seseorang yang hanya belajar syariat saja maka ia Ajaran yang amaliah dan silsilah bersambung terus menerus sampai Nabi Muhammad SAW baik secara keilmuan maupun secara silsilah nasab yang dapat dikatakan tarekat yang Mu’tabarah atau dapat diakui keberadaanya. Keberadaan tarekat-tarekat yang diakui di Indonesia terkumpul dalam sebuah organisasi keagamaan bernama JATMAN yaitu Jamiah Ahli Tarekah Mu’tabarah An-Nahdiyah pimpinan Habib Lufti bin Yahya. 10 Physical distancing dan social distancing merupakan program Pemerintah dalam menaggulangi penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang sedang melanda dunia. Physical distancing artinya adalah pembatasan fisik antara individu dengan individu atau istilah umumnya adalah jaga jarak sedangkan social distancing adalah menjaga jarak dari kerumunan. 11 Ma’rifatullah secara bahasa dapat berarti mengenal atau mengetahui Allah sebagai puncak dari agama Islam. 9



5



berjalan dalam kegelapan dengan mata yang dapat melihat, jika ia belajar hanya tarekat saja maka diumpamakan ia berjalan di siang hari dengan mata yang tidak bisa melihat. Jadi antara tarekat dan syariat saling berkaitan dan saling menyempurnakan yang keduanya sama-sama penting dan harus ditempuh bagi seorang salik dalam mengantarkan dirinya kepada Allah SWT. Dalam sebuah maqolah dikatakan bahwa “As-syari’atu Kassifinati” yang artinya bahwa syariat diibaratkan sebuah kapal. Sebagai sebuah kapal yang berlayar tentu tujuan pendaratannya adalah sebuah dermaga dan laut sebagai jalannya. Jika sebuah kapal ingin berlayar mencapai dermaga sebagai tujuan utamanya, tentunya kapal tersebut harus beryalar mengaruhi samudra. Jangan sampai kapal tersebut hanya berdiam diri tidak berlayar apalagi sampai salah jalan dengan berlayar di jalur darat tentu hal tersebut menyesatkan. Hal itupula yang terjadi dalam tarekat yang merupakan jalan menuju Tuhan, jika Tuhan diibaratkan sebagai dermaga dan syariat adalah aturan atau hukum-hukumya (kapal) dimana tarekat (mu’tabarah) menjadi sebuah jalan yang benar dalam arti tidak menyesatkan untuk mengantarkan dan mendekatkan Salik kepada Allah SWT melalui amalan dan ajaran Guru Mursyid (nahkoda). Menarik untuk diteliti bahwa akhir-akhir ini perkembangan tarekat telah menjangkau kehidupan masyarakat kelas bawah sampai masyarakat menengah ke atas (elite) baik perkotaan maupun pedesaan dengan jamaahnya yang terdiri dari berbagai lapisan umur. Ketertarikan mereka bertarekat tentu tidaklah sama karena setiap orang mempunyai pengalaman spiritual yang



6



berbeda-beda. Bagi masyarakat kelas atas misalnya ada anggapan bahwa kondisi dan gaya hidup masyarakat kota saat ini bertentangan dengan agama serta dalam pemenuhan kebutuhan rohaniah mereka secara spiritual keagamaan belum juga terpenuhi oleh ibadah rutin.12 Beda halnya dengan masyarakat kelas bawah, bagi masyarakat kelas bawah ada anggapan tarekat sebagai pelarian untuk mencari kebahagiaan di era zaman yang serba materialistis dalam arti kebahagiaan diukur dengan materi yang dia miliki. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis dalam mengangkat judul Ketertarikan



Pemuda Bertarekat sebagai wacara dalam memamahi,



memperdalam dan menghayati Islam secara kaffah yaitu secara lahiriah dan batiniah yang tentunya menjadi hal yang penting dalam menjawab anggapananggapan di atas jika bertarekat sebagai pemenuhan kebutuhan rohaniah yang secara spiritual keagamaan belum juga terpenuhi oleh ibadah rutin dan pelarian dalam mencari kebahagiaan di era zaman yang serba materialistis dalam arti kebahagiaan diukur dengan materi. Sementara itu, perkembangan tarekat di Indonesia khususnya di Kebumen selama ini terkesan hanya diperuntukan dan diikuti oleh mereka yang sudah berusia tua dengan beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satu alasan mendasar yang berkembang di masyarakat adalah usia tua merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan usia yang sudah mulai tidak produktif dalam karir dan rutinitas kesibukan kerja yang sudah mulai berkurang. Hal ini seperti yang terjadi dalam tarekat Syadziliyah dan Naqsabandiyyah berpusat di Pondok 12



Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 183.



7



Pesantren Al-Huda Jetis dan Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu. Kedua tarekat ini merupakan tarekat terbesar di wilayah Kabupaten Kebumen dengan jumlah jama’ah tarekatnya yang mencapai ribuan orang. Dari hasil wawancara penulis dengan K.H. Khafifudin Khanif13 selaku Mursyid tarekat Naqsabandiyyah mengatakan bahwa 75% jama’ah tarekatnya berasal dari kalangan orang tua dengan penyebarannya yang hampir tersebar disemua wilayah Kabupaten Kebumen.14 Berbeda halnya dengan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah yang berasal dari Mesir dan terbilang tarekat baru di wilayah Kebumen. Pertama kali diperkenalkan oleh K.H Adib Amrullah, Lc (Masyayikh Pondok Pesantren Darussa’adah) pada tahun 2009 setelah beliau pulang dari Mesir setelah menamatkan pendidikannya, dan baru mulai masyhur atau terkenal di telinga masyarakat Kebumen sekitar tahun 2015. Awal mula perintisan tarekat ini melalui pengajian, dakwah-dahwah dan penyampaian ajarannya melalui keterangan-keterangan ketika beliau mengajar di Pesantren. Lambat laun ada ketertarikan dari santri dan warga sekitar dengan keteranganketerangan atau Kalam-Kalam Sang Guru Mursyid yang menarik dan berbeda dengan pemahaman masyarakat selama ini. Tercatat ada peningkatan jumlah jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah untuk setiap bulannya. Hal ini tidak terlepas dari ajaran sang Guru Mursyid yang salah satunya



K.H. Khafifudin Khanif adalah pengasuh pondok Pesantren Al-Kahfi Kebumen yang termasuk salah satu Pondok Pesantren dengan jumlah satri yang banyak dan sekaligus sebagai sebagai Muryid Tarekat Naqsabandiyyah. 14 Wawancara dengan Al-Ustadz Afifudin Al-Hasani (Mursyid IV) pada tanggal 15 Agustus 2020. 13



8



mengajarkan untuk saling mencintai antar sesama Ahbab15 dalam ruang lingkup kecil dan sesama manusia yang lainnya dalam ruang lingkup besar. Tercatat kurang lebih 300 jama’ah tarekat Ad-Dusuqiah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen dari wilayah pegunungan, pesisir sampai perkotaan.16 Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tarekat-tarekat yang berkembang di Kabupaten Kebumen kebanyakan jama’ahnya adalah orangtua, maka 75% jamaa’ah tarekat Ad-Dusuqiyah adalah kaum muda yaitu usia 18-35 tahun. Salah satu jama’ahnya bernama Dawam Akhsanal Fi’li. Beliau berumur 21 tahun dan mulai mengikuti tarekat ini tahun 2014. Menurutnya, alasan masuk tarekat ini adalah selain kebutuhan rohaniah, tarekat ini berbeda dengan tarekat lainnya yang tidak memberatkan wiridwirid bagi para jama’ahnya dengan kelonggaran wirid yang dapat dilaksanakan dengan berjalan, tiduran, dan lain sebagainya. Selain itu juga karena peran kepemimpinan K.H Adib Amrullah, Lc yang sangat berwibawa dan kharismatik yang pantas dijadikan panutan bagi seorang santri dan juga atas pertolongan madad dari sang Guru Mursyid.17 Meningkatnya angka jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen pada usia muda, mengindikasikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah mampu membawa anak muda Kebumen ini menuju masyarakat yang lebih bermartabat dan Sebutan untuk jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Wawancara dngan K.H Adib Amrullah, Lc, Pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah Wilayah Kabupaten Kebumen pada tanggal 10 Agutus 2020 17 Wawancara dengan Dawam Akhsanal Fi’li, salah satu jama’ah Tarekah Ad-Dusuqiyah pada tanggal 12 Agustus 2020. 15 16



9



manusiawi, sehinga tarekat diharapkan dapat mengatasi sebagian persoalan hidup terutama dalam bidang keagamaan dan kebutuhan rohaniah. Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Ketertarikan Pemuda dalam Bertarekat di Kebumen terkait kajian tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah sebagai tarekat yang terbilang baru di Indonesia dan Kabupaten Kebumen pada khususnya tetapi perkembangannya sangat pesat dan mempunyai jamaah kaum muda dengan jumlah terbilang sudah banyak dan tersebar diberbagai wilayah di Kabupaten Kebumen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas yang selama ini tarekat hanya diperuntukan untuk usia tua sedangkan satu sisi tarekat merupakan kebutuhan ruhaniah setiap manusia, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.



Mengapa tarekat menjadi pilihan perilaku keagamaan di kalangan anak muda di Wilayah Kabupaten Kebumen?



2.



Bagaimana dampak yang diditimbulkan setelah masuk Tarekat AdDusuqiyah



Muhammadiyah



dalam



ranah



ekonomi,



sosial



dan



keagamaan? C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Secara umum penelitian ini berupaya mengeksplorasi tentang alasan ketertarikan anak muda bertarekat di Kabupaten Kebumen dan dampak yang ditimbulkannya. Adapun manfaat dari penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut: pertama, penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi



10



terhadap diskusi mengenai pengikut/jamaah tarekat yang selama ini dikalangan masyarakat umum cenderung diperuntukan untuk mereka yang sudah lanjut usia dengan anggapan bahwa usia tua merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan. Kedua dari hasil penelitian ini ini dapat digunakan oleh peneliti dimasa mendatang, sebagai acuan dalam mengkaji peran penting tarekat dalam mempengaruhi perubahan ekonomi, sosial dan kegamaan dari para jamaahnya. D. Kajian Pustaka Setelah melakukan penelusuran dari berbagai sumber sumber referensi melalui internet, penyusunan telah menemukan beberapa karya yang menguraikan tentang Tarekat. Namun, dari sekian banyak karya tersebut penyusun skripsi, tesis, disertasi, maupun jurnal, penulis tidak menemukan penelitian tentang alasan anak muda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di kota manapun termasuk di Kota Kebumen. Hal ini lantas tidak menjadi halangan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini karena ada banyak penelitian yang mengangkat tentang tarekat. Adapun penelitian tarekat di Indonesia dapat dilihat di bawah ini antara lain: 1. Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Ahmad Syafi’i Mufadzilah Tahun Tahun 2019 dengan judul penelitian “Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi Kasus Tarekat Syattariyah di Desa Setono Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi” Tahun 2018 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Penelitian ini termasuk kajian sejarah dan budaya. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sejarah dan antropologi. Tesis menggunakan



11



konsep transformasi budaya menurut Koentjaraningrat. Yang merujuk pada perubahan bentuk dengan tidak menghilangkan unsur lamanya. Hasil penelitian ini menjelaskan karakteristik tradisi di Setono antara lain adalah: Pertama, Tradisi-tradisi di Setono merupakan hasil transformasi ajaran tarekat dan adat istiadat masyarakat Jawa. Proses transformasi budaya menghasilkan perubahan bentuk makna dan isi yang diwujudkan dalam beberapa tradisi yaitu pertama penentuan kalener yaitu perpaduan antara kalender Saka dengan Kalender Islam Jawa (Kurup Asapon) menghasilkan kalender Huruf. Kedua upacara daur hidup, dipaparkan pada upacara brokohan, upacara selamatan pernikahan (midodareni) dan kematian. Tiga upacara tersebut waktu pelaksanaan serta benda-benda yang digunakan tetap disesuaikan dengan adat Jawa, akan tetapi ritus simbol sesembahan doa diganti dengan ajaran dzikir Tarekat Syattariyah. Ketiga, pada upacara hari-hari besar Islam dipaparkan dalam beberapa tradisi yaitu tradisi ruwahan (ruwatan) dan bodo kopat (syawalan).18 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi Kamal Tahun 2005 dengan judul penelitian Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan, Aktivitas, dan Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di Desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul. UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dalam memperoleh data yang ada di lapangan, peneliti menggunakan pendekatan sosio historis. Dalam Ahmad Syafi’i Mufadzilah, Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi Kasus Tarekat Syattariyah di Desa Setono Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2018). 18



12



pengumpulan data menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan, yakni melalui participant as observer (pengamatan peserta), Interview (wawancara) dan dokumen pribadi (data-data pribadi). Tesis ini berfokus pada aspek perkembangan dan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh penganut tarekat Syattariyah serta pola hubungan penganut tarekat dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari penelitian ini menunjukan Tarekat Syattariyah ini pertama kali muncul di India pada abad ke-15 M, dibawa oleh Syekh Abdullah Al-Syattar dan diteruskan oleh murid – muridnya. Di Jawa khususnya di Desa Giriloyo Wukirsari, tarekat ini dibawa oleh K.H.Ramli (abad ke-18/1800 M), diteruskan oleh K.H. Marzuqi Ramli (1901-1991). Setelah itu diteruskan oleh K.H. Ahmad Zabidi Marzuqi (1991-sekarang). Zikir yang diamalkan oleh penganut tarekat Syattariyah di Desa Giriloyo Wukirsari setiap harinya adalah zikir La Ililha lila Allah sebanyak 100 kali dan dibaca setelah shalat Isya' dan Subuh (wajib dilakukan oleh penganut tarekat Syattariya,), dan memperbanyak zikir, memperbanyak membaca shalawat dan khalwat (dianjurkan bagi penganut tarekat Syattariyah). Pola hubungan sosial keagamaan penganut tarekat Syatariyah ini meliputi hubungan antar guru, hubungan antara guru dan murid, hubungan antar murid dan hubungan antara penganut tarekat Syattariyah dan masyarakat di luar penganut tarekat Syattariyah.19



Ahmad Fauzi Kamal, Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan, Aktivitas, dan Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di Desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005). 19



13



3. Penelitian Disertasi yang dilakukan oleh Muzaiyana Tahun 2019 dengan judul Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di Probolinggo



(1930-2010)



UIN



Sunan



Kalijaga.



Penelitian



ini



menggunakan metode penelitian historis dengan pendekatan sosial budaya. Penelitian ini berfokus pada profil tarekat, faktor masyarakat mengikuti tarekat Tijaniyah di Probolinggo, dan yang terakhir peran guru dalam melakukan gerakan-gerakan sosial. Adapun hasil disertasi ini adalah sebagai berikut:



(1) Jumlah



penganut tarekat Tijaniyah di Jawa Timur mayoritas berasal dari kalangan suku Madura. Riset ini menunjukkan perkembangan Tijaniyah yang cepat dalam masyarakat Madura, tidak hanya dapat dilihat dari aspek politik dan ekonomi, tetapi juga dapat ditinjau dari aspek tradisi dan doktrin Tarekat. (2) Beberapa ritual atau dzikir dalam tarekat ini juga dikenalkan melalui wadah kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah melekat di kalangan tradisi masyarakat setempat. (3) Peranan tokoh tarekat, muqaddam, sangat penting karena bagi masyarakat Madura pada umumnya, mereka diyakini memiliki kelebihan atau keistimewaan tertentu. Figur seorang kiai, termasuk syekh tarekat Tijaniyah seringkali dianggap sebagai bagian dari presentasi kesucian yang memiliki hubungan khusus dengan Sang Pencipta. Penghormatan tinggi diberikan kepadanya bukan hanya dipercaya sebagai orang alim dalam bidang agama tetapi juga dianggap



14



istimewa karena dipercaya memiliki keturunan yang silsilahnya atau nasab-nya bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.20 4. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Siti Mubarrokah Tahun 2019 dengan judul Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang merupakan penelitian lapangan (Filed Reseach). Penelitian ini berfokus pada penyebaran tarekat Qadariyah yang mudah diterima oleh orang – orang awam dari berbagai latar belakang sosial, budaya dan ekonomi. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat tertarik disebabkan karena tujuan dari tarekat Qadariyah itu menghantarkan seorang hamba agar dapat mencapai tujuan tertentu dengan mempraktekan tradisi atau ritual lain seperti zikir, sholawat nabi, tahlilan, yasinan dan acara keagamaan lainya yang dahulunya rajin mereka amalkan.21 5. Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Hasanul Aotad Tahun 2015 dengan judul penelitian Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai Tasawuf Dan Pengaruh Tarekatnya



di



Yogyakarta.



Masters



thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tesis ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan sufistik dan pendekatan sejarah. Sedangkan Jenis penelitiannya menggunakan penelitian pustaka (liberary reseach) dan penelitian lapangan (field reseach) adapaun teori sejarah pemikiran Muzaiyana, Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di Probolinggo (1930-2010), (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019). 21 Siti Mubarrokah, Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019). 20



15



yang digunakan adalah teori Callingwood dan Ibnu Khaldun. Tesis ini berfokus pada Biografi, Aktivitas, dan pemikiran tassawuf serta pengaruhnya di Indonesia. Adapun hasil dari penelitian ini memberikan informasi tentang ajaran tasawuf Ḥabib ‘Abdullah al-Ḥaddad yang lebih mementingkan akhlak sebagai pengamalannya, serta mengetahui pengaruh ajaran dan amalan tarekat Ḥaddadiyah yang terdapat di Yogyakarta.22 Adapun perbedaan yang membedakan dengan penelitian ini adalah penelitian ini bukan hanya mendeskripsikan pengertian tasawuf, tetapi juga bagaimana realitas ketertarikan para anak muda untuk bertarekat dimana pada umumnya bertarekat kebanyakan jama’ahnya yang sudah lanjut usia dengan alasan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan rutinitas kesibukan kerja yang mulai berkurang. E. Kerangka Teoretis Dalam penelitian ini Untuk mengetahui strategi penyebaran tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen, maka dalam hal ini penulis menggunakan teori Max Weber yaitu paradigma definisi sosial dengan konsepnya tentang tindakan sosial (sosial action), antar hubungan sosial (social relationship) yang bermakna. Weber mengartikan sosiologi sebagai



ilmu



yang



berusaha



untuk



menafsirkan



dan



memahami



(interpretative understanding) tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan kausal yang dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain ataupun juga tindakan yang bersifat Hasanul Aotad, Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai Tasawuf Dan Pengaruh Tarekatnya di Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015). 22



16



membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dan situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi, yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu. Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakanya ke dalam empat tipe yaitu: 1.



Zwerk rationa Zwerk rationa merupakan tindakan murni yakni dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuanya, tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Dalam hal ini seorang salik tidak hanya sekedar menilai bahwa tarekat yang dia anut sebagai jalan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT tetapi juga dia mampu menentukan tujuan mengapa dia bertarekat agar apa yang dia harapkan agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan tarekat.



2.



Werk rational action Werk rational action yaitu aktor tidak dapat menilai apakah caracara yang dipilihnya merupakan yang paling tepat atau lebih tepat untuk mencapai tujuan yang lain. Dalam hal ini seorang salik dapat menilai bertarekat pada zaman sekarang ini adalah langkah yang paling tepat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui wirid dan ajaranajarannya. Dengan penilaian itulah seorang salik dapat mengetahi apa dan mengapa dia bertarekat agar tidak salah arah dari niat yang dia kehendaki sebelumnya.



17



3.



Affectual action Affectual action yaitu tindakan yang dibuat-buat, dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan aktor. Dalam hal ini ketertarikan salik bertarekat dipengaruhi oleh beberapa alasan yang cenderung akibat pelarian



saja



akibat



ketidakbahagiaan



dalam



menjalani



hidup,



ketidaktenteraman dalam beribadah rutin atau bahkan hanya untuk mencarian teman. Ketertarikan salik bertarekat ini adalah bentuk kepurapuraan dalam memahami agama Islam secara kaffah karena dalam konteks agama tidak terdapat alasan-alasan kepentingan dunia atau lainnya dan sejatinya bertarekah adalah sebuah anugrah panggilan hati dan kebutuhan ruhaniah bagi setiap manusia yang harus terpenuhi. 4.



Traditional action Traditional action yaitu tindakan yang didasarkan oleh kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu.



23



Dalam hal ini ketertarikan



salik bertarekat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual salik yang sudah baik. Dengan teori Weber, paradigm definisi social dengan konsep tindakan sosial dan tindakan antar hubungan sosial di atas, penulis berharap dapat mengetahui aktivitas penganut tarekat dengan sebenar-benarnya, begitu pula hubungan yang terjalin diantara sesama penganut tarekat maupun antara masyarakat diluar penganut tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. 23



George Ritzer, Sosiologi Berparadigma Ganda, terj. Alimada (Jakarta: Rajawali 1998),



44 – 48.



