Kitab Yang Membahas Jarh Wa Ta'dil 4 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • axthu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KITAB-KITAB YANG MEMBINCANGKAN AL-JARH WA AL-TA’DIL Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Jarh Wa Ta’dil Dosen Pengampu : H. Sukardi, M.Ag



Disusun Oleh : Andini Aurellya Azizah



20.01.1149



Firda Syahidah



20.01.1145



Gilar Agiskara



22.01.1421



Hamzah Fikri Dienul Haq



22.01.1382



Kahfi Maulana Nursadin



22.01.1366



Memey Maesaroh



22.01.1355



Shidiq Permanataen



20.01.1163



PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM BANDUNG 2022 M/ 1444 H



DAFTAR ISI DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB I : PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 C. Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 BAB II : PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 A. Kitab Yang Membahas Tentang Jarh Wa Ta’dil. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 B. Kitab Tahdzibul Kamal. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7 C. Kitab Tahdzibul Tahdzib. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9 D. Kitab Taqribut Tahdzib. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 E. Kitab Mizanul I’tidal. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 BAB III : PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23 A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, bahwa hadits menempati urutan ke dua sebagai sumber ajaran islam setelah al-quran. Hal ini tidak diperselisihkan lagi oleh para ulama, terutama berhujjah dengan hadits shahih. Mengingat penetapan shahih dan dha’ifnya hadits didasarkan pada beberapa perkara, antara lain keadilan dan kedhabitan perawi, atau cacatnya keadilan dan kedhabitan mereka, maka para ulama telah menyusun berbagai kitab yang menjelaskna mengenai keadilan dan kedlabitan para perawi yang diambil dari para imam mu’addil (yang ahli dalam menetapkan keadilan atau cacat seseorang) dan terpercaya. Ini dikenal dengan nama at-ta’dil. Selain itu juga disusun berbagai kitab yang menjelaskan cacatnya aspek keadilan sebagian perawi, termasuk kedlabitan dan hafalan mereka, yang diambil dari para imam yang tidak memiliki sikap ta’ashub (fanatik terhadap terhadap golongan). Ini dinamakan dengan jarh. Dari sini pula kitab-kitab tersebut dinamakan dengan kitab-kitab Jarh Wa Ta’dil. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja kitab yang membahas tentang Jarh Wa Ta’dil? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui kitab yang membahas tentang Jarh Wa Ta’dil.



3



BAB II PEMBAHASAN A.



Kitab Yang Membahas Tentang Jarh Wa Ta’dil Berikut adalah karya-karya dalam studi Al-Jarh Wa Al-Ta’dil: 1. Kitab Ma’rifah al-Rijal, karya Yahya Ibn Ma’in (w. tahun 233 H), sebagiannya berbentuk manuskrip. 2. Kitab al-Dhua’fa al-Kabir dan al-Dhu’afa al-Shaghir, buah tangan Imam Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari (w. tahun 256 H), dicetak di India . Karya beliau yang lainnya: al-Tarikh al-Kabir, al-Tarikh al-Awsath, dan al-Tarikh al-Shaghir. 3. Kitab al-Tsiqat, karya Abu al-Hasan Ahmad Ibn Abdillah Ibn Shalih al‘Ijliy (w. tahun 261 H), dalam bentuk manuskrip. 4. Kitab al-Dhu’fa wa al-Matrukin, karya Abu Zur’ah Ubaydillah Ibn abd alKarim al-Razi (w. tahun 264 H), manuskrip. 5. Kitab al-Dhu’afa wa al-Kadzdzabun wa al-Matrukun min Ashhab al-Hadits, karya Abu Utsman Said Ibn Amr Al-Bardza’i (w. tahun 292 H). 6. Kitab al-Dhu’afa’ wa al-Matrukin, karya Imam Shamad Ibn Ali al-Nasa’iy (w. tahun 303 H), dicetak di India bersama kitab al-Dhu’afa karya Imam alBukhari. 7. Kitab al-Dhu’afa, karya Abu Ja’far Muhammad Ibn Amr Ibn Musa Ibn Hammad al-Uqayliy (w. 322 H), dalam rupa manuskrip. 8. Kitab Ma’rifah al-Majruhin min al-Muhadditsin, karya Muhammad Ibn Ahmad Ibn Hibban Al-Bustiy (w. tahun 354H), manuskrip. Karya manuskrip lainnya adalah al-Tsiqat. Selain itu ada juga karya yang menulis secara umum para perawi hadis, diantaranya adalah: 9. Kitab al-Tarikh al-Kabir, karya Imam Bukhari (w. tahun 256 H) mencakup atas 12315 biografi sebagaimana dalam naskah yang dicetak dengan nomor. 10. Kitab al-Jarh wa al-Ta`dil, karya Abdurrahman Ibn Abi Hatim al-Razi (w. tahun 327 H), merupakan salah satu kitab al-Jarh wa al-Ta`dil terbesar yang kini ada, dan memberi banyak faidah. Kitab ini memuat banyak penilaian



4



para imam al-Jarh wa al-Ta`dil terhadap para perawi hadis. Ia merupakan resume besar dari upaya para pendahulu ilmu ini. Selanjutnya ada pula karya dalam studi ini yang khusus membicarakan rijal al-hadits yang terdapat dalam kitab-kitab hadis karya para imam hadis, baik rijal al-hadis dalam kitab hadis tertentu, maupun rijal al-hadis dalam berbagai karya kitab hadis. Berikut ini adalah di antaranya: 11. Kitab Asamiy Man Rawa ‘anhum al-Bukhari dalam manuskrip karya Ibn Qaththan Abdullah bin ‘Ady Al-Jurjani (w. tahun 360 H). 12. Kitab Dzikr Asma’ al-Tabi`in wa Man ba’dahum Min Man Shahhat Riwayatuhu minal-Tsiqat ‘inda al-Bukhari berbentuk manuskrip, karya Abu al-Hasan Ali Ibn Umar al-Daraquthniy (w. tahun 385 H). 13. Kitab al-Hidayah wa al-Irsyaad fi Ma’rifah Ahl al-Tsiqah wa al-Sadad, karya Abu Nashr Ahmad Ibn Muhammad al-Kalabadziy (w. tahun 398 H), khusus memuat transmiter Imam Bukhari dalam bentuk manuskrip. 14. Kitab al-Ta’dil wa al-Tarjih li Man Rawa ‘anhu al-Bukhari fi al-Shahih, karya Abu al-Walid Sulayman Ibn Khalaf al-Baji al-Andalusiy (w. tahun 474 H), manuskrip. 15. Kitab al-Ta’rif bi Rijal al-Muwaththa’, manuskrip karya Muhammad Ibn Yahya Ibn al-Hidza al-Tamimiy (w. tahun 416 H). 16. Kitab Rijal Shahih Muslim, karya manuskrip Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Manjawaih Al-Ashfahani (w. tahun 247 H) 17. Kitab Rijal al-Bukhari wa Muslim, manuskrip karya Abu al-Hasan Ali Ibn Umar al-Daraquthniy (w. tahun 385 H). 18. Kitab Rijal al-Bukhari wa Muslim, karya Abu Abdillah al-Hakim alNaisaburiy (w.tahun 404 H), telah dicetak. 19. Kitab al-Jam’i Bayna Rijal al--Shahihayn, karya Abu al-Fadhl Muhammad Ibn Thahir al-Maqdisy (w. tahun 507 H), tercetak. 20. Kitab al-Kamal fi Asma’ al-Rijal, karya al-Hafizh Abd al-Ghaniy Ibn Abd al-Wahid al-Maqdisy Al-Jumma’iliy (w. tahun 600 H), termasuk karya tertua yang sampai pada kita yang secara khusus membahas perawi Kutub al-Sittah. Kitab ini dipandang sebagai referensi pokok bagi para penulis



