Kompre Anbb (KPSP) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik(Sarah,dkk;2016). Populasi anak di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 33% dari total populasi yaitu sekitar 83 juta dan setiap tahunnya jumlah populasi anak akan meningkat(Kementerian Kesehatan RI, 2016). Periode emas atau golden age period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu kali dalam kehidupan anak, karena pada masa ini tidak kurang 100 milyar sel otak siap untuk distimulasi agar kecerdasan seseorang dapat berkembang secara optimal di kemudian hari(Fitriyah, 2011). Periode ini terjadi pada 1000 hari pertama, yaitu semenjak kehamilan sampai anak berusia 2 tahun dan merupakan masa kritis yang berdampak pada perkembangan fisik dan kognisi anak(Kadi, FA;2008). Anak yang memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih sehat



sehingga



nantinya



akan



memiliki



kehidupan



yang



lebih



baik(Deki,P;2015). Tumbuh kembang anak di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius, Angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi yaitu sekitar 5−10 % mengalami keterlambatan perkembangan



umum.



Dua



dari



1.000



bayi



mengalami



gangguan



perkembangan motorik dan 3 sampai 6 dari 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara.7,8 Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 postur tubuh pendek pada balita di Indonesia mencapai 37,2 % dan setiap tahunnya terdapat peningkatan jumlah balita dengan postur tubuh pendek dan sangat pendek, sehingga presentase balita



2



postur tubuh pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi(Medise,BE;2018). Penilaian perkembangan pada anak sangat penting dilakukan agar apabila ditemukan kecurigaan penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan terjadi.5 Upaya pencegahan sedini mungkin perlu dilakukan untuk mengurangi masalah perkembangan dengan melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan setiap tiga bulan pada anak usia 0−12 bulan dan setiap enam bulan pada anak usia 12−72 bulan dan dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan. Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan mulai dari tingkat kesehatan dasar yaitu posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang bertujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. Kegiatan Posyandu meliputi penimbangan balita dan pemberian nutrisi sehingga lebih terfokus pada pertumbuhan fisik sedangkan deteksi dini untuk mengetahui masalah perkembangan anak belum diberikan secara lengkap. sehingga diperlukan upaya pencegahan penyimpangan tumbuh kembang dengan melakukan deteksi dini di Posyandu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tumbuh kembang dengan periode emas pada anak usia 0-24 Bulan di Posyandu wilayah kecamatan Jatinangor sehingga dapat dilakukan intervensi dini apabila ditemukan adanya penyimpangan pada tumbuh kembang anak. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang? 3. Apa saja indicator pertumbuhan anak? 4. Apa saja sektor-sektor perkembangan anak ? 5. Bagaimana tahapan skema rujukan atau tindak lanjut untuk masalah pertumbuhan dan perkembangan? 6. Bagaimana mendeteksi penyimpangan perkembangan anak dengan KPSP?



3



1.3. Tujuan 1. Mengetahui definisi pertumbuhan dan perkembangan 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang 3. Mengetahui indicator pertumbuhan anak 4. Mengetahui sektor-sektor perkembangan anak 5. Mengetahui skema rujukan atau tindak lanjut masalah tumbuh kembang anak 6. Mengetahui cara deteksi penyimpangan perkembangan anak dengan KPSP



4



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi hingga berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil, tetapi anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraselular, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara simultan. Dimana perbedaan pertumbuhan dan perkembangan adalah perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. (SDIDTK, 2016). 2.2.



Deteksi Penyimpangan Perkembangan Anak dengan KPSP 1. Pengertian Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua  dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. 2. Kegunaan KPSP KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.



5



3. Cara Menggunakan KPSP Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak. 4. Cara Menghitung Usia Anak             Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh :          Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.                                 Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan. 5. Cara Memilih Pertanyaan KPSP                                                                 Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. 6. Cara Menilai KPSP a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. b. Menghitung jumlah jawaban Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal (N). c. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai : 1) cara menghitung usia anak. 2) cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak. 3) apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya. 4) Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U). d. Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN). Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.  e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).



