Komponen Seismik Refleksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Komponen Seismik Refleksi 1. Impedansi Akustik



Gambar Impedansi Akusti (Sukmono, 1999) Impedansi akustik merupakan kemampuan suatu batuan untuk melewatkan gelombang seismik yang melaluinya. Salah satu sifat akustik yang khas pada batuan adalah impedansi akustik (IA) yang merupakan hasil perkalian (p) dan kecepatan (VP) (Sukmono,1999) Ada dua jenis Impedansi akustik, yaitu: 1) Impedansi akustik absolut, berhubungan langsung dengan impedansi akustik pada sumur. 2) Impedansi akustik relatif, berada di sekitar sumur. Sukmono, S. 1999. Interpretation Seismik Refleksi. Bandung:Jurusan Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung.



2. Koefisien Refleksi



Gambar Koefisien Refleksi (Delisatra, 2012) Koefisien refleksi adalah suatu nilai yang merepresentasikan bidang batas antara dua medium yang memiliki impedansi akustik yang berbeda. Refleksi gelombang seismic akan timbul setiap terjadi perubahan harga (IA) Perbandingan antara energy yang dipantulkan dengan energi datang pada keadaan normal adalah (Sukmono,1999) Delisatra, Geranicky. 2012. Short Cource: Seismic Interpretation & Reservoir Characterization. Jagjakarta: Universitas Gajah Mada.



3. Wavelet Wavelet merupakan gelombang harmonik yang mempunyai interval amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu (Sismanto, 2006). 1) Zero Phase Wavelet Wavelet berfasa nol mempunyai konsentrasi energi maksimum di tengah dan waktu tunda nol, sehingga wavelet ini mempunyai resolusi dan standout yang maksimum. 2) Minimum Phase Wavelet Wavelet berfasa minimum memiliki energi yang terpusat pada bagian depan. Dibandingkan jenis wavelet lain dengan spektrum amplitudo yang sama, wavelet berfasa minimum mempunyai perubahan atau pergeseran fasa terkecil pada tiap-tiap frekuensi. 3) Maximum Phase Wavelet



Wavelet berfasa maksimum memiliki energi yang terpusat secara maksimal di bagian akhir dari wavelet tersebut, jadi merupakan kebalikan dari wavelet berfasa minimum. 4) Mixed Phase Wavelet Wavelet berfasa campuran merupakan wavelet yang energinya tidak terkonsentrasi di bagian depan maupun di bagian belakang.



Jenis-jenis wavelet berdasarkan konsentrasi energinya, yaitu (1) mixed wavelet, (2) minimum phase wavelet, (3) maximum wavelet, dan (4) zero phase wavelet (Sismanto, 2006) Sismanto, 2006, Dasar-Dasar Akuisisi dan Pemrosesan Data Seismik, Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.



a) Perbedaan rangkain geophone dan larikan geophone Untuk rangkaiann geophone, di satu titik pengukuran menggunakan beberapa geophone. Sednagkan larikan geopheone lintasan 1 ke 2. b) Cara mengetahui densitas bawah permukaan pada koefisien refleksi Menggunaakn data l



AKUISISI DATA SEISMIK A. SEISMIK LAUT 



Sumbernya airgun







Dipantulkan di batas lapisan bawah permukaan dan diterima oleh receiper yaitu berupa hydropon yang menghasilkan data sermik nantinya dapat melihat hasil di bawah permukaan



B. SEISMIK DARAT C. HUKUM DASAR SEISMIK 



Azas Fermat, gelombang melewati lintasan dengan waktu tercepat.







Hukum hyugens, setiap titik pada muka gelombang akan menjadi gelombang baru.







Hukum snelius, menggunakan hukum yang direfleksikan dimana sudut datang itu sama dengan sudut pantul.



D. ASUMSI DASAR SEISMIK 



Medium bumi dianggap berlapis-lapis, dimana tiap lapisan memiliki kecepatan yang berbeda-beda.







Semakin bertambah kedalaman, maka lapisan buminya semakin kompak.







Panjang gelombang lebih kecil dari ketebalan bumi.