5



setelahnya dalam bab ini. Sejumlah ulama telah melakukan koreksi dan peringkasan terhadapnya. 21. Kitab Tahdzib al-Kamal, karya al-Hafizh al-Hajjaj Yusuf Ibn az-Zakiy AlMizziy (w. tahun 742 H). 22. Kitab Tadzkirah al-Huffazh, karya Abu Abdillah Muhammad Ibn Ahmad Ibn Utsman al-Dzahabiy (w. tahun 748 H). 23. Kitab Tahdzib al-Tahdzib, karya al-Dzahabiy. 24. Kitab Al-Kasyif fi Ma’rifah man Lahu Riwayat fi al-Kutub al-Sittah, karya Adz-Dzahabiy. 25. Kitab Tahdzib al-Tahdzib, karya al-Hafizh Ibn Hajar al-Atsqalaniy (w. tahun 852 H), merupakan ringkasan dan koreksi atas Tahdzib al-Kamal-nya al-Mizziy. Kitab ini adalah kitab yang paling dikenal dan dicetak secara terus-menerus. Di dalamnya Ibn Hajar melakukan peringkasan atas komentar al-Mizziy yang menurutnya perlu diringkas, dan menambah halhal yang pada penglihatannya terlewatkan dari pengamatan al-Mizziy di dalam kitabnya. Kitab Tahdzib al-Tahdzib adalah kitab paling baik dan paling detail. 26. Kitab Taqrib al-Tahdzib, karya Ibnu Hajar. 27. Kitab Khulashah Tahdzib al-Kamal, karya Shafiyyuddin Ahmad Ibn Abdillah al-Khazrajiy (w. tahun 934 H). 28. Kitab Ta’jil al-Manfa’ah bi Zawaid al-Kutub al-Arba’ah, karya Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Atsqalaniy. 29. Kitab Mizan al-I’tidal fi Naqd al-Rijal, karya Al-Hafizh al-Dzahabiy (w. tahun 748 H), termasuk kitab yang paling lengkap tentang biografi orangorang yang dinilai buruk (majruh). 30. Kitab Lisan al-Mizan, karya al-Hafizh Ibn Hajar al-Atsqalaniy. 31. Kitab al-Tadzkirah bi al-Rijal al-‘Asyarah, karya Abu Abdillah Muhammad Ibn Ali al-Husayniy al-Dimasyqiy (w. tahun 765 H). Kitab ini mencakup atas biografi seluruh penutur hadis dari sepuluh kitab hadis utama, yaitu : rawi-rawi yang terdapat dalam al-Kutubus-Sittah, yang menjadi objek pembahasan pada kitab Tahdzibul-Kamal-nya Al-Mizzi, ditambah rawi-



6



rawi yang ada dalam empat kitab lainnya karya imam empat madzhab: alMuwaththa’, Musnad al-Syafi`i, Musnad Ahmad Ibn Hanbal, dan Musnad Abu Hanifah yang diriwayatkan oleh al-Husain Ibn Muhammad Ibn Khasru yang memuat hadis-hadis yang ditransmisikan oleh Imam Abu Hanifah.



B.



Kitab Tahdzibul Kamal 1. Biografi Imam Al Mizzi Nama lengkap Imam Al Mizzi adalah Jamaluddin Abu al-Hujjaj Yusuf bin Zaki Abdul Rahman bin Yusuf bin Ali bin Abdul Malik bin ‘Ali bin Abi Hurairah al-Kalabi al-Qadlo’i al-Dimasyqi. Beliau lahir di daerah Halab tahun 654 H. Kemudian beliau menerima urusan ini(Ilmu Rijal Hadits). Beliau pertama kali mendengar/belajar kitab al haliyah semuanya ia terima dari Ibnu Abi Al-Khairiy tahun 675 H, Kemudian banyak kitab yang ia pelajari seperti Kutubu Sittah, Mu’jam Thabrani, dan beberapa kitab At-Tabrizdiyah dan Al-Kindiyah. beliau ber-rihlah ilmiyyah tahun 683 H dan mendengar/berguru dari Izzi Al-Harrani dan Abu Bakr bin Anmathi dan Ghaziy. Dan dia mendengar dari kota Haramain, kota Halb, kota Hamah, kota Ba’labeq dan kota lainnya. Kitab Tadzika Al-Hufadz karya Syamsudin Adz-Dzahaby. Wafat di damaskus tahun 742 H, Al-Mizzi mempunyai karya berupa kitab-kitab diantaranya Tahdzibul Kamal Fi Asmai Ar-Rijal dan Tuhfatul Asyraf Bi Ma’rifatil Athraf. Sebagai ulama besar, beliau mempunyai guru diantaranya adalah Muhyidddin An-Nawawi, Ibnu Daqiq Al-‘Ied, Ibnu Bukhari, Abu Farj Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Ad-Dimyathi, dan Ibnu Sadid dan yang lainnya. Adapun murid murid beliau yang terkenal adalah Ibnu Katsir, Adz-Dzahaby, Ibnu Subki, Al-Ala’I, Muhammad bin Ali dan yang lainnya. 2. Latar Belakang Penulisan Kitab Salah satu peradaban islam yang khas adalah peradaban ilmiyyah, Ilmu hadits adalah salah satunya. Perkembangan ilmu ini sangat pesat



7



karena banyaknya objek kajian. Ilmu Rijal Hadits adalah satu dari sekian banyaknya objek kajian dalam ilmu hadits, ilmu ini membahas keadaan/kehidupan para perawi hadits. Abu Qasim bin Asakir adalah pengarang kitab pertama tentang Ilmu Rijal hadits yaitu kitab al-Mu’jam al Musytamil ‘Ala Asmā’ al-Syuyukh al-Aimmah al-Nabl. Kitab ini membahas para guru Kutub As-Sittah. Selanjutnya ada Abdul Ghani Al-Maqdisi yang mengarang Al-Kamal Fi Asmai Ar-Rijal. Al-Mizzi yang mempelajari kitab itu tetapi Al-Mizzi merasa ada yang kurang, minim sekali informasi mengenai keadaan para perawi. Maka dari itu Al-Mizzi mulai mengarang kitab Tahdzibul Kamal Fi Asmai ArRijal yang disandarkan kepada kitab karangan Abdul Ghani Al-Maqdisi. a) Metodologi Al-Mizzi dalam mengarang kitab Tahdzib Al-Kamal 1) Kitab ini ditulis tangan oleh Al-Mizzi sebanyak 14 jilid sedangkan dalam bentuk cetakan sebanyak 35 jilid. 2) Memuat para perawi dalam kutub as sittah, bukan hanya para guru mukharij hadits akan tetapi dari para sahabat sampai para guru. 3) Disusun menggunakan metode mu’jam. 4) Menggunakan simbol untuk menunjukan perawi yang terdapat dalam kitab mana perawi itu ada. Seperti tanda kha(‫ )خ‬menunjukan bahwa perawi ada di kitab shahih bukhari, huruf mim(‫ )م‬untuk shahih muslim, dal(‫ )د‬untuk sunan abu daud, ta(‫ )ت‬untuk sunan tirmidzi, sin(‫ )س‬untuk sunan an nasai, qaf(‫ )ق‬untuk sunan ibnu majah. Dan symbol symbol lainnya yang menunjukan kepada kitab-kitab tertentu. 5) Al mizzi dalam menjelaskan perawi ia akan mengungkap nama beserta nasab untuk membedakan dengan yang mempunyai nama yang sama, kemudia mengungkap tempat tinggal, guru dan murid, kadang juga menyelipkan kisah perawi tersebut. Dan tidak lupa penilaian perawi oleh orang yang berkompeten dalam hal jarh ta’dil. 6) Memisahkan perawi yang terkenal dengan kunyah dan laqab tepatnya pada jilid terakhir. 7) Memisahkan perawi perempuan.