18



Dari sini dapat dilihat bahwa kenyataan yang ada dalam anak muda adalah tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah merupakan tarekat yang tergolong baru di kabupaten kebumen. Secara tidak langsung posisi tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah mampu membentuk karakter pengetahuan pengikutnya secara keagamaan maupun kepribadian yang religius. Pola ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti wirid atau dzikir, diskusi ilmu pengetahuan tentang ketuhanan yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini dapat dilihat dalam rutinan selapanan, ziarah, dan harlah yang dilakukan setiap tahun. Hal ini pula menjadi salah satu cara untuk menyebar luaskan ajaran tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. F. Metode Penelitian Dalam rangka untuk merencanakan proses penelitian secara keseluruhan dan agar penelitian dapat selesai tepat waktu, maka tentunya tak lepas dari metode penelitian. Metodologi peneltian tesis ini berguna dalam rangka memetakan pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan kredibilitas kepada hasil penelitian yang dicapai nantinya. Adapun metode dalam penelitian tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian tentang Ketertarikan Pemuda Dalam Bertarekat (Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini berada di Wilayah Kabupaten Kebumen yang berpusat di Pondok Pesantren Darussa’adah. Alasan pemilihan judul ini



19



adalah tarekat ini terbilang tarekat baru yang diperkenalkan oleh KH Agus Adib Amrullah Lc di Indonesia dan Kabupaten pada khususnya namun penyebarannya terbilang sangat cepat dengan jumlah pengikut yang tidak sedikit. Selain itu pengikut tarekat tidak saja berasal dari kaum tua tetapi juga ketertarikan kaum muda terbilang besar. Hal ini dapat dibuktikan dari kaum muda menjadi mayoritas jamaahnya. b. Waktu Penelitian Dalam sebuah penelitian tentu ada waktu yang direncanakan guna sebagai bahan acuan agar penelitian tepat sasaran dengan hasil yang efektif dan maksimal. Mengenai waktu penelitian, rencana peneliti tesis ini dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai dari tanggal 10 Agustus – 10 November 2020. Namun demikian, sebelumnya peneliti telah melakukan pendekatan dengan pemipim wilayah Kebumen dan salah satu jama’ah tarekat dengan melakukan wawancara dan observasi pendahulan. 2. Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian Penelitian yang dikaji dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivititas sosial, sikap, seseorang secara individual maupun kelompok 24 dengan analisis data yang dideskripsikan berupa catatan-catatan hasil Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan Kedelapan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 60. 24



20



wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatancatatan dari sumber-sumber penelitian yang bersangkutan. Hasil penelitian kualitatif ini adalah berbentuk kata-kata melalui data yang sudah dianalisis dan dideskripsikan. Penelitian Kualitatif merupakan metode-metode penelitian yang berfungsi untuk mengeksplorasi dan memahami makna sejumlah individu atau sekelompok yang dari masalah sosial atau kemanusiaan. 25 Menurut Lexy. J. Moleong, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian26 secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.27 Nyoman Kutha Ratna mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak semata-mata mendeskripsikan, tetapi lebih penting adalah menemukan makna yang terkandung dibaliknya, sebagai makna tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan.28 Bagdon dan Taylor mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.29 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 4. 26 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 6. 27 Andi Prastowo, Metode Penelitian kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 24. 28 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 94. 29 Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 3. 25



21



Ditinjau dari segi tempat, penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan di sebuah tempat baik itu berupa lembaga pendidikan, perusahaan dan/atau yang lainnya dengan cara peneliti mendatangi langsung dan terjun ke lapangan. 30 b. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah sosio historis,31 terkait datadata yang terkumpul berupa bahan-bahan, dokumen seperti arsip, sejarah keagamaan setempat, naskah-naskah ajaran tarekat dan peninggalan-peninggalan tertulis lainnya. Akan tetapi, sebagian data sejarah diperoleh dari sumber lisan. subjek itu sendiri, sehingga pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara. Perkembangan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dalam kurun waktu tertentu sudah pasti berpaspasan dengan bermacam-macam perubahan. Penelaahan kompleksitas gejala sejarah pada giliranya menghendaki penggunaan konsep – konep dalam pendekatan ilmu sosial. Dengan menggunakan pendekatan sosio historis, Ketertarikan Pemuda Dalam Bertarekat (Kajian Tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Di Kebumen) akan dapat dipaparkan dan dianalisis secara lebih mendalam yang nantinya dapat Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 31. Sartono Kartodirejo mengatakan bahwa: Pendekatan multidimensional (sosio historis) sesuai untuk mengungkapkan kompleksitas penelitian disamping pendekatan dialogis sebagai pendekatan historis murni, juga diperlukan pendekatan singkronis sehingga tercakup pula analisis structural fungsional sebagai gejala yang komplek. Lihat dalam Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jakarta: Gramedia, Penceramah Tarawih, 1992) 129 – 150. 30 31



22



memudahkan penulis untuk dapat mengambil kesimpulan yang baik dan mendapatkan pemahaman yang tepat dan utuh dalam mencapai tujuan penelitian yang ditentukan. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, 32 dalam hal ini adalah orang yang paling mengetahui tentang Tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian pada kegiatan penelitian ini adalah pimpinan tarekat cabang wilayah Kebumen dalam hal ini adalah K.H Adib Amrullah, Lc yang merupakan key informant (pemberi informasi kunci) dan beberapa jama’ah dengan usia 18-35 Tahun. Subjek penelitian nantinya akan memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti terkait dengan sejarah perkembangan tarekat di Kebumen, amalan-amalan, ajaran-ajaran, dan hal penting lainnya. Penentuan subjek dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling.



33



Purposive sampling adalah teknik



pengambilan sampel sumber data dengan cara sampel yang diambil merupakan sampel yang ditentukan oleh peneliti, misalnya orang yang dianggap paling tahu mengenai objel penelitian dalam hal ini ketertarikan anak muda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen, sehingga akan memudahkan penulis dalam mengeksplorasi data yang dikumpulkan baik melalui wawancara maupun melalui dokumen-



Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, Cetakan XI, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010), 34. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 300. 32



23



dokumen atau catatan-catatan atau kalam-kalam Sang Guru Mursyid yang terdokumentasikan. Selain itu untuk memperdalam informasi dari subjek penelitian dalam hal ini K.H. Adib Amrullah Lc selaku pemimpin Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen, sebagai data tambahan untuk penulis, maka penulis menggunakan metode snowball sampling



(efek bola salju) dalam arti melibatkan infornam tambahan



sebagai data pelengkap dan penyempura penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang ada. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Observasi Observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.34 Cartwright & Cartwright menambahkan observasi adalah suatu proses melihat, mengamati, mencermati dan merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. 35 Menurut Muhammad Ali, observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung.36



34



Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humaika, 2014),



35



Ibid, 131. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 168.



130. 36



24



Observasi dilakukan untuk megamati dan mencatat suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung terhadap ketertarikan pemuda bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Kebumen. b. Interview/wawancara Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden.37 Percakapan penulisan tesis ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yaitu peneliti dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut yaitu KH Adib Amrullah Lc atau para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhamamdiyah. Sejalan dengan pendapat di atas, Gorden mendefinisikan wawancara sebagai: Conversation between two people in which one person tries to direct the conversation to obtain information for some specific purpose.38 Pengertian di atas dapat diartikan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui ketertarikan pemuda 37 38



bertarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyah



di



wilayah



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 173. Ibid, 119.



25



Kabupaten Kebumen dan untuk mendapatkan data yang informatik dan orientik. Teknik interview atau wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara terstruktur atau bersandar yang menyerupai daftar pertanyaan dan survey tertulis, yakni mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis-garis besar atau pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok ini dilakukan sebelum wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti bersifat terbuka, hal ini bertujuan agar narasumber lebih santai dan tidak kaku dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti memberikan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh informan, dari jawaban tersebut peneliti



tindaklanjuti



untuk



memberikan



pertanyaan-pertanyaan



selanjutnya. Selain itu, peneliti menggunakan teknik wawancara tak berstruktur.



Peneliti



menggunakan



wawancara



tidak



struktur



dikarenakan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis tetapi hanya berupa garis besar atau pedoman umum saja. Maksud penggunaan metode ini adalah untuk mencari data yang berhubungan dengan ketertarikan pemuda bertarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Kebumen. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti bersifat tersusun dan terbuka, hal ini bertujuan agar tepat pada isi dari penelitian dan narasumber lebih santai dan tidak kaku dalam menjawab pertanyaan serta dapat menggali informasi yang lebih mendalam dan



26



mengalir dengan sendirinya mengikuti jawaban dari narasumber atau responden. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dukumen. 39 Dokumentasi dapat berupa catatan, foto, buku, surat kabar/internet, majalah, agenda, dan data berupa film atau video. Metode dokumentasi ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sumber di lapangan bisa berwujud buku harian, surat pribadi dan otobiografi. 40 Dalam melakukan pendokumentasian ini, peneliti akan menggali informasi dari dokumen-dokumen yang dapat menunjang penelitian. Dokumen-dokumen penulis ambil langsung dari tempat penelitian atau melalui media internet. Dokumen tersebut diharapkan akan membantu untuk mempertajam analisis penelitian ini. d. Triangulasi Data Dengan mengumpulkan



teknik data



triangulasi dengan



data



maka



menggabungkan



penulis berbagai



akan teknik



pengumpulan data yang sudah ada41. Tujuan dari tringulasi data ini adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, 183. Lexy J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 217. 41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2011), 241. 39 40



27



telah ditemukan. Dengan metode ini akan diketahui apakah suatu data dinyatakan valid atau tidak. Berikut ini adalah gambaran tringulasi teknik pengumpulan data. Wawancara



Observasi



Dokumentasi Gambar.1.1 Tringulasi Teknik Pengumpulan Data. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Adapun pelaksanaan penelitian ini mengacu pada pendapat Miles & Huberman, dalam Sugiyono dengan tahapan sebagai berikut: a. Data Reduction (Reduksi Data) Mahmud mengatakan bahwa reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi data dan mengubah data kasar. Pada tahap reduksi, peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategori berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.42 b. Data Display (Penyajian data) Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/atau



42



Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia: 2011), 93.



28



tindakan yang diusulkan. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. c. Conclusion Drawing/Verification Mahmud mengatakan bahwa verifikasi data adalah penjelasan tentang makna data dalam suatu konfigurasi yang jelas menunjukkan alur kausalnya, sehingga dapat diajukan proposisi yang terkait dengannya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.43 Secara skematis proses analisis data menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan berikut:



Pengumpulan Data



Reduksi Data 43



Penyajian Data



Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan



Ibid.



29



Gambar.1.2 Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman Dengan demikian hasil penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal penelitian, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan bisa berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Sehingga kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini bisa merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. G. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk Bab. Penyusunan bab dalam penelitian ini dilakukan untuk memudahkan pembahasan supaya lebih sistematis, seperti uraian berikut ini: Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang permasalahan fenomena Tarekat Dusuqiyah di kabupaten kebumen, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritis, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II memberikan penjelasan tentang tarekat tentang tarekat dusuqiyah. Mulai dari siapa pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah dan statusnya, bagaimana biografi pendirinya, dan sejarah timbul perkembangan dan penyebarannya. Selanjutnya dalam bab ini akan menjelaskan definisi tarekat secara etimologi dan terminologi serta data jamaah yang baru masuk dari usia muda.



30



Bab III berisi tentang mengenai ajaran-ajaran dan amaliah-amaliah Tarekat Ad-Dusuqiyah. Hal tersebut dianggap sangat penting, sebab dengan adanya ajaran-ajaran Tarekat dan amaliah-amaliahnya membentuk karakter pengikutnya melalui wirid – wirid yang dibaca. Bab IV adalah pembahasan tentang tentang ketertarikan apa dalam diri pemuda-pemuda sehingga mereka ingin bertarekat dimana tentunya setiap jamaah mempunyai argumen dan alasan sendiri-sendiri. Kemudian apa dampak yang ditimbulkannya setelah ia bertarekat dilihat dari sisi ekonomi, sosial dan keagamaan/spiritual.



BAB II PENYEBARAN TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN KEBUMEN A. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang Tarekat AdDusuqiyah. Mulai dari siapa pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dan statusnya, bagaimana biografi pendirinya, dan sejarah timbul 31



perkembangan dan penyebarannya. Selanjutnya dalam bab ini akan menjelaskan definisi tarekat secara etimologi dan terminologi serta data jamaah yang baru masuk dari usia muda. B. Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Ditinjau secara etimologi, tarekat berasal dari bahasa arab dengan mufradnya berbunyi al-Tharq, yang berarti jalan, tempat lalu atau metode.44 Sedangkan ditinjau secara terminologi atau istilah ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang pengertian tarekat, diantaranya adalah Abu Bakar Aceh. Menurut Abu Bakar Aceh, tarekat adalah amalan yang dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun temurun sampai pada guru-guru, sambungmenyambung dan rantai-berantai sebagai petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah. Harun Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus ditempuh oleh seorang salik melalui amalan-amalan dan wirid-wirid dari sang Guru Mursyid, yang bertujuan untuk Taqaruub Ilalah melalui perantara Guru Mursyid.45 Sejalan dengan pengertian di atas, Syekh Muhammad Amin Kurdy mendefinisakan bahwa tarekat sebagai tahap kenaikan pada pengamalan syari’at yang mana dalam hal ini ada kenaikan kelas bagi para salik. 46 Zamakhsyari dhofier memberikan definisi terhadap tarekat sebagai “jalan menuju surga” dengan cara membersihkan penyakit-penyakit hati melalui



Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 184. Ibid. 46 A. Bachrun Rifa’i dan Hasan Mud’is, Filsafat Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), hlm. 233. 44 45



32



wirid dan amalan dari Guru Mursyid dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.47 Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah jalan bagi seorang salik melalui amalan dan dikir dari sang Guru Musryid dalam membersihkan penyakit atau kotoran-kotoran hati dengan tujuan untuk ma’rifatullah atau mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub ila al Allah) melalui dzikir dan amaliyah-amaliyahnya. Perlu digaris bawahi adalah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah ini merupakan tarekat yang mu’tabarah di Indonesia. Hal ini seperti yang disampaikan oleh K. H Adib Amrullah Lc selaku pimpinan wilayah Kebumen, beliau mengatakan bahwa Mungkin ketika pertama kali mendengar nama Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, kedengarannya memang asing ditelinga masyarakat Indonesia pada umumnya. Wajar saja sih bu, di Indonesia sendiri, Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah memang terbilang tarekat baru dengan jumlah jamaah pengikutnya tidak sebanyak Tareqah Naqsabandiyah, Qadiriah, Syadiliah maupun tareqah falimiar laiinya di Kabupaten Kebumen, namun perlu diketahui oleh masyarakat adalah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan tarekat yang sudah diakui di Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-Thariqoh al-Mu’tabarah an-Nahdliyah) atau istilahnya JATMAN bu pimpinan Habib Lutfi Pekalongan. Dalam JATMAN ini merupakan organisasi keagamaan yang menaungi tarekat-tarekat dengan dzikir dan ajaran amaliyahnya beraliran Ahlussunah Waljama’ah yang mengikuti salah satu madhab 4 yaitu Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Maliki dimana setiap tarekat yang diakui di Indonesia masuk dalam lembaga keagamaan ini bu. Jadi jika dibilang baru memang betul, tetapi apabila dibilang sesat jelas itu anggapan yang salah.48



Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 212. Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, L.c selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020. 47 48



33



Muhammad Ma’ruf Hasbi salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah menambahkan bahwa: Meskipun terbilang baru di Indonesia tetapi kalau di Mesir sana sudah lama bu. Bahkan sekarang ini pengikutnyapun sudah mencapai puluhan ribu. Setiap kali Maulid Akbar saja di Mesir sana sudah tidak dapat menampung jamaahnya yang tersebar ke berbagai negara. Meskipun di Indonesia sendiri tidak setenar tarekat lainnya bukan berarti tarekat ini tidak mempunyai sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah SAW bu, Cuma terkadang memang ada beberapa anggapan entah itu dari ulama, pengasuh pondok, masyarakat awam yang beranggapan tentang kesesatan tarikat ini. Sering sekali saya menerima anggapan itu waktu awal penyebaran tarekat ini di desa saya sendiri bu (Desa Rantewringin). Namun setelah mengetahui amalan dan wirid wirid yang dibaca akhirnya mereka dengan sendirinya mengakui bahwa apa yang mereka tuduhkan itu salah. Lalu apakah dengan anggapan kesesatan mereka tuduhkan kepada tarekat ini kami marah? Tidak bu, dalam ajaran kami tidak diperbolehkan marah bagi mereka orang awam yang tidak tahu tentang isi dan ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini. Bahkan kami para jamaah tarekat sangat kasihan terhadap mereka yang telah menganggap kami sesat karena sayang sekali jika mereka sampai menolak anugrah tarekat ini dan jangan sampai mereka membeci Guru Mursyid kami karena keberkahan, pertolongan dan madad seorang Guru Mursyid akan menjauh darinya.49 Pernyataan di atas dapat diperkuat dengan hasil wawancara salah satu jamaah anak muda yang mengatakan bahwa: “… Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah meniko tarekat ingkang sampun diakui teng Indonesia. Menawi tarekat ini sesat/dilarang mestinipun kedaeh wonten teguran lan protes saking warga utowone saking poro kyai teng Kabupaten Kebumen. Selama kegiatan rutin niki mlampah, perkoro kados niku wau mboten wonten bu, kranten nopo sing diajaraken teng tarekat niki dzikir lan amalan-amalanipun mboten wonten sing nulayani kalih ajaran agomo. Setiap dinten minggu tarekat ini rutin ngadakaken majlis taklim ingkang mboten naming teng Kebumen mawon wangsul teng wilayah-wilayah lintunipun lan setiap tahunipun ngadakaken dinten kelahiranipun Guru-Guru kito ingkah sami shaleh. Mboten naming mekaten kito sedoyo juga nganakaken Maulid Nasional lan kempalan Jama’ah Wawancara dengan Muhammad Makruf Hasbi salah satu pemuda jamaah Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020 49



34



Tarekat teng Indonesia. Saking keturanan nasab Ilmu, Guru kito Maulana Syeikh niku nyambung urut kalih Sayyidina Maulana Muhammad SAW lan kito sedoyo sampun terdaftar teng JATMAN ingkang dipimpin Habib Lufti bin Yahya”. 50 “…Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah adalah Tarekat Mu’tabarah di Indonesia. Kalau tarekat ini dilarang tentu kami akan mendapatkan teguran dan protes dari masyarakat sekitar atau kyaikyai di Kabupaten Kebumen. Selama kegiatan rutin ini berjalan, hal tersebut kan tidak terjadi bu, mengingat apa yang diajarkan dalam terekat ini dzikir dan amalan-amalannya tidak bertentangan dengan ajaran agama. Pada setiap minggu kami rutin mengadakan majlis taklim yang bukan hanya di Kebumen saja tetapi di wilayah-wilayah lainnya dan juga setiap tahunnya memperingati hari kelahiran/maulid Guru-Guru kami dan orang-orang Sholeh. Selain itu juga kami mengadakan Maulid Nasional dan mengikuti perkumpulan Jama’ah Tarekat di Indonesia. Dalam susunan nasab keilmuan Guru kami Maulana Syekh bersambung dengan Sayyidina Maulana Muhammad SAW dan kami sudah terdaftar di JATMAN pimpinan Habib Lutfi bin Yahya”. Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan tarekat yang didirikan oleh Sayyidina Ibrahim al-Dusuqi. Dusuqi merupakan nama sebuah desa yang kebanyakan orang timur tengah sana menambahkan pada akhir namanya sebagai nama kebanggaan mewakili suku atau desa kelahirannya 51 Pada mulanya Sayyida Syekh Ibrahim al-Dusuqi merupakan sorang murid setia Abu al-Hasan Ali al-Syadzili sebagai pendiri Thariqah Syadziliyah dan Thariqah Ahmadiyah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad al-Badawi. Dari kedua Mursyid Tariqah ini beliau mendapatkan ijazah (keguruan) untuk mengajarkan thariqah Syadziliyah dan Thariqah Ahmadiyah. Bahkan beliau sendiri pernah mempelajari Thariqah Rifayah yang di Mesir pada waktu itu sedang popular. Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020 51 Wawancara dengan Muhammad Ali Abrorudin salah satu pemuda jamaah Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah Kabupaten Kebumen pada 10 Agustus 2020. 50



35



Selanjutnya beliau juga belajar Thariqah Rifa’iyah dari Syekh Abul Fath al-Wasithi yang merupakan muird dari kakeknya sendiri. Dari kajian panjang tentang tariqah yang telah dipelajarinya itu, Sayyidina Ibrahim alDusuqi selanjutnya mendirikan tariqah tersendiri, yang amaliahnya tidak jauh berbeda dengan tarekat-tarkeat lainnya seperti mengajarkan dzikir, doa, dan hizib (sejenis wirid) yang dirangkainya sendiri. Ajaran inilah yang disebut Thariqah Dusuqiyah dengan menisbatkan pada nama desa beliau. Dengan ajaran dan amaliyah beliau, thariqah ini berkembang di Mesir pada abad ke19 telah meluas ke Hadhramaut, Hijaz dan Suriah, serta di abad ke-20 tarekat dusuqiyah ini telah menyebar di Indonesia khususnya yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, Lombok dan dan Jawa tidak terkecuali di Kabupaten Kebumen ini. C. Biografi Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Nama pendiri tarekat ini adalah Syaikh Maulana Ibrahim. Beliau berasal dari desa dusuq. Ayah beliau bernama Abi al Majd bin Quraisy seorang ulama besar di desa Dusuq dan merupakan keturuan dari orang-orang Sholeh dan ahli ilmu. Kakeknya bernama Muhammad bin an-Naja yang silsilahnya sampai pada ‘Ali Zain al-‘Abidin putra Sayyida Imam al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW.52 Syaikh Maulana Ibrahim Dusuqi dilahirkan di Mesir tahun 623 H di desa Dusuq. Beliau tumbuh dan berkembang besar di lingkungan jamaah ahli wara’ dan taqwa. Syekh Maulana Ibrahim Dusuqi juga masih punya silsilah Abdul Aziz Sukawardi, Sabda Sufistik: Upaya Memahami Nilai-Nilai Keindahan Islam Melalui Pendekatan Tasawuf dan Tarekat, Cet 1, (Yogyakarta: Mahameru Press, 2009), 72-73. 52



