Klasifikasi Jenis Bahan Peledak Dan Safety Blasting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Klasifikasi Jenis Bahan Peledak dan Safety Blasting



A.



Definisi Bahan Peledak Bahan peledak (explosive) yaitu suatu bahan yang berbentuk padat



maupun cair menjadi zat lain yang lebih stabil, yang sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut dapat berlangsung pada waktu yang sangat singkat disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi. (Nurbudhi, 1993;1) Bahan peledak mempunyai peran yang sangat penting pada industri modern saat ini khususnya pada bidang pertambangan. Fungsi lain dari bahan peledak ini dalam bidang pertambangan itu sendiri yaitu untuk menaikkan produksi seperti batubara, emas, bijih besi, tembaga dll.



B.



Sejarah Bahan Peledak Bahan peledak itu sendiri pertama dikenal sekitar abad ke 17 dan jenis



yang pertama dikenalkan yaitu jenis black powder. Bahan peledak digunakan pertama kali sebagai propellant untuk peluru atau senjata yang lainnya. Dan barulah bahan peledak ini digunakan untuk memecahkan batuan-batuan dalam pertambangan didaerah eropa dan mulai berkembang seiring perkembbangan jaman digunakan untuk pembuatan konstruksi-konstruksi bangunan.



Sumber: bululengky.wordpress.com



Gambar 1 Black Powder



Lalu sekitar tahun 1802 sebuah perusahaan bernama group Du Pont mendirikan sebuah pabrik bahan peledak yang berjenis black powder yang diproduksi secara continue hingga tahun 1977. Bahan peledak ini memiliki sifat



yang sangat sensitif sekali terhadap percikan, panas dan api sehingga sulit untuk penanganannya. Dikarenakan bahan tersebut sangat sensitif sekali maka penggunaannya hanya untuk kepentingan militer, bahan isian sumbu api dan pembuatan kembang api. Nitroglyserine dan Nitroselulosa dikembangkan pada tahun 1846 tetapi tidak digunakan sebagai bahan peledak sampai Nobel menggunakan mercury fulminat yang digunakan sebagai pembuatan detonator pada tahun 1867. Dan pada tahun 1956, ANFO (amonium nitrat fuel oil) yang diperkenalkan di amerika serikat sangat menakjubkan dari laju konsumsi hampir nol pada tahun 1965 yang menjadi lebih dari satu juta ton. Lalu pada tahun 1980 ANFO mulai digunkan didaerah eropa secara luas sebagai bahan peledak, bahan peldak ANFO ini diakui sangat aman dibandingkan bahan peledak yang terdahulu dan bahan peledak yang lainnya. Dan tentu saja tidak semua barang memiliki kelebihan ANFO ini juga memiliki kelemahan yaitu sangat sensitif terhadap udara dan air. Sehingga bahan ini memerlukan penanganan pembukusan yang baik sehinnga tahan air dan udara lembab.



Sumber: bululengky.wordpress.com



Gambar 2 ANFO



Lalu kelemahan dari ANFO ini lah yang mengakibatkan penggunaan bahan ini kemudian sangat terbatas sehingga banyak para ahli yang menyempurnakan bahan-bahan lain selain ANFO yaitu dengan menciptakan bahan peledak jenis watergel yang terdiri dari amonium nitrat, air, gellin agent, dan sensitizer yang tahan terhadap air dan udara lembab. Slury yang terdiri dari nitroglyserine based, water based dan water based emultion.



C.



Klasifikasi Bahan Peledak 1. Berdasarkan komposisi 



Bahan Peledak senyawa tunggal, jenis bahan peledak ini terdiri dari satu senyawa saja. Yang merupakan bahan peledak senyawa tunggal antara lain PETN (penta erytritol tetra nitrat) dan TNT (trinitro toluen).







Bahan peledak senyawa campuran, jenis ini terdiri dari campuran senyawa tunggal.