8



C.



Kitab Tahdzibul Tahdzib 1. Biografi Ibn Hajar Al-‘Asqalani Namanya adalah Syihab ad-Din Abi al-Fadl Ahmad ibn ‘Ali ibn Hajar al-‘Asqalani [selanjutnya disebut Ibn Hajar], lahir di Mesir 12 Sya’ban 773 H dan wafat tahun 852 H. Sejak kecil Ibn Hajar telah piatu dan diasuh oleh ayahnya yang juga merupakan ahli fiqih, bahasa dan qira’ah. Selain itu Ibn Hajar juga telah mampu menghafal al-Qur’an dengan sempurna sejak umur 9 tahun. Ibn Hajar tergolong ulama yang cukup produktif menghasilkan karya-karya dalam khazanah keislaman. Diantaranya adalah Fath alBari sebuah karya yang mencoba memberikan syarh terhadap kitab kumpulan hadits karya Imam Bukhori. Selain itu Ibn Hajar juga cukup perhatian dalam kajian Rijal al-Hadits. Diantara kitab-kitabnya adalah alIshabah



fi



Tamyiz



al-Shahabah, Tahdzib



at-Tahdzib, Taqrib



at-



Tahdzib dan Lisan al-Mizan dll. 2. Sekilas Tentang Kitab Tahdzib Al-Tahdzib



Sebagaimana ditulis dalam Muqoddimah-nya, Tahdzib al-Tahdzib merupakan



karya



Ibn



Hajar



yang



berupaya



meringkas



dan



menyempurnakan kitab Tahdzib al-Kamal karya al-Mizzi yang oleh Ibn Hajar dianggap terlalu panjang dan bertele-tele. Kemudian Ibn Hajar juga mengkritik kitab Tahdzib at-Tahdzib karya az-Dzahabi dan juga Kitab al-Kasyif yang memberikan pembahasan yang cukup panjang namun tidak memperhatikan ke-tsiqahan dan kritik jarh didalamnya, padahal kedua hal tersebut paling tidak menjadi tolok ukur utama. Selain itu juga terdapat beberapa nama yang keberadaan gurunya tidak diketahui dan tidak ada ada penjelasan lebih lanjut. 3. Metode dan Sistematika Sebagaimana yang dituliskan dalam Muqoddimah-nya, Ibn Hajar meringkas banyak bagian dari Tahdzib al-Kamal yang berupaya



9



menonjolkan penjelasan tentang jarh dan ta’dil-nya saja dan membuang penjelasan lain yang dianggap bertele-tele seperti hadits-hadits yang tidak memiliki keterkaitan. Selain itu meringkas sebagian isi kitab dengan membuang sekitar 1/3 dan menambah keterangan beberapa perawi yang biografinya disebutkan serta mengurutkannya sesuai dengan abjad. Ibn Hajar tidak membuang atau meringkas biografi yang terlalu pendek. Ibn Hajar tidak mengurutkan urutan guru sesuai urutan abjad, karena hal itu akan merusak urutan usia sehingga didahulukan yang paling banyak dijadikan sandaran. Banyak membuang keterangan dalam biografi jika tidak menunjukkan atau mengarah kepada untuk menilai ketsiqahan (tautsiq) atau mengkritik (jarh). Kitab tahdzib at-Tahdzib ini dimulai dengan abjad hamzah dengan perawi bernama Ahmad dan dengan huruf mim yang namanya Muhammad. Jika perawi memiliki nama kunyah atau nama aslinya telah dikenal atau tidak diperdebatkan maka akan dicantumkan dalam kelompok nama asli dan ditulis lagi dalam kelompok kunyah. Sedangkan jika nama aslinya tidak diketahui atau masih diperdebatkan maka dimasukkan dalam kelompok nama kunyah dan ditulis ulang dalam kelompok nama asli. Masih dalam muqaddimahnya dalam satu fasal Ibn Hajar menambahkan beberapa tanda untuk memudahkan yaitu: ‫ ع‬untuk kutubut-tis’ah ٤untuk kutubul-arba’ah ‫ خ‬untuk Shahih Bukhari, ‫ م‬untuk shahih muslim, ‫ د‬untuk Sunan Abu Dawud, ‫ ت‬untuk Sunan al-Turmudzi, ‫ س‬untuk Sunan al-Nasa’i, ‫ ق‬untuk Sunan Ibn Majah, ‫ خت‬untuk Shahih Bukhari dalam beberapa ta’liq, ‫ ي‬untuk Shahih Bukhari hanya pada al-Adab, ‫ عخ‬untuk Shahih Bukhari pada Khalq al-Ibad,