36



satu nasab dengan Wali Qutb kota Thanta bernama Sheikh Ahmad Badawi pada kakek kesepuluh Ja’far al-Turki bin Ali al-Hadi. 53 Dari kecil Syaikh Maulana Ibrahim Dusuqi dikenal sangat rajin beribadah, memiliki kerajian yang tinggi, pintar dan tekun dalam menuntut ilmu. Beliau tumbuh dan berkembang dikalangan masyarkat yang soleh, memegang teguh ajaran Islam, memiliki sifat religius yang tinggi dan memiliki sifat-sifat terpuji yang beliau warisi dari kakeknya baginda Rasulullah S.A.W. Masa kecil Syaikh Maulana Ibrahim Dusuqi dihabiskan dengan menghafal Al Qur'an dan mempelajari berbagai disiplin ilmu agama seperti balaghah, nahwu shorof, fiqih, ulumul fiqih, mantiq, bahasa, tafsir, hadits, dan lain sebagainya dari ulama-ulama Mesir yang terkenal pada waktu itu. Syaikh Ibrahim Ad-Dusuqi selain menguasai bahasa arab juga menguasai bahasa asing lain, di antaranya adalah bahasa Suryani dan Ibriyyah. Dari kemampuan bahasa itu, beliau menulis sejumlah kitab dan risalah dengan menggunakan bahasa Suryani dan Ibriyyah yang beliau kuasai. Sejak usia remaja beliau sudah terpancar keilmuannya terbukti pada waktu remaja ada beberapa murid beliau yang terkenal di antara bernama adalah Sayyid Abu Nashr. Selanjutnya keilmuan beliau terdengar sampai ke Sultan az Zahir sebagai pemimpin Mesir pada waktu itu dan mengangkatnya sebagai Syaikhul Islam. Dari tugasnya sebagai Syaikhul Islam beliau infakkan kepada kepada para fakir miskin dari kalangan Muslimin.54



http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html, di akses pada tanggal 20 Agustus 2020 54 https://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim_ad-Dusuqi, diakses pada tanggal 20 Agustus 2020 53



37



Syeikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi merupakan salah satu Wali Quthub yang keempat dan yang terahir setelah Syeikh Ahmad Arrifa’i RA yang melahirkan tarekat Rifa’iyah, Syeikh Abdul-Qadir al-Jaelani RA yang melahirkan tarekat Qadiriyah, dan Syeikh Ahmad al-Badawi RA dan Syeikh Ibrahim Ad-Dusuqi yang melahirkan tarekat Ad-Dusuqiyah. Beliau wafat pada tahun 606H/1296M yang ketika itu beliau berumur 63 tahun dan dimakamkan di kota Dusuq-Mesir di Makam Baqi bersama dengan para pengikutnya. 55 D. Sejarah



Timbul



dan



Perkembangan



Tarekat



Ad-Dusuqiah



Muhammadiyah Sebenarnya membicarakan tarekat, tentu merupakan proses sejarah yang panjang dari ajaran dan amalan Nabi Muhamamd SAW. Kita ketahui bahwa dalam ajaran dan amalan tariqah terbagi menjadi dua bagian satu berporos pada Sayyidina Abu bakar R.A dengan bacaan dzikirnya yaitu lafadz “La Illaha Illa Allah” dan satu lagi berporos pada Sayyidina Ali bin Abi Thalib R.A dengan dzikirnya yaitu lafadz “Allah” yang semuanya berpusat pada Nabi Muhammad SAW sebagai pusat dari semua ajaran-ajaran tarekat dunia yang menjadi syarat jika tarekat tersebut adalah tarekat yang benar bukan menyesatkan. Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang sejalan dengan kemunculan tasawuf. Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi. Pada waktu itu muncul tarekat Qodiriyah yang dipelopori dan dikembangkan http://dayahfauzulfata.blogspot.com/2018/04/kisah-syeikh-ibrahim-ad-dusuqy.html, diakses pada tanggal 20 Agustus 2020. 55



38



oleh Syaikh Abdul Qodir Jaelani di Asia tengah. Selanjutnya meluas sampai ke



wilayah Turki, Irak dan Bagdad bahkan sampai ke Asia Tenggara



termasuk Malaysia dan Indonesia. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika utara, Afrika tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi khalifah di wilayah masing-masing, yang selanjutnya mengajarkan dan menyebarkan ke negeri-negeri Islam di seluruh negara yang lama kelamaan memiliki jamaah dengan amalan dan dzikir-dzikir yang sudah ditentukan oleh masih-masing tarekat yang menjadi ciri khas untuk diamalkan dan wajib dilaksanakan.56 Sebagaiamana dijabarkan di Bab sebelumnya, bahwa Tarekat Dusuqiyah Muhamamdiyah di Kabupaten Kebumen tergolong tarekat baru, maka dari itu untuk mendapatkan biografi dari penyebar yang sekaligus mengenalkan ajaran Tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Kebumen. Penyebaran Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu masyayikh Pondok Pesantren Darussa’adah. Beliau mengenal tarekat ini Ketika beliau kuliah di Al-Azhar Kairo Mesir. Pada mulanya Gus adib mengikuti pengajian tarekat syadziliah, namun Gus Adib57 beranggapan jika Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Cet ke- 4, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 6. 57 Sapaan Akrab K.H Adib Amrullah, Lc bagi santri dan jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah. Adib Amrullah atau yang akrab disapa Gus Adib bin Muzani bin Bunyamin bin Mardi lahir di Kebumen pada tanggal 9 September 1983 adalah putera dari K.H Imam Muzani ke 4 yang merupakan Putera dari KH. Bunyamin pendiri Pondok Pesantren Ulumuddin Susukan Cirebon, yang semasa mudanya pernah mondok di Pondok Pesantren Modern As-Shidiqiyah Jakarta. Sedangkan ibunya adalah Nyai HJ. Asyiroh puteri dari KH. Durmuji Ibrahim pendiri pondok pesantren Muftahul Ulum Lirap, Kebumen. Beliau merupakan Putera ke 6 (enam) dari 9 56



39



tarekat Syadziliah terlalu baik sedangkan dirinya belum terlalu baik hal ini dilihat ketika tarekat tersebut berkumpul mengenakan pakaian berbaju putih, menggunakan kopiah putih sehingga merasa jika dirinya belum tepat untuk mengikuti tarekat tersebut, walaupun pada dasarnya Gus adib mengikuti pengajian – pengajian yang dilakukan tarekat Syadziliah tidak mendapatkan dampak positifnya. Ketertarikan beliau mengikuti tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah awalnya diajak oleh salah satu temannya yang mengatakan bahwa ada majlis taklim yang di dalamnya (pengajiannya) boleh merokok. Ketika mengikuti pengajian di tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah yang pada saat itu pengajian diisi oleh Mayor Jenderal Sofwat58 seorang militer dengan berpakaian kaos dan bercelana Levies sehingga K.H Adib Amrullah, Lc pun merasa nyaman. Di sisi lain orang-orang yang mengikuti pengajian tersebut juga mengenakkan pakaian biasa, bukan pakaian khalayak orang mencari ilmu yakni dengan berpakaian putih, atau memakai jubbah sehingga K.H Adib Amrullah, Lc merasa nyaman mengikuti pengajian tersebut dan merasa diterima, sehingga memiliki teman untuk sharing tentang permasalahan yang dihadapi seperti masalah ketauhidan, keilmuan tentang hadist dan masalah keagamaan lainnya.59



(sembilan) saudara yang saat ini merupakan pimpinan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah untuk wilayah Kabupaten Kebumen. 58 Syekh Sofwat merupakan pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Cabang Asia. 59 Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammasiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 15 Agustus 2020.



40



Setelah selesai kuliah, Gus Adib pun pulang ke Indonesia di karenakan KH. Muzani ayahnya wafat setelah beliau terlebih dahulu memperoleh Guru Mursyid. Selama hampir 9 tahun di Mesir sampai menamatkan pendidikan formalnya di Kairo beliaupun kemudian pulang ke kampung halaman. Setelah pulang ke Indonesia, Gus adib pun membantu di Pondok Pesantren Darussa’adah60, dan mengajar di Sekolah milik yayasan Darussa’adah sembari mengamalkan ajaran tarekat yang di ikutinya. Selain itu, Pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Asia yakni syeh Sofwat pun berpesan “Jika kamu ingin menyebarkan dan merasa tarekat ini suatu kebaikan maka silahkan sebarkan”. Atas dasar itulah, Gus adib pun memulai untuk menyebarkan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen hingga saat ini.



Pondok Pesantren Darussa’adah merupakan salah satu pondok salaf di Kabupaten Kebumen yang berdiri tahun 1985 yang didirikan oleh K.H Imam Muzani Bunyamin dari Cirebon. Pondok Pesantren ini menempati areal + 1 Ha terletak radius + 15 km sebelah selatan Kota Kebumen, tepatnya di dukuh Bulus 002/002 Desa Kritig Kecamatan Petanahan yang berbatasan dengan pantai selatan. 60



41



Gambar.2.1 Foto Bersama K.H Adib Amrullah Lc (Pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Wilayah Kabupaten Kebumen) Menurut Hasan Ibnu Hadi,61 awal mula dakwah tarekat ini adalah masyarakat sekitar desa Kritig dan para santri. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin 62 dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Penyebarannyapun sangat pesat dan merambah pada semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan masyarakat menengah kebawah (petani, pedagang sayur, satpam, tukang parkir dan lain sebagainya) sampai kelas menengah ke atas (seperti guru sekolah, pegawai kantor dinas, bidan, dokter bahkan elit politik). Dalam perkembangannya tercatat lebih dari 100 jamaah tarekat berusia muda yang tersebar di semua wilayah Kabupaten Kebumen dari ujung barat sampai ujung timur.63 Hasan Ibnu Hadi merupakan salah satu alumni santri Pondok Pesantren Darussa’adah dan sekaligus jamaah awal yang masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah setalah Gus Adib pulang dari Mesir yaitu tahun 2009. 62 Desa Rantewringin merupakan salah satu desa dengan jamaah paling banyak dan menjadi basik jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Kebumen. Desa ini terletak dibagian selatan yang berbatasan langsung dengan Pantai Selatan. Desa Rantewringin ini masyarakatnya mempunyai tingkat religious yang tinggi dikarenakan banyaknya warga yang menjadi alumni santri dari berbagai pondok pesantren. 63 Wawancara dengan Hasan Ibnu Hadi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020. 61



42



Gambar.2.2 Foto Hasan Ibnu Hadi Salah Satu Jama’ah Angkatan Pertama Penyebaran tarekat ini juga merambah pada berbagai umur mulai dari umur 15 tahun sampai umur 60 tahun lebih. Namun dalam ajaran tarekat ini, tidak ada perbedaan diantara para jamaah, semua sama dimata Syekh Maulana. Setelah beberapa tahun ini peningkatan jamaah Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah kian meningkat, tercacat lebih dari 100 orang yang rata-rata umurnya adalah anak muda yang tersebar di berbagai desa dan kecamatan mulai dari wilayah Kebumen paling Barat yaitu Ijo, sampai wilayah Kebumen paling Timur yaitu Prembun. Bahkan sampai keluar kota seperti Banyumas, Banjarnegara, Puworejo dan lain sebagainya yang aktif mengikuti pengajian tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini.64 Wawancara dengan Hasan Ibnu Hadi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020 64



43



Wawancara dengan salah satu jamaah tarekat bernama Hilal Maghomi, dia mengatakan bahwa: “…seniki alhamdulillah kathah sing sami nderek bu. Mboten namung saking kalangan tiang sepah, namung kathah juga sing saking tiang nem. Sedoyo niku berkah pertolongane Guru Mursyid bu. Seniki kecatet wonten sing masih umur 15 tahun ingkang lenggah teng SMP (kelas 2 SMP) lan lintu lintunipun. Menawi ingkah kathah umuran 18-25 tahun (usia mahasiswa). Sedoyo wonten lan kesebar teng berbagai wilayah Kabupaten Kebumen bu. Menowo kerjanipun utowo kesibukanipun juga werni-werni bu, awit saking dados mahasiswa, nganggur, pegawai swasta, guru lan lintu-lintunipun sedoyo wonten bu. Menawi kempalane niku setiap malam Selasa, malam Jum’at lan malam Minggu. 65 (“…Sekarang Alhamdulillah sudah banyak yang ikut bu. Tidak hanya dari usia tua saja, tetapi banyak juga yang dari kalangan anak muda. Semua itu berkat pertolongan Guru Mursyid bu. Sekarang tercatat ada yang masih berumur 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP (kelas 2 SMP) dan lainnya kebanyakan memang berumur 18-25 tahun (usia mahasiswa). Semua ada dan tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Kebumen bu. Pekerjaannyapun bervariasi bu, mulai dari mahasiswa, pengangguran, pegawai swasta, guru dan lain sebagainya semua ada bu. Pokoknya kumplit. Untuk perkumpulan rutin setiap malam sesala, malam jum’at dan malam minggu”).



Wawancara dengan Hilal Maghomi, salah satu jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 24 Agustus 2020 65



44



Gambar. 2.3 Foto Hilal Maghomi dalam sesi wawancara Berikut ini adalah data Jamaah Baru Tarekat Ad-Dusuqiyah yang tersebar di wilayah Kabupaten Kebumen dengan usia 15-32 tahun diantaranya adalah sebagai berikut: NO



NAMA AHBAB



USIA



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.



M. Makruf Hasibi Sofiul Fuad Heri Yulianto Yogi Prasetyo Zaenur Rokhim Mahali Farid Muhtadi Khoerul Bakhir Ali Abrorudin Hilal Maghomi Miftahudin Nur Arifin Salim Ferry Ginanjar Bagus A. Mursyidin M. Rifki Al-Habib Ahmad Idzul Afriyanto Muhammad Hasan Nuruddin Anwar Fuadi Akhmad Mahfudin Muhammad Khotib Taufik Akbar Hasan Shohir Adi Prabowo Jimmi Herdiansyah Nur Muhammad Ahmad Basit



29 29 29 31 25 31 28 27 29 18 18 25 24 30 18 24 24 20 21 21 21 19 19 31 24 21 23 25



JENIS KELAMIN L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L



PEKERJAAN Pedagang Pedagang Petani Penjaga Parkir Wirausahawan Sekratris Desa Pegawai Swasta Wirausahawan Guru Sekolah Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Pegawai Swasta Wirausahawan Mahasiswa TU Sekolah Mahasiswa Wirausahawan Wirausahawan Guru SD Pegawai Swasta Penjual Air Mineral Pelajar Buruh Bangunan Peternak Prekutut Mahasiswa Mahasiswa Pegawai Bank 45



29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50 51. 52 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.



Badrul Habib Sany Rahmawati Muhyidin Ragil Ayatunnufus Syifa Khofifahing G. Nurul Karimah Hamdi Mustofa Anggi Budi Setiawan Lia Amalia Miftahudin M. Khoerul Fata Irfan Lutafi Ahmad Faizin Nur Sodik Muhammad Kevin A. Khanif Rosidi Ihsan Khanafi Dawam Ahsanal Fi’li Arifin Muhammad Muamar Ahmad F Fuad Majid Saeful Amri Muhammad Ulinnuha Hafiz Ghulam Jazuli Miftahudin Ulfah Khoeriyah Sulthon Khanif Rosidi Fuad Majid Fery Hermanto Dian Furhati Lala Ristanti



25 19 25 19 17 19 19 19 21 15 31 19 23 24 21 30 31 23 27 26 30 30 32 26 16 15 25 26 30 31 31 26 20



L P L P P P L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L P L L L L P P



Pegawai Kantor Mahasiswi Guru Sekolah Mahasiswi Pelajar SMA Mahasiswi Mahasiswa Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Siswa SMP Kyai/Ustadz Pekerja Proyek Pedagang Pakaian Petani Mahasiswa Juragan Buah Petani dan Peternak Mahasiswa Pedagang Usaha Warung Guru Sekolah Dasar Guru MTs Buruh Bangunan Arsitek Grafis Pelajar SMA Pelajar SMP Ibu Rumah Tangga Guru MTs Penjual Buah Guru SD Pedagang Guru MA Mahasiswa.66



E. Kesimpulan Tarekat Ad-Dusuqiyah merupakan tarekat yang sudah diakui di Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-Thariqoh alMu’tabarah an-Nahdliyyah atau disingkat JATMAN. Jam’iyyah Ahl alThariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah adalah Jam’iyyah diniyyah yang 66



Data Jamaah Baru Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah



46



berazaskan Islam. Tarekat ini didirikan oleh seorang wali kutub bernama Syaikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi. Ayah beliau bernama Abi al Majd bin Quraisy seorang ulama besar di desa Dusuq dan merupakan keturunan dari orang-orang Sholeh dan ahli ilmu. Kakeknya bernama Muhammad bin anNaja yang silsilahnya sampai pada ‘Ali Zain al-‘Abidin putra Sayyida Imam al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW. Syeikh Maulana Ibrahim Ad-Dusuqi merupakan salah satu Wali Quthub yang keempat dan yang terakhir setelah Syeikh Ahmad Ar-rifa’i RA yang melahirkan tarekat Rifa’iyah, Syeikh Abdul-Qadir al-Jaelani RA yang melahirkan tarekat Qadiriyah, dan Syeikh Ahmad al-Badawi RA dan Syeikh Ibrahim Ad-Dusuqi yang melahirkan tarekat Ad-Dusuqiyah Penyebaran



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



khususnya



di



Kabupaten



Kebumen dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu masyayikh Pondok Pesantren Darussa’adah. Beliau mengenal tarekat ini Ketika beliau kuliah di Al-Azhar Kairo Mesir. Ketertarikan beliau mengikuti tarekat AdDusuqiyah awalnya diajak oleh salah satu temannya yang mengatakan bahwa ada majlis taklim yang di dalamnya (pengajiannya) boleh merokok. Ketika mengikuti pengajian di tarekat Dusuqiyah yang pada saat itu pengajian di isi oleh Mayor Jenderal Sofwat seorang militer dengan berpakaian kaos dan bercelana Levies sehingga K.H Adib Amrullah, Lc pun merasa nyaman. Awal mula dakwah penyebaran tarekat ini di Kabupaten Kebumen adalah masyarakat desa. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui



47



kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa lainnya melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Setelah beberapa tahun ini peningkatan jamaah tarekat kian Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah meningkat, tercacat lebih dari 100 orang yang rata-rata umurnya adalah anak muda yang tersebar di berbagai desa dan kecamatan mulai dari wilayah Kebumen paling Barat yaitu Ijo, sampai wilayah Kebumen paling Timur yaitu Prembun. Penyebarannyapun makin lama makin pesat dengan menjangkau semua lapisan masyarakat dan lapisan umur seperti yang sudah dijelaskan di atas.



48



BAB III TAREKAT AD-DUSUQIYAH MUHAMMADIYAH DI KEBUMEN A. Pendahuluan Dalam bab ini penulis akan membahas menganai ajaran-ajaran dan amaliah-amaliah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Hal tersebut dianggap sangat penting, sebab dengan adanya ajaran-ajaran Tarekat dan amaliah-amaliahnya membentuk karakter pengikutnya melalui wirid-wirid yang dibaca. B. Ajaran-Ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Ajaran-Ajaran tarekat Dusuqiyah sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari terdapat sepuluh nilai yang diajarkan adalah sebagai berikut: 1.



Tidak Boleh Saling Menyakiti, Sesama Ahbab Harus Saling Mencintai Mengenai hal ini, Syaikh Maulana Ibrahim al-Dusuqi67 berkata, dalam cinta tak pernah ada kata luka, setiap yang berhati pasti mempunyai cinta termasuk tembok, batu, dan lain sebagainya. Salah seorang jamaah tarekat berkata bahwa: ajaran cinta inilah yang membedakan dengan tarekat-tarekat lainnya. Bukan hanya seperti saudara kandung bahkan ikatannya adalah seperti seorang yang saling mencintai. Sesorang yang mencintai berarti dia menerima dengan Bahagia kekurangan atau kelebihannya. Jika sudah cinta tentu dia tidak



67



Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah.



49



akan pernah merasa terluka oleh seseorang yang dicinta meskipun dihina, dicaci maki dan lain sebagainya. Kita semua itu harus saling mencintai lebih dari saudara, karena saudara bisa saling membunuh seperti peristiwa Habil dab Qabil. Belajar mencintai sesama ahbab dalam skala yang kecil, mencintai sesama Islam dalam skala yang lebih besar dan puncaknya adalah mencintai kepada semua manusia.68 2.



Menjauhi Segala yang Haram dan Syubhat. Mengenai hal ini Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “jauhilah perkara yang haram karena itu adalah makanan neraka dan jauhilah perkara yang subhat karena itu perkara yang mendekati haram. Memohonlah kamu kepadanya, semoga dijauhi dari perkara yang haram yang dapat membuat gelap hatimu. Salah satu jamaah tarekat mengatakan bahwa sesuatu yang haram itu dapat menggelapkan hati dan menyebabkan tidak tenteramnya hidup. Jika apa yang kita makan dari rizki yang haram niscaya dapat dipastikan bahwa hidupnya tidak akan berkah dan jauh dari agama.69



3.



Memerangi Hawa Nafsu Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “setiap manusia mempunyai hawa yang akan membuat dirinya ingin melakukan sesuatu. Sebagai manusia biasa tak pernah bisa lepas dari perbuatan perbuatan tercela melalui hawa nafsu yang menggoda. Perangilah itu, karena itu



Wawancara dengan Ahmad Idzul Afriyanti salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 09 September 2020 69 Wawancara dengan Badul Habib salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 10 September 2020 68



50



adalah jihad yang paling besar dalam dirimu”. K.H Adib Amrullah Lc berkata bahwa setiap manusia mempunyai hawa. Dengan hal ini dia akan membuat dirinya melakukan apa yang diinginkannya. Jadi perbuatan baik dan jelek tergantung dari hawa yang mendorongnya. Jika ia mempunyai jiwa keagamaan yang tinggi dan hatinya bersih dari kotoran maka hawa untuk melakukan kejelekan akan tertahan olehnya karena setiap manusia ada tingkatan-tingkatan hawa seperti amarah bissu’ (memerintahkan kejelekan), mutmainnah, rodiah, mardiyah, Kamilah dan fitrah.70 4.