2. Berdasarkan kepekaan Tidak semua bahan peledak dengan mudah dapat meledak apabila terkena panas, api, gesekan dan benturan. Berdasarkan kepekaannya terbagi menjadi dua yaitu: 



Bahan peledak primer, yaitu bahan peledak yang dengan mudah meledak apabila terkena api, benturan, gesekan dll. Biasanya bahan peledak jenis ini digunakan untuk mengisi detonator.







Bahan peledak sekunder, bahan jenis ini relatif tidak mudah untuk meledak apabila terkena api, benturan dan gesekan. Bahan ini akan meledak apabila ada ledakan dari detonator. Contohnya yitu ANFO dan DNT.



3. Penggunaan bahan peledak berdasarkan tujuan 



Bahan peledak militer, bahan ini lebih sering digunakan untuk keperluan militer.







Bahan peledak komersil, bahan peledak jenis ini biasanya digunakan untuk



operasi-operasi



konstruksi



atau



bangunan



sarana



dan



prasarana untuk manusia.contoh bahan peledaknya yaitu: PETN, Black powder dll 4. Berdasarkan kecepatan rambat reaksi Ledakan merupakan suatu reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik yang lainnya pada massa bahan peledakan. Dan terbagi kedalam beberapa jenis yaitu: 



Low explosive, yaitu bahan peledak dengan kecepatan rambat reaksinya dibawah 1000 m/detik.







High explosive, bahan bakar jenis ini merupakan bahan peledak yang memiliki kecepatan rambatnya diatas 1000 m/detik.



Dan



menurut



keprpres



No.



5/



1998



juga



SK



menhankam



No.SKEP/974/VI/1998 membagi bahan peledak menjadi dua golongan besar yaitu: 1. Bahan peledak industri 2. Bahan peledak militer Dan bahan peledak (handak) industri dibedakan kedalam dua kelompok sesuai dengan kecepatan gelombang kejutnya (jimeno,dkk, 1995): 



Bahan peledak cepat







Bahan peledak lemah



D.



Safety Blasting Didalam pengamanan bahan peledak tidak sembarang orang bisa



memegang atau menyentuh bahan peledak itu sendiri. ditakutkan bahan peledak ini jatuh ditangan orang yang tidak bertanggung jawab dan disalah gunakan. Maka dari itu pemerintah membuat aturan-aturan yang mengatur bahan peledak tersebut benar-benar ditangan yang tepat dan tidak disalah gunakan. Berdasarkan



keputusan



menteri



no.



555.k/26/M.PE/1995



tentang



keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan umum pada bagian bahan peledak dan peledakan dan pada bagian penyimpanan bahan peledakan yaitu salah satunya ada pada pasal 77 tentang pekerjaan peledakan pada ayat 1 yang berisi: Kepala teknik tambang pada tambang yang menggunakan bahan peledak harus membuat peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan peledakan yang dapat: 



Memastikan bahwa bahan peledak dapat digunakan secara aman dan







Memastikan bahwa pekerjaan peledakan telah sesuai dengan peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh kepala pelaksana inspeksi tambang. Lalu pada ayat 6 yang berisi tentang keselamatan blasting Dilarang merokok atau membuat nyala api pada jarak kurang dari 10



meter dari bahan peledak. Lalu pada ayat 7 yang berisi tentang keselamatan blasting



Dilarang menggunakan sumbu api untuk peledakan di tambang bijih bawah setelah tanggal yang akan ditentukan oleh kepala pelaksana inspeksi tambang.



DAFTAR PUSTAKA



Elson Sirait, 2014, “klasifikasi bahan peledak”. http://engginer012.blogspot.co.id/ 2014/05/klasifikasi-bahan-peledak.html.



Diakses



pada



tanggal



27



september 2017. Bulu lengky, “klasifikasi bahan peledak”. https://bululengky.wordpress.com /tag/ klasifikasi-bahan-peledak/. Diakses pada tanggal 27 september 2017.