Khutbah Muharram [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Khutbah Jumat: Dua Pelajaran Penting dari Puasa Asyura Khutbah Pertama ْ ‫ي لَ ْواَل أَ ْن هَ َدانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء‬ ‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَ َدانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬ ُ ِّ ‫بِ ْال َح‬ ‫ون‬ َ ُ‫ور ْثتُ ُموهَا بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َمل‬ ِ ‫ق َونُو ُدوا أَ ْن تِ ْل ُك ُم ْال َجنَّةُ أ‬ .ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ َ ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ َ ‫اَللَّهُ ّم‬ ٍ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا َز ْو َجهَا َوب‬ ‫ث ِم ْنهُ َما‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬ ‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ‫ون بِ ِه َواأْل َرْ َحا َم إِ َّن هَّللا َ َك‬ َ ُ‫ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءل‬ َّ ‫ َوأَ َرنَا ال َح‬،ً‫ َو ِز ْدنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا بِ َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬ ‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا‬ ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫اط َل ب‬ ِ َ‫ َوأَ َرنَا الب‬،ُ‫اتِّبَا َعه‬ Amma ba’du … Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Di antara nikmat yang Allah anugerahkan adalah kita berada di bulan yang mulia, yaitu bulan Suro atau bulan Muharram. Bulan ini bukanlah bulan yang penuh dengan musibah atau penuh sial sebagaimana anggapan sebagian orang. Bulan Muharram ini disebut sebagai Syahrullah yaitu bulan yang benar-benar dimuliakan oleh Allah. Dalam hadits disebutkan,



ُ‫صالَة‬ َّ ‫ض ُل ال‬ َ ‫ض‬ َ ‫ض ِة‬ َ ‫صالَ ِة بَ ْع َد ْالفَ ِري‬ َ ‫ان َش ْه ُر هَّللا ِ ْال ُم َح َّر ُم َوأَ ْف‬ َ ‫ض ُل الصِّ يَ ِام بَ ْع َد َر َم‬ َ ‫أَ ْف‬ ‫اللَّي ِْل‬ “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim, no. 1163, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)



Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman dan penutup para Nabi yang juga menjadi  pembukan pintu surga pertama kali, yaitu nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada para sahabat, para tabi’in, serta kepada setiap orang yang mengikuti para salafush shalih dengan baik hingga akhir zaman. Di antara contoh yang baik yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada kita adalah beliau menganjurkan (menyunnahkan) puasa Asyura (10 Muharram). Namun beliau memerintahkan untuk berpuasa pula pada tanggal sembilannya dengan tujuan agar puasa Asyura tidak mirip dengan yang dilakukan oleh Yahudi dan Nashrani.   Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,



‫صا َرى‬ َ َّ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ إِنَّهُ يَ ْو ٌم تُ َعظِّ ُمهُ ْاليَهُو ُد َوالن‬



“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,



‫اس َع‬ ُ – ُ ‫ان ْال َعا ُم ْال ُم ْقبِ ُل – إِ ْن َشا َء هَّللا‬ َ ‫فَإِ َذا َك‬ ِ َّ‫ص ْمنَا ْاليَ ْو َم الت‬ “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,



.-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ت ْال َعا ُم ْال ُم ْقبِ ُل َحتَّى تُ ُوفِّ َى َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ْ‫فَلَ ْم يَأ‬



“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim, no. 1134)   Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Para jama’ah shalat Jumat yang moga dirahmati oleh Allah. Tadi telah disinggung mengenai puasa Tasu’a (9 Muharram) yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin melakukannya berbarengan dengan puasa Asyura. Adapun keutamaan dari puasa Asyura (10 Muharram) disebutkan haditsnya dalam kitab Shahih Muslim sebagai berikut. Dari Abu Qatadah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,



‫ قَا َل َو ُسئِ َل َع ْن‬.» َ‫اضيَةَ َو ْالبَاقِيَة‬ َ ‫َو ُسئِ َل َع ْن‬ ِ ‫ص ْو ِم يَ ْو ِم َع َرفَةَ فَقَا َل « يُ َكفِّ ُر ال َّسنَةَ ْال َم‬ َ‫اضيَة‬ َ ِ ‫ص ْو ِم يَ ْو ِم َعا ُشو َرا َء فَقَا َل « يُ َكفِّ ُر ال َّسنَةَ ْال َم‬ “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim, no. 1162).  