Berdzikirlah kepada Allah SWT dalam keadaan bagaimanapun. Untuk itu, Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, berdzikirlah kalian dalam setiap waktu dan dalam setiap keadaan. Jadikanlah dzikir seperti makananmu sebagaimana jasadmu yang membutuhkan makan untuk hidupmu. Dengan berdzikir kepada Allah akan membersihkan hati dari perilaku-perilaku maksiat karena dalam hatinya sudah tertanam nama Tuhannya. Dalam tarekah Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini, dzikir-dzikir menjadi kewajiban yang harus dibaca bagi setiap orang yang sudah berbaiat dengan jumlah, bacaan dan waktu yang sudah ditentukan. Dzikir-dzikir ini dapat dilaksanakan dalam keadaan berdiri, berjalan, tiduran dan lain sebagainya.



5.



Janganlah bermalas-malasan.



Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 12 September 2020 70



51



Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata berkata, “seorang salik yang sedang menuju jalan menuju Tuhannya tidak akan pernah bermalas-malasan dalam beribadah maupun dalam bekerja. Tidak ada satupun tarekat yang menyebabkan ia malas untuk bekerja karena kefakiran dapat menyebabkan kekufuran.”. 6.



Tidak Hubbun Dunya71 yang Berlebihan. Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi memperingatkan, Wahai anakku, janganlah kamu terpesona oleh hiasan duniawi, dan pernak perniknya, semua itu hanyalah dusta. Janganlah kamu mencintai perhiasan dunia secara berlebihan karena itu adalah bukan tujuan dari seorang Salik. Seorang Salik akan selalu mencintai Guru diatas apa yang dia miliki. Kebahagiaan Salik adalah pertolongan dari Guru. Bukan berarti menjadi kemalasan bagi salik untuk mencari rejeki, tetapi sebagai pedoman dan peringatan bagi salik untuk tidak terlarut atau terbuai oleh harta dunia seperti Qorun.



7.



Pergaulan yang Baik. Mengenai hal ini Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “Wahai anak-anakku, janganlah kamu bergaul dengan seorang penipu, pembohong dan orang panjang lidah, tetapi bergaullah dengan orang yang memperkenankan imbauan Tuhannya, sehingga kamu pun bisa mendapat petunjuk dari padanya, dapat meneladani kedisiplinan diri, dan



Hubbud Dunya adalah perilaku seseorang yang mencintai dunia secara berlebihan. Tujuan hidupnya seolah-olah hanyalah untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. Bahanyanya apabila beranggapan bahwa kebahagiaan hidupnya tergantung seberapa besar atau banyak harta yang ia miliki dan ibadah sudah tidak lagi penting baginya. Ketika mereka kehilangan harta mereka merasa sangat kehilangan karena harta tersebut sudah mandarah daging baginya. 71



52



suatu saat kamu akan berpisah dengannya secara benar”. Dalam kitab Alala berbunyi bahwa: “Yen ono konco olo, lakune dangduhono, yen ono konco bagus enggal ndang konconono” yang artinya bahwa apabila ada teman yang berperilaku jelek maka jauhilah, namun apabila ada teman



yang



baik



perilakunya



maka



bertemanlah.



Hal



ini



mengindikasikan bahwa lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Ibaratnya jika berteman dengan seorang penjual minyak wangi maka kita akan tercium bau wangi, namun sebaliknya jika berteman dengan seorang pencuri maka kita akan tercium kabar jeleknya. 8.



Ikhlas dalam Beramal Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “Jika engkau anakku dan pengikutku yang sebenarnya, maka ikhlaskanlah ibadahmu karena Allah SWT., minta nasihatlah kepada kalbumu, dan jangan engkau campurkan amalmu dengan dirham. Sesungguhnya inilah tariqahku. Barangsiapa yang mencintaiku, dia akan berjalan di jalan ini bersamaku”. Ajaran ikhlas beramal seperti yang dikatakan oleh salah satu jamaah terekat bermana Khoerul Bakhir yang mengatakan bahwa: “…ngge blajar ikhlas beramal niku sedoyo keapikan dewek dipun senderaken teng guru. Dados nopo sing kito paringaken kangge amal shodaqoh niku pemberian saking Guru Mursyid. Contone misale dewek ajeng shodaqoh arto kangge mbangun masjid utowo lintunipun, anggenipun ngucap kados niki… niki arto sking Guru, sanes arto kulo.



53



Menawi mpun saged kados niku, dados kito sedoyo ngraos mboten gadah nopo-nopo kedaeh estu-estu nyuwun pitulungane Guru Mursyid. Artinya “…untuk belajar ikhlas beramal semua kebaikan yang kita lakukan itu dinisbatkan kepada Guru. Sehingga semua yang kita berikan untuk beramal shodaqoh itu adalah pemberian atau harta dari Guru Mursyid. Contohnya adalah misalnya kita mau bershodaqoh uang untuk pembangunan masjid atau yang lainya, Ketika akan diberikan berkatalah seperti ini…ini adalah uang dari Guru, bukan uang saya. Jadi bagi seorang Salik, kita semua adalah orang yang tidak punya apa-apa, sehingga benar-benar meminta pertolongan dari Guru Mursyid.72 9.



Patuh terhadap perintah dan larangan Syaikh Mursyid/Guru. Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi berkata, “Sesungguhnya seorang Syaikh adalah bapak rohani, maka anak tidak boleh membantah terhadap orang tuanya. Adalah suatu hal yang tidak dapat kami mengerti jika ada yang masih membandel, padahal perintah demikian bersifat umum dalam segala hal. Dalam hal ini, hendaklah murid menjadikan dirinya laksana mayat dihadapan orang yang memandikannya. Oleh sebab itu, wahai anakku, taatlah kepada bapak rohanimu”.



10. Taqarrub Ilallah Ini terkesan dari ucapan Syeikh Maulana Ibrahim Al-Dusuqi yang mengatakan bahwa bagi seorang Salik tujuan bertarekat adalah untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT melalui dzikir-dzikir dan Wawancara dengan Khoerul Bakhir salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 10 September 2020 72



54



amalan-amalan dari sang Guru. Janganlah kamu berpaling darinya apalagi menjauhinya. Dengan demikian tujuan tarekat tidak lain adalah untuk mendapatkan Guru sebagai penolong dan petunjuk jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan bertujuan untuk kepentingankepentingan duniawi. Bagi seorang Salik tidak ada yang dapat menolongnya dirinya sendiri kecuali dengan perantara seorang Guru Mursyid.73 C.



Amalan-Amalan Tarekat Ad-Dusuqiah Dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, seorang salik mempunyai amalam-amalan yang harus dikerjakan sebagai wujud kepatuhan dan kecintaan kepada Guru Mursyid. Adapun bentuk Amalan-Amalan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah adalah sebagai berikut: 1.



Baiat Bagi jamaah baru, bait merupakan sesuatu yang wajib dilakukan. Bait merupakan bukti sebuah pengakuan atas keikutsertaan dan kepasrahan dalam menjalankan amalan-amalan tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah. Pembai’atan menyerukan sebuah prosesi perjanjian atau ikrar antara seorang murid terhadap seorang mursyid. Dalam sebuah tarekat Baiat merupakan bentuk penyerahan diri seorang murid untuk dibina dan dibimbing dalam rangka membersihkan jiwanya, dan mendekatkan diri kepada Tuhannya melalui dzikir-dzikir dan wiridwirid. Pembaiatan merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh



Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 10 September 2020. 73



55



seorang salik, sebagai ikrar dan bukti bahwa dirinya telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Guru Mursyid dan sebagai prosesi awal bahwa dia sudah masuk bertarekat. Baiat merupakan hal sesuatu yang wajib dilakukan bagi setiap orang yang ingin masuk tarekat. Dalam pembaiatan, ada kewajiban dan pantangan yang harus dijalankan dan dihindari bagi seorang Salik”.74 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baiat merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang Salik, selain itu baiat kepada Guru mursyid merupakan bentuk kepasrahan diri untuk memperoleh bimbingan dan pemeliharaan hati dan jiwa dari orang yang mempunyai spiritual tinggi dan orang yang sudah diizini oleh Tuhan dalam memahami isi Al-Qur’an, agar tersucikan dari apa saja yang menghalagi kedekatan dengan Allah SWT dan juga baiat merupakan sebuah syarat masuk dalam sebuah tarekat. Dalam tarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah sebuah awal pintu masuk untuk mengamalkan dzikir-dzikir dan amalan-amalan dari Guru Mursyid yang didalamnya ada kewajiban dan larangan yang harus dijalankan dan dihindari bagi seorang Salik. Baiat merupakan simbol kepasrahan diri seorang murid untuk dibimbing dan dibina selanjutnya untuk dibersihkan hatinya dari perbuatan-perbuatan tercela dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pertolongan dan madad dari Guru Mursyid. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh K.H Adib Amrullah Lc, yang mengatakan bahwa: 74



http:jombang.nu.or.id/, diakses pada tanggal 12 September 2020



56



Baiat merupakan pintu masuk awal bagi seorang salik yang ingin ikut tarekat agar seorang salik dapat mengamalkan wirid-wirid, dzikir-dzikir dan amalan-amalan yang menjadi kewajibannya. Dalam baiat mengandung perintah dan larangan yang harus dilakukan dan dilarang oleh seorang salik dalam menjadi seorang murid. Bai’at itu merupakan janji setia terhadap seorang mursyid untuk di amalkan ajaran-ajaran yang dianjurkan oleh seorang mursyid. Dalam baiat tidak ada unsur paksaan dari seorang salik dalam bertarekat. Kesetiaan dan kecintaan seorang salik dapat dinilai dari seberapa besar seorang salik mengamalkan kewajibannya dan menjauhi larangannya.75 Hal senada juga yang dinyatakan oleh salah satu jama’ah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah bernama Nur Shodik yang mengatakan bahwa: “…wekdal pertama kali kulo nderek kulo dibaiat riyin. Kulo didongani lan selajengipun kulo angsal dawuh-dawuh pantangan sing kedah kulo hindari. Wekdal semanten laranganipun antara lain niku ken ampun mencium tangan Gus Adib, ken ampun menyakiti sesama ahbab lan lintu-lintunipun. Baiat niku kan janji kange seorang murid dating Guru Mursyid anggenipun ngamalaken wirid-wirid kangge supados atine bersih men saged parek kalih Gusti Allah bu. Bait meniko bentuk kepasrahan seorang Murid dating Guru. Setelah kulo baiat, kulo ken ngamalaken dzikir-dzikir utowone wirid-wirid ken setiap dinten dipun waos, bacaane, jumlaeh lan wekdale ingkang sampun dipun tentoaken. Saking nderek utowone baiat meniko, semoga kulo piambek mlebet salah stunggalipun murid lank ulo piambek estu-estu nyadong lan ngarep-ngarep pitulungane Guru Mursyid anggenipun proses kangge marekaken kulo dating Pengeran Allah SWT. 76 “…Waktu pertama kali saya masuk tarekat saya dibaiat dulu bu. Saya didoakan dan selanjutnya saya mendapatkan kata-kata larangan yang harus dihindari untuk saya lakukan. Waktu itu bentuk larangan-larangan antara lain adalah larangan untuk mencium tangan Gus Adib, larangan untuk menyakiti sesama ahbab dan lain sebagainya. Kalau bai’at itu kan janji seorang murid kepada mursyid dalam mengamalkan dzikir-dzikir dan Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc selaku pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah wilayah Kabupaten Kebumen pada 15 September 2020 76 Wawancara dengan Nur Shodik salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 20 September 2020. 75



57



wirid-wirid dalam proses pembersihan hati. Baiat merupakan bentuk kepasrahan seorang murid kepada Guru Mursyid. Setelah saya dibaiat saya disuruh mengamalkan dzikir-dzikir yang setiap hari saya membacanya. Melalui baiat ini semoga saya termasuk salah satu muridnya dan saya sangat berharap pertolongan dan bimbingan Guru Mursyid dalam proses mendekatkan diri saya kepada Allah SWT. Dalam tradisi tarekat, termasuk pada Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, seseorang salik tidak boleh mengamalkan wirid-wirid dan amalan-amalan atau dzikir-dzikir tarekat kalau belum mendapatkan berbaiat kepada Guru Mursyid. Peryataan ini senada dengan pernyataan dari Nur Muhammad yang mengatakan bahwa: Bai’at itu ya jalan awal atau pintu masuk seorang salik bertarekat. Jika sudah baiat maka seketika itulah dia sudah berkewajiban mengamalkan wirid, dzikir dan amalan dari sang Guru Mursyid. Misalnya saja seorang salik yang sudah bai’at, orang tersebut boleh untuk belajar dan mengamalkan ajaran tarekat. Dalam aliran tarekat pada umumnya melarang untuk jangan sekali-kali mengamalkan wirid, dzikir atau amalan-amalan sebelum seorang salik dibaiat namun dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah ini Ketika orang sudah ingin masuk dan sudah mengamalkan wirid-wirid atau dzikir-dzikir maka seketika itu dia sudah berbaiat tanpa harus bertemu dengan wali pengganti dalam hal ini K.H Adib Amrullah, Lc. Begitupun sebaliknya seorang salik akan keluar dari tarekat apabila dia sudah tidak lagi mengamalkan ajarannya dan sudah tidak lagi menginginkan bimbingan dan pertolongan dari Guru Mursyid. Jadi dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah



58



Muhammadiyah untuk masuk dalam tarekat ini sangat mudah keluarnyapun juga sangat mudah.77



Gambar.3.1. Salah Satu Pelajar yang Sudah Baiat 2.



Dzikir Dzikir



di



dalam



tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyah



merupakan suatu amalan wjaib yang sangat ditekankan kepada seorang salik dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT serta bentuk kecintaan kepada Sang Guru Mursyid, setelah seorang salik berbaiat dzikir-dzikir ini wajib untuk dibaca setiap harinya dengan jumlah dan bacaan yang sudah ditentukan oleh Guru Mursyid. Dalam upaya mendapatkan bimbingan dan pertologan dari Guru Mursyid, dzikir Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, pada tanggal 20 September 2020 77



59



tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi seorang mursyid dalam menjalankan perintah dan amalan tarekat dimana dzikir merupakan sebuah kebutuhan rohaniah dari setiap manusia yang pada intinya jika kebutuhan tersebut tidak bisa terpenuhi maka rohaniahnya akan bisa saja gelap. Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, dzikir dibaca dan diamalkan setiap harinya bagi seorang Salik berupa bacaan istighfar sebanyak 70.00078 sebagai awalan untuk mensucikan hati dan sebagai kebutuhan rohaniah dalam pengamalan dzikir tersebut terdapat ketentuan dan tata cara tertentu yang harus dilakukan dengan tawasul ke Guru Mursyid. Bacaan istighfar tersebut dibaca secara bertahap dengan waktu dan lamanya yang tidak ditentukan oleh Guru Mursyid. Semakin cepat menyelesaikan maka akan semakin baik karena Salik akan mengamalkan dzikir di tingkat selanjutnya. Dalam mengamalkan setiap dzikir, seorang Salik harus bertawasul kepada Guru Mursyid agar dzikir yang dibaca dapat diterima dan disempurnakan untuk diberikan kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu jamaah tarekat bernama Muhammad Rifki Al-Habib, dia mengatakan bahwa: “…Ewondene nggadahi jasad lan ruh, mestinipun menungso niku njjih terdiri saking 2 unsur inggih meniko wonten kebutuhan jasmaniah lan kebutuhan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah meniko saged tercukupi kalih perkoro-perkoro dunia maka kebutuhan Dzikir ini adalah dzikir wajib pada yang dilakukan dalam tingkatan/ kelas 1. Dzikir ini membaca istighfar 70.000 yang dapat dilakukan dengan cara bertahap dalam waktu yang tidak ditentukan dalam arti bebas untuk dijalankan tidak ada Batasan waktunya. Dzikir ini dibaca setelah membaca Asas Fawatih dengan ketentuan tawasul terlebih dahulu kepada Sang Guru Mursyid untuk dilengkapi, diindahkan dan di sempurnakan yang nantinya akan dipersembahkan kepada Allah SWT. 78



60



ruhaniah meniko saged terpenuhi kalian dzikir. Tanpo dzikir atine kulo piambek saged peteng lan mestinipun kedah wonten Guru Mursyid. Ewondene dzikir ingkang sampun dipun amalaken ko’ tanpo Guru Mursyid metinipun saged mbahayani kangge proses nyuciaken jiwo. Sing waune niat nyuciaken jiwone malah saged dados sewalike utowone saged gendheng piembek. Menawi berdzikir mboten ngangge Guru Mursyid mbok-mbok sing dikhawatiraken niku nopo sing mereka lakuaken mboten ngangge takeran. Ibarate penyakit niku mestine wonten obate, wonten resepe lan wonten anjuran saking dokter, meniko juga sami kalian dzikir. Menawi dzikir sing dilakoaken mboten wonten Guru Mursyid maka saged mawon ndamel tiang meniko gendheng. Gendheng kranten piambakipun ngamalaken mboten wonten pembimbingipun. Mungkin niki sing dilampahi teng tiang-tiang anggenipun marekaken piambakipun maring Pengeran Allah SWT lan nyuciaken atinipun mboten ngangge lantaran Guru Mursyid”. 79 (…Jika memiliki jasad dan ruh, tentunya manusia terdiri dari 2 unsur yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Apabila kebutuhan jasmaniah terpenuhi dengan perkara dunia maka kebutuhan ruhaniah akan terpenuhi dengan melakukan dzikir. Tanpa dzikir hati kita akan gelap dan tentunya harus ada seorang Guru Mursyid. Jika dzikir dilakukan tanpa adanya guru maka akan sangat berbahaya dalam proses mensucikan jiwanya. Bisa saja malah menjadi gila. Apabila berdzikir tanpa Guru Mursyid maka dikhawatirkan apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan prosedurnya. Ibarat penyakit itu ada obatnya, ada resepnya dan ada anjuran dari dokter begitupula dzikir. Jika dzikir dilakukan dengan tanpa Guru Mursyid maka bisa saja menjadikannya gila. Gila karena apa yang dia amalkan tidak ada pembimbing dan penolongnya. Mungkin ini yang dilakukan oleh beberapa orang dalam mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dan mensucikan hati namun tanpa Guru Mursyid). Kepasrahan



untuk



dibina



dan



dibimbing



serta



berharap



mendapatkan pertolongan dari Guru Mursyid akan sangat berpengaruh dalam kejiwaan seorang Salik. Kepasrahan dan ketulusan ini menjadikan seorang salik/murid tarekat untuk menjaga segala perbuatan dan hatinya agar tetap dalam mengamalkan dzikir, wirid dan amalannya tarekat sesuai dengan perintah Guru Mursyid. Karena dalam pandangan Salik Wawancara dengan M. Rifki Al-Habib salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 20 September 2020. 79



61



mengamalkan ajaran-ajaran Sang Guru Mursyid dengan berdzikir, muroqobah80, membaca hizb dan lain sebagainya merupakan bentuk kecintaan kepadanya. Dalam ajaran



Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah



dzikir-dzikir



terbagi menjadi beberapa kelas yang bacaanya berbeda dengan jumlah yang berbeda pula. Pada tingkatan pertama membaca istighfar sebanyak 70.000 kali, pada tingkatan kedua membaca la ila ha illalllah sebanyak 70.000, pada tingkatan ke tiga membaca Isim Mufrad (Allah) 81 sebayak jumlah yang sama dan seterusnya. Disamping itu juga diwajibkan untuk membaca Marbuthah82 dan hizb Saefi83 dengan prosedur dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Guru Mursyid. Pada tingkatan pertama untuk anak kecil biasanya hanya membaca asas fawatih saja bu mengingat umurnya masih terlalu kecil.84



Muroqobah adalah amalan atau ajaran dalam hal mendekatkan kepada Allah SWT melalui bacaan-bacaan wirid dari Guru Mursyid dengan cara memejamkan mata dan membayangkan wajah Guru Mursyid, muraqabah ini berlatih untuk konsentrasi dan fokus dalam membayangkan wajah Guru Mursyid. Amalan ini dilakukan dengan cara tawasul kepada Guru Mursyid, membaca wirid dan memejamkan serta dianjutkan duduk diatas kedua kaki. 81 Dzikir Isim Mufrad ini adalah membaca lafad Allah dengan jumlah 70.000 dengan waktu dan batas yang tidak ditentukan. Dzikir isim Mufrad ini dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah merupakan tingkatan ketiga setelah Dzikir Tahlil sebanyak 70.000. Dzikir Isim Mufrad ini merujuk pada Sahabat Ali bin Abi Thalib yang lafaldnya “Allah” sedangkan dzikir yang rujukannya sahabat Abu Bakar As-Syidiq ialah membaca lafad “la ilaha illa Allah” yang keduanya sebagai rujukan dari semua tarekat di dunia ini. 82 Marbuthah adalah kumpulan bacaan hizb yang dianjurkan utuk dibaca setiap harinya minimal 1 kali. 83 Hisib Saefi adalah hisb dari Sahabat Ali bin Abi Thalib yang kebanyakan semua tarekat tahu tentang hisb ini karena keramat dan fungsinya sebagai pelindung dari berbagai malapetaka atau musibah. 84 Wawancara dengan M. Khotib salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 20 September 2020 80



62



Gambar.3.2. Seorang Ahbab Tarekat sedang Mengamalkan Wirid



Adapaun dzikir-dzikir tarekat Ad-Dusuqiyah antara lain adalah sebagai berikut: a. Khotamus Sholawat Dzikir ini dibaca setelah sholat fardhu. Dzikir ini berfungsi sebagai cap atau legalitas untuk kesyahan sholat. Secara bahasa merupakan penutup sholat seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang mendapat predikat Khotamun Nabiyyin yaitu penutup para Nabi. Dianjurkan untuk dibaca rutin selama 40 hari setelah sholat fardhu tanpa terputus.85 Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc pimpinan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Wilayah Kabupaten Kebumen pada tanggal 20 September 2020 85



63



b.