10



‫‪ untuk Shahih Bukhari pada qira’ah khalf al-Imam,‬ز‬ ‫‪ untuk Shahih Muslim pada bagian muqaddimah,‬مق‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian marasil,‬مد‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian qadar,‬خد‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian kitab tafarrud,‬ف‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian fadla’il al-Anshar,‬صد‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian masa’il,‬ل‬ ‫‪ untuk Sunan Abu Dawud pada bagian Musnad Malik,‬كد‬ ‫‪ untuk Sunan Turmudzi pada bagian Syama’il,‬نم‬ ‫‪ untuk Sunan Nasa’i pada bagian Musnad Malik,‬سي‬ ‫‪ untuk Sunan Nasa’i pada bagian Khasha’ish Ali,‬ص‬ ‫‪ untuk Sunan Nasa’i pada bagian Musnad Ali,‬عس‬ ‫‪ untuk Sunan Ibn Majah pada bagian Tafsir.‬فق‬ ‫‪Contoh Penjelasan tentang Rowi dan Jarh Wa Ta’dilnya dalam Kitab‬‬ ‫‪Tahdzib At Tahdzib Ibnu Hajar Asqalani yang diringkas dari Kitab Tahdzib‬‬ ‫‪Al-Kamal Karya Al-Mizziy.‬‬ ‫‪Berikut contoh yang terdapat dalam kitab tahdzib al-kamal.‬‬ ‫من اسمه أَحْ َمد‬ ‫‪ -1‬دفق‪ :‬أَحْ َمد بن إِب َْراهِيم بن خالد الموصلي‪ ،‬أَبُو علي‪ ،‬نزيل بغداد‪.‬‬ ‫الرحْ َم ِن بْن عوف ُّ‬ ‫سلَيْمان أَ ِبي‬ ‫ي المدني‪ ،‬وإبراهيم بْن ُ‬ ‫عبْد َّ‬ ‫عن‪ِ :‬إب َْراهِيم بْن سعد بْن ِإب َْراهِيم بْن َ‬ ‫َر َوى َ‬ ‫الز ْه ِر ّ‬ ‫س َليْمان الضبعي‪،‬‬ ‫ِإ ْس َماعِيل المؤدب‪ ،‬وإسماعيل بْن ِإب َْراهِيم بْن مقسم األسدي المعروف بابن علية‪ ،‬وجعفر ابن ُ‬ ‫وحبيب بْن حبيب الكوفي أخي حمزة بْن حبيب الزيات القارئ‪ ،‬والحكم بْن سنان الباهلي القربي‪ ،‬والحكم بْن‬ ‫الرحْ َم ِن الجمحي‪ ،‬وأبي األَحوص سالم بْن‬ ‫عبْد َّ‬ ‫ظهير الفزاري‪ ،‬وحماد بْن زَ يْد‪ ،‬وخلف بْن خليفة‪ ،‬و َسعِيد بْن َ‬ ‫َّللا النخعي‬ ‫سليم الحنفي‪ ،‬وأبي المنذر سالم ابن ُ‬ ‫عبد َّ ِ‬ ‫سلَيْمان القارئ‪ ،‬وسيف بْن هارون البرجمي‪ ،‬وش َِريك بْن َ‬ ‫القاضي‪ ،‬وصالح بْن عُ َمر الواسطي‪ ،‬والصبي (‪ )1‬بن االشعث ابن سالم السلولي‪ ،‬وأبي زبيد عبثر (‪ )2‬بْن‬ ‫ْالقَاسِم الزبيدي الكوفي‪ ،‬وعبد هللا بْن َج ْعفَ ر بْن نجيح المديني والد علي ابن المديني‪ ،‬وعبد هللا بْن المبارك‪،‬‬ ‫وعُ َمر بْن عُبَيد الطنافسي‪ ،‬وفرج بْن فضالة الشامي (فق) ‪ ،‬ومحمد بْن ثَا ِبت العبدي (د) ‪ ،‬ومعاوية بْن عبد‬ ‫الكريم الثقفي المعروف بالضال‪ ،‬وأبي العالء ناصح بْن العالء‪ ،‬ونوح بْن قيس الحداني‪ ،‬وأبي عوانة الوضاح‬ ‫ي‪.‬‬ ‫بْن َ‬ ‫عبد هللا اليشكري الواسطي ويزيد بْن زريع‪ ،‬ويوسف بْن عطية الصفار البَص ِْر ّ‬ ‫َّار‬ ‫َّللا بْن الجنيد الختلي‪ ،‬وأَحْ َمد بْن ْال َح َسن بْن َ‬ ‫عبد َّ ِ‬ ‫عنه‪ :‬أَبُو داود حديثا واحدا‪ ،‬وإبراهيم بْن َ‬ ‫َر َوى َ‬ ‫عبْد ْال َجب ِ‬ ‫الصوفي الكبير‪ ،‬وأَبُو يَ ْعلَى أَحْ َمد ْبن علي بْن المثنى الموصلي‪ ،‬وأَبُو ْالعَبَّاس أَحْ َمد بْن ُم َح َّمد بْن خالد البراثي‪،‬‬



‫‪11‬‬



‫يز بْن الجعد الوشاء‪ ،‬وأَحْ َمد بْن ُم َح َّمد بْن المستلم (‪ ، )1‬وجعفر بْن ُم َح َّمد بْن قتيبة‬ ‫وأَحْ َمد بْن ُم َح َّمد بْن َ‬ ‫عبْد ْالعَ ِز ِ‬ ‫ي الكوفي‪ ،‬والحسن بْن علي بْن شبيب المعمري‪ ،‬وحماد بْن المؤمل الضرير‪ ،‬وعبد هللا بْن أَحْ َمد بْن‬ ‫صار ّ‬ ‫األ َ ْن ِ‬ ‫َّللا بْن ُم َح َّمد بْن عُبَيد بْن‬ ‫عبْد َّ ِ‬ ‫يز البغوي‪ ،‬وأَبُو بَ ْكر َ‬ ‫َّللا بْن ُم َح َّمد ابن َ‬ ‫عبد َّ ِ‬ ‫ُم َح َّمد بْن حنبل‪ ،‬وأَبُو ْالقَاسِم َ‬ ‫عبْد ْالعَ ِز ِ‬ ‫َّللا بْن عبد‬ ‫عة عُبَيد َّ ِ‬ ‫سفيان القرشي المعروف بابن أَبي الدنيا‪ ،‬صاحب المصنفات المشهورة (فق) ‪ ،‬وأَبُو ُزرْ َ‬ ‫ي صاحب أَ ِبي ثور‬ ‫ع َم ر بن شبة ابن ُ‬ ‫الكريم الرازي الحافظ‪ ،‬و ُ‬ ‫ع َبيدة النميري‪ ،‬والفضل ابن هارون ْال َب ْغدَا ِد ّ‬ ‫سلَيْمان الحضرمي الكوفي ْال َحافِظ المعروف بمطين‪ ،‬وأَبُو أَحْ َمد ُم َح َّمد‬ ‫َّللا بْن ُ‬ ‫عبد َّ ِ‬ ‫الكلبي‪ ،‬وأَبُو َج ْعفَر ُم َح َّمد بْن َ‬ ‫بْن عبدوس بْن كامل السراج‪ ،‬ومحمد بْن غالب بْن حرب الضبي‪ ،‬تمتام‪ ،‬ومحمد بْن واصل ْال ُم ْق ِرئ‪ ،‬وموسى‬ ‫عنه‪ :‬أَحْ َمد بْن حنبل‪،‬‬ ‫َّللا الحمال‪ ،‬وكتب َ‬ ‫عبْد َّ ِ‬ ‫ي القاضي‪ ،‬وموسى ابن هارون بْن َ‬ ‫صار ّ‬ ‫بْن إسحاق بْن ُمو َسى األ َ ْن ِ‬ ‫ويحيى ابن َمعِين‪.‬‬ ‫ع ْن يحيى بْن َمعِين‪ :‬ليس به بأس‪.‬‬ ‫َّللا بْن أَحْ َمد بْن حنبل‪َ ،‬‬ ‫عبد َّ ِ‬ ‫قال َ‬ ‫َوقَال فيه أَبُو زكريا يزيد بْن ُم َح َّمد بْن إياس األزدي صاحب"تاريخ الموصل"‪ :‬ظاهر الصالح والفضل‪ ،‬كثير‬ ‫الحديث‪ ،‬توفي سنة خمس وثالثين ومئتين‪ .‬هكذا قال َوقَال أَبُو ْالقَاسِم البغوي وموسى بْن هارون‪ :‬مات فِي ربيع‬ ‫األول سنة ست وثالثين ومئتين‪ .‬زاد ُمو َسى‪ :‬ليلة السبت لثمان مضين من ربيع األول‬ ‫‪Penjelasan di atas diringkas oleh Ibnu Hajar Asqalani sebagai berikut :‬‬ ‫ذكر من اسمه أحمد‬ ‫‪1‬ـ "د فق‪ -‬أحمد" بن إبراهيم بن خالد أبو علي الموصلي نزيل بغداد‪ ،‬روى عن محمد بن ثابت العبدي وفرج‬ ‫بن فضالة وحماد بن زيد‪ ،‬وعبد هللا بن جعفر المديني ويزيد بن زريع‪ ،‬وأبي عوانة وإبراهيم بن سعد وغيرهم‪،‬‬ ‫روى عنه أبو داود حديثا واحدا‪ ،‬وروى بن ماجة في "التفسير" عن بن أبي الدنيا عنه‪ ،‬وأبو زرعة الرازي‬ ‫ومحمد بن عبد هللا الحضرمي وموسى بن هارون‪ ،‬وأبو يعلى الموصلي وأبو القاسم البغوي وآخرون‪ ،‬وكتب‬ ‫عنه أحمد بن حنبل ويحيى بن معين وقال‪" :‬ال بأس به"‪ ،‬وقال صاحب "تاريخ الموصل"‪" :‬كان ظاهر الصالح‬ ‫والفضل"‪ ،‬قال موسى بن هارون‪" :‬مات ليلة السبت لثمان مضين من ربيع األول سنة ‪ .236‬قلت‪" :‬وذكره‬ ‫ابن حبان في الثقات‪ ،‬وقال إبراهيم بن الجنيد عن بن معين ثقة صدوق"‬