Pada bidang lapisan, gelombang seismik akan merambat dengan kecepatan pada lapisan bawahnya.







Kecepatan gelombang seismik akan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.



E. KOMPONEN DASAR SEISMIK a) Impedansi Akustik Impedansi akustik adalah sifat yang has pada lapisan batuan, dipengaruhi oelh densitas dan kecepatan gelombang seismik. Dimana dipengaruhi lagi oleh litologi, porositas, kandungan fluida, kedalaman tekanan, temperature.







Densitas dan kecepatan ini biasanya diukur dengan mengguanakan density dan log sonic



b) Koefisien Refleksi (KR) adalah kontras impedansi akustik pada lapisan batuan yang satu dengan batuan lain. Jadi antara 1 lapisan dengan lapisan lainya memiliki nilai AI yang berbeda, dimana AI sendiri tergantung dengan densitas dan kecepatan. Kalau udah beda kecepatan dan densitas maka nilai KR akan berbeda. 



Jika AI pasir lebih besar dari lempung di bawahnya maka depleksinya akan kekiri atau negatif, apabila AI batugamping lebih besar dari batu lempung maka AI nya akan positif lagi.



c) WAVELET, Kumpulan d) Trace Sismik, hasil konvolusi sederhana dari refektivitas bumi dengan fungsi sumber seismik ditambah dengan noise. e) Polaritas, penggambaran koefisien refleksi sebagai bentuk gelombang yang bernilai positif atau negatif. SEG mendefinisikan untuk polaritas normal. 



Pada bidang batas refleksi dimana AI2 AI1 akan berupa trough (lembahan)







Yang dapat digunakan pada zero phase.



f) Resolusi, kemampuan gelombang seismik untuk memisahkan dua objek berbeda, dibagi menjadi 2 resolusi vertikal dan horizontal. 



Resolusi seismik vertikal berkaitan dengan tuningtiknes yaitu gelombang seismik dapat memindahkan 1 lapisan dengan lapisan lainya itu ¼ lamda. Jika gelombangnya itu ¼ lamda maka dapat membedakan lapisan 1 dan lainya tidak terjadi penggabungan lapisan di ¼ lamda. Unruk ½ lamda sudah dapat memisahkan top dan botom lapisan dan tidak terjadi penggabungan.







Jika berada di 1/30 maka tidek terdektsi, apaibila ¼ lamda masih bisa bedakan lapisan 1 dan lainya. Lamda rumusnya v/f.







Resolusi horizontal, membedakan antara trace yang secara horizontal berupa sesar dan sebagainya. Resolusinya jelek berarti dia akan besar



yang didapatkan gelombangnya. Kalo gelombang nya high prekuensi maka gelombangnya akan semakin tinggi. 



Berkaitan dengan zona presnal, jika high prekuensi tinggi maka resolusinya bagus namun zonanya kecil, sedangkan zonanya lebar makan resolusinya rendah.



F. PARAMETER LAPANGAN 



Offset terjauh, memiliki target yang dalam maka offsetnya harus jauh.







Offset terdekat, kedalam target dangkal, agar terekam dengan baik







Group interval, jarak antar geophone akan menjadi parameter lapangan.







Ukuran sumber seismik, tergantung pada sumbernya. Energi yang dilepaskan ada yang lemah dan kuat yang nantinya akan di kelompokkan.







Kedalaman sumber, pada saat sudah memiliki sumber nanti akan ditempatkan di bawah lapisan lapuk nanti akan merambat kelapisan medium.







Kelipatan liputan, suatu titik di subsurface yang terekam oleh geophone. Semakin besar foldnya kualitas data semakin baik







Laju pencuplikan, akan menentukan batas maksimum frekuensi yang akan direkam oleh datanya.







Tapis potong rendah, filter untuk menurunkan amlitude







Frekuensi geophone, respon gelombang untuk merekam dengan baik dengan batas tertentu



G. PERMASALAHAN LAPANGAN 



Kedalaman



target,



dengan



meninjau



kembali



secara



geologi



yang



menunjukkan adanya target disitu. 



Kualitas refleksi, ditentukan berdasarkan data lapnganya.