Asas Fawatih86 Dzikir ini wajib dibaca 2 kali dalam sehari dan dilaksanakan setelah sholat Subuh dan Asyar. Waktunya adalah pertama, dimulai setelah shola subuh sampai sebelum asyar dan kedua dimulai setelah sholat asyar sampai sebelum Subuh. Hal ini sebagaimana penjelasan dari Muhammad Rosidin, dia mengatakan bahwa: Dzikir Asas Fawatih meniko dzikir ingkang wajib dilampahi kangge setip ahbab ingkang sampun bertarekat. Dzikir meniko kangge pondasi awal anggenipun nglampahi dzikir-dzikir lintune. Dzikir meniko wajib dilampahi sa’sampunipun sholat Subuh lan utowone sholat asyar. Saene dilampahi sa’wise kanti sa’jagongan utowo langsung rampung ananging kangge tahap pembelajaran kenging dilampahi secara bertahap utowone alon-alon. Setiap ahbab wajib maos dzikir meniko teng kelas nopo mawon. Teng dzikir fawatih sa’sampunipun maos setunggal baris kangge Guru sa’lajengipunmaos bismillah 3 kali lan surat Al-Ikhlas 7 kali khusus teng kanjeng Nabi maos fatihah 7 kali lan surat Al-Ikhlas 21 kali. Ketentuan meniko berlaku kangge sedoyo ahbab teng kelas pundi kemawon. Kangge ahbab-ahbab ingkang masih alit kados dene tiang kelas SMP utowone lare sekolah biasanipun dipun wajibaken riyin ngamalaken wirid niki supados mboten terbebani. 87 Dzikir Asas Fawatih merupakan dzikir wajib yang dilakukan oleh seorang jamaah tarekat. Dzikir ini sebagai pondasi awal dalam menjalankan dzikir-dzikir lainnya. Dzikir ini wajib dilakukan setelah melakukan sholat subuh, dan atau sholat asyar. Baiknya dilakukan secara langsung dalam arti satu kali selesai namun untuk tahap pembelajaran boleh dilakukan dengan bertahap. Setiap ahbab wajib membaca dzikir ini di kelas apapun. Dalam Fawatih setelah membaca satu baris nama Guru selanjutnya membaca Bismillah 3 kali dan surat



Asas Fawatih merupakan Dzikir yang dibaca wajib setiap hari yang terbagi setelah sholat Subuh dan Asyar. Asas ini berisi dzikir-dzikir dan fawatih ini berisi nama-nama Guru-Guru Mursyid Tarekat Ad-Dusuqiyah yang puncaknya sampai Sayyidina Maulana Muhammad SAW. Asas Fawatih ini wajib dibaca oleh pengikut Tarekat Ad-Dusuqiyah di kelas apapun. Biasanya untuk pengikut yang masih kecil hanya diwajibkan membaca Asas Fawatih saja. 87 Wawancara dengan M. Rosidin salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 20 September 2020 86



64



Al-Ikhlas 7 x. khusus pada Nabi membaca fathah 7 kali dan surat Al-Ikhlas sebanyak 21 kali. Ketentuan ini berlaku untuk semua ahbab di kelas manapun. Untuk ahbab-ahbab yang masih kecil seperti SMP atau anak sekolah biasanya diwajibkan dulu untuk mengamalkan wirid ini, agar tidak terbebani. c.



Istighfar Dzikir ini berfungsi untuk membersihkan kotoran-kotoran dalam hati, menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan sebelumnya. Dzikir ini dibaca 70.000 kali dengan batas waktu yang tidak ditentukan namun semakin cepat selesai maka akan semakin baik dan selanjutnya mengamalkan wirid setelahnya. Adapun bacaan dzikir ini adalah sebagai berikut:



‫أَ ْشتَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم هُ َو التَّ َّوابُ الرَّح ْي ٌم‬ 3.



Hizib Hizib (al-hizb) secara bahasa berarti pengaman atau pelindung. Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah Hizib merupakan kumpulan doa khusus atau wirid yang berfungsi sebagai ijazah yang diberikan Guru Mursyid kepada muridnya yang memiliki fungsi sendirisendiri.88 Dalam Tarekat ini ada banyak hizib yang diamalkan dan yang paling terkenal adalah hizib syaefi karangan Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Salah satu manfaat Hizib Syaefi sebagai pelindung dari penyakit termasuk virus Corona seperti sekarang yang sedang mewabah di Indonesia.



4. 88



Pengajian A. Aziz Masyhuri, Ensiklopedi 22 Aliran Tarekat Dalam Tasawuf, (Surabaya: Imtiyaz



2011). 7.



65



Pengajian rutin ini biasanya sudah ditentukan harinya. Dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pengajian ini merupakan salah satu momen untuk berkumpul, bertemu dan mengaji kalam-kalam Guru Mursyid. Pengajian ini dipimpin oleh K.H Adib Amrullah, Lc sebagai pemimpin wilayah Kabupaten Kebumen yang sudah diberi tugas oleh Guru Muryid untuk ditugaskan dan diberi pertanggungjawaban untuk memberikan ilmu dan penjelasan-penjelasan Guru dan orang yang memahami kalam-kalam Guru. Sebelum pengajian dimulai, biasanya dalam pengajian ini terlebih dahulu menyanyikan Syi’ir-syi’ir sufi secara bersama-sama dengan diiringi sebuah darbuka dan terkadang petikan gitar. Syi’ir-syi’ir dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah biasa disebut dengan Insyad.89 Kedekatan dan kebersamaan terlihat sangat melekat dalam kegiatan tarekat ini, dimana penulis melihat ada raut wajah bahagia, suka cita dan kegembiraan saat mereka para jamaah tarekat ini berkumpul. Sesekali guyonan dan humor sembari memegang Shisa90 terlontarkan dari para jamaah menambah suasana malam menjadi sangat indah. Para jamaah yang sebagian besar anak muda terlihat tidak ada beban dalam hidupnya menandakan bahwa kebahagiaan hidup bukanlah dinilai dari seberapa Insyad adalah kumpulan syi’ir-syi’ir karangan ulama-ulama sufi yang isinya tentang pujian, meminta pertolongan, dan lain sebagainya. Syi’ir ini biasa dinyanyikan setiap kali para ahbab kumpul dalam pengajian maupun di luar pengajian. 90 Alat yang digunakan untuk merokok yang bentuknya seperti botol. Shisha atau hookah adalah istilah dari Mesir untuk menyebut pipa air dengan tabung panjang yang terhubung ke sebuah wadah. Pipa ini digunakan untuk mengisap campuran tembakau rasa buah yang dibakar di atas wadah dengan menggunakan arang khusus. Hasil pemanasan ini kemudian mendorong asap ke dalam wadah air yang nantinya akan menguap. Uap inilah yang nantinya akan dihirup melalui selang untuk dinikmati 89



66



banyak harta yang kau miliki tetapi seberapa besar rasa syukur terhadap nikmat yang Allah SWT beri. 91 Dalam wawancara penulis dengan salah satu jamaah tarekat bernama Muhammad Khoerul Fata, dia mengatakan bahwa: Leres sanget bu. Saben minggunipun memang wonten rutinan pengaosan utowone pengajian ingkah dipun laksanaaken setiap malem Selasa malem Jum’at lan malem Minggu. Pengajian meniko dipimpin langsung oleh K.H Adib Amrullah Lc selaku pimpinan tarekat ingkang sampun diparingi wewenang utowone tanggungjawab anggenipun mimpin teng wilayah Kabupaten Kebumen. Kangge kulo piambak, pengajian niki sanget sae kranten mboten namung saged kepanggih kalih ahbab-ahbab tarekat, kulo piambak saged blajar lan nggolet ilmu kerohanian saking Kalam-kalam Maulana Syekh. Sedurunge pengajian mulai, biasanipun nglantunaken Insyadan riyin bu, utowone syair-syair karangan ulama-ulama sufi sambil diiringi kalian darbuka,92 petika gitar lan tepukan tangan. 93 Benar sekali bu, setiap minggunya memang ada rutinan pengaosan atau pengajian yaitu setiap malam Selasa, malam Jum’at dan malam Minggu. Pengajian ini dipimpin oleh K.H Adib Amrullah Lc selaku orang yang diberi wewenang atau tanggungjawab dalam memimpin tarekat di wilayah Kabupaten Kebumen. Bagi saya sendiri, pengajian ini amat sangat baik karena disamping bertemu dengan para ahbab-ahbab tarekat, saya sendiri dapat belajar dan menimba ilmu kerohanian dari KalamKalam Maulana Syekh. Sebelum pengajian dimulai, biasanya menyanyikan Insyadan dahulu bu, yaitu syi’ir-syi’ir karangan ulama-ulama sufi sambil diiringi dengan darbuka, petikan gitar dan tepukan tangan. Selain itu dalam kegiatan pengajian tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini selain menyampaikan kalam-kalam Guru Mursyid para ahbab juga diperbolehkan menanyakan hal-hal apapun yang Observasi penulis di Majlis Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Pondok Pesantren Darussa’adah. 92 Darbuka adalah alat musik pukul sejenis rebana yang berasal dari India yang masyhur digunakan dalam acara hadroh atau mahage. 93 Wawancara dengan M. Khoerul Fata salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 25 September 2020. 91



67



berkaitan dengan social, ekonomi, keagamaan ataupun masalah pribadi atau mungkin meminta keterangan atau penjelasan terkait dengan suatu permasalahan atau keterangan tentang hadist ataupun yang lainnya. Misalnya saja keterangan tentang hadist yang kurang lebih arti secara garis besarnya adalah jika kamu melihat kemungkaran maka jika kamu mampu ubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu dengan tanganmu maka ubahlah dengan perkataanmu, jika tidak mampu dengan perkataanmu maka ubahlah dengan hatimu dan itu adalah selemah lemahnya



iman.



Dalam



konteks



tariqat



tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyah yang menjadi selemah-lemahnya iman bukanlah dengan hati melainkan dengan tangannya.94 Inilah yang membedakan tarekat ini dengan yang lainya dengan lainya ataupun keterangan umum yang sampai saat ini masih diartikan seperti itu. Ataupun pemahaman tentang Dalil Al-Qur’an yang mengatakan bahwa “Bukankah aku menciptakan manusia dan jin melainkan hanya untuk beribadah kepadaku. Dalam



pengertian



tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyah



penciptaaan manusia dan jin memang bertujuan untuk menyembah. Namun dalam konteks ini penyembahan yang dilakukan oleh manusia dan jin itu umum, bukan hanya kepada Allah SWT saja. Karena tabiat manusia dan jin itu adalah menyembah. Dalam konteks menyembah, bisa saja menyembah uang, menyembah pangkat, menyembah kedudukan, menyembah wanita, menyembah apa saja. Jadi memang penciptaan Ini berlandaskan pada lafatd Dzalika yang dalam konteks ilmu nahwu itu menunjukkan isyarah jauh sedangkan isyarah jauhnya ialah pada merubah dengan tangan. 94



68



manusia dan jin oleh Allah SWT memang diciptakan untuk menyembah.95



Gambar. 3.3 Suasana Pengajian



Gambar. 3.4 Para Jamaah Tarekat dari Anak Muda



Wawancara dengan M. Khoerul Fata salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 25 September 2020 95



69



Adapun jadwal pengajian rutinnya Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: NO



NAMA



WAKTU



1.



KEGIATAN Pengajian rutin Dar (tempat) Muktisari



2.



malam selasa Pengajian rutin Dar



3



malam Jum’at K.H Adib Amrullah, Lc selesai Pengajian Rutin Dar (tempat) rumah Pukul 20.00 s/d Malam Minggu



5.



TEMPAT



(tempat)



Pukul 20.00 s/d



selesai rumah Pukul 20.00 s/d



K.H Adib Amrullah, Lc



selesai96



Muraqabbah Salah satu ajaran yang diterapkan di Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah yaitu Muraqabbah. Dalam kamus bahasa Arab Indonesia kata muraqabah secara bahasa adalah mendekat. Adapun secara istilah adalah membayangkan wajah Guru Mursyid agar mendapatkan madad dan pertolongannya. Hal ini juga menjadi ikatan spiritual antara Guru Mursyid dengan murid. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh salah satu Jama’ah lama bernama Sofiul Fuad yang mengatakan bahwa: Muraqabbah adalah hubungan spiritual antara murid dan Guru dengan cara membayangkan wajah Guru dengan mengamalkan wirid-wirid atau dzikir-dzikir yang sudah ditentukan. Amalan ini dilakukan dengan keadaan mata tertutup dan dianjurkan untuk tidak menghidupkan lampu agar supaya lebih khusu’ dalam menghadirkan wajah Guru Mursyid. Salah satu fungsi Muraqabah



Observasi penulis di Majlis Tarekah Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 03 Oktober 2020 96



70



ialah dapat menggandakan pahala dari dzikir-dzikir yang dibaca oleh ahbab-ahbab tarekat.97 Dengan penjelasan di atas menandakan bahwa dalam hubungan antara murid dan Guru Mursyid terdapat hubungan spiritual yang kuat dimana seorang murid sangat mencintai Gurunya dan berharap madad dan pertolongannya. Kebahagiaan murid mempunyai Guru Mursyid melebihi apapun. Bagi seorang salik, Guru merupakan penolong, dan panutan baginya dalam menjalankan syariat agama. Kedekatan spiritual seorang murid dengan Guru Mursyid melebihi kedekatan spiritual antara anak dan kedua orang tua. D. Kesimpulan Di dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah terdapat dzikirdzikir dan amalan-amalan yang sudah ditentukan oleh Guru Mursyid. Dzikirdzikir ini berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan kotoran hati melalui pertolongan, bimbingan dan arahan dari Guru Mursyid yang wajib dibaca dengan bacaan, waktu dan jumlah yang sudah ditentukan. Selanjutnya tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah mempunyai kegiatan yang tersusun dan dilaksanakan secara terus-menerus dalam upaya memberikan pembinaan, bimbingan, dan pemeliharaan ibadah dhohir maupun batin kepada para jamaahnya diantaranya terbagi menjadi dua bagian, yang pertama amalan-amalan tarekat dan kedua ajaran-ajaran tarekat. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan dan tentunya di dalam beberapa wirid-wirid tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah ini mempunyai tujuan dan Wawancara dengan Sofiul Fuad salah satu Jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 03 Oktober 2020 97



71



manfaat yang bermacam-macam misalnya saja Hizib Syaefi sebagai pelindung dari penyakit termasuk virus Corona seperti yang sedang mewabah di Indonesia sekarang ini.



BAB IV KETERTARIKAN PEMUDA BERTAREKAT DAN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA



72



A. Pendahuluan Dalam bab IV ini penulis akan menjelaskan tentang ketertarikan apa dalam diri pemuda-pemuda sehingga mereka ingin bertarekat dimana tentunya setiap jamaah mempunyai argumen dan alasan sendiri-sendiri. Kemudian apa dampak yang ditimbulkannya setelah ia bertarekat dilihat dari sisi ekonomi, sosial, dan keagamaan/spiritual. B. Ketertarikan Pemuda Bertarekat Orang umum sering terjebak dalam pemahaman yang keliru, tasawuf yang selama ini dipahami sebagai lambang kemunduran, lambang kemalasan karena dianggap hanya memikirkan perkara akhirat saja, berpakaian putih kotor, berpenampilan compang camping, bau, dekil, berjalan dipinggir jalan dan hidupnya jauh dari keramaian kota atau hiruk pikuk kemewahan dunia. Dalam sejatinya tasawuf bukanlah orang yang meninggalkan perkara dunia hanya mementingkan perkara akhirat saja, namun tasawuf menyingkirkan sifat hubbud dunya yang berlebihan bukan berarti meninggalkan perkara dunia dengan memerangi hawa nafsu, membersihkan hati untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui pertolongan Guru Mursyid dengan cara wirid, dzikir dan amaliyah-amaliyah lainnya. Tarekat merupakan upaya penyempurnaan ibadah Syariah dan rohaniah dalam melawan hawa nafsu yang merupakan musuh terberat bagi manusia. Tarekat merupakan jalan atau proses untuk membersihkan diri dan hati dari penyakit-penyakit hati seperti sombong, riya, iri, dengki, hasud, dan hubbud dunya (cinta dunia) dan perilaku tercela lainnya yang harus



73



ditinggalkan oleh orang-orang yang sudah mengikuti tarekat. Selain itu, tarekat merupakan jalan untuk menuju Allah SWT melewati Guru Mursyid dengan menggunakan amalan-amalan berbentuk wirid dan dzikir yang sebagai bentuk kecintaan padanya dan ajarannya yang harus dipercayai diyakini memiliki sanad keilmuan sambung menyambung dari guru (mursyid) ke guru lainnya dan puncaknya sampai kepada Nabi Muhammad SAW sebagai puncak dari semua ajaran Tarekat di dunia ini. Tarekat merupakan kebutuhan ruhaniah manusia yang selama ini terlupakan oleh kebanyakan manusia pada umumnya. Anggapan orang yang bertarekat harus sempurna dulu syariatnya adalah anggapan yang salah. Karena kesempuraan syariat itu tidak dapat diukur. Dan perlu digaris bawahi adalah tarekat adalah anugrah atau hidayah untuk menusia yang sudah mendapatkannya. Kepasrahan dan ketulusan seorang Salik untuk dibina dan dibimbing serta berharap mendapatkan pertolongan dari Guru Mursyid menjadikan seorang salik/murid tarekat untuk selalu menjaga segala perbuatan dan hatinya dari



perbuatan-perbuatan



tercela



dengan



selalu



beristiqomah



dalam



mengamalkan dzikir, wirid dan amalannya tarekat sesuai dengan perintah Guru Mursyid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pertolongannya. Dari beberapa wawancara penulis dengan Ahbab-Ahbab Tarekat ada beberapa alasan yang mendasari mereka untuk mengikuti dan berbaiat, diantaranya adalah sebagai berikut:



74



1.



Membersihkan Jiwa (Tazkiyat al-Nafs) Tazkiyah secara berasal dari bahasa Arab yang tercetak dari ism mufrad zakaa yang artinya bersih. Sedangkan al-Nafs menurut bahasa adalah jiwa. Jadi Tazkiyat al-Nafs secara bahasa adalah penyucian diri atau penyucian jiwa. Secara terminologi Tazkiyat al-Nafs merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang salik untuk membersihkan hari atau dirinya dengan bimbingan, arahan dan binaan Guru Mursyid melalui dzikir-dzikir atau amalan-amalan yang sudah ditentukan. Dzikir-dzikir dan amaliyah ini menjadi kewajiban bagi seorang salik untuk mengamalkannya sebagai bentuk ketaatan dan kecintaan kepada Guru Mursyid.98 Dalam



tradisi



tarekat



pada



umumnya,



Tazkiyat



al-Nafs



merupakan tujuan utama bagi seorang salik. Dengan bersihnya jiwa atau hati seorang salik maka secara otomatis menjadikannya seorang hamba yang dekat dengan Allah SWT. Selanjutnya dalam prakteknnya Tazkiyat al-Nafs ini diimplementasikan dengan sifat-sifat akhlakul karimah seperti wara, sabar, jujur, bersih, zuhud, dan perilaku akhlakul karimah lainnya. Pembersihan hati atau diri merupakan sesuatu yang penting dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui jalan yang disebut dengan tarekat. Penting bagi seorang salik untuk menempuh jalan ini karena tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan jika tidak melalui



Masyuri, prinsip-prinsip tazkiyah al-nafs dalam islam dan hubungannya dengan kesehatan mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2 Juli-Desember 2012. 98



75



tariqah atau jalan pertolongan dari seorang Guru Mursyid. 99 Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh M. Rifki Al-Habib katertarikannya bertarekat salah satu alasannya karena untuk mensucikan jiwanya, dia mengatakan bahwa: Kesibukan saya menjadi seorang TU sekolah dan mahasiswa sering sekali menjadi permasalahan dalam kehidupan saya pribadi dan tanpa terasa telah menjadikannya semakin jauh dari agama dan Tuhan. Kesibukan saya melalaikan kewajiban saya menjadi seorang hamba. Karena kesibukan inilah saya sering merasa tidak tenteram dalam hidup saya bukan karena tidak punya uang ataupun kekurangan materi lainnya. Ada perasaan tidak Bahagia atau tidak tenteram meskipun uang sudah kecukupan. Saya melihat teman-teman saya yang sudah bertarekat sekilas saya lihat sangat bahagia menjalani hidupnya. Padahal banyak lho yang belum bekerja. Tetapi ada perasaan Bahagia dan selalu ceria yang ditampilkan dari mereka-mereka semua. Dan itu berbanding terbalik dengan saya. Saya merasa penuh dosa dan kotor sehingga hati saya ini perlu dibersihkan atau disucikan. Saya ingin seperti mereka yang bahagia tanpa beban. Sejak saat itu saya mulai berfikir untuk masuk tarekat agar hidup saya tenteram dan bahagia secara ruhaniah dan tentunya dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT melalui pertolongan Guru Mursyid. Dan alhamdulillah selang beberapa hari saat itu saya memutuskan berbaiat lalu mengamalkan dzikir-dzikir dan amaliahnya yang selanjutnya saya memohon untuk dibimbing, diarahkan dan disempurnakan ibadah saya melalui pertolongan Guru Mursyid untuk dipersembahkan kepada Allah SWT.100 Hal senada juga disampaikan oleh Hilal Maghomi yang mengatakan bahwa jiwa yang bersih dari kotoran dan penyakit hati akan menghantarkannya kepada Allah SWT melalui wirid-wirid dan amaliyah yang diberikan oleh Guru Mursyid yang dilaksanakan dengan istiqomah dan penuh keikhlasan. Kebersihan hati ini akan membuatnya menjauhi Solihin, Tasawuf Tematik: Membedah Tema-Tema Penting Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm.. 125 100 Wawancara dengan M. Rifki Al-Habib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 10 Oktober 2020. 99



76



perkara-perkara yang dilarang oleh Allah karena dalam hatinya sudah bersemayam asma Allah dengan sifat kamal dan jalalnya. Diantara implementasi dari kebersihan hati adalah dengan sifat wara, zuhud, jujur, qanaah, dan perilaku baik lainnya.101



Gambar.4.1 Penyampaian Kalam-kalam Guru Mursyid yang disampaikan oleh K.H Adib Amrullah Lc selaku pimpinan wilayah Kabupaten kebumen Dengan demikian salah satu ketertarikan pemuda bertarekat adalah untuk membersihkan hati dan diri dimana kebersihan hati dan diri hanya bisa dilakukan dengan membaca wirid, dzikir yang diberikan oleh Guru Mursyid. Kegelisahan anak muda sekarang yang cenderung hanya memikirkan dunia dan harta menjadikan mereka jauh dengan agamanya sehingga menjadikan hidupnya tidak tenteram dan jauh dari kata ketenangan meskipun dalam hidupnya sudah berkecukupan materi. Ada Wawancara dengan Hilal Magomi salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 10 Oktober 2020 101



77



kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi yaitu kebahagiaan ruhaniah. Dan beruntunglah orang menerima hidayah dan kebahagiaan itu berupa tarekat pada dirinya karena sudah mempunyai seorang Guru Mursyid sebagai penolong dan pembimbing bagi dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2.