‫‪Kitab Taqribut Tahdzib‬‬ ‫‪1. Karakteristik Kitab‬‬



‫‪D.‬‬



‫‪Ibnu hajar al asqalani tidak menjelaskan panjang lebar tentang biografi‬‬ ‫‪masing-masing rawi seperti dalam kitab kitab sebelumnya. Akan tetapi‬‬ ‫‪beliau hanya menyebutkan nama lengkap (baik nisbah, laqab ataupun‬‬ ‫‪kunyah) tingkat tabaqah, penilailan jarh wa ta’dil, serta wafat. Oleh karena‬‬ ‫‪itu para pengkaji lebih mudah dalam memahami maksud didalamnya.‬‬



‫‪12‬‬



Dalam sistematika penulisan Taqribut Tahdzib ini ibnu hajar al asqalani menggunakan kode-kode atau rumus untuk lebih memudahkannya ke rujukan dari masing-masing rawi. Kitab ini pun disusun secara alfabetis mulai dari alif (‫ )ا‬sampai ya (‫ )ي‬, selain itu ibnu hajar juga menambahkan bab mengenai al-kuna (nama kunyah), Al -alqab (nama laqab), al-mubhamat (rawi yang tidak disebutkan namanya dalam periwayatan) dan bab al-Nisa (perawi perempuan). a. Rowi-rowi Rowi-rowi yang dimuat pada kitab ini adalah rowi-rowi yang meriwayatkan hadits yang termuat di kitab-kitab sebagai berikut: 1) Karya Imam Bukhari •



Kitab Adabul Mufrod.







Juz-ul Qiroah Khalfal Imam.







Khalqu Af’alil ‘Ibad.







Juz-u Raf’il Yadain.







Shahih al-Bukhari Rowi yang termuat di Kitab karya imam Bukhari: Di Kitab shahih al-Bukhari diberi kode (‫ )خ‬apabila hadisnya muallaq maka diberi kode (‫)خت‬, di Kitab Adabul Mufrod diberi kode(‫)بخ‬, di Kitab khalqu af'alil 'Ibad diberi kode (‫)عخ‬, di Kitab Juz-u aal-qiroah diberi(‫)ر‬, di Kitab Raf'ul yadain diberi kode (‫)ي‬.



2) Karya Imam Muslim •



Shahih Muslim







Muqaddimah ash-Shahih Rowi yang termuat di Kitab karya imam Muslim: Di Kitab shahih Muslim diberi kode (‫)م‬, di Kitab Muqaddimah shahihnya diberi kode (‫)مق‬.



3) Karya Imam Abu Dawud •



Al-Marosil







Kitab an-Nasikh







Kitab at-Tafarrud 13







Musnad Malik







Fadhail al-Anshor







Kitab al-Qadr







Kitab al-Masail







Sunan Abu Dawud Rowi yang termuat pada Kitab karya Abu Dawud: Pada Kitab sunan Abu Dawud diberi kode (‫)د‬, pada Kitab alMarosil diberi kode (‫)مد‬, pada Kitab Fadhail al-Anshor (‫)صد‬, pada Kitab An-Naasikh (‫) خد‬, pada Kitab al-Qadar diberi kode (‫)قد‬, pada Kitab at-Tafarrud diberi kode (‫)ف‬, pada Kitab alMasail diberi kode (‫ )ل‬dan pada Kitab Musnad Malik diberi kode (‫)كد‬.



4) Karya Imam Tirmidzi •



Kitab asy-Syamail







Sunan At-Tirmidzi Rowi yang termuat pada Kitab karya at-tirmidzi: Pada Kitab sunan at-tirmidzi diberi kode (‫)ت‬, pada Kitab asy-Syamail diberi kode (‫)تم‬.



5) Karya imam an-Nasai •



Musnad Ali







Amal al-Yaum Wa an-Nailah







Musnad Malik







Khashais al-Imam Ali







Sunan an-Nasai Rowi yang termuat pada Kitab karya an-Nasai: Pada Kitab sunan an-Nasai diberi kode (‫)س‬, pada Kitab Musnad Ali diberi Kitab (‫) عس‬, pada Kitab Musnad Malik diberi Kitab (‫) كن‬, pada Kitab 'Amal al-Yaum WA al-Lailah diberi kode (‫)سي‬, dan pada Kitab Khashais al-Imam Ali diberi kode (‫)ص‬.



6) Karya Ibnu Majah



14







Sunan Ibnu Majah







Kitab at-Tafsir lbni Majah Rowi yang termuat pada Kitab karya Ibnu Majah: Pada Kitab sunan Ibnu Majah diberi kode (‫ )ق‬dan pada Kitab at-tafsirnya diberi kode (‫)فق‬. Apabila ada rowi yang termuat di seluruh Kitab yang telah disebutkan, maka diberi kode (‫)ع‬, apabila ada rowi yang termuat di Kitab di atas namun tidak termuat di Bukhari dan Muslim maka diberi kode (٤) . Dan rowi yang tidak memiliki riwayat pada kitab-kitab tersebut diberi kode (‫)تمييز‬.



b. Tingkatan Rowi Ditinjau Dari Segi Zaman 1. Ash-Shahabah 2. Kibar at-Tabi’in, seperti Ibnu Musayyab atau mukhadromun (orang yang hidup dalam kejahiliyahan pada zaman Rasulullah dan tidak pernah melihat Rasulullah lalu dia masuk Islam sesedah Nabi wafat. Jumlahnya ada 20 orang). Tingkatan pertama dan kedua itu hidup sebelum 100 H. 3. Wustha Tabi’in, seperti al-Hasan dan Ibnu Sirin. 4. Rowi yang periwayatan nya kebanyakan dari kibar at-Tabi’in, seperti az-Zuhri dan Qatadah. 5. Shugra at-Tabi’in, rowi-rowi yang meriwayatkan satu hadits atau dua hadits dan tidak ada kepastian bagi sebagian mereka mendengar dari sahabat, seperti al-A’masy. 6. Rowi yang sezaman dengan tingkatan kelima akan tetapi tidak ada kepastian bertemunya mereka dengan para sahabat, seperti Ibnu Juraij. 7. Kibar atba’u at-Tabi’in, seperti Malik dan Sufyan ats-Tsauri. 8. Wustha atba’u at-Tabi'in, seperti Ibnu ‘Uyainah dan Ibnu ‘Ulayyah. Tingkatan ketiga sampai kedelapan hidup sesudah 100 H. 9. Shugra atba’u at-Tabi’in, seperti Yazid bin Harun, As-Syafii, Abu Dawud ath-Thayalisi dan AbdurRazaq.



15



10. Kibar atba’u atba’i tabi’in, yaitu orang tidak bertemu dengan tabi’in. Seperti Ahmad bin Hanbal. 11. Wustha atba’u atba’i tabi’in. Seperti: Adz-Dzuhli dan al-Bukhari. 12. Shighar atba’u atba’i tabi’in. Seperti imam at-Tirmidzi dan saya masukkan sebagian guru-guru imam yang enam, yaitu orang yang wafatnya sedikit terakhir. Seperti: sebagian guru an-Nasai dan saya sebutkan kewafatan orang yang saya tahu tahun wafatnya. c. Tingkatan Rowi Ditinjau Dari Segi Kredibilitasnya 1. Sahabat 2. Rowi yang diperkuat pujiannya, baik menggunakan sighah mubalaghoh ‫أَ ْف َع ُل‬, seperti ‫ أوثَقُ الناس‬atau dengan pengulangan lafadz pujian secara lafadz atau makna, seperti ‫ ثقة ثقة‬atau ‫ثقة حافظ‬. 3. Rowi yang dipuji tanpa diperkuat pujiannya, seperti: ‫ عدل‬،‫ ثبت‬،‫ متقن‬،‫ثقة‬. 4. Rowi yang derajatnya sedikit kurang dari tingkatan ketiga, diberi penilaian dengan ungkapan ‫ ليس به بأس‬،‫ ال بأس به‬،‫صدوق‬. 5. Rowi yang derajatnya sedikit kurang dari tingkatan keempat, diberi penilaian dengan ungkapan ‫ تغير‬،‫ يخطئ‬،‫ له أوهام‬،‫ صدوق يهم‬،‫صدوق سيّئ الحفظ‬ ‫بأخرى‬ 6. Rowi yang tidak meriwayatkan hadist kecuali sedikit dan tidak pasti sebab hadisnya ditinggalkan, diberi penilaian dengan ungkapan ‫مقبول‬ apabila ada mutabi’ dan jika tidak ada diberi nilai dengan ungkapan ‫لين‬ ‫الحديث‬. 7. Rowi yang meriwayatkan darinya lebih dari satu orang dan tidak didapati pentsiqohan, diberi penilaian dengan ungkapan ‫ مجهول‬،‫مستور‬ ‫الحال‬. 8. Rowi yang tidak dinilai baik dan didapati penilaian lemah akan tetapi tidak dijelaskan kelemahannya, diberi penilaian dengan ungkapan ‫ضعيف‬. 9. Rowi yang meriwayatkan darinya hanya satu orang saja dan tidak ada penilaian ta’dil baginya, diberi penilaian dengan ungkapan majhul.



16



10. Rowi yang sama sekali tidak ada penilaian ta'dil dan justru dinilai dhaif dan dicela. Diberi penilaian dengan ungkapan ‫ واهي‬،‫ متروك الحديث‬،‫متروك‬ ‫ ساقط‬،‫الحديث‬. 11. Rowi yang tertuduh dusta 12. Rowi yang disebut dengan sebutan pembohong atau pemalsu.



E.



Kitab Mizanul I’tidal Mizan Al-I’tidal adalah salah satu kitab yang membahas tentang penilaian periwayat-periwayat hadis. Kitab ini merupakan kitab yang membahas para rawi yang sedikit banyak bermasalah sehingga dengan adanya kitab ini membantu para pelajar, khususnya yang bergelut di bidang hadis untuk mengetahui kualitas periwayat-periwayat hadis. 1. Biografi Penulis Kitab Mizan Al-I’tidal Imam Adz-Dzahabi atau yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman ibn Qemaz ibn Abdullah adz-Dzahabi merupakan keturunan Bani Tamim. Beliau lahir di daerah Miyafariqin Rabiul Akhir tahun 673H. Ketika az-Zahabi masih muda, dia pergi ke salah satu pengajar, Alauddin Ali ibn Muhammad al-Halbi yang terkenal dengan al-Bashbash. Gurunya tersebut merupakan orang yang paling bagus tulisannya. Ketika mencapai umur 18 tahun, beliau mulai memusatkan perhatian pada dua ilmu yang pokok, yakni al-qira’at dan hadits. Dalam mencari ilmu, Az-Zahabi tidak pergi ke banyak negeri sebagaimana kebiasaan ulama’-ulama’ lain. Ia hanya melakukan rihlah ke tiga Negara, yakni Syam, Mesir, dan Hijaz ketika musim haji. Beliau wafat Tarbah Ummu as-Shalih pada 3 Dzul Qa’dah tahun 748 H. 2. Studi Kitab Mizan al-I’tidal fii Naqd al-Rijal Judul lengkap Kitab ini adalah Mizanul I’tidal fii Naqd ar-Rijal. kitab ini merupakan karya masterpiece ad-Dzahaby dalam kajian ilmu kritik rijal (naqd ar-rijal) dalam studi jarh atau ta’dil. Kitab ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2009 M/1430 H di Beirut/Lebanon.



17



Kitab ini merupakan salah satu ensiklopedi terlengkap yang berisi biografi para rijal hadits yang sedikit banyak memiliki masalah, mulai dari perawi yang benar-benar pendusta atau pemalsu (kadzdzab, wadlla’,) dsb. Hingga perawi tsiqah yang “bermasalah”, seperti melakukan bid’ah (tsiqat atsbat alladzina fihim bid’a ), dsb. Mizan al-I’tidal merupakan suatu ensiklopedia yang menjelaskan tentang kajian transmisi hadits Nabi dan atsar yang aku susun setelah kitab al-Mughny. Di dalamnya terdapat sekian nama para perawi hadits, sebagai tambahan dari kitab al-Mughny yang mayoritas dinukil dari kitab al-Hafil sebagai pelengkap kitab al-Kamil karya Ibnu ‘Addy. Kitab Mizan al-I’tidaljika ditinjau dari segi coraknya, maka sudah jelas bercorak al-jarh wa al-ta’dil. Kitab ini terdiri dari lima jilid yang disusun berdasarkan huruf hijaiyah, yaitu: a. Pada jilid pertama terdiri dari 2470 perawi, 616 halaman, dimulai dari huruf alif (‫ )األلف‬sampai kha’ (‫)الخاء‬. b. Jilid 2 terdiri dari 2588 perawi, 600 halaman, dimulai dari huruf dal (‫ )الدال‬sampai ‘ain (‫)العين‬. c. Jilid 3 terdiri dari 1550 perawi, 416 halaman, dimulai dari huruf gain (‫ )الغين‬sampai lam (‫)الالم‬. d. Jilid 4 terdiri dari 1856 perawi, 424 halaman. Khusus pada jilid ini hanya mencakup huruf mim (‫ )الميم‬saja. e. Jilid 5 terdiri dari 1711 perawi, 664 halaman, mulai dari huruf nun (‫ )النون‬sampai huruf ya’ (‫)الياء‬. 3. Metode dan Sistematika Penyusunan Mizan Al-I’tidal Secara umum metode dan sistematika penyusunan kitab tersebut antara lain: a. Menggunakan sistematika mu’jam (alfabetis) dalam mengurut para perawi. Hal ini bertujuan agar kitabini lebih mudah untuk diakses. Contohnya : ‫ ) عن الحسن و ثابت ضعفه ابن معين و غيره و قال النسائي‬2 ( ‫ أشعث بن براز الهجيمي‬996 [ 1420 ] ‫متروك الحديث و قال البخاري منكر الحديث‬ 18



Juga terkadang ia mencantumkan hadits yang diriwayatkan oleh si perawi, Misalnya : ‫(صح بشر بن الوليد الكندي الفقيه سمع عبد الرحمن بن الغسيل ومالك بن أنس وتفقه بأبي يوسف‬1656 ) ‫وروى عنه البغوي وأبو يعلي وحامد بن شعيب وولي قضاء مدينة المنصور الى سنة ثالث عشرة‬ ‫ومائتي أخبرنا أحمد بن اسحاق أخبرنا الفتح بن عبد هللا الكاتب أخبرنا هبة هللا بن الحسين الكاتب أخبرنا أحمد‬ ‫بن محمد بن النقور حدثنا عيسى بن علي إمالء أخبرنا أبو القاسم عبد هللا بن محمد حدثنا بشر بن الوليد الكندي‬ ‫حدثنا إبراهيم بن سعد عن الزهري عن أنس أنه أبصر على النبي صلى هللا عليه وسلم خاتم ورق يوما واحدا‬ . ‫فصنع الناس خواتيمهم ورأى في يد رجل خاتما فضرب أصبعه حتى رمى به هذا حديث صالح اإلسناد غريب‬ b. Mencantumkan rumusan-rumusan tertentu pada setiap perawi yang haditsnya diriwayatkan oleh salah satu Imam pengarang kutub Sittah. Rumusan-rumusan tersebut adalah : 1) ( ‫ )ع‬kode untuk para perawi yang terdapat dalam al-Kutub alsittah. 2) ( ‫ )عو‬kode untuk para perawi dalam kitab sunan yang empat. 3) ( ‫ )خ‬kode untuk perawi dalam Shahih Bukhari 4) ( ‫ )م‬kode untuk perawi dalam Shahih Muslim 5) ( ‫ )د‬kode untuk perawi dalam Sunan Abu Dawud 6) ( ‫ )ت‬kode untuk perawi dalam Sunan al-Turmudzi 7) ( ‫ )س‬kode kode untuk perawi dalam Sunan al-Nasa’i 8) ( ‫ )ق‬kode untuk perai dalam Sunan Ibn Majah. Contohnya seperti :[8] [.‫ ق‬،‫ ت‬،‫بِشر بن آدم [ د‬ Maksudnya hadits yang diriwayatkan oleh Basyar bin Adam dikeluarkan oleh Abu Daud, Tirmidzy dan Ibnu Majah. c. Seringkali menjustifikasi kualitas suatu jalur sanad. d. Penggunaan kata : “Majhulun” yang seluruhnya merupakan perawi majhul versi Ibnu Abi Hatim. Adapun kata selainnya seperti fihi Jahalah.. dst, maka ia adalah pendapat ad-Dzahaby sendiri.



19



e. Hanya memuat himpunan dari beberapa biografi perawi yang “bermasalah” Mulai dari perawi yang benar-benar pendusta atau pemalsu (kadzdzab, wadlla’, dsb.) hingga perawi tsiqah yang “bermasalah”, seperti melakukan bid’ah ( tsiqat atsbat alladzina fihim bid’ah ), dsb. f. Tidak dicantumkan biografi sahabat. g. Tidak diuraikan biografi satupun biografi para Imam yang dijadikan panutan dalam masalah furu’. Seperti para imam madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) dan dua Imam hadits (Bukhari-Muslim), dsb. dengan alasan yang sama dengan sahabat. h. Struktur



Pembagian



Kitab karangan



adz-Dzahabi



ini



terbagi



dalam 8 bagian : Bagian pertama, membahas mengenai biografi rawi-rawi laki-laki dan perempuan yang diurutkan berdasarkan alfabetis (almanhaj al-mu’jam) dari alif sampai ya. Contoh : ‫ ) عن الزهري قال أبو حاتم مجهول‬6 ( ‫ابان بن الوليد بن هشام المعيطي‬19 [ 31 ] Bagian Kedua, membahas tentang kunyah-kunyah yang di awali dengan kunyah lafadz ‫أبو‬. Pada bagian kedua, az-Zahabi memulai dengan mencantumkan rawi yang bernama Abu Ibrahim (no. 9935) dan mengakhiri dengan perawi Abu Yunus (no.10762). seluruh perawi pada bagian kedua ini sebanyak 828 rawi. Contoh : ‫أبو يوسف المديني عن هشام بن عروة قال ابن معين ليس بثقة‬10760 ( . . . ) Bagian Ketiga, membahas rawi-rawi yang populer dengan ayahnya. Adz-Dzahabi mengawalinya dengan (‫)ابن‬. Rawi Ibnu A’bud (no.10763) adalah rawi pertama yang tercantum dalam bagian ketiga ini, selanjutnya Ibnu Muhammad ibn Muslimah (no.10865) adalah rawi terakhirnya. Jumlah keseluruhan rawi pada bagian ketiga ini sebanyak 103. Contoh : ‫ ابن غيالن عن عبد هللا بن مسعود في الوضوء بالنبيذ قال أبو رزعة مجهول‬10830 ( . . . )



20



Bagian keempat, membahas mengenai nasab (hubungan pertalian keluarga). Az-Zahabi mengawalinya dengan Iskaf Sa’ad ibn Dzarif (no.10866) sampai al-Waqhasi Utsman ibn Abdurrahman (no. 10920). Jumlah keseluruhan rawi pada bagian keempat ini sebanyak 55 rawi. Contoh : ‫ ت ) الوقاصي عثمان بن عبد الرحمن السعدي‬5883 (10920 Bagian kelima: membahas nama-nama rawi yang majhul. Diawali dengan rawi yang bernama Ibrahim ibn Abi Asid (no. 10921) dan diakhiri dengan rawi Abu Bakr ibn Abi Syaibah (no. 10939). Jumlah keseluruhan rawi pada bagian kelima ini sebanyak 19 rawi. Contoh : ‫إسماعيل ( د ت ) بن أميه عن أبي أبيه عن أبي هريرة قيل هو أبو اليسع وال يعرف‬10925 Bagian keenam: membahas rawi-rawi perempuan yang majhul. Diawali dengan rawi perempuan yang bernama Asma’ bint Said (no.10940), dan diakhiri dengan Hunaidah (no.11011). jumlah keseluruhan rawi pada bagian keenam ini sebanyak 72 rawi. Contoh: ‫أسماء بنت عابس عن أبيها ال تعرف روى عنها الحسن بن الحكم النخعي‬ Bagian ketujuh: membahas tentang nama-nama kunyah dari rawi-rawi perempuan. Di bagian ketujuh, az-Zahabi memulainya dengan rawi yang bernama Ummu Aban bint al-Wazi’ (no. 11012), dan dibagian akhir menyebut rawi Ummu Yunus bint Syaddad (no.11045). Rawi yang terdapat dibagian ketujuh ini sebanyak 34 rawi. Contoh : ‫ ت ) أم سعيد بنت مرة الفهرية عن أبيها ال تعرف وعنها أنيسة‬5977 (11030 Bagian kedelapan: membahas orang yang tidak disebutkan namanya dan adz-Dzahabi mengawalinya dengan lafadz ‫والددة‬. AzZahabi mengawalinya dengan Walidah Khithab ibn Shalih (no.11046) dan mengakhiri dengan rawi Walidah Ummu Hakim (no. 11061). Pada bagian kedelapan jumlah keseluruhan rawi sebanyak 16 rawi. Contoh :



21



‫ ت ) والدة خطاب بن صالح ( د ) عن سالمة وعنها ابنها‬5989 (11046 i. Kategorisasi objek yang diteliti terbagi pada10 kategori: 1) perawi yang suka berdusta dan pemalsu 2) Perawi yang suka berdusta; mengaku mendengar suatu hadits padahal sebenarnya tidak (berpura-pura mendengar). 3) Perawi yang tertuduh dengan pemalsuan atau pendustaan. 4) Perawi yang ditinggalkan dan dijatuhkan ( al-matrukun al-halaky) yaitu perawi yang banyak melakukan kesalahan, hadistnya ditinggalkan dan riwayatnya tidak dijadikan sandaran. 5) Perawi yang “berdusta” dalam dialek ( lahjah ) mereka dan tidak berdusta dalam hadits Nabi. 6) Perawi yang berpredikat hafidz yang memiliki kelemah-lembutan dalam spiritual namun memiliki kelemahan dan kelunakan dalam hal ‘adalah-nya. 7) Perawi hadits yang lemah dan tidak sampai derajat al-Hafidz, mereka memiliki justifikasi negatif berupa wahm (tuduhan negatif) dan ghalath (kesalahan), namun haditsnya tidak ditinggalkan oleh para



Huffadz,



mereka



menerima



hadits



tersebut



dalam



hal syawahid dan mutabi’ dan tidak menerimanya ketika terkait masalah ajaran pokok agama ( al-ushul ), halal dan haram. 8) Para guru yang mastur, yaitu mereka yang memiliki kelemahan dan tidak sampai predikat al-Atsbat dan al-Mutqin. 9) Orang-orang yang termasuk kategori majhul berdasarkan versi Abu Hatim



al-Razi



yang



diacu



oleh



ad-Dzahaby,



dengan



ungkapan: majhulun, atau dengan ungkapan lainnya seperti: Laa yu’rafu, fihi jahalah … 10) Para guru yang tsiqat namun mereka diketahui melakukan bid’ah atau mereka yang dijustifikasi tsiqat oleh kritikus yang komentarnya tidak diperhitungkan, disebabkan ia termasuk orang yang inkonsisten dan menyalahi dengan mayoritas kritikus. 4. Kelebihan dan Keterbatasan Kitab Mizan Al-I’tidal



22



a. Kelebihan: •



Memudahkan pengkaji untuk menemukan periwayat yang dicari karena berdasarkan alfabet.







Mencantumkan kitab-kitab sumber sehingga pengkaji dapat merujuk langsung ke kitab aslinya.



b. Keterbatasan: •



Adz-Dzahabi membatasi pada sebagian tarajum-nya dengan



menyebutkan



yang



melemahkan



tanpa



menyebutkan yang menguatkan. •



Terkadang dalam menilai seorang periwayat, adzDzahabi tidak menggunakan data yang akur



BAB III PENUTUPAN A.



Kesimpulan Kitab Tahdzibul Kamal Fi Amai Ar Rijal adalah kitab karya imam Al-Mizzi yang memuat para perawi kutubu sittah dari para sahabat sampai guru-guru para mukharij. Kitab ini disandarkan kepada kitab Al Kamal Fi Amai Ar Rijal karya Abdul Ghani Al-Maqdisi yang membahas perawi kutubi sittah. Dalam penulisannya menggunakan metode mu’jam dan dalam membahas perawi mengungkapkan nasab riwayat hidup dan pandangan ulama terhadap rawi tersebut. Kitab Tahdzib At-Tahdzib karya Ibnu Hajar al-Asqalani merupakan ringkasan dari kitab Tahdzib Al-Kamal karya Al-Mizzi dan lebih



23



menonjolkan penjelasan tentang jarh dan ta’dil-nya saja dan membuang penjelasan lain yang dianggap bertele-tele seperti hadits-hadits yang tidak memiliki keterkaitan. Kitab Taqribut Tahdzib karya Ibnu Hajar al-Asqalani merupakan ringkasan dari kitab kitab sebelumnya, yang mana kitab ini lebih ringkas untuk memudahkan para pengkaji pemula. Didalamnya ibnu hajar menggunakan kode-kode atau rumus untuk mencari rujukan ke perawi, serta ibnu hajar tidak menjelaskan panjang lebar tentang buografi pperawinya. Mizan Al-I’tidal adalah salah satu kitab yang membahas tentang penilaian periwayat-periwayat hadis. Kitab ini merupakan kitab yang membahas para rawi yang sedikit banyak bermasalah sehingga dengan adanya kitab ini membantu para pelajar, khususnya yang bergelut di bidang hadis untuk mengetahui kualitas periwayat-periwayat hadits.



DAFTAR PUSTAKA Adz-Dzahaby, Syamsuddin Abi Abdillah, Tadzkirāt al-Ḥuffāẓ, (Libanon: Daar al-Kutub al-Ilmiyah), 1998. Al-Mizzi, Yusuf bin Zaki Abdurrahman, Tahżῑb al-Kamāl Fῑ Asmā’ alRijāl, (Beirut: Muassasah al-Risalah), 1980. Al-‘Asqalaniy, Abu Fadhl Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar, Tahdzib At-Tahdzib, (India: Dairah al-Ma’arif an-nazhamiyyah), 1326 H. Al-‘Asqalaniy, Abu Fadhl Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar, Taqrib Al-Tahdzib, (Mesir: Darul Hadis Al-Qohiroh), 2009.



24



Farabi, Jurnal Pemikiran Konstruktif Bidang Filsafat dan Dakwah ISSN 1907 – 0993 E ISSN 2442 – 8264 Vol. 18 No. 2, Desember 2018. Fitria N. Laiya, Metode Penyusunan Kitab Tahzib Al-Tahzib Karya Ibn Hajar Al-‘Asqalani. Saefudin, IA. Umayah & Hasim, AF, Tela’ah Kitab Rijal Hadits Tahdzib Al Kamal fi Asmai Ar Rijal. Jurnal Studi Hadis Nusantara. Vol 1.No 2. H 1-21, 2019.



25