Resolusi vertikal, kemampuan refleksi untuk menentukan batas-batas lapisan secara vertikal.







Kemiringan target yang tercuram







Ciri-ciri jebakan yang menjadi sasarn, melakukan identifikasi.







Noise khusus







Problem logistic team, membutuhkan tenaga yang banyak







Special proses yang mungkin diperlukan, permasalah yang kecil



H. NOISE SEISMIK REFLEKSI







Noise koheren adalah noise yang dapat terbaca atau yang bisa terekam dengan pola-pola khusus -



Ground roll, terdapat di data seismik darat yang dicirikan dengan amplitude yang kuat dan frekuensi yang rendah.



-



Multiple, terdapat pada data seismik laut dalam berbentuk kenampakan refleksi sekunder akibat gelombang yang terpreangkap.







Noise tidak koheren adalah noise yang muncul pada rekaman data seismic dengan pola acak.



I. DEKONVOLUSI Tahapan untuk melakukan koreksi terhadap efek filter bumi tersebut sehingga diperoleh hasil dimana wavelet yang terekam dapat dikembalikan menjadi tajam dan dengan amplitudo yang tinggi. J. ANALISA KECEPATAN 



Mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga menghasilkan nilai kecepatan yang sesuai.







Dengan analisa



kecepatan



dapat



menentukan



kedalaman,



ketebalan,



kemiringan reflektor. 



Alasan utama mencari nilai nilai kecepatan, dari kedalaman reflektor masih dalam domain waktu.







Nilai kecepatan suatu medium dipengaruhi beberapa faktor seperti litologi batuan, tekanan, suhu, porositas, densitas, kandungan fluida, umur batuan, ukuran butir, frekuensi dan gelombang itu sendiri.



K. KOREKSI NMO 



Dilakukan karena yang terekam di geophone terekam garis lengkung atau hiperbola yang dipengaruhi oleh noise. Terjadi adanya perbedaan waktu offset sebelum dan sesudahnya.







Tujuan utamanya, untuk mengembalikan masing-masing reflektor yang seharusnya ada di subsurface yang sebelumnya dari garis lengkung menjadi garis lurus.



L. STACKING Proses penjumlahan trace seismik dalam satu gather data yang bertujuan untuk meningkatkan ratio. M. TRUE AMPLITUDO RECORVERY







Upaya untuk memperoleh amplitudo gelombang seismik yang seharusnya dimiliki.







Variasi amplitudo terjadi akibat geometrical spreading, atenuasi, variasi jarak sumber-penerima dan noise. -



Variasi amplitud secara vertical atau travel-time dependent terjadi akibat geometrical spreading dan atenuasi.



-



Variasi lateral yang terjadi akibat geologi bawah permukaan, efek coupling sumber dan penerima, serta perbedaan jarak sumber-penerima.







-



Variasi amplitude yang muncul karena noise



-



Bad shots atau perekaman yang mati atau rusak.



TAR terdiri dari -



Gain removal,



-



Koreksi divergensi bola, gelombang merambat melalui bola maka semakin besar bolanya maka gelombang amplitudo yang di hasilkan sedikit.



-



Koreksi atenuasi, mengembalikan dari penyerapan gelombang atau amplitud yang hilang akibat bertambahnya kedalaman.







Pengaruh penurunan amplito -



Dari sumber menginjeksikan sumber biar ada getaran tapi getaran semakin dalam akan mengalami atenuasi atau penyerapan amplitud karena telah melewati berbagai lapisan oleh karena itu yang diterima telah terkena atuneasi.







TAR Kategori 1, dipengaruhi oleh atenuasi dan penyerapan amplitud gelombang, setelah melewati waktu yang lama maka total time nya mengalami garis lurus yang horizontal lama lama akan datar.







TAR kategori 2, dipengaruhi oleh variasi lateral akibat dari geologi bawah permukaan, jadi setelah melewati 1 perlapisan akan terjadi relatif amplitud yang tinggi.







TAR kategori 3, dipengaruhi oleh noise.