Mendekat kepada Allah (Taqorub Ilallah) Taqoorub102 secara bahasa adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT menjadi salah satu alasan mengapa pemuda bertarekat. Alasan ini sangat logis jika dihadapkan pada persoalan dan era globalisasi seperti sekarang ini dimana perilaku penyimpangan agama sudah sangat banyak terlihat di media-media televisi, radio maupun surat kabar. Kejahatan yang semakin parah ditambah lagi rusaknya generasi penerus bangsa kita. Tentu itu bukanlah cita-cita yang diharapkan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa ini. Dengan semakin rusaknya moral anak muda saat ini alternatif jalannya adalah dengan bertarekat mendekatkan diri kepada Allah melalui Guru Mursyid. Untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah tentu harus dengan hati yang bersih bimbingan, arahan dan pertolongan dari seorang Guru Mursyid. Katertarikan pemuda bertarekat lainnya adalah taqaarb ilallah seperti yang dikatakan oleh Muhammad Khotib, dia mengatakan bahwa:



Taqarub, berasal dari bahasa arab yang tercetak dari isim mufrad Qaoroba yang artinya dekat. Secara istilah Taqarrub merupakan suatu tindakan spiritual yang dilakukan oleh seorang salik dengan menjalankan amaliyah atau dizikir-dzikir sebagai alat untuk membersihkan diri agar supaya dapat mendekatkan dirinya dengan Allah SWT. 102



78



Ketertarikan kulo bertarekat niki kranten kangge marekaken kulo piambek dateng Pangeran Allah SWT kalih dalan mbersihaken awak disit kalih wirid-wirid utowone dzikir-dzikir lan amaliyahamaliyah tarekat melalui pitulungane Guru Mursyid supados nganteraken kulo dateng Allah SWT. Menawi awak kulo caket kalih Allah SWT, maka Allah ajeng maringi pancaranipun NurNya. Saking pancaranipun nur Ilahiyah dados sedoyo kebecikan saged mlebet wonten piambakipun. Betapa bugangahipun tiang ingkang saged angsal pancararanipun wau. Mugu-mugo kito sedoyo termasuk tiang ingkang saged nampi pancaranipun wau melalui perantara Guru Mursyid lan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Amiien. 103 Ketertarikan saya bertarekat karena untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara membersihkan hati saya terlebih dahulu dengan wirid-wirid atau dzikir-dzikir dan amaliyahamaliyah tarekat melalui pertolongan Guru Mursyid dalam menghantarkan diri saya kepada Allah SWT. Dengan mendekatkan diri kita kepada Allah, maka Dia akan memberi pancaran nur-Nya. Dari pancaran nur Ilahiyah maka semua kebaikan akan masuk pada dirinya. Betapa senangnya orang yang dapat menerima pancaran tersebut. Semoga kita semua termasuk orang yang dapat menerima pancaran nur tersebut melalui perantara Guru Mursyid dan Nabi Muhamamd SAW. Amiien. Dengan demikian alasan pemuda bertarekat karena melihat sudah rusaknya moral generasi muda saat ini yang diharapkan dapat menjadi penerus bangsa namun terlena dengan kenikmatan dunia sesaat. Saat ini tidak ada jalan lain kecuali terekatlah yang dapat menolong kita dari gemerlapnya dunia dan tipu daya kenikmatan dunia. Dengan bertarekat diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan kebersihan hati melalui wirid-wirid dan dzikir-dzikir sertan amaliyahamaliyah Guru Mursyid sebagai penyempura ibadah syariat. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT maka ketenangan hati dan ketenteraman hidup akan selalu kita rasakan dalam kondisi apapun dan Wawancara dengan Muhammad Khotib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 15 Oktober 2020. 103



79



dalam kedamaian apapun karena akan selalu merasa Tuhan selalu mengawasi kita dan nama Tuhan selalu tersebut dalam hati sanubarinya.



Gambar. 4.2 Foto Para Ahbab dalam kegiatan Rutin Pengajian 3.



Memperbaiki Niat Niat merupakan sesuatu yang penting karena dengan niat akan bernilai ibadah. Syah atau tidaknya perkara baik atau tidaknya apa yang dilakukan tergantung pada niat yang didasarinya. Perkara yang baik tentu harus didasari dengan iat yang baik jangan sampai karena alasan-alasan tertentu dapat mempengaruhi niat baik seorang salik. Begitupun di dalam bertarekat semua niatnya harus benar sesuai dengan ketentuan agama. Untuk itu, seorang salik harus berupaya memperbaiki niatnya agar tidak melenceng dari koridor agama. Dalam memperbaiki niat perlu seorang Guru Mursyid. Tasawuf merupakan salah satu cara untuk menjaga kita agar niat tetap bagus dan tidak melenceng dari jalur agama serta tetap



80



fokus dalam koridor agama yang lurus. Dan tentunya semua itu perlu pertolongan dan bimbingan dari seorang Guru Mursyid. Muhammad Rosidin mengatakan bahwa ada banyak orang yang bertarekat dengan niat yang berbeda-beda tentunya mereka mempunyai niat yang baik untuk merubah dari keadaan yang sebelumnya menuju keadaan



yang



lebih



baik



dengan



pertolongan



Guru



Mursyid.



Kenyataannya saya temukan tidak sedikit orang masuk tarekat karena salah dalam niatnya misalnya karena niat mencari kesembuhan, mencari kemakmuran ekonomi, mencari hiburan, mencari banyak teman dan lain sebagainya. Tentu niat-niat ini bukanlah hal pokok dalam bertarekat. Tidak ada sangkutpautnya perkara dunia seperti itu dengan perkara spiritual keagamaan. Ada pula niat untuk mendapatkan wanita, untuk mendapatkan jabatan tertentu di masyarakat, untuk amalan-amalan kekayaan dan lain sebagainya.104 Bagi seorang salik tentu hal tersebut di atas harus dihindari dan berhati-hatilah dalam niat bertariqah. Semoga kita semua mendapatkan bimbingan dari Guru Mursyid dan menerima kita semua menjadi murid beliau serta meluruskan niat-niat yang tidak sesuai dengan ketentuan dan ajaran beliau. Karena dalam niat bertariqah salah satu niat yang perlu dimengerti bagi seorang salik ialah niat untuk menghilangkan kebodohan, karena terkadang kita sendiri salah dalam memahami ajaran agama Islam itu sendiri. Kita itu butuh Guru Mursyid dalam memahami Wawancara dengan Muhammad Rosidin salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 15 Oktober 2020 104



81



ajaran Agama dimana dari beliau adalah orang yang sudah diberi Izin oleh Allah untuk dapat memahami isi Al-Qur’an dan ilmunya bersifat laduni. Maka dari itu ini menjadi sebuah acuan bahwa dalam memilih Guru tidaklah asal memilih harus benar-benar Guru yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT bukan malah menjauhkannya.105



Gambar. 4.3 Foto Muhammad Rosidin dalam sesi wawancara Dari hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa dalam bertarekat salah satu yang perlu digaris bawahi adalah niat yang baik dengan harapan dirinya mencapai kebahagiaan ruhaniah yang tidak mereka dapatkan ketika mereka pada maqam syariat. Karena pada makam ini dzikir sudah menjadi kewajiban dimana dzikir itu sendiri merupakan kebutuhan spiritual manusia. Melalui dzikir yang kita



Laduni adalah sebutan bagi mereka yang mempunyai keilmuan tanpa belajar kepada siapapun dan ilmu ini diberikan kepada orang-orang yang khusus. 105



82



amalkan niscaya hidup kita akan tenteram kebahagiaanpun akan kita dapatkan serta dalam menjalani hidup ini akan semakin mudah. 4.



Kebutuhan Ruhaniah Sebagai manusia yang terlahir dari jasmani dan ruhani maka setiap manusia mempunyai kebutuhan jasmaniah dan ruhaniah yang keduanya sama sama mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan jasmaniah merupakan salah suatu hal yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat bertahan hidup seperti makan, minum, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan ruhaniah adalah kebutuhan yang bersifat spiritual seperti ketenangan, ketenteraman, kenyamanan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Untuk itu maka perlu kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dapat tercukupi dengan baik agar terjadi keseimbangan dalam hidup. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Khoerul bakhir yang mengatakan bahwa ketertarikannya bertarekat adalah untuk mencukupi kebutuhan ruhaniah. Terkadang kita lupa bahwa ruh yang kita miliki itu perlu makan dan makanan ruh itu ya wirid. Tubuh jasmani kita membutuhkan makanan dan minuman agar badan kita tetap sehat dan kuat. Begitupun jiwa kita juga sangat membutuhkan makanan dan minuman rohani agar kita tetap baik dan mulia di hadapan Sang Pencipta melalui pertolongan Sang Guru Mursyid. Tidak bisa kita hanya memperhatikan yang badan saja lalu kita mengabaikan jiwa atau sebaliknya. Keduanya harus seimbang. Jika kebutuhan jasmaniah itu



83



butuh makan untuk kelangsungan hidup begitupun juga ruh perlu dzikir untuk membersihkan kotoran-kotoran hati dengan pertolongan Sang Guru Mursyid. Jika badan tidak makan saja bisa sakit ruhpun seperti itu bisa gelap, tidak ada ketenteraman hidup dalam dirinya. Untuk itu pemenuhan kebutuhan tersebut harus diperhatikan oleh setiap orang agar terjadi keseimbangan dalam hidup jika salah satu kebutuhan tidak tercukupi maka besar kemungkinan hidupnya belum tenteram meskipun kebutuhan jasmaniah terpenuhi dengan baik bahkan lebih.106 Dari hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa salah satu alasan mengapa pemuda bertarekat adalah karena merupakan kebutuhan ruhaniyah dimana kebutuhan ruhaniyah tersebut akan terpenuhi dengan membaca dzikir menyebut dan mengagungkan nama Allah SWT. Dalam konteks kebutuhan ruhaniyah ini, mereka para ahbab percaya bahwa kebahagiaan hidup tidak harus dengan banyaknya materi, banyak orang kaya yang mempunyai banyak materi tetapi hidupnya tidak bahagia dan sebaliknya banyak juga orang miskin yang hidupnya sangat bahagia. Melalui dzikir inilah diharapkan dalam menjalani hidup lebih bermakna dan dapat lebih bermartabat.



C. Pengaruh Tarekat bagi Jamaah dalam Ekonomi, Sosial, dan Kegamaan



Wawancara dengan Khoerul Bakhir salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 19 Oktober 2020 106



84



Dalam hal ini pengaruh ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah bagi para jamaah kaum mudanya sangat berarti, setelah ikut ke dalam tarekat Ad-Dusuqiyah ini, mereka mengalami perubahan dalam kehidupan seharihari melalui ajaran-ajaran yang disampaikan Sang Guru Mursyid melalui Kalam-Kalamnya. Tanda-tanda keberhasilan dalam berdakwah menurut Akhmad Mubarok adalah; pertama lahirnya pengertian, dimana yang disampikan dimengerti oleh yang menerima dalam hal ini adalah ajaran tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah dimengerti oleh jamaahnya. Dalam arti apa yang menjadi ajaran-ajaran tarekat dapat dimengerti oleh setiap ahbab dan dapat mengamalkannya. Kedua, timbulnya kesenangan, yakni orang yang menerima pesan yaitu mad’u merasa bahwa seruan dakwah dirasakan menyenangkan, menghibur dan memunculkan kesejukan jiwa. Hal ini yang dirasakan oleh para pengikut jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Ketiga, menimbulkan pengaruh pada sikap mad’u yang diakibatkan dari nasehat. Hal inipula yang penulis lihat dari keseharian para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah dalam menjalankan perintah agama dan ajaran-ajaran Guru Mursyidnya Keempat, memunculkan pola hubungan yang semakin erat solidaritas dan silaturrahmi yang kuat. Konsep ini yang membuat para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah semakin hari semakin banyak karena ada solidaritas di dalamnya tidak boleh menyakiti satu sama lain dan saling mencintai. Kelima, terjadinya aktifitas ketaatan dan rasa hormat atas apa yang



85



diperintahkan oleh sang da’i.



107



Hal ini juga termasuk penulis lihat adalah



perilaku jamaah tarekat Ad-Duzuqiyah Muhamamdiyah dimana mereka selalu taat menjalankan perintah Guru dan dawuh-dawuhnya selalu dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan ajaran dan amaliyah dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhamamdiyah dapat dilihat dalam kehidupan seharihari para jamaahnya yang semakin meningkat dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi apa yang dilarang oleh agama. Dan tentunya sangat patuh terhadap dawuh-dawuh atau Kalam-Kalam Sang Guru Mursyid dengan berdzikir setiap harinya sebagai kewajiban sebagai seorang murid dan bentuk kecintaan dan kepatuhan kepada Guru Mursyid. 108 Adapun dampak yang ditimbulkan setelah para pemuda bertarekat melalui wawanacara penulis dengan informan (ahbab-ahbab tarekat) maka dapat dikelompokan ke dalam 3 aspek yaitu dalam aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek keagamaan atau spiritual yang dapat dijelaskan sebagai mana berikut: 1.



PengaruhTarekat dalam Bidang Sosial Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupannya tidak akan lepas dari orang lain. Untuk itu manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan orang lain. Kehidupan bersosial tercermin dari bagaimana dia bermasyarakat dan komunikasi dengan masyarakat sekitarnya. Seorang salik tidak boleh menutup diri untuk kepentingan



Akhmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Membangun Cara Berpikir dan Merasa (Malang: Madani, 2014), 72. 108 Observasi penulis di Majlis Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah tanggal 19 Oktober 2020 107



86



orang lain misalnya dibutuhkan tenaga, dibutuhkan ilmunya dibutuhkan pemikiran programnya atau yang lainnya. Jangan sampai setelah bertarekat dia malah menutup diri untuk lingkungan sekitarnya dan kehidupannya yang tidak bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana manusia pada umumnya, para Jamaah Tarekat anak muda ini selain mereka beribadah dan menghambakan dirinya kepada Allah SWT, mereka juga juga dituntut untuk selalu bermasyarakat dan bersosial dengan lingkungan sekitar bahkan diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jika mereka dibutuhkan dengan batas dan kewajaran atau membantu dengan sebisanya. Di bawah ini akan penulis paparkan pengaruh tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dalam jamaahnya berdasarkan wawancara informan sebagai berikut: a.



Pengabdian Pengabdian merupakan bentuk perhatian seorang Salik dalam memperhatikan dan memikirkan kondisi masyarakat sekitar. Mengabdikan dirinya demi kepentingan sosial dan mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar merupakan salah satu bentuk ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Muhammad Khoerul Fata yang mengatakan bahwa: Sebagai menungso ingkang lair lan berkembang teng lingkungan masyarakat, sanget keliru menopo wonten tiang ingkang ndeweki lan mboten purun campur kalian masyarakat tangga teparo. Sebagai salah setunggalipun warga ingkah urip berdampingan kalian tinag lintune teng jero desa utowone masyarakat, dewek mboten pernah saged 87



urip dewekan tanpo bantuan saking mereka-mereka sedoyo contone kados dene sing dewek ningali wonten teng acara hajatan meniko njih masyarakat sekitar, ingkang mbantu acara kematian saking ngadusi sampai nguburaken juga sedoyo niku kedah nyuwun bantuan tangga teparo dados kito urip mboten saged misahaken awak saking mereka sedoyo bu. Mergo mekaten, sebagai warga ingkah sae lan wonten ing tarekat niki bentuk mbantu lan cinta kalih masyarakat kiwo tengene salah stunggalipun njih kalih pengabdian. Contone ngabdi dateng bidang keagamaan lewat damel madrasah diniah, ngajar wonten TPQ, pondok pesantren lan sa’lintunipun. 109 Sebagai manusia yang lahir dan berkembang di lingkungan masyarakat alangkah kelirunya jika dia menyendiri dan tidak mau bercampur dengan masyarakat sekitarnya. Sebagai seorang warga yang hidup berdampingan dengan orang lain dalam suatu desa/masyarakat, kita tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa ada bantuan dari mereka misalnya saja kita lihat yang membantu acara hajatan adalah masyarakat sekitar, yang membantu acara kematian dari memandikan sampai penguburan juga masyarakat jadi kita hidup tidak akan bisa memisahkan diri dengan mereka bu. Untuk itu sebagai warga yang baik dan dalam ajaran Tarekat ini bentuk membantu dan rasa cinta dengan masyarakat sekitar adalah dengan pengabdian. Misalnya mengabdi dalam bidang keagamaan dengan membuat madrasah diniah, mengajar di TPQ, Pondok Pesantren dan lain sebagainya. Dari wawancara di atas membuktikan bahwa dampak yang ditimbulkan dari seorang salik ketika dia bertarekat adalah peduli sosial melalui pengabdiannya terhadap masyarakat sekitar karena mereka tahu bahwa dirinya tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari mayarakat sekitar. Di dalam tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah juga terdapat ajaran tentang kewajiban untuk membantu



masyarakat



sekitar



apabila



dibutuhkan



dengan



semampunya atau sebisanya. Yang terpenting terlebih dahulu ialah Wawancara dengan Muhammad Khoerul Fata salah satu jamaah tarekat tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020 109



88



kebutuhan kita atau kepentingan diri sendiri harus tercukupi baru mementingkan kepentingan orang lain. Jangan sampai kepentingan sendiri belum terpenuhi tetapi lebih mementingkan urusan orang lain. Bukan berarti anti sosial, namun sebagai kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap diri sendiri agar tidak termasuk orangorang yang dholim terhadap diri sendiri. b.



Tolong Menolong Di dalam jiwa para Ahbab Tarekat sangat mudah untuk tolong menolong yaitu seperti waktu ada kegiatan tarekat mereka saling berbagi tempat, makanan ataupun kendaraan untuk berangkat ke acara rutin. Sikap tolong menolong ini tidak hanya untuk sesama Ahbab Tarekat saja tetapi juga masyarakat di desa masing-masing. Salah satu jamaah tarekat bernama Makruf Hasibi mengatakan bahwa: Bantu membantu niku mboten ndelelng tiang bu, kedaeh memang kangge sedoyo menungso lam sedoyo tiang ingkah mbutuhaken. Wonten ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kito mengajarkan bahwa menawi wonten warga masyarakat ingkang nyuwun tulung dateng njenengan maka bantulah kalih semampune lan sebisane. Bentuk nyuwun tulung mereka teng panjengengan niku inggih meniko lawang rahmat Allah SWT kangge panjenengan, menawi panjenengan nolak, lawang rahmat niku badhe ketutup. 110 Tolong menolong itu tanpa melihat orang bu, harusnya memang untuk semua orang dan semua yang membutuhkan. Dalam ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kami mengajarkan bahwa jika ada warga masyarakat yang meminta tolong kepadamu maka cukupilah itu dengan



Wawancara dengan M. Makruf Hasibi Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020. 110



salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah



89



semampunya dan sebisanya. Bentuk meminta pertolongan mereka kepadamu itu adalah pintu rahmat Allah untukmu, jika kamu menolaknya pintu rahmat itu akan tertutup. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Ahbab Tarekat bernama Nur Muhammad, dia mengatakan bahwa: Dalam ajaran tarekat yang saya anut atau ikuti, memang tidak dibolehkan untuk menutup diri terhadap sikap kepedulian terhadap warga masyarakat. Justru harus membantu apabila ada orang/warga masyarakat yang meminta tolong. Misalnya meminta tolong untuk mengajar anak-anak mengaji, meminta tolong untuk menjadi imam sholat dan lain sebagainya. Bentuk meminta tolong orang kepada kita menjadi pintu rahmat yang akan diberikan Allah SWT kepada kita. Jika itu ditolak, maka pintu rahmat akan ditutup.111 Tolong menolong sesama orang tidak memandang strata sosialnya semua sama antara orang bertarekat maupun orang yang belum bertarekat. Dengan sifat tolong menolong ini diharapkan akan timbul sifat kepedulian sesama warga masyarakat dan ke sesama manusia yang lainnya. c.