Pelajaran pertama, puasa sunnah berarti bisa menghapus dosa Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8:46) Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ah Al-Fatawa, 7:498-500)  



Pelajaran kedua, dari puasa Asyura, umat Islam diajarkan untuk tidak menyerupai non-muslim (tasyabbuh) Karena lihat saja dalam hadits di atas disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin menambah berpuasa pada hari kesembilan agar tidak mirip dengan ahli kitab yang berpuasa pada hari kesepuluh (hari Asyura). Ahli kitab mengagungkan hari Asyura untuk memperingati hari kemenangan Nabi Musa ‘alaihis salam atas Fir’aun sebagaimana cerita yang disebutkan dalam hadits berikut. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,



‫صيَا ًما يَ ْو َم َعا ُشو َرا َء‬ ِ ‫ قَ ِد َم ْال َم ِدينَةَ فَ َو َج َد ْاليَهُو َد‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ‫ فَقَالُوا‬.» ُ‫ « َما هَ َذا ْاليَ ْو ُم الَّ ِذى تَصُو ُمونَه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫فَقَا َل لَهُ ْم َرسُو ُل هَّللا‬ ‫صا َمهُ ُمو َسى‬ َ ‫هَ َذا يَ ْو ٌم َع ِظي ٌم أَ ْن َجى هَّللا ُ فِي ِه ُمو َسى َوقَ ْو َمهُ َو َغ َّر‬ َ َ‫ق فِرْ َع ْو َن َوقَ ْو َمهُ ف‬ ُّ ‫فَنَحْ ُن أَ َح‬ « -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬.ُ‫ُش ْكرًا فَنَحْ ُن نَصُو ُمه‬ ‫ق َوأَ ْولَى‬ .‫صيَا ِم ِه‬ َ َ‫ ف‬.» ‫بِ ُمو َسى ِم ْن ُك ْم‬ ِ ِ‫ َوأَ َم َر ب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫صا َمهُ َرسُو ُل هَّللا‬



“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa



sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim, no. 1130) Di antara maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesembilan Muharram adalah agar puasanya tidak menyerupai non-muslim. Point penting yang bisa dipetik adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar kita tidak tasyabbuh dengan non-muslim. Lihat saja keadaan kaum muslimin, yang nyata terlihat pada anak-anak mudanya, ingin terus meniru non-muslim dalam penampilan, model baju, gaya rambut dan segala yang menjadi ciri khas mereka. Itulah namanya tasyabbuh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengingatkan kita agar tidak tasyabbuh, meniru-niru non-muslim pada sesuatu yang menjadi ciri khas mereka. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



‫َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَ ْو ٍم فَهُ َو ِم ْنهُ ْم‬



“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2:50,92 dan Abu Daud, no. 4031. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ Al-Ghalil, no. 1269) Benarlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



ٍّ‫ضب‬ َ ‫لَتَتَّبِع َُّن َسنَ َن الَّ ِذ‬ َ ‫اع َحتَّى لَ ْو َد َخلُوا فِى جُحْ ِر‬ ٍ ‫ين ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ِش ْبرًا بِ ِشب ٍْر َو ِذ َراعًا بِ ِذ َر‬ ‫ فَ َم ْن‬: ‫صا َرى قَا َل‬ َ َّ‫ قُ ْلنَا يَا َرسُو َل هَّللا ِ ْآليَهُو َد َوالن‬, ‫الَتَّبَ ْعتُ ُموهُ ْم‬



“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim, no. 2669).



Lihat saja model rambut anak muda saat ini sama seperti yang diingatkan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam dahulu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang model rambut qaza’ seperti potongan mohawk yang ada pada anak-anak punk. Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma  mengatakan,



ْ َ ُ ‫ قَا َل قُ ْل‬.‫ع‬ ُ ‫ت لِنَافِ ٍع َو َما ْالقَ َز‬ ‫ع قَا َل‬ ِ ‫ نَهَى َع ِن القَ َز‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫أ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ْ ُ ‫صبِ ِّى َويُ ْت َر‬ ُ َ‫يُحْ ل‬ َّ ‫س ال‬ . ٌ‫ك بَعْض‬ ِ ‫ق بَعْضُ َرأ‬



“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang qaza’.” Aku (Umar bin Nafi’) berkata pada Nafi’, “Apa itu qaza’?” Nafi’ menjawab, “Qaza’ adalah menggundul sebagian kepala anak kecil dan meninggalkan sebagian lainnya.” (HR. Muslim, no. 2120) Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa para ulama berijmak (bersepakat) bahwa qaza’ itu dimakruhkan jika rambut yang digundul tempatnya berbeda-beda (misalnya: depan dan belakang gundul, bagian samping tidak gundul, -pen) kecuali jika dalam kondisi penyembuhan penyakit dan semacamnya. Yang dimaksud makruh di sini adalah makruh tanzih (artinya: sebaiknya ditinggalkan). … Ulama madzhab Syafi’iyah melarang qaza’ secara mutlak termasuk laki-laki dan perempuan. Lihat Syarh Shahih Muslim, 14:90-91. Demikian khutbah pertama ini. Moga Allah memberi taufik dan hidayah.



‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬  



Khutbah Kedua ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن نَبِيَّنَا‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬، ُ‫أَحْ َم ُد َربِّي َوأَ ْش ُك ُره‬ ُ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬ ٍ ‫صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس‬ Amma ba’du … Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah … Ingin mudah mendapatkan syafaat pada hari kiamat? Rutinkanlah puasa sunnah, ada puasa sunnah Senin-Kamis, puasa ayyamul bidh (13, 14, 15 Hijriyah), puasa tiga hari setiap bulannya, puasa Daud, puasa Arafah dan puasa Asyura (10 Muharram, yang



‫‪diiringi dengan 9 Muharram). Berusahalah agar kita mempunyai sebagian amalan puasa‬‬ ‫‪sunnah tersebut.‬‬ ‫‪Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi‬‬



‫الصِّ يَا ُم َو ْالقُرْ ُ‬ ‫ان لِ ْل َع ْب ِد يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬ ‫آن يَ ْشفَ َع ِ‬



‫‪wa sallam bersabda,‬‬



‫‪“Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari‬‬ ‫‪kiamat kelak.” (HR. Ahmad, 2: 174. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.‬‬ ‫)‪Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 984.‬‬ ‫‪Moga dengan izin Allah dan ridha-Nya, kita dimudahkan mendapatkan syafaat‬‬ ‫‪Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat. Di antara amalan untuk mudah‬‬ ‫‪mendapatkan syafaat adalah memperbanyak shalawat, terutama di hari Jumat ini.‬‬ ‫‪Ingatlah pula doa pada hari Jumat adalah doa yang mustajab, moga doa-doa kita‬‬ ‫‪diperkenankan oleh Allah.‬‬ ‫‪ ‬‬



‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ يُ َ‬ ‫صلَّي َ‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪،‬‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬ ‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ ‫إِنَّ َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫ِ‬ ‫المؤ ِمنِي َْن َو ْ‬ ‫ت َو ْ‬ ‫ك‬ ‫ت إِنَّ َ‬ ‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ‬ ‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬ ‫َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬ ‫ك َما تُبَلِّ ُغنَا بِ ِه‬ ‫ك َو ِم ْن طَا َعتِ َ‬ ‫اصي َ‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْق ِس ْم لَنَا ِم ْن َخ ْشيَتِ َ‬ ‫ك َما يَحُو ُل بَ ْينَنَا َوبَي َْن َم َع ِ‬ ‫ارنَا َوقُ َّوتِنَا‬ ‫َجنَّتَ َ‬ ‫ت ال ُّد ْنيَا َو َمتِّ ْعنَا بِأ َ ْس َما ِعنَا َوأَ ْب َ‬ ‫صيبَا ِ‬ ‫ين َما تُهَ ِّو ُن بِ ِه َعلَ ْينَا ُم ِ‬ ‫ك َو ِم َن ْاليَقِ ِ‬ ‫ص ِ‬ ‫ار َ‬ ‫ث ِمنَّا َواجْ َعلْ ثَأْ َرنَا َعلَى َم ْن ظَلَ َمنَا َوا ْنصُرْ نَا َعلَى َم ْن َعا َدانَا‬ ‫َما أَحْ يَ ْيتَنَا َواجْ َع ْلهُ ْال َو ِ‬ ‫صيبَتَنَا فِى ِدينِنَا َوالَ تَجْ َع ِل ال ُّد ْنيَا أَ ْكبَ َر هَ ِّمنَا َوالَ َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا َوالَ تُ َسلِّ ْ‬ ‫ط‬ ‫َوالَ تَجْ َعلْ ُم ِ‬ ‫َعلَ ْينَا َم ْن الَ يَرْ َح ُمنَا‬ ‫اف ‪ ،‬وال ِغنَى‬ ‫ك الهُ َدى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إنَّا نَسْأَلُ َ‬ ‫ُ‬ ‫اآلخ َر ِة‬ ‫ب ِ‬ ‫ى ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫ور ُكلِّهَا َوأَ ِجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَحْ ِس ْن َعاقِبَتَنَا فِى األ ُم ِ‬



‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫َو َ‬ ‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس ٍ‬ ‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬ ‫َو ِ‬