TAR kategori 4, dipengaruhi oleh noise akibat geophone atau receiper yang mati terdapat amplitud rendah dan tinggi.



N. SOFTWARE INTERACTIVE PETRPPHYSICS 



Beguna untuk memudahkan suatu pekerjaan dalam menginterpretasikan pembacaan logging.







Ip dapat melakukan interpretasi penentua litologi suatu batuan, penentuan volume shale, penentuan porositas batua, analisa multi zone, analisa multi well, dan batas formasi



O. APA ITU PETROFISIKA 



Ilmu yang mempelajari sifat batuan. Penting untuk mengetahui kualitas reservoir, jenis fluidam porositas dan permeabilitas dari suatu batuan atau formasi.







Dengan cara menggunakan data log sebagai sumber utama, parameter fisika dianalisa berdasarkan ilmu petrofisika untuk mengevaluasi formasi yang dapat memberikan informasi secara akurat mengenai zona resercoir serta sejauh mana penyebaran hidrokarbon pada suatu formasi.







Evaluasi formasi adalah proses analisa ciri dan sifat fisik batuan dibawah permukaan dengan menggunakan hasil pengukuran lubang bor yang tujuan nya



untuk



mengidentifikasi



reservoir



dan



memperkirakan



cadangan



hidrokarbon.  P. WELL LOGGING 



Well loging merupakan salah satu cara untuk mendapatkan sifat fisis batuan







Logging yaitu metode memasukkan sonde atau alat log, lalu alat tersebut akan merekam paameter fisis didalam lubang bor.







Hasil rekaman akan dihasilkan oleh data center yang ada di permukaan.



Q. JENIS LOG 



Gamma ray log







Spotaneuous potential log







Porosity log (neutron log, density log, sonic log)







Resistivity log







Caliper log







Bagian bagian log -



Log yang menunjukkan zona permeable (spontaneous potential (SP) dan Gamma Ray (GR)



-



Log yang mengukur resistivitas formasi ( Log Induction dan log lateral)



-



Log yang mengukur porositas formasi (log neutron, log densitas, dan log sonic)



R. GAMMA RAY LOG 



Gamma ray metode mengukur radiasi sinar gamma yang di hasilkan unsur radioaktif berupa uranium, thorium, potassium sepanjang dalam lubang bor.







Sering digunakan karena kemudahan dalam interpretasi dari gma ray, simpelnya gama ray tinggi berarti shalenya tinggi otomatis banyak unrus radioaktif dalam batuan sedangkan gama ray rendah shale nya rendah dan permebilitas tinggi.







Gamma ray bakal turun kalau dia menemukan batuan dengan shale rendah yang ukuran batuan halus, semakin halus batuan maka semakin tinggi shalenya maka semakin impermeabel.



S. SPONTANEUS POTENTIAL LOG 



Merekam perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang teteap dengan elektroda yang terdapat didalam lubang bor yang bergerak naik turun, yang diukur dalam satuan mV.







Kurva log SP lurus= salinitas fluida formasi (Rw) sama dengan salinitas lumpur pengeboran (Rmf) = batuan impermeabel







Kurva log sp mengalami defleksi = adanya perbedaan salinitas antar formasi dan lumpur pengeboran= bataun permeabel. -



Nilai Rw>Rmf = perubahan nilai sp positif= batuan permeable mengandung fresh water.



T. NEUTRO LOG (NPHI) 



Mengukur tingkat porositas dari suatu formasi batuan.







Prinsip kerjanya dengan menembakan neutron bertegangan tinggi kedalam formasi. Tumbukan neutron dengan atom H akan menyebabkan energi neutron melemah, kemudian detektor akan mengukur jumlah partikel neutron yang kembali dari formasi.







Semakin banyak atom H dalam formasi, maka partikel neutron yang kembali akan semakin sedikit.







Besarnya porositas batuan=jumlah energi neutron yang hilang karena atom hidrogen berkonstrasi pada pori yang terisi fluida (water atau oil).



U. DENSITY LOG (dphi)







Dengan konsep menembakkan sinar gamma kedalam formasi, dimana sinar gamma ini dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi.







Pada saat sinar gama menembus batuan, akan bertumbukan dengan elektron pada batuan yang menyebabkan sinar gama akan kehilangan sebagian energi dan sebagian dipantulkan kembali, kemudian yang ditangkap oleh detector diletakkan diatas sumber radiasi.



V. LOG SONIC (DT) 



Log sonic adalah menggambarkan waktu kecepatan suara yang dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh receiver.



W. RESISTIVITY LOG 



Rekaman tahanan jenis formasi ketika dilewati oleh kuat arus listrik, dinyatakan dalam ohm.m.







Prinsipnya dibedakan menajadi log induksi dan lateral.







Resistivitas mencerminkan batuan dan fluida yang terkandung di dalam poriporinya.







Prinsip kerjanya dengan mengukur kemampuan tahanan jenis suatu lapisan batuan untuk menghantarkan arus listrik. Nilai tanhanan jenis merupakan respon nilai porositas batuan dan fluida yang mengisi pori batuan tersebut.



X. CALIPER LOG (CALI) 



Digunakan untuk mengukur bentuk dan diameter lubang bor yang sesungguhnya untuk keperluan perencanaan atau melakukan penyemenan, serta dapat merefleksikan lapisan permeabel dan lapisan yang impermeabel.







Lapisan permeable, diameter lubang akan semakin kecil karena terbentuknya kerak lumpur (mud cake) pada dinding lubang bor.







Lapisan impermeable, diameter lubang bor akan bertambah besar karena ada dinding yang runtuh (caving)







Respond caliper berupa defleksinya sejajar dengan garis bitsixe maka dapat dikatakan sebagai tightzon (lapisan batuan yang sangat kompak).



Y. SOFTWARE HRS 



Membantu dalam melakukan interpretasi data geofisika di bidang oil dan gas. Interpretasi dapat dilakukan dengan proses inversi seismik sehingga mendapat tampilan penampang seismik berupa akustik impedansi (AI).



Z. ACOUSTIC IMPEDANCE 



Perkalian



densitas



batuan



dengan



kecepatan



gelombang



P



yang



mengidentifikasikan kemampuan batuan untuk melewatkan gelombang seismic.  AA.



Nilai AI digunakan sebagai indikator kkarakteristik reservoar. WELL SEISMIC TIE







Suatu tahapan untuk mengikatkan data sumur terhadap data seismik.







Dengan prinsip menempatkan reflektor seismic pada kedalaman yang sebenarnya dengan seismogram sumur yang bersesuain dengan suatu bidang batas.



BB.



SEISMOGRAM SINTETIK 



Rekaman seismik buatan yang dibuat dari data log kecepatan dan densitas.







Membantu mengidntifikasikan horizon (picking horizon) pada penampang seismik (litologi, umur, kedalaman, sifat fisis) karena resolusi vertikalnya lebih baik data seismik.



CC.



CHECKSHOT 



Bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara waktu dan kedalaman yang diperkukan dalam proses pengikatan data sumur terhadap data seismic.



 DD.



Mendapatkan hasil berupa first break VERTICAL SEISMIC PROFILING



 EE.



Mendapatkan rekaman penuh selama beberapa detik. INVERSI SEISMIK







Suatu teknik unruk membuat model bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai input data sumur sebagai kontrol.



FF. DATA LOG 



LOG adalah suatu grafik kedalam dari suatu data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambyngan di dalam sebuah sumur.







LOG Gama Ray







Log Density







LOG Sonic







GG.



Neutron porosity



INTERPRETASI SEISMIK REFLEKSI PETREL 



Tahapan yang dilakukan untuk menjelaskan arti geologis dari suatu penampang seismik untuk mengetahui keberadaan hidrokarbon







Membutuhkan data seismik dan data sumur, karena data seismik baik secara horizontal dan data sumur baik secara vertikal.



HH.



SOFTWARE PETREL







Digunakan untuk melakukan interpretasi data geofisika dibidang minyak dna gas.







Tahapan penggunaan metode pengolahan data, well tie, metode seismic horizon, kemudian interpretasi fault dan metode depth structur.



II. SJSJS JJ.