Kepedulian Setiap Ahbab Tarekat Ad-Dusuqiyah menjalin persaudaraan dengan sesama Ahbab dan masyarakat lainnya dengan memelihara tali silaturahmi dan saling menolong satu sama lain, baik sesama muslim maupun non muslim. Dalam pandangan tarekat AdDusuqiyah antara yang sudah baiat dan yang belum mereka tidak membeda bedakan semuanya dianggap sama dan perlu diperhatikan jika membutuhkan bantuan. Tidak ada dikotomi antara yang sudah



Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 24 Oktober 2020 111



90



ikut maupun yang belum ikut. Tingkat kepedulian sosial para Ahbab terhadap lingkungan masyakarat sekitar tetangga cukup tinggi. Misalnya saja dengan menyapa orang Ketika bertemu di jalan atau membantu tetangga yang sedang kesulitan. Para Ahbab Tarekat tidak mengedepankan kepentingan dirinya sendiri saja tetapi juga memperhatikan kepentingan dan kebutuhan orang lain. Setiap Ahbab dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan warga masyarakat. Interaksi sosial mereka juga senantiasa didasari oleh adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya saja kepedulian sosial saat kerja bakti di desa. Hal ini sebagaimana wawancara penulis dengan Ahbab Tarekat bermana Farid Muhtadi, dia mengatakan bahwa: Hidup di desa itu harus srawung dengan masyarakat mas, tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu sama lain, misalnya ada hajatan kan mereka yang membatu kita. Dalam ajaran tarekat kami itu ada ajaran kepedulian untuk sesama. Misalnya menghadiri undangan, membantu sesama, saling mencintai sesama Ahbab bahkan ke semua orang dan lain sebagainya bu. Selanjutnya apabila di desa sedang kerja bakti bentuk kepedulian kita ialah membantunya bisa membantu berupa tenaga, pikiran maupun harta. Kalau saya sendiri baru bisa membantu tenaga bu. Bahkan sangat tidak diperbolehkan ketika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan kita malah kita menolaknya. Dalam ajaran Tarekat Ad-Dusuqiyah ini bentuk bantuan masyarakat yang diberikan kepada kita adalah bentuk pintu rahmat Tuhan jika kita menolak berarti pintu rahmat akan ditutup.112



Wawancara dengan Nur Muhammad salah satu jamaah tarekat tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020 112



91



Gambar.4.4 Foto Ahbab tarekat sedang memikul bambu untuk pembangunan Majlis Taklim di Desa



Gambar.4.5 Ahbab Tarekat berpartsipasi menebang bambu Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh salah salah satu jamaah tarekat bernama Farid Muhtadi yang mengatakan bahwa: Ajaran tarekat tentu ada yang menyangkut masalah sosial bu. Bahkan ajaran tarekat ini sangat mmperhatikan itu seperti 92



mencukupi kebutuhan masyarakatan terlebih dahulu Ketika dibutuhkan, bagaimana saling menghargai satu sama lain, saling mencintai dengan sesama, saling peduli dan lain sebagainya yang itu semua konteksnya adalah untuk kebaikan Bersama.113 M. Khotib (19) tahun dalam wawancara dengan penulis menambahkan bahwa: Peranan tarekat Ad-Dusuqiyah pengembangannya dalam bidang sosial itu sangat tinggi, karena bagi mereka semua manusia itu sama dan harus mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan114 kita harus baik kepada sesama habab, sesama bukan ahbab sesama non muslim dan sesama manusia seluruhnya. Selanjutnya dalam ranah akhlak kepada manusia, ajaran Tarekat ini tidak menaggap bahwa yang belum bertarekat itu adalah orang yang kotor, banyak dosa dan lain sebagainya justru sebaliknya bahwa menggapkan diri sendiri sebagai orang yang hina yang butuh akan siraman-siraman dari Guru Mursyid melalui Kalam-Kalam, Madad dan Pertolongannya.115 Wawancara di atas menggambarkan bahwa pengaruh terhadap aspek sosial terlihat dalam perilaku para jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakatnya. Mereka tidak menutup diri untuk membantu dan peduli dengan lingkungan sekitar jika mereka (para Ahbab) dibutuhkan. Bentuk kepedulian ini dapat terlihat dari bagaimana cara mereka menghargai sesama, toleransi, interaksi sosial dan lain sebagainya.



Wawancara dengan Farid Muhtadi salah satu jamaah tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 22 Oktober 2020 114 Panggilan untuk jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah. 115 Wawancara dengan M. Khotib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 31 Oktober 2020 113



93



4.6. Menghadiri Undangan di Masyarakat Sekitar 2.



Pengaruh Tarekat dalam Bidang Ekonomi Amalan tarekat apakah berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi atau tidak, jawabannya tidak. Sepenggal dari jawaban Khoerul Bakhir. Dia berkata bahwa: Kesejahteraan ekonomi, uang, pangkat itu kan urusan dunawi, sedangkan tarekah adalah urusan ruhaniah. Antara duniawi dan ruhaniah jangan dicampur adukan itu sangat sekali berbeda. Namun bukan lantas kami tidak membutuhkan perkara duniawi, itu bukan? Jangan sampai kita terlena dengan gemerlapnya perhiasan duniawi bahkan mungkin sampai hubbud dunya. Nangudubillah.. namun yang saya pahami tarekat itu juga memerintahkan kita para jamaah untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Yang saya bahami adalah kami tetap diwajibkan utuk menari kebutuhan duniawi namun ingat jangan sampai menjadi kecinttan dunia atau hubbud dunya. Jika hal tesebut sudah masuk dalam diri manusia tentang kecintaan dunia yang berlebihan maka dia tergolong orang-orang yang merugi.116 Sejalan dengan hasil wawancara tersebut di atas, K.H Adib Amrullah LC mengatakan bahwa Ajaran Tarekat tidak diperbolehkan untuk bermalas malasan. Pandangan selama ini di masyarakat umum kan



Wawancara dengan Khoerul Bachir salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 31 Oktober 2020 116



94



menganggap bahwa orang yang sudah bertarekat itu sibuk dengan urusan akhirat, sudah tidak memperdulikan urusan dunia, itu jelas kurang tepat. Urusan dunia dan akherat sama-sama pentingnya dan saling berkaitan. Tapi ingat urusan dunia itu sebagai jembatan untuk memperoleh urusan akhirat agar apa yang kita lakukan di dunia ini mendapatkan hasil di akhirat kelak. Jangan sampai kita masuk golongan orang-orang hubbud dunya, mencintai perkara-perkara dunia sampai dia melupakan perkara akhirat sana. 117 3.



Pengaruh Tarekat dalam Bidang Keagamaan. Dalam praktek kegamaan tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah seseorang salik tentu memiliki pengalaman spiritual yang berbeda-beda. Hal ini jugalah yang membedakan alasan mengapa mereka tertarik untuk masuk tarekat. Setiap salik pasti mengalami perubahan dalam perilaku keagamaan yang semula dulunya belum baik berubah menjadi sesuatu yang lebih baik seperti ia semakin rajin, tempat waktu dalam melaksanakan ibadah dan meninggalkan apa yang dilarang oleh sang guru. Karena ajaran tarekat naqsyabandiyah mengajarkan kepada pengikutnya untuk senantiasa Muraqabah, yang dimana murid harus menanamkan dalam hatinya perasaan pengawasan. Karena ketika seorang murid sudah menanamkan rasa pengawasan dalam dirinya, jadi ia akan takut ketika ia akan melakukan suatu perbuatan yang dilarang



Wawancara dengan K.H Adib Amrullah, Lc, pimpinan cabang Kebumen tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyah Wilayah Kebumen pada tanggal 02 November 2020 117



95



Allah karena ia merasa ada sang pencipta yang mengawasinya sepanjang waktu. Dalam hal ini pengaruh-pengaruh Ahbab Tarekat setelah mereka masuk dalam segi spiritual keagamaan adalah sebagai berikut: a.



Mampu menenteramkan hati Usia muda merupakan usia yang masih labil dalam penemuan jati diri, terlebih lagi keinginan dan harapan yang banyak tentu akan membuatnya gelisah. Dengan adanya tarekat ini memberi pengaruh besar kepada jamaah anak muda. Hal itu diungkan oleh Zaenur Rokhim sebagai pedagang pakaian yang terbilang sukses, dia merasakan hati menjadi lebih tenang, karena tidak lagi terlalu hubbud dunya. Ketika mendengarkan Kalam-Kalam Guru hati terasa sedih akibat banyaknya dosa yang dilakukan dan jika mendengarkan lagu-lagu atau pujian-pujian sufi hati ini sangat nyaman dan tenteram.118



b.



Membentuk Akhlak yang Baik Ajaran



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



mengajarkan



tentang



bagaimana seseorang harus berprilaku yang baik dengan masuknya jamaah mereka menyadari untuk mulai mengindari perbuatan perbuatan yang tercela. Hal tersebut diungkapkan oleh Badrun Habib ketika terbiasa mengikuti tarekat, hati lebih tenang, tenteram segalanya terasa tidak beban sehingga pasrah kepada Allah sewaktu waktu Allah mentakdirkan apa yang terjadi kepada diri kita. Kita Wawancara dengan Zaenur Rokhim salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 05 November 2020. 118



96



harus bisa sabar, menerima, dan Bahagia. Bukan hanya akhlak yang baik kepada Allah saja tetapi juga kepada sesama manusia. Konsep yang diajarkan dalam Tarekat ini adalah cinta bukan lagi saudara. Karena jika sudah cinta maka tidak ada kata luka. Namun jika masih saudara kita lihat sejarah Habil dan Qabil saling membunuh satu sama lain padahal mereka saudara kandung sendiri. Kita belajar dari lingkup Ahbab dahulu, meluas dalam lingkup masyarakat, meluas dalam lingkup seiman, meluas dalam lingkup sesama manusia, dan meluas dalam lingkup semesta alam.119 Dari uraian diatas membuktikan jika amalan yang dijalankan secara terus menerus memberikan pengaruh yang positif bagi jamaah seperti ketenangan hati, berubahnya akhlak yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dengan tarekat ini juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku yang baik dalam kehidupan jamaah seperti menenteramkan hati, membentuk akhlak yang baik. Selain konsep yang diajarkan juga sangat baik yaitu konsep “cinta” karena dalam kata cinta tak ada kata luka.



c.



Dalam Menjalankan Sholat Dari obeservasi lapangan, penulis melihat bahwa Para jamaah lebih rajin menjalankan sholat di bandingkan sebelum



Wawancara dengan Badrun Habib salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 05 November 2020. 119



97



mengikuti jamaah tarekat seperti yang didapatkan peneliti yang diperoleh dari hasil temuan peneliti dilapangan adalah sebagai berikut: Ketika itu saya tidak sengaja terjun ke lapangan ke pondok pesantren Darussa’adah. Saya melihat mereka para ahbab sangat rajin dalam menjalankan sholat lima waktunya. Sembari setelah sholat selesai dilanjutkan membaca wirid Bersama-sama yang sebelumnya sudah mempersiapkan tasbih, dan buku tarekat. disediakan khusus untuk beribadah bahkan untuk umum pula.120 Dari wawancara lapangan lainnya, diperjelas dengan perkataan Hamdi Mustofa (18), yang mengatakan bahwa dia mengalami perubahan dalam hal sholat dia mengatakan bahwa kalau diri saya sendiri setelah saya ikut tarekat dampak yang saya rasakan adalah sholat lima waktunya menjadi baik. Banyak perubahan setelah mengikuti kegiatan tarekat ini, dulu awalnya beliau jarang sekali berjamaah sekarang beliau rajin berjamaah, kemudian sebelumnya beliau jarang bersedekah sekarang menjadi sering bersedekah. 121



D. Kesimpulan Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketertarikan pemuda bertarekat bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur dunia misalnya karena ingin kaya, ingin hiburan dan lain sebagainya. Ketertarikan mereka Observasi lapangan di Pondok pesantren Darussa’adah-Kritig, Petanahan, Kebumen. Wawancara dengan Hamdi Mustofa salah satu jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah pada tanggal 09 November 2020 120 121



98



bertarekat kebanyakan karena untuk ruhaniah. Orang umum sering terjebak dalam pemahaman yang keliru, tasawuf dipahami sebagai kemunduran Islam, lambang kemunduran, dan jorok gembel dan berpakaian compang camping. Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan rohani sehingga manusia bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha Sempurna melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam kepentingan materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang perlu dicukupi melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan ketenteraman dan kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek social kemasyarakatan, etos kerja dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan meningkatnya semangat spiritual keagamaan.



BAB V PENUTUP Kesimpulan



99



Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan, memanifestasikan dirinya dalam kesatuan syari’at (hukum Allah) dan Tassawuf (Thariqah atau jalan spiritual). Islam sebagai suatu sistem ajaran keagamaan yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk menghayati agama secara lahiriah dan batiniah yang keduanya tidak bisa dipisahkan. perkembangan tarekat di Indonesia khususnya di kebumen salama ini terkesan hanya diperuntukan atau diikuti untuk mereka yang sudah berusia tua. Dengan beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satunya adalah usia tua merupakan usia rawan dalam arti usia untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan dengan rutinitas kesibukan kerja yang mulai berkurang. Namun hal tersebut di atas berbeda dengan para jamaah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah. Tarekat Ad-Dusuqiah merupakan tarekat yang sudah diakui di Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah al-Thariqoh al-Mu’tabarah anNahdliyah) JATMAN. Tarekat ini didirikan oleh seorang wali kutub bernama Syaikh Maulana Ibrahim bin Abi al-Majd bin Quraisy bin Muhammad bin anNaja bin az-Zaki bin ‘Afi bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali az-Zahid bin Imam ‘Ali Zain al-‘Abidin bin Imam al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW. Penyebaran Tarekat Ad-Dusuqiyah khususnya di Kabupaten Kebumen dipelopori oleh K.H Adib Amrullah, Lc salah satu masyayikh Pondok Pesantren Darussa’adah. Awal mula dakwah penyebaran tarekat ini di Kabupaten Kebumen adalah masyarakat desa. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan



100



warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa lainnya melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Penyebarannyapun makin lama makin pesat dengan menjangkau semua lapisan masyarakat dan lapisan umur seperti yang sudah dijelaskan di atas Ketertarikan pemuda bertarekat bukan sebagai pelarian dari unsur-unsur dunia misalnya karena ingin kaya, ingin hiburan dan lain sebagainya. Ketertarikan mereka bertarekat kebanyakan karena untuk ruhaniah. Orang umum sering terjebak dalam pemahaman yang keliru, tasawuf dipahami sebagai kemunduran Islam, lambang kemunduran, dan jorok gembel dan berpakaian compang camping. Tasawuf merupakan upaya penyempurnaan rohani sehingga manusia bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha Sempurna melalui jihadunnafsi melawan hawa nafsu yang menyembul dalam kepentingan materi sesaat. Tasawuf merupakan kebutuhan ruhaniah yang perlu dicukupi melalui wirid dari Guru Mursyid agar mendapatkan ketenteraman dan kenyamanan hidup yang berdampak pada aspek social kemasyarakatan, etos kerja dalam mencukupi kebutuhan ekonomi dan meningkatnya semangat spiritual keagamaan.



DAFTAR PUSTAKA Aotad, Hasanul, (2015). Pemikiran Ḥabīb Abdullāh Al-Ḥaddād Mengenai Tasawuf Dan Pengaruh Tarekatnya di Yogyakarta, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.



101



Azwar, Saefuddin, (2010). Metode Penelitian, Cetakan XI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Creswell, John W., Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dhofier, Zamakhsyari, (2011). Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3ES. Haris Herdiansyah,(2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humaika. http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html http://bintang-sufi.blogspot.com/2009/03/bintang-sufi.html http://dayahfauzulfata.blogspot.com/2018/04/kisah-syeikh-ibrahim-ad-dusuqy.html



http:jombang.nu.or.id/ https://id.wikipedia.org/wiki/Ibrahim_ad-Dusuqi



Kamal, Ahmad Fauzi, (2005). Tarekat Syattariyah (Studi Tentang Perkembangan, Aktivitas, dan Hubungan Sosial Keagamaan Para Penganutnya di Desa Giriloyo Wukirsari, Imogiri Bantul, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Mahmud, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia. Masrur Ahmad MZ, (2014). Islam Hijau Merangkul Budaya, Menyambut Kearifan Lokal, AlQodir press: Cet. Pertama. Masyuri, prinsip-prinsip tazkiyah al-nafs dalam islam dan hubungannya dengan kesehatan mental, Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 2 JuliDesember 2012. Moleong, Lexy. J., (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mubarrokah, Siti, (2019). Tarekat Qadiriyah Di Dusun Saren Yogyakarta, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Mufadzilah, Ahmad Syafi’i, (2018). Tarekat Dan Tradisi Lokal (Studi Kasus Tarekat Syattariyah di Desa Setono Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Muhammad Azhar, Etika Politik Mohammed Arkaoun. Muzaiyana, (2019). Gerakan Tarekat Tijaniyah Dalam Masyarakat Madura Di Probolinggo (1930-2010), Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Nasihun, Amin, , Pemikiran Teologi Politik Abu Al-Hasan Al-Asy’ari. 102



Nata, Abudin, (1999). Metodologi Study Islam, Jakarta: PT Raja Gavindo Persada. Prastowo, Andi, (2014). Metode Penelitian kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Ratna, Nyoman Kutha, (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan IlmuIlmu Sosial Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rifa’I, A. Bachrun dan Hasan Mud’is, (2010). Filsafat Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia. Ritzer, George, (1998). Sosiologi Berparadigma Ganda, terj. Alimada Jakarta: Rajawali. Rusli, Ris’an, (2013). Tasawuf dan Tarekat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 183. Rusli, Ris’an, (2013). Tasawuf dan Tarekat, Jakarta: Rajawali Pers. Solihin, (2003). Tasawuf Tematik: Membedah Tema-Tema Penting Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia. Sri Mulyati, (2011) Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, Cet ke- 4, Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta. Sukawardi, Abdul Aziz, (2009). Sabda Sufistik: Upaya Memahami Nilai-Nilai Keindahan Islam Melalui Pendekatan Tasawuf dan Tarekat, Cet 1, Yogyakarta: Mahameru Press. Sukmadinata, (2012). Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan Kedelapan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syukur, Amin, (2003) Tassawuf Kontekstual; Solusi Problem Manusia Modern Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



INFORMAN: 1.



K.H Chafifudin Khanif



2.



K.H. Adib Amrullah, Lc 103



3.



M. Makruf Hasbi



4.



Sofiul Fuad



5.



M. Khoerul Fata



6.



Khoerul Bakhir



7.



Ali Abrorudin



8.



Farid Muhtadi



9.



Badrun Habib



10. Muhammad Khotib 11. Muhammad Rosidin 12. Hasan Shohir 13. Muhammad Rifki Al Habib 14. Dawam Ahsanal Fi’li 15. Hilal Maghomi 16. Nur Muhammad 17. Ahmad Idzul Afriyanto 18. Badrun Habib



PEDOMAN OBSERVASI KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT (Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen) 104



A. Pedoman Observasi 1. Identifikasi Observasi a. Hari, tanggal



: ……………………………………



b. Tempat



: ……………………………………



2. Aspek-aspek yang diamati a. Ajaran dan Amaliahnya Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah b. Sejarah Perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah di Kebumen c. Alasan pemuda banyak yang masuk tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah d. Dampak yang ditimbulkan setelah bertarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah 3. Lembar hasil obeservasi Contoh hasil lembar observasi No



Ketertarikan Bertarekat



Aspek Yang



Anak Muda



Diamati



Deskripsi



1. 2. 3. 4. 5. Dst.



PEDOMAN WAWANCARA KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT (Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen) A. Identitas Instrumen 1. Nama



: …………………………………………………….. 105



2. Usia



: ……………………………………………………..



3. Jenis Kelamin



: ……………………………………………………..



4. Pekerjaan



: ……………………………………………………..



5. Tanggal



: ……………………………………………………..



6. Waktu



: ……………………………………………………..



B. Pedoman Wawancara 1.



Siapa Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah ini?



2.



Apakah Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah sudah mu’tabarah?



3.



Bagaimana perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah di Kabupaten Kebumen?



4.



Ajaran apa saja yang ada diTarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?



5.



Amaliah-amaliah apa saja yang ada di Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?



6.



Apa pengertian Baiat dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?



7.



Apa maksud Dzikir Asas Fawatih dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah?



8.



Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah, apa yang dinamakan Rabithah?



9.



Alasan apa saja yang mendasari anak muda masuk dalam Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyyah?



10. Mengapa mensucikan jiwa menjadi asalan ketertarikan pemuda masuk dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? 11. Mengapa taqarrub ilallah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? 12. Mengapa memperbaiki niat menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? 13. Mengapa kebutuhan ruhaniah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? 14. Adakah



pengaruh



setelah



masuk



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyyah?



106



15. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal pegabdian masyarakat? 16.



Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal tolong menolong masyarakat?



17. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal kepedulian sesama? 18.



Apa Maksud pengaruh setelah masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam bidang ekonomi?



19. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal ketenangan hati? 20. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal pembentukan akhlak yang baik? 21. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal peningkatan Ibadah?



RANGKUMAN HASIL WAWANCARA KETERTARIKAN PEMUDA DALAM BERTAREKAT (Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kebumen)



107



Wawancara dilakukan dengan K.H Adib Amarullah, Lc, dan para jamaah muda Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah 1. Assalamu’alaikum pak, selamat Pak Yai? Jawab: Oh gih kang monggo. Ada yang bisa saya bantu? 2. Maaf sebelumnya pak. Saya mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya ingin melakukan penelitian Ketertarikan Pemuda dalam Bertarekat (Kajian tentang Ketertarikan Pemuda Masuk Tarekat AdDusuqiyah Muhammadiyyah di Kebumen) yang fokus kajiannya adalah ketertaikan pemuda bertarikah dan dampak yang ditimbulkannya. Jawab: Silahkan bu. Insya Alloh kami bantu. Jika membutuhkan kami, tinggal datang kesini atau menghubungi saya lewat HP. 3. Maaf sebelumnya Pak Yai, Siapa Pendiri Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah ini? Jawab: Syaikh Maulana Ibrahim bin Abi al Majd bin Quraisy bin Muhammad bin anNaja bin az-Zaki bin ‘Afi bin Muhammad alBaqir bin ‘Ali az-Zahid bin Imam ‘Ali Zain al-‘Abidin bin Imam al-Husain bin Sayyidinah Fatimah binti Rosulillah SAW. 4. Bagaimana perkembangan Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen? Jawab: Awal mula dakwah tarekat ini adalah masyarakat. Merintis dari wilayah Kebumen selatan daerah Desa Rantewringin dengan jamaah pada waktu itu kurang lebih 7 orang. Melalui kegiatan pengajian rutin yang diadakan setiap malam selasa lama kelamaan warga sekitar mulai tertarik dengan tarekat ini dan merambah ke desa-desa melalui dakwah dari masing-masing jamaah tarekat. Penyebarannyapun sangat pesat dan merambah pada semua lapisan masyarakat mulai dari kalangan masyarakat menengah kebawah (petani, pedagang sayur, satpam, tukang parkir dan lain sebagainya) sampai kelas menengah ke atas (seperti guru sekolah, pegawai kantor dinas, bidan, dokter bahkan elit politik). Penyebaran tarekat ini juga merambah pada berbagai umur mulai 108



dari umur 15 tahun sampai umur 60 tahun lebih. Namun dalam ajaran tarekat ini, tidak ada perbedaan diantara para jamaah, semua sama dimata Syekh Maulana. Setelah beberapa tahun ini peningkatan jamaah tarekat kian meningkat, tercacat lebih dari 100 orang yang rata-rata umurnya adalah anak muda dari anak-anak pondok dan masyarakat. Tercatat ada yang masih berumur 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP dan kebanyakan memang berumur 18-25 tahun 5. Apakah Tarekah ini mu’tabarah Pak Yai? Jawab: Tarekat Ad-Dusuqiyah merupakan tarekat yang sudah diakui di Indonesia (mu’tabarah) dan masuk dalam anggota Jamiyyah alThariqoh al-Mu’tabarah an-Nahdliyah) JATMAN. Jam’iyyah Ahl al-Thariqah



al-Mu’tabarah



al-Nahdliyah



adalah



Jam’iyyah



diniyyah yang berazaskan Islam ada ahl al-sunnah wa al-Jama’ah dengan menganut salah satu dari madzhab 4 (empat): Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam bidang fiqih, menganut ajaran al-Asy’ariyah dan alMaturidiyyah dalam bidang aqidah dan menganut faham al-Khusyairi, Hasan al-Basri, Juned al-Baghdadi dan al-Ghazali dan sesamanya dalam bidang tasawuf/tarekat 6. Ajaran apa saja yang ada diTarekat Ad-Dusuqiah Muhammadiyah? Jawab: Ajaran-Ajaran tarekat Dusuqiyah meliputi Memelihara adab dan aturan syari’at, yang didasarkan atas al-Qur’an dan sunah Nabi SAW, Menjauhi segala yang haram dan syubhat, Senantiasa waspada dalam menghadapi godaan hawa nafsu, Senantiasa ingat akan Allah SWT dalam keadaan bagaimanapun, Membiasakan lapar karena lapar mempermudah pelaksanaan ibadah dan menghilangkan rasa malas, Tidak terpesona oleh bunga-bunga dunia yang menyebabkan diri seseorang jatuh menjadi budaknya, Bergaul dengan orang yang berakhlak luhur, segala dengan segala amal, Patuh terhadap perintah dan larangan syaikh mursyid dan



109



Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam thariqah ini ialah fana’ dalam penyaksian wujud. 7. Amaliah-amaliah



apa



saja



yang



ada



di



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyyah ? Jawab: Ada baiat, dzikir, pengajian, hizb, dan muraqabah. 8. Apa pengertian Baiat dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Bai’at itu langkah awal bagi siapa saja yang mau ikut tarekat karena pintu masuknya tarekat ya bai’at itu, agar seseorang itu bisa menerima ajaran, wiridan yang di ajarkan di tarekat ini ini khususnya dalam pengamalan ajaran tarekat, setelah mereka terlebih dahulu mempersiapkan dirinya untuk kuat komitmen dan konsisten dalam mengamalkan ajaran tarekat atau dzikir-dzikir yang dianjurkan dalam tarekat ini maka setelah itu bisa saya bai’at mereka. Karena bai’at itu merupakan janji setia terhadap seorang mursyid untuk di amalkan ajaran-ajaran yang dianjurkan oleh seorang mursyid. Jamaah lain menambahkan: Bai’at itu ya jalan awal atau pintu masuk seorang salik bertarekat. Jika sudh baiat maka seketika itulah dia sudah berkewajiban mengamalkan wirid, dzikir dan amalan dari sang Guru Mursyid. Misalnya saja seorang salik yang sudah bai’at, orang tersebut boleh untuk belajar dan mengamalkan ajaran tarekat. Dalam alira tarekat pada umumnya melarang untuk jangan sekali-kali mengamalkan wirid, dzikir atau amalan-amalan sebelum seorang salik dibaiat namun dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah ini Ketika orang sudah ingin masuk dan sudah mengamalkan wirid-wirid atau dzikir-dzikir maka seketika itu dia sudah berbaiat tanpa harus bertemu dengan wali pengganti dalam hal ini K.H Adib Amrullah, Lc. Begitupun sebaliknya seorang salik akan keluar dari tarekat apabila dia sudah tidak lagi mengamalkan ajarannya dan sudah tidak lagi menginginkan bimbingan dan pertongolan 110



dari



Guru



Mursyid.



Jadi



dalam



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyah untuk masuk dalam tarekat ini sanga mudah keluarnyapun juga sangat mudah. 9. Apa maksud Dzikir Asas Fawatih dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Dzikir Asas Fawatih meniko dzikir ingkah wajib dilampahi kangge setip ahbab ingkang sampun bertarekat. Dzikir meniko kangge pondasi awal anggenipun nglampahi dzikir-dzikir lintune. Dzikir meniko wajib dilampahi sa’sampunipun sholat Subuh lan utowone



sholat



asyar.



Saene



dilampahi



sa’wise



kanti



sa’jagongan utowo langsung rampung ananging kangge tahap pembelajaran kenging dilampahi secara bertahap utowone alonalon. Setiap ahbab wajib maos dzikir meniko teng kelas nopo mawon. Teng dzikir fawatih sa’sampunipun maos setunggal baris kangge Guru sa’lajengipunmaos bismillah 3 kali lan surat AlIkhlas 7 kali khusus teng kanjeng Nabi maos fatihah 7 kali lan surat Al-Ikhlas 21 kali. Ketentuan meniko berlaku kangge sedoyo ahbab teng kelas pundi kemawon. Kangge ahbab-ahbab ingkang masih alit kados dene tiang kelas SMP utowone lare sekolah biasanipun dipun wajibaken riyin ngamalaken wirid niki supados mboten terbebani. Dzikir Asas Fawatih merupakan dzikir wajib yang dilakukan oleh seorang jamaah tarekat. Dzikir ini sebagai pondasi awal dalam menjalankan dzikir-dzikir lainnya. Dzikir ini wajib dilakukan setelah melakukan sholat subuh, dan atau sholat asyar. Baiknya dilakukan secara langsung dalam arti satu kali selesai namun untuk tahap pembelajaran boleh dilakukan dengan bertahap. Setiap ahbab wajib membaca dzikir ini di kelas apapun. Dalam Fawatih setelah membaca satu baris nama Guru selanjutnya membaca Bismillah 3 kali dan surat Al-Ikhlas 7 x. khusus pada 111



Nabi membaca fathah 7 kali dan surat Al-Ikhlas sebanyak 21 kali. Ketentuan ini berlaku untuk semua ahbab di kelas manapun. Untuk ahbab-ahbab yang masih kecil seperti SMP atau anak sekolah biasanya diwajibkan dulu untuk mengamalkan wirid ini, agar tidak terbebani. 10. Dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah, apa yang dinamakan Muraqabah? Jawab: Muraqabbah adalah hubungan spiritual antara murid dan Guru dengan cara membayangkan wajah Guru dengan mengamalkan wirid-wirid atau dzikir-dzikir yang sudah ditentukan. Amalan ini dilakukan dengan keadaan mata tertutup dan dianjurkan untuk tidak menghidupkan



lampu



agar



supaya



lebih



khusu’



dalam



menghadirkan wajah Guru Mursyid. Salah satu fungsi Muraqabah ialah dapat menggandakan pahala dari dzikir-dzikir yang dibaca oleh ahbab-ahbab tarekat wasilah. 11. Mengapa mensucikan jiwa menjadi asalan ketertarikan pemuda masuk dalam Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Kesibukan saya menjadi seorang TU sekolah dan mahasiswa sering sekali menjadi permasalahan dalam kehidupan saya pribadi dan tanpa terasa telah menjadikannya semakin jauh dari tuhannya. Jauhnya saya dari Tuhan membuat jiwa saya tidak renteram. Karena jiwa saya sendiri merasa tidak tenteram maka hidupnya sayapun menjadi tidak tenteram dan tidak teratur. Permasalahan kejiwaan yang selalu diliputi dengan persoalan-persoakan duniawi membuat jiwa saya menjadi semakin terhijab dan jarak dengan Tuhan menjadi semakin jauh. Untuk kembali dekat dengan tuhannya maka diperlukan untuk membersihkan dirinya dengan cara membersihkan jiwa (nafsnya). Pembersihan jiwa dalam istilah tasawuf dikenal dengan istilah tazkiyat al-Nafs. Dengan tazkiyat alNafs maka jiwa manusia akan kembali menjadi bersih dan dengan jiwa yang bersih, maka manusia dapat kembali dekat sedekat112



dekatnya dengan tuhan. Dengan posisi jiwa saya sendiri yang dekat dengan Tuhan, maka diharapkan kehidupan saya sendiri akan dipenuhi dengan cahaya Tuhan. Dengan nur tuhan, maka hidup saya akan menjadi tenteram dan semoga bahagia baik ketika saya hidup di dunia maupun saat di akherat kelak. Jamaah lain menambahkan bahwa: Jika manusia selalu berusaha membersihkan jiwanya, maka beruntung-lah manusia itu. Karena jiwa yang bersih akan memberikan manfaat yang besar bagi hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Begitu pula sebaliknya bila ia selalu mengotori jiwanya dengan perbuatan-perbuatan maksiat maka ia akan merugi, karena jiwa yang kotor itu akan memunculkan berbagai masalah dan penderitaan sepanjang hidupnya di dunia dan diakhirat kelak ia akan menghadapi siksaan yang amat berat dari Tuhan 12. Mengapa taqarrub ilallah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Ketertarikan saya bertarekat karena untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam hadist sudah dikatakan bu Hamba Allah yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal sunah di samping amal yang diwajibkan, maka Allah akan mencintainya. Dengan mendekatkan diri kita kepada Allah, akan memberi beberapa kebaikan. Pertama, kita akan selalu ingat kepada-Nya, sehingga merasakan ketenangan dan ketenteraman hati. Selalu ridha, bersyukur, bersabar atas segala qadha dan qadar. Kedua, kita selalu berhatihati dalam berpikir, berperasaan, berkata, dan bertindak agar tidak menyimpang dari jalan-Nya karena selalu merasa dalam pengawasan-Nya. Ketiga, kita istiqamah untuk melakukan amal saleh. Sejauh mana orang itu kedekatannya pada Allah, maka sejauh mana orang itu bisa menghilangkan sifat



113



kemanusiannya bisa menghilangkan rasa dan merasa itu namanya kedekatan menghilangkan rasa. 13. Mengapa memperbaiki niat menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Ujian paling awal yang akan ditempuhi para calon pengikut tarekat ialah perkara berkaitan niat. Apakah motivasi yang mendorongnya masuk tarekat itu betul-betul didasari oleh niat ikhlas semata-mata menjalankan perintah Allah dan Rasulullah, atau terdapat niat-niat yang lain. Kenyataannya tidak sedikit orang masuk tarekat telah tersasar pada tapisan yang pertama ini lantaran salah soal "nawaitu". Ada yang niat kerana mengikuti ajakan kawan, niat mencari kesembuhan, niat mencari kemakmuran ekonomi atau malas kepada orang tuanya. Ada pula niat untuk kepimpinan dan kemegahan di mata masyarakat, ada yang niat supaya menguasai ilmu pengubatan, ada yang niat untuk kesaktian serta sebagainya. Bagi penempuh jalan tarekat seharusnya berhati-hati pada kesalahan



niat



ini,



kerana



ianya



akan



mempengaruhi



keberhasilannya kelak. Dan setelah masuk tarekat, kerap kali akan muncul godaan-godaan yang mengiringi para penempuhnya. 14. Mengapa kebutuhan ruhaniah menjadi alasan ketertarikan pemuda masuk Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah? Jawab: Ketertarikannya bertarekat adalah salahnya adalah untuk mencukupi kebutuhan ruhaniah. Terkadang kita lupa bahwa ruh yang kita miliki itu perlu makan dan makanan ruh itu ya wirid. Tubuh jasmani kita membutuhkan makanan dan minuman agar badan kita tetap sehat dan kuat. Begitupun jiwa kita juga sangat membutuhkan makanan dan minuman rohani agar kita tetap baik dan mulia di hadapan Sang Pencipta melaiu pertolongan Sang Guru Mursyid. Tidak bisa kita hanya memperhatikan yang badan saja lalu kita mengabaikan jiwa atau sebaliknya. Keduanya harus seimbang. Jika kebutuhan jasmaniah itu butuh makan untuk 114



kelangsungan hidup begitupun juga ruh perlu dzikir untuk membersihkan kotoran-kotoran hati dengan pertolongan Sang Guru Mursyid. Jika badan tidak makan saja bisa sakit ruhpun seperti itu bisa gelap, tidak ada ketenteraman hidup dalam dirinya. 15. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal pegabdian masyarakat? Jawab: Sebagai menungso ingkang lair lan berkembang teng lingkungan masyarakat, sanget keliru menopo wonten tiang ingkang ndeweki lan mboten purun campur kalian masyarakat tangga teparo. Sebagai salah setunggalipun warga ingkah urip berdampingan kalian tinag lintune teng jero desa utowone masyarakat, dewek mboten pernah saged urip dewekan tanpo bantuan saking merekamereka sedoyo contone kados dene sing dewek ningali wonten teng acara hajatan meniko njih masyarakat sekitar, ingkang mbantu acara kematian saking ngadusi sampai nguburaken juga sedoyo niku kedah nyuwun bantuan tangga teparo dados kito urip mboten saged misahaken awak saking mereka sedoyo bu. Mergo mekaten, sebagai warga ingkah sae lan wonten ing tarekat niki bentuk mbantu lan cinta kalih masyarakat kiwo tengene salah stunggalipun njih kalih pengabdian. Contone ngabdi dateng bidang keagamaan lewat damel madrasah diniah, ngajar wonten TPQ, pondok pesantren lan sa’lintunipun. Sebagai manusia yang lahir dan berkembang di lingkungan masyarakat alangkah kelirunya jika dia menyendiri dan tidak mau bercampur dengan masyarakat sekitarnya. Sebagai seorang warga yang hidup berdampingan dengan orang lain dalam suatu desa/masyarakat, kita tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa ada bantuan dari mereka misalnya saja kita lihat yang membantu acara hajatan adalah masyarakat sekitar, yang membantu acara kematian dari memandikan sampai penguburan



115



juga masyarakat jadi kita hidup tidak akan bisa memisahkan diri dengan mereka bu. Untuk itu sebagai warga yang baik dan dalam ajaran Tarekat ini bentuk membantu dan rasa cinta dengan masyarakat sekitar adalah dengan pengabdian. Misalnya mengabdi dalam bidang keagamaan dengan membuat madrasah diniah, mengajar di TPQ, Pondok Pesantren dan lain sebagainya. 16. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal tolong menolong masyarakat? Jawab: Bantu membantu niku mboten ndelelng tiang bu, kedaeh memang kangge sedoyo menungso lam sedoyo tiang ingkah mbutuhaken. Wonten ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kito mengajarkan bahwa menawi wonten warga masyarakat ingkang nyuwun



tulung



dateng



njenengan



maka



bantulah



kalih



semampune lan sebisane. Bentuk nyuwun tulung mereka teng panjengengan niku inggih meniko lawang rahmat Allah SWT kangge panjenengan, menawi panjenengan nolak, lawang rahmat niku badhe ketutup. Tolong menolong itu tanpa melihat orang bu, harusnya memang untuk semua orang dan semua yang membutuhkan. Dalam ajaran tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyah, Guru kami mengajarkan bahwa jika ada warga masyarakat yang meminta tolong kepadamu maka cukupilah itu dengan semampunya dan sebisanya. Bentuk meminta pertolongan mereka kepadamu itu adalah pintu rahmat Allah untukmu, jika kamu menolaknya pintu rahmat itu akan tertutup. Jamaah lain menambahkan: Dalam ajaran tarekat yang saya anut atau ikuti, memang tidak dibolehkan untuk menutup diri terhadap sikap kepedulian terhadap warga masyarakat. Justru harus membantu apabila ada orang/warga masyarakat yang meminta tolong. Misalnya meminta 116



tolong untuk mengajar anak-anak mengaji, meminta tolong untuk menjadi imam sholat dan lain sebagainya. Bentuk meminta tolong orang kepada kita menjadi pintu rahmat yang akan diberikan Allah SWT kepada kita. Jika itu ditolak, maka pintu rahmat akan ditutup 17. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal kepedulian sesama? Jawab: Hidup di desa itu harus srawung dengan masyarakat mas, tidak bisa hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu sama lain, misalnya ada hajatan kan mereka yang membatu kita. Dalam ajaran tarekat kami itu ada ajaran kepedulian untuk sesama. Misalnya menghadiri undangan, membantu sesama, saling mencintai sesama Ahbab bahkan ke semua orang dan lain sebagainya bu. Selanjutnya apabila di desa sedang kerja bakti bentuk kepedulian kita ialah membantunya bisa membantu berupa tenaga, pikiran maupun harta. Kalua saya sendiri baru bisa membantu tenaga bu. 18. Apa



Maksud



pengaruh



setelah



masuk



Tarekat



Ad-Dusuqiyah



Muhammadiyyah dalam bidang ekonomi? Jawab: Tarekat tidak diperbolehkan untuk bermalas malasan. Pandangan selama ini di masyarakat umum kan menganggap bahwa orang yang sudah bertarekat itu sibuk dengan urusan akhirat, sudah tidak memperdulikan urusan dunia, itu jelas kurang tepat. Urusan dunia dan akherat sama-sama pentingnya dan saling berkaitan. Tapi ingat urusan dunia itu sebagai jembatan untuk memperoleh urusan akhirat agar apa yang kita lakukan di dunia ini mendapatkan hasil di akhirat kelak. Jangan sampai kita masuk golongan orang-orang hubbud dunia, mencintai perkara-perkara dunia sampai dia melupakan perkara akhirat sana. Jamaah lain menambahkan: Kesejahteraan ekonomi, uang, pangkat itu kan urusan dunawi, sedangkan tarekah adalah urusan ruhaniah. Antara duniawi dan 117



ruhaniah jangan dicampur adukan itu sangat sekali berbeda. Namun bukan lantas kami tidak membutuhkan perkara duniawi, itu bukan? Jangan sampai kita terlena dengan gemerlapnya perhiasan duniawi bahkan mungkin sampai hubbud dunya. Nangudubillah.. namun yang saya pahami tarekat itu juga memerintahkan kita para jamaah untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Yang saya bahami adalah kami tetap diwajibkan utuk menari kebutuhan duniawi namun ingat jangan sampai menjadi kecinttan dunia atau hubbud dunya 19. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal ketenangan hati? Jawab: Usia muda merupakan usia yang masih labib dalam penemuan jati diri, terlebih lagi keinginan dan harapan yang banyak tentu akan membuatnya gelisah. Dengan adanya tarekat ini memberi pengaruh besar kepada jamaah anak muda. Hal itu diungkan oleh Zaenur Rokhim sebagai pedagang pakaian yang terbilang sukses, dia merasakan hati menjadi lebih tenang, karena tidak lagi terlalu hubbud dunya. Ketika mendengarkan Kalam-Kalam Guru hati terasa sedih akibat banyaknya dosa yang dilakukan dan jika mendengarkan lagu-lagu atau pujian-pujian sufi hati ini sangat nyaman dan tenteram. 20. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal pembentukan akhlak yang baik? Jawab: ketika terbiasa mengikuti tarekat, hati lebih tenang, tenteram segalanya terasa tidak beban sehingga pasrah kepada Allah sewaktu waktu Allah mentakdirkan apa yang terjadi kepada diri kita. Kita harus bisa sabar, menerima, dan Bahagia. Bukan hanya akhlak yang baik kepada Allah saja tetapi juga kepada sesame manusia. Konsep yang diajarkan dalam Tarekat ini adalah cinta bukan lagi saudara. Karena jika sudah cinta maka tidak ada kata luka. Namun jika masih saudara kita lihat sejarah Habil dan Qabil saling 118



membunuh satu sama lain padahal mereka saudara kandung sendiri. Kita belajar dari lingkup Ahbab dahulu, meluas dalam lingkup masyarakat, meluas dalam lingkup seiman, meluas dalam lingkup sesame manusia, dan meluas dalam lingkup semesta alam. 21. Apa maksud dari pengaruh Tarekat Ad-Dusuqiyah Muhammadiyyah dalam hal peningkatan Ibadah? Jawab: kalau diri saya sendiri setelah saya ikut tarekat dampak yang saya rasakan adalah sholat lima waktunya menjadi baik. Banyak perubahan setelah mengikuti kegiatan tarekat ini, dulu awalnya beliau jarang sekali berjamaah sekarang beliau rajin berjamaah, kemudian sebelumnya beliau jarang bersedekah sekarang menjadi sering bersedekah.



119