6



7. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3 keadaan dibawah ini: a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan. b. tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan. c. tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik. d. Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan  1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama. e. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. 8. Cara Mencatat Hasil KPSP Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4). Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya. Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak baik (kode N). Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu dirujuk (kode TN). 2.3. Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan I.



Pengkajian Data Tanggal....jam....tempat.... a. Data Subyektif 1) Biodata a) Nama Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain b) Umur Untuk mengetahui usia anak saat ini. Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang



7



gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus. c) Jenis kelamin Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti mengapa demikian. d) Nama orang tua Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang bersangkutan harus disertakan. e) Umur orang tua Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan. f) Agama orang tua Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat. g) Pendidikan orang tua Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang pendidikan orang tua baik ayah maupun ibu, dapat menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pula pendekatan selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien. h) Pekerjaan orang tua Pekerjaan atau pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. i) Alamat Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai epidemiologi. 2) Alasan datang Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.



8



3) Riwayat kesehatan sekarang Keadaan anak saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita suatu penyakit tertentu. Karena bila anak dalam keadaan sakit atau menderita suatu penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang. 4) Riwayat kesehatan dahulu Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi. Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya seperti pada anak anak yang menderita asma, sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena pada umumnya anak yang berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan penyakitnya. 5) Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu. Apakah ada yang menderita penyakit-penyakit menular seperti TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun seperti asma, jantung. 6) Riwayat imunisasi Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakitpenykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT 3x, hepatitis B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya, apa saat lahir langsung diimunisasi. 7) Riwayat pemberian MP-ASI Tahapan pemberian MP-ASI Tahap I : 0-6 bulan Bayi hanya membutuhkan asupan berupa ASI (ASI eksklusif) Tahap II : 6-7 bulan Tekstur MP-ASI untuk bayi 6-7 bulan bisa berupa makanan lembut agak cair atau lembut agak padat juga camilan berupa biskuit mudah lumer yang tidak membuatnya tersedak yang disebut finger food karena bisa digenggam si anak. Tahap III : 7-9 bulan Selain ASI, bayi sudah bisa diberi makanan lembek, saribuah, juga finger food. Tekstur makanan bisa dibuat lebih kasar. Tapi bila bayi belum mau atau mudah tersedak jangan dipaksa.



9



Tahap IV : 9-12 bulan ASI masih diberikan juga finger food dan saribuah. Untuk makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi tim karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa makan bersama menu orangtua. 8) Riwayat perkembangan Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori, adakalanya perkembangan anak normal sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulanya terhambat atau karena sakit. Perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali. Dapat juga perkembangan yang berlangsung pesat misalnya pada perkembangan bahasa. a. Pola nutrisi Nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari, bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam. b. Pola istirahat kKebutuhan istirahat dan tidur  Umur 0-6 bulan : 20-18 jam 



Umur 6-12 bulan : 18-16 jam







Umur 1-5 tahun : 16-12 jam







Umur 6-12 tahun : 11-9 jam



c. Pola kebersihan Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali mandi, gosok gigi, ganti baju, dan pakaian dalam sehari, dan lain-lain. d. Pola eliminasi Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat



10



penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup atau belum 9) Riwayat psikososial Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak, dan yang mengasuh mempengaruhi dalan tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang terkait dengan psikososial adalah :  Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimualasi 



Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar







Ganjaran atau hukuman yang wajar akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk tidak mengulangi tingkah lakunya







Kelompok



sebaya



untuk



proses



sosialisasi



dengan



lingkungannya 



Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari orang tuanya



b. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum -



Keadaan umum



: baik/cukup/lemah



-



Kesadaran : composmentis/somnolen/apatis



-



TTV



:



Tekanan darah Usia Neonatus 6 – 12 bulan 1 – 5 tahun 5 – 10 tahun 10 – 15 tahun



Sistolik (mmHg) 80



Diastolik (mmHg) 45



90



60



95



65



100



60



115



60



11



Nadi Umur



Denyut Nadi / menit Istirahat/bangun Istirahat/ tidur 100–180x/menit 80-160x/menit



Bayi lahir 1 minggu – 3 100-220x/menit bulan



Aktif/demam Sampai 220



80-200x/menit



Sampai 220



3 bulan – 2 80-150x/menit tahun



70-120x/menit



Sampai 220



2 tahun – 10 75-110x/menit tahun



60-90x/menit



Sampai 220



>10 tahun



55-90x/menit



Sampai 220



55-90x/menit



Pernafasan Umur Neonatus 1bulan - 1tahun 1tahun – 2tahun 3tahun – 4tahun 5tahun – 9tahun 10 tahun/ >



Rentang 30 – 60 x/menit 30 – 60 x/menit 25 – 50 x/menit 20 – 30 x/menit 15 – 30 x/menit 15 – 30 x/menit



Suhu Tubuh Umur 3 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun



Suhu 37,50C 37,70C 37,20C 370C



Rata-rata waktu tidur 35 x/menit 30 x/menit 25 x/menit 22 x/menit 18 x/menit 15 x/menit



2. Pemeriksaan Antropometri 



Berat Badan normal : -



Usia 3 – 12 bulann+9 =........kg



-



Usia 1 – 6 tahun2n + 8 =.......kg







Tinggi badan







Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar dapat diperkirakan sebagai berikut : 1 tahun  1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm 4 tahun  2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm 6 tahun 1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm 13 tahun  3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm Lingkar Kepala



: normal usia 1 tahun yakni 75 cm



12



Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ± 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Umur Kenaikan berat otak : gram/24 jam 6-9 bulan 3 kehamilan 2 Lahir – 6 bulan 0,35 6 bulan – 3 bulan 0,15 3 bulan – 6 bulan 



Lila Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.



3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) Kepala benjolan Muka Mata



: simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak



: pucat/tidak : simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak Mulut : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis, gigi susu tumbuh/belum Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid Dada : ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+), pernapasan teratur/tidak Abdomen : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak Integumen : turgor kulit baik bila kembali 2 detik Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari lengkap/tidak 1. Penilaian perkembangan menggunakan KPSP 1) Menetapakan umur anak 2) Memilih pertanyaan sesuai usia 3) Menanyakan pertanyaan pada orangtua 4) Mencatat hasil KPSP II.



Identifikasi Diagnosa Masalah a. Jika jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya (S) /normal.



13



b. Jika jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan, tentukan jadwal untuk melaksanakan pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian. c. Jika jumlah jawaban “ya”   “ya” tetap 7 atau 8 maka anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk). III.



Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi. Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang, diperoleh dari diagnosa potensial.



IV.



Identifikasi Kebutuhan Segera



V.



Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan dapat membahayakan keadaan klien. Tindakan segera meliputi tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan. Intervensi a. Bila perkembangan anak sesuai umur (“ya” =9-10), lakukan tindakan berikut : 1) Berikan pujian pada ibu 2) Teruskan pola asuhan anak sesuai pola perkembanganya 3) Ikutkan anak di posyandu, BKB/PADU 4) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat b. Bila perkembangan anak meragukan (“ya” =7-8), lakukan tindakan berikut : 1) Beri dukungan pada ibu 2) Ajarkan pada ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur 3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencai kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak. 4) Lakukan penilaian ulang 2 minggu lagi 5) Jika KPSP ulang jawaban “ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan adanya penyimpangan



14



c. Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak, buatlah rujukan ke RS dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan. (Vivian Nanny, 2010 : 67-70). VI.



Implementasi Mengacu pada intervensi dan kondisi anak



VII.



Evaluasi Sesuai dengan kriteria hasil



15



BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian / Pengumpulan Data Tanggal pengkajian : 13 Desember 2019 A. SUBYEKTIF (S) Nama anak



: An. A



Tanggal lahir



: 14-10-2016



Jenis kelamin



: Perempuan



Nama ayah



: Tn. I



Nama ibu



: Ny. I



Umur



: 27 Tahun



Umur



: 22 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pekerjaan



: Wiraswasta



Pekerjaan



: IRT



Alamat



: Rambigundam



Lama perkawinan orang tua



: 4 Tahun



Jumlah anggota keluarga



: 3 Orang



Urutan anak



: Anak Pertama



Yang mengasuh anak



: Ibu sendiri



Riwayat kesehatan sekarang



: Ibu mengatakan anaknya dalam keadaan sehat.



Riwayat penyakit yang pernah dialami : Anak pernah mengalami sakit panas, pilek dan batuk 3 bulan yang lalu. Riwayat prenatal



: Ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat kehamilan hanya mual pada trimester pertama.



Riwayat persalinan



: Ibu mengatakan riwayat persalinan anak pertama lahir secara spontan , di tolong oleh bidan, di praktik mandiri bidan, BB=3100 gram, PB= 47cm , langsung menangis.



16



Riwayat penyakit keluarga / genogram : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak



pernah



menderita



dan



tidak



sedang



penyakit



TBC,



Asma,



Hipertensi, DM, maupun penyakit menular lainnya. Data Imunisasi : 1



Jenis imunisasi



:



a. HB



: 14-10-2016



b. BCG



: 16-11-2016



c. Polio 1



: 16-11-2016



d. DPT-Hb-Hib 1



: 17-12-2016



e. Polio 2



: 17-12-2016



f. DPT-Hb-Hib 2



: 15-01-207



g. Polio 3



: 15-01-2017



h. DPT-Hb-Hib 3



: 16-02-2017



i. Polio 4



: 16-02-2017



j. IPV



: 13-07-2017



k. Campak



: 13-07-2017



2



Reaksi setelah imunisasi : Ibu mengatakan anak panas 3 hari



3



Tindakan yang dilakukan bila timbul reaksi setelah diimunisasi : Mengompres anaknya dan meminumkan obat paracetamol yang diberikan petugas



Riwayat pemberian makanan tambahan ( bila usia 1 tahun ) 8



Pola nutrisi : 3x sehari, porsi sedang, ikan laut, buah-buahan tanpa bantuan (Mandiri)



9



Pola eliminasi : BAK : 3-4 x perhari tanpa bantuan (Mandiri)



17



BAB : 2x perhari dengan bantuan 10



Pola aktivitas



: Bermain bersama dengan teman sebayanya



dirumah. Dan bisa mengenakan baju tanpa bantuan (Mandiri) 11



Pola istirahat / tidur



: Tidur siang 2 jam dan tidur selama



8 jam saat malah hari 12



Pola kebersihan : Mandi 3 kali dalam sehari dengan bantuan serta dapat menggosok gigi tanpa bantuan (Mandiri)



Data perkembangan ( tonggak tonggak perkembangan ) B. OBYEKTIF ( O ) Pemeriksaan Antropometri 13



Berat badan



: 13,9 kg



14



Tinggi / Panjang badan



: 94cm



15



Lingkar kepala



: 48cm



Menghitung umur anak Tanggal periksa : 13-12-2019 Tanggal lahir



: 14-10-2016



Umur



: 38 Bulan



Melakukan pemeriksaan : Tes daya dengar : Terdapat 2 jawaban “Ya” dari 2 pertanyaan Tes daya lihat



: Anak dapat mencontoh poster “E” sampai baris ke 3



Perkembangan menggunakan KPSP: Terdapat 10 jawaban “Ya” dari 10 pertanyaan. Kesimpulan hasil pemeriksaan : Normal 3.2 IDENTIFIKASI MASALAH Diagnosa: 1



Pertumbuhan a. Grafik lingkar kepala : Berada di Zona Hijau (Normal) b. Grafik berat badan menurut tinggi badan : Normal c. Grafik tinggi badan menurut umur : Normal



18



2



Perkembangan Kesimpulan KPSP: Normal



Masalah: Anak cenderung pemalu namun bisa mengerjakan apa yang diminta 3.3 PERENCANAAN 1.



Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu



2.



Memberikan pujian pada ibu



3.



Menjelaskan



kesimpulan



pertumbuhan dan perkembangan anaknya 4.



Menganjurkan



ibu



untuk



memberikan stimulasi di rumah untuk perkembangan anaknya yang masih belum dikuasai atau harus dikuasai pada umur selanjutnya. 5.



Menganjurkan ibu untuk selalu rutin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya ke posyandu 1 bulan sekali.



6.



Menganjurkan



ibu



untuk



memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya setiap 6 bulan sekali. 3.4 PENATALAKSANAAN 1.



Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa kondisi anak ibu dalam keadaan sehat.



2.



Memberikan pujian untuk ibu karena telah berhasil merawat anaknya dengan baik.



3.



Menjelaskan kepada ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan anak ibu berada pada status gizi normal dimana : -



Pada grafik lingkar kepala anak berada pada zona hijau yang berarti normal tidak macrochepal maupun microchepal.



-



Pada grafik berat badan berdasarkan tinggi badan anak juga normal.



19



-



Pada grafik tinggi badan berdasarkan umur juga normal tidak pendek.



-



Pada lembar KMS didapatkan hasil berat badan anak Naik sesuai dengan KBM.



4.



Menganjurkan ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang untuk usia selanjutnya yakni : -



Mencuci tangan setelah makan.



-



Menyusun kubus balok



-



Bermain petak umpet atau ular tangga



-



Memakai celana panjang dan kemeja.



5.



Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang untuk anak



6.



Menganjurkan ibu untuk rutin membawa anaknya ke posyandu 1 bulan sekali.



7.



Menganjurkan ibu memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya setiap 6 bulan sekali.



3.5 EVALUASI 1.



Selama interaksi ibu mengerti tentang kondisi anaknya saat ini



2.



Ibu merasa senang dan bangga dapat merawat anaknya dengan baik



3.



Ibu merasa senang atas hasil pemeriksaan bahwa anaknya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik.



4.



Ibu bersedia melakukan stimulasi dirumah serta dapat menyebutkan kembali stimulasi apa saja yang harus diberikan.



5.



Ibu mengerti dan mendengarkan dengan seksama tentang gizi yang baik untuk anaknya.



6.



Ibu bersedia membawa anaknya setiap bulan ke posyandu.



20



7.



Ibu bersedia memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya setiap 6 bulan sekali.



BAB 4 PEMBAHASAN



Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa Anak “A” usia 38 bulan , anak pertama tunggal, pengasuh adalah ibu. Anak “A” dalam keadaan sehat serta tidak memiliki anggota keluarga yang sedang sakit atau pernah menderita penyakit menular, menurun maupun menahun. Status imunisasi lengkap, tidak ada masalah pada nafsu makan serta sudah dapat makan dan minum secara mandiri, tidak ada masalah pada pola eliminasi serta dapat BAK dan BAB tanpa bantuan, bisa mandi dan menggosok gigi secara mandiri namun masih belum bisa menggunakan pakaian sendiri(kecuali T-Shirt dan Rok). Dilihat menggunakan KPSP terdapat 10 jawaban “Ya” dari 10 pertanyaan baik dari sector gerak kasar, gerak halus serta sosialisasi dan kemadirian. Dimana berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Masrun (dalam Yessica,2008) menunjukkan beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemandirian anak mulai dari pola asuh, usia, pendidikan , jenis kelamin dan salah satunya yakni urutan kelahiran. Dimana didapatkan pada hasil pengkajian anak merupakan anak pertama tunggal sesuai dengan penelitian tersebut didapatkan



21



semakin sedikit jumlah anak dalam keluarga dan semakin naik persepsi pola asuh demokratik yang diberikan oleh orang tuanya, maka tingkat kemandirian semakin besar. Dari hasil identifikasi masalah juga didapatkan bahwa anak cenderung pasif dan cenderung pemalu. Hal ini sesuai dengan penelitian Masrun (2008) bahwa jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sikap anak. Dimana pada hasil penelitian didapatkan bahwa anak perempuan memiliki ciri-ciri mudah dipengaruhi, sangat pasif, merasa kesulitan dalam memutuskan sesuatu, tidak percaya diri dan sangat tergantung dimana hal ini dapat mengarah pada sikap kemandiriannya. Untuk hasil pemeriksaan dari data objektif yang telah didapatkan baik melalui pemeriksaan antropometri maupun pemeriksaan stimulasi perkembangan menggunakan DDST didapat hasil bahwa Anak “A” berada pada status normal pada grafik lingkar kepala, tidak kurus , tinggi sesuai dengan usianya dan berat badan naik sesuai dengan batas kenaikan berat badan minimum serta pada pemeriksaan



menggunakan



DDST



tidak



terdapat



caution



dan



delay



(Keterlambatan) pada keempat sektor yang diujikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak “A” berada pada status gizi normal dan pertumbuhan serta perkembangannya sesuai. Hal tersebut bisa tercapai tidak luput dari peran faktor- factor pertumbuhan dan perkembangan anak yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita Marimbi (2010). Pada masa ini merupakan saat dimana sel-sel otak seorang manusia mulai berkembang



dan



bertumbuh



dengan



cepat,



menyerap



informasi



dan



mengembangkannya sesuai tingkatan pemenuhan kebutuhan yang tersedia dalam suatu kelompok masyarakat tempat manusia tersebut tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0-5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase “Golden Age”.



22



Golden Age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Sehingga pola asuh orang tua memiliki peran penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pada penelitian ini terdapat hubungan anatara pola asuh orang tua dengan perkembangan psikomototrik anak balita, nilai koefisien kontingensi (C) sebesar 0.421 artinya 42% perkembangan psikomotorik balita dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik balita seperti usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status ekonomi sosial, dan keluarga. Pola asuh yang diberikan kepada anak dapat berpengaruh, karena perilaku anak pertama kali didapat dari keluarga atau orang tua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua berhubungan dengan perkembangan psikomotorik balita pada usia 24-59 bulan.



23



BAB 5 PENUTUP 1.2. Kesimpulan Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat



irreversible



(tidak



dapat



kembali).



Perkembangan



adalah



kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang. Pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi oleh faktor genetik dan faktor eksternal. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler tersebut ditandai



dengan



peningkatan



kemandirian



yang



diperkuat



dengan



kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. 1.3. Saran Hal–hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan didikan anak usia toddler dengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan perkembangan dan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang



24



didampingi dengan perhatian juga pada gangguan – gangguan yang dialami oleh anak dan cara penanggulangan serta cara mengatasinya.



DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, R., & Rakhmadi, A. (2018). Aplikasi Pengukuran Motorik Cerebral Palsy. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 11. Abera, M. et al. 2017. “Relation between Body Composition at Birth and Child Development at 2 Years of Age: A Prospective Cohort Study among Ethiopian Children.” European Journal of Clinical Nutrition 71(12): 1411– 17. Deki P. Factors Affecting Early Childhood Growth and Development : Golden 1000 Days. Journal of Advanced Practices in Nursing.2015;01(01);1-7 Dewi, R.C., Oktiawati, A., & Saputri, L.D. (2015). Teori dan Konsep Tumbuh Kembang : Bayi, Toddler, Anak, dan Usia Remaja. Yogyakarta : Nuha Medika. Erin, Dwi. 2016. Perbandingan hasil skrining deteksi tumbuh kembang Anak usia prasekolah antara metode pemeriksaan KPSP dengan Denver II di wilayah kerja puskesmas kota Metro, kota : Unila Fitriyah UH, Hapsari RW. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Periode Emas pada Anak Usia 0−3 Tahun di Puskesmas Periode Mei−Juni 2011. 2011;05. Kadi FA, Garna H, Fadlyana E. Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)



25



dan Denver II pada Anak Usia 12−14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. 2008;10:29−33. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.2016 Medise BE. Mengenal Keterlambatan Umum Pada Anak. 2013. Tersedia dari : http://www. idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/ mengenalketerlambatan-perkembanganumum-pada-anak. Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Pawar, Manisha N, Nursing Scholar, and M G M College. 2017. “Effect of Stripping of the Umbilical Cord Blood towards the Baby at Birth on Hematological and Developmental Outcome in Infants.” 3(50): 506–10. Rajab, Abdul H. (2013). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan dan Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Kotabatu Kelurahan RAHA III Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2013, Makassar. Skripsi : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Sarah E. Cusick, Michael K. Georgieff. The Role of Nutrition in Brain Development : The Golden Opportunity of the “First 1000 Days”. The Journal of Pediatrics. 2016:15. Soetjiningsih D,. Ranuh IGN. Tumbuh kembang anak. 2nd ed: Penerbit buku kedokteran EGC; 24 Januari 2013. Sulistyawati, A. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. jakarta: Salemba Medika. Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.