KK 6 (Akurasi Dan Presisi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KE 6



AKURASI DAN PRESISI ”KOLESTEROL”



NAMA



: INGGAR NAWANGSARI



PRODI



: D-IV ANALIS KESEHATAN



NIM



: 20111008



TINGKAT



: III



DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM : Moch. Abdul Rokim.S.ST



NILAI



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 1



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Dalam melakukan analisis kimia, untuk memperoleh hasil analisis yang baik maka perlu memperhatikan hal-hal berikut antara lain : Seorang analis kimia harus mencatat dengan teliti dan menghitung dengan benar setiap hasil analisis dalam log book. Analisis biasanya dilakukan beberapa kali ulangan maka analis harus menentukan angka atau hasil terbaik untuk dilaporkan. Harga terbaik diperoleh dari rata-rata beberapa kali pengukuran. Analis harus mengevaluasi hasil yang diperoleh dan menentukan batas kesalahan untuk disajikan pada hasil akhir. Maka dengan demikian seorang analis harus mampu melakukan analisa kelayakan alat yang setiap hari dipakai dalam laboratorium dengan mampu melakukan akurasi dan presisi pada alat-alat laboratorium. Selain akurasi dan presisi kalibrasi alat juga tidak kalah penting dalam menunjang hasil laboratorium yang akurat dan terpercaya. Dalam penggunaan sehari-hari, akurasi dan presisi memiliki arti yang sama. Namun, dua kata ini berdiri untuk konsep yang berbeda, ketika datang ke eksperimen ilmu pengetahuan atau metode rekayasa. Dalam pengukuran kuantitas fisik, pengamatan dipengaruhi oleh banyak faktor pendukung. Faktor-faktor ini adalah parameter parameter pengukuran. Pada pengukuran yang ideal semua parameter mempunyai nilai tertentu yang tetap, sehingga besaran yang diukur ditetapkan secara sempurna dan dapat ditentukan secara pasti. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pengertian akurasi dan presisi menurut beberapa sumber serta cara dan prosedur melakukan akurasi dan presisi pada alat fotometer Sinowa 3000.



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. DASAR TEORI Akurasi atau Ketelitian adalah akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. Akurasi didefinisikan sebagai beda atau kedekatan (closeness) antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional. Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dandapat diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang berbedabeda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah sistem tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen skunder dan alat manipulasi Yang lain. Ketelitian



(presisi)



adalah



kesesuaian



diantara



beberapa



data



pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang. Tinggi rendahnya tingkat ketelitian hasil suatu pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi hasil pengukuran. (Adam Wiryawan). Presisi



atau



Ketepatan



adalah



presisi



adalah



istilah



untuk



menggambarkan tingkat kebebasan alat ukur dari kesalahan acak. Jika pengukuran individual Dilakukan berulang-ulang, maka sebran



hasil



pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya. Presisi tinggi dari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran. Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut mempunyai akurasi tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi tinggi pada umum nya disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa dihilangkan dengan kalibrasi. Dua istilah yang mempunyai arti mirip dengan presisi adalah repeatability dan reproducibility. Repeability digunakan untuk menggambarkan kedekatan (closeness) keluaran pembacaan bila dimasukkan yang sama



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 3



digunakan secara berulang-ulang pada periode waktu yang singkat pada kondisi dan lokasi pengukuran yang sama, dan dengan alat ukur yang sama. Reproducibility digunakan untuk menggambar kedekatan (closeness) keluaran pembacaan bila masukan yang sama digunakan secara berulang-ulang. Persamaa pada keduanya adalah menggambarkan sebaran keluaran pembacaan induvidual untuk masukan yang sama. Sebaran akan mengacu pada repeatability bila



kondisi



pengukurannya



tetap,



dan



akan



mengacu



reproducibility kondisi pengukurannya berubah. Derajat repeatability dan reproducibility



dlm.



pengukuran



hanyamerupakan



alternatif



untuk



mengekspresikan presisi dari sebuah alat ukur. ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value / correct result) (Adam Wiryawan,2011). Dalam



bidang ilmu



pengetahuan, industri



rekayasa



dan statistik, akurasi dari suatu sistem pengukuran adalah tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya. Kepresisian dari suatu sistem pengukuran, adalah sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama. Sebuah sistem pengukuran dapat akurat dan tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat dan tidak akurat.



Ilustrasi diatas digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara akurasi dan presisi. Dalam ilustrasi ini, pengukuran berulang diibaratkan dengan anak panah yang menembak target beberapa kali. Akurasi menggambarkan kedekatan panah dengan pusat sasaran. Panah yang menancap lebih dekat



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 4



dengan pusat sasaran dianggap lebih akurat. Semakin dekat dengan sistim pengukuran terhadap nilai yang diterima, sistim dianggap lebih akurat. Presisi adalah ukuran kedekatan dari masing-masing anak panah dalam kumpulan tersebut. Jika sejumlah anak panah ditembakkan, jika semakin menyempit kumpulan anak panah tersebut, sistim dianggap presisi. Akurasi dan Presisi dengan Diagram Fishbone sering juga disebut dengan istilah Diagram Ishikawa. Penyebutan diagram ini sebagai Diagram Ishikawa karena yang mengembangkan model diagram ini adalah Dr. Kaoru Ishikawa pada sekitar Tahun 1960-an. Mengapa diagram ini dinamai diagram fishbone? Penyebutan diagram ini sebagai diagram fishbone karena diagram ini bentuknya menyerupai kerangka tulang ikan yang bagianbagiannya meliputi kepala, sirip, dan duri. Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan baku), machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan measurement (pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas



maupun



penyebab



yang



mungkin



lainnya



dapat



digunakan



teknik brainstorming (Pande &Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004). Diagram fishbone ini umumnya digunakan pada tahap mengidentifikasi permasalahan dan menentukan penyebab dari munculnya permasalahan tersebut. Selain digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 5



penyebabnya, diagram fishbone ini juga dapat digunakan pada proses perubahan. Scarvada (2004) menyatakan Diagram fishbone ini dapat diperluas menjadi diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram). Perluasan (extension) terhadap Diagram Fishbone dapat dilakukan dengan teknik menanyakan “Mengapa sampai lima kali (five whys)” (Pande & Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004). Diagram Fishbone dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik pada level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau manfaat dari pemakaian Diagram Fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat penggunaan diagram fishbone tersebut antara lain: 1. Memfokuskan individu, tim, atau organisasi pada permasalahan utama. Penggunaan permasalahan



Diagram akan



dalam



membantu



tim/organisasi



untuk



menganalisis



anggota



dalam



menfokuskan



tim



permasalahan pada masalah prioritas. 2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan tim/organisasi. Diagram Fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan utama secara ringkas sehingga tim akan mudah menangkap permasalahan utama. 3. Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah. Dengan menggunakan teknik brainstorming para anggota tim akan memberikan sumbang saran mengenai penyebab munculnya masalah. Berbagai sumbang saran ini akan didiskusikan untuk menentukan mana dari penyebab tersebut yang berhubungan dengan masalah utama termasuk menentukan penyebab yang dominan. 4. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi. Setelah ditentukan penyebab dari masalah, langkah untuk menghasilkan solusi akan lebih mudah mendapat dukungan dari anggota tim. 5. Memfokuskan tim pada penyebab masalah. Diagram Fishbone akan memudahkan anggota tim pada penyebab masalah. Juga dapat dikembangkan lebih lanjut dari setiap penyebab yang telah ditentukan.



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 6



6. Memudahkan visualisasi hubungan antara penyebab dengan masalah. Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada Diagram Fishbone yang telah dibuat. 7. Memudahkan tim beserta anggota tim untuk melakukan diskusi dan menjadikan diskusi lebih terarah pada masalah dan penyebabnya.



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 7



BAB III PROSEDUR KERJA



A. PRA ANALITIK 1. ALAT Dalam praktikum akurasi dan presisi, pertama tama menyiapkan perlatan yang diperlukan terlebih dahulu antara lain : a. Mikro pipet b. Yellow dan blue tipe c. Tabung serologi d. Waterbath e. Fotometer Sinowa 3000 f. Rak tabung 2. REAGEN Setelah disiapkan peralatan seperti tersebut diatas kemudian disiapkan reagen yang dibutuhkan sebagai berikut : a. Larutan standart cholesterol b. Pereaksi cholesterol c. Aquadestillata 3. SAMPEL Sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan akurasi dan presisi adalah serum. 4. PROBANDUS Nama



: Inggar Nawangsari



Umur



: 20 tahun



Jenis kelamin : Perempuan



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 8



B. ANALITIK 1. PRINSIP Cholesterol Penguraian kolesterol dan esternya menjadi peroksida dengan hidrolisis dan oksidasi enzimatik. Indikator kuinonimin dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminofenanzone yang berasal dari fenol dan peroksidase. Reaksi akhir akan membentuk warna merah muda yang intensitasnya diukur secara enzimatik. 2. PROSEDUR KERJA Cholesterol Disiapkan 22 tabung serologi : 2 tabung masing-masing blanko dan standart sesuai tabel dibawah 20 tabung diisi test sesuai dengan tabel di bawah Blanko



Standart



Test



Serum (µl)



-



-



10



Standart (µl)



-



10



-



Aquadest (µl)



10



-



-



Pereaksi (µl)



1000



1000



1000



Campur dan diinkubasi 20 menit pada suhu 20-250C atau 10 menit pada suhu inkubator (370C), kemudian dibaca pada fotometer.



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 9



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



A. POST ANALITIK 1. HARGA NORMAL Cholesterol



: 125 – 250 mg/dl



2. HASIL Tanggal



n



Xi



Xi-X dalam satuan SD



11 April 2014



1



235,67



1,05



2



205,50



-0,26



3



208,07



-0,15



4



184,14



-1,20



5



200,62



-0,48



6



187,73



-1,04



7



178,38



-1,45



8



213,84



0,1



9



173,56



-1,66



10



218,31



0,30



11



208,48



-0,13



12



198,45



-0,57



13



232,69



0,93



14



260,89



2,16



15



193,29



-0,79



16



205,84



-0,24



17



242,11



1,33



18



227,50



0,7



19



221,50



0,43



20



234,38



1,0



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 10



4280,85



= 211,54



Rata-rata



:



SD



: √∑(𝑋𝑖 − 𝑋)2



20



n-1 ∑(235,67 − 211,54)2 + (205,50 − 211,54)2 (208,07 − 211,54) + (184,14 − 211,54) + =√ (200,62 − 211,54) + (187,73 − 211,54) + ⋯ (221,50 − 211,54) + (234,38 − 211,54) 20-1 = √9895,98 19 = √520,84 = 22,82 Satuan SD



=



𝑋𝑖−𝑋 𝑆𝐷



=



235,67−21,54 22,82



= 1,05



 Satuan SD ini dikerjakan sampai sampel ke 20 dengan cara yang sama Presisi (CV%) =



Akurasi (d%)



=



𝑆𝐷 𝑋



× 100% =



(𝑇𝑉−𝑋) 𝑇𝑉



22,82 211,54



× 100% =



× 100% = 10,78%



263,34−211,54 263,34



× 100% = 19,67%



3. DOKUMENTASI



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 11



4. GRAFIK WESTGARD MULTIRULE



B. PEMBAHASAN Menurut diagram fish bone ada 5 kesalahan yang mempengaruhi hasil pemeriksaaan. Yaitu : 1. Kesalahan dari manusia a. Kurang pengetahuan b. Tenaga kerja yang kurang disiplin c. Skiilnya kurang d. Tenaga kerja yang terlalu jenuh e. Salah dalam pemipetan



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 12



f. Kelalaian tenaga kerja 2. Kesalahan dari metode a. Karyawan yang tidak mentaati SOP b. Kurangnya komunikasi antara petugas 3. Kesalahan dari alat a. Alat tidak terkalibrasi b. Kurang pemeliharan alat 4. Kesalahan dari bahan a. Mutu bahan yang akan di periksa b. Sterilitas bahan 5. Kesalahan dari lingkungan a. Kondisi di dalam ruangan ( bising, panas, kotor, berdebu, dll) b. Suhu Spesifisitas adalah suatu metode yang dapat mendeteksi suatu zat tertentu. Hanya menunjukkan positif atau negatif misal pada pemeriksaan serology. Sedangkan sensitifitas adalah kemampuan suatu metode untuk mendeteksi atau mengukur suatu zat dalam kadar terkecil. Untuk sensitifitas hanya untuk melihat suatu zat. Kesalahan Analitik bisa diuji dengan menggunakan statistik. Kesalahan dapat dibagi menjadi 2 : 1. Non Analitik a. Pra Analitik -



Pengambilan sampel



-



Salah dalam persiapan pasien



-



Salah dalam pemberian identitas



-



Pengambilan dan penyimpanan spesimen



-



Transport sampel



b. Post Analitik -



Kesalahan perhitungan atau penulisan hasil



-



Pencatatan hasil



2. Analitik



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 13



a. Sistemik adalah kesalahan teratur terlihat dengan adanya perubahan rerata nilai kontrol, dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Trend (bertahap), disebabkan oleh : -



Melemahnya sumber cahaya



-



Akumulasi kotoran dalam permukaan elektroda



-



Penurunan kualitas reagent



-



Penurunan bertahap dari kontrol suhu



-



Kerusakan bertahap pada integritas filter



2. Shift, disebabkan oleh : -



Kegagalan mendadak pada sumber cahaya



-



Formulasi reagent



-



Perubahan mendadak suhu inkubasi atau kelembapan ruangan



-



Kegagalan dalam pencampuran reagent



-



Kalibrasi yang tidak akurat



b. Random -



Pencampuran reagent yang tidak sempurna



-



Adanya gelembung atau partikel di dalam reagent



-



Masalah optik ( Pencahayaan dari fotometer )



 Akurasi dikatakan baik jika nilainya < 10%  Presisi dikatakan baik jika nilainya < 5%



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 14



BAB V PENUTUP



A. KESIMPULAN Dari praktikum akurasi dan presisi “kolesterol” dengan 20 sampel didapatkan hasil : SD = 22,82 Akurasi = 19,67 % Presisi = 10,78 % sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam praktikum ini akurasi dan presisi kolesterol kurang baik. B. SARAN Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan cara menggunakan photometer, dan cara memipet larutan sampel dan pereaksi agar hasil pemeriksaan lebih akurat. Lebih diperhatikan lagi waktu inkubasi agar hasil yang dihasilkan lebih tepat. Alat yang digunakan selalu dalam keadaan bersih dan kering.



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 15



DAFTAR PUSTAKA



Dian,



hasanah. 2011. Akurasi Vs Presisi. Diakses di http://kutubuku.web.id/2739/akurasi-vs-presisi. diakses pada tanggal 9 Mei 2014 pukul 22.00



Rhama,



sunyoto.



2013.



Akurasi



dan



Presisi.



Diakses



di



http://burunghantu0.blogspot.com/2013/10/vbehaviorurldefaultvmlo.html#.U03tEVV3tkc. Diakses tanggal 9 Mei 2014 pukul 19.00 Harsuvan,



dahliman.



2013.



Pengertian



Akurasi.



Diakses



di



http://harsupandahliiman.blogspot.com/2013/01/pengenrtian-akurasi.html. diakses pada tanggal 9 Mei 2014 pukul 20.00 Surya, agung. 2012. Akurasi dan Presisi. Diakses di http://www.chem-istry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/perlakuan-data-hasil/ketepatandan-ketelitian/. Diakses pada tanggal 9 Mei 2014 pukul 21.19



Laporan Praktikum Klinik Darah



